Atjeh Tram: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Faiz Abbsy (bicara | kontrib) Memperbaiki artikel dari Penerjemahan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(11 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{seealso|Jalur kereta api lintas Aceh}}
{{periksaterjemahan|nl|Atjeh Tram}}
{{infobox rail
Baris 29:
}}
'''Atjeh Tram (AT)''', setelah tahun 1916 berganti nama menjadi '''Atjeh Staatsspoorwegen (ASS)''', adalah nama perusahaan kereta api milik pemerintah [[Hindia-Belanda]] dan merupakan divisi dari [[Staatsspoorwegen]] yang membangun dan mengoperasikan jalur kereta api dengan ''[[
== Sejarah ==
Pada tahun 1876, Tentara Belanda ([[KNIL
Besi yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut berasal dari [[Singapura]], Sementara kayu-kayu untuk bantalan rel berasal dari Malaka. Rel dan rolling stock dipesan
Karena kurangnya tenaga kerja, jalurnya tidak selesai sampai bulan September 1876. Lintasan itu berada di tanggul rendah dan melintasi dataran datar berawa, dengan dermaga, jembatan, dan tanpa sistem persinyalan.
Pada tanggal 1 Januari 1882 sebuah pemerintahan sipil diberlakukan di Aceh. Hak jalur tersebut dipindahkan ke ''Burgerlijk Openbare Werken'' (BOW, bagian dari layanan sipil pemerintah. Departemen ini terlibat dalam rencana pembangunan jalur tram di daerah setempat dan juga jalur untuk terhubung dengan Langsa di pantai timur di seberang Singapura. Di sisi lain militer juga masih membutuhkan jalur kereta api dan juga membutuhkan perpanjangan di pantai timur. Pada tahun 1884 dicapai kesepakatan bahwa jalur tersebut akan diambil alih oleh Atjeh Tram, walaupun untuk sementara masih dioperasikan oleh BOW yang digunakan secara luas oleh militer di bagian pantai timur, sampai pada tahun 1916 ketika menjadi bagian dari [[
=== Atjeh Tram dari tahun 1874–1882 ===
Antara pantai dan [[Kota Banda Aceh|Kota Radja]] terbentang sebidang tanah seluas kurang-lebih 5 Km yang terdiri atas tanah lumpur dan rawa-rawa, Di tanah tersebutlah banyak artileri milik [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]] yang tenggelam selama peristiwa
Pada tanggal 26 Juni 1874, Gubernur Jenderal [[James Loudon]] mengumumkan sebuah rencana pembangunan infrastruktur
Pada tanggal 5 Mei 1875 seluruh pesanan datang dari Inggris. Karena kurangnya kuli, jalurnya belum siap hingga September 1876. Lintasan itu di ''elevasi'' yang rendah serta lintasan yang melalui medan datar, dermaga dan jembatan dibangun di atas tumpukan besi. Jalur kereta tersebut tanpa ada sistem persinyalan. Untuk di wilayah Kraton, jalur diletakkan pada pintu masuk area pertahanan yang dapat ditutup dengan gerbang dan dikunci. Berdasarkan laporan pemerintah kolonial menyatakan telah berhasil dalam
<gallery>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De spoorweg bij de ingang van de kraton van de Sultan van Atjeh TMnr 60001956.jpg|Kereta api di pintu masuk ke area Kraton Sultan Aceh.
Baris 70:
* Februari 1890: Lamb Tehoe – Lam Reng
Pada 8 Juni 1884, jalur kereta api ruas Kuta Radja dan
Trem Aceh, yang harus melayani stasiun-stasiun pada jalur terkonsentrasi merupakan sasaran yang populer untuk serangan. Untuk mencegah serangan semacam itu, penduduk setempat tidak diizinkan untuk datang atau pergi ke tempat kerja
* Pada tanggal 28 Januari 1889, jembatan kereta api antara Lam Ara dan Lam Peneroet diledakkan oleh prajurit lokal dengan tambang granat, sedangkan jembatan kayu dibakar. Hanya dibawah perlindungan dua batalyon infanteri adalah mungkin untuk memperbaiki jembatan.
* Pada Oktober 1889, diputuskan untuk dibongkar sebagian dari jalur Lam Reueng ke Lam Baroe, sebagai akibat dari kerusakan berulang-ulang oleh pejuang Atjeh. Ketika pembongkaran telah berakhir, mereka mulai membuka kembali bagian yang sebelumnya dibatalkan.
<gallery>
COLLECTIE TROPENMUSEUM Militair fort naast een weg met spoorrails te Atjeh TMnr 60042941.jpg|Tram di lintas Kraton
Baris 84 ⟶ 87:
=== 1897–1903, Perang melawan [[Teuku Umar]] ===
Peperangan antara Pemerintah [[Hindia-Belanda]] melawan [[Teuku Umar]] pada tahun 1896 secara definitif mengubah strategi bertahan di Aceh menjadi serangan. Di luar garis konsentrasi, beberapa kamp patroli didirikan di lembah Aceh untuk dimasukkan dalam jaringan trem. Jalur utama secara berangsur-angsur kehilangan fungsinya sebagai cincin pertahanan dan banyak pos serta jalur trem dibongkar pada periode 1897–1903. Rel dan bantalannya digunakan kembali untuk bagian jalur baru yang akan dibangun di tempat lain di Aceh. Hanya beberapa baris yang tersisa, termasuk jalur utama
=== Lane Lam Baroe (km 12) – Gle Kambing (km 27), dibangun pada 1897 ===
Pada awal tahun 1897, Kapten A. Genie Schadee di kirim ke luar Lam Baroe sejauh 12 Km. Sementara itu, di daerah barat
<gallery>
Lambaroe1234.jpg|Jalur kereta api di Lam Baroe (km 12)
Baris 93 ⟶ 96:
</gallery>
=== Jalur kereta api ruas Gle Kambing (km 27) – Seulimeum (km 45), dibangun 1898 ===
Pada bulan Januari 1898, sebuah permulaan dibuat untuk memperluas Atjeh-Tram dari Gle Kambing (km 27) ke Seulimeum (km 45), sekitar 18 km yang dibuka pada 1 November 1898 untuk lalu lintas. Kapten Genius Tielenius-Kruythoff memutuskan pembangunan jalur kereta rute antara Gle Kambing (km 27) dan Seulimeum (km 45). Itu adalah rute dengan banyak jembatan yang kuat dan dengan kemiringan 1,5%. Lokomotif tender 1B terbukti terlalu lemah untuk ini, sehingga lokomotif 1B digantikan C-tender yang lebih kuat
[[Berkas:J.G. Kerlen Genie KNIL.jpg|jmpl|J.G. Kerlen,chief officer Genie di Aceh]]
Petugas kepala Genie Kerlen membuat laporan berikut;
Baris 100 ⟶ 103:
=== Segmen Segli (km 93) – Keude Breueh, dibangun 1898–1899 ===
2 Yonif diperintahkan untuk berbaris dari
Pembangunan jembatan besi di atas Kroeëng Oetoes dimulai pada Oktober 1898. Pada tanggal 13 Oktober 1898 cakupan pekerja jalan dari Gle Gampoei adalah retret di puncak Keumale Raja ditembak yang membuat pencari ranjau Eropa 1st Class Heymans (43.120) terluka. Sejak hari itu
<gallery>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Atjeh-spoorlijn nabij Padangtidji Atjeh TMnr 60038983.jpg|Lintas AT di Padang Tidji, km 79
Baris 110 ⟶ 113:
=== Segmen Segli (km 93) – Lho Seumaweh (km 251), dibangun tahun 1900–1904 ===
Dalam anggaran tahun 1900, dana diberikan untuk pembangunan jalur KA segmen
Selama konstruksi dan setelah selesainya bagian rute, tenda sementara dipasang di sepanjang garis (sementara dan permanen) untuk keamanan dan patroli bagian trek yang terkenal ini. Pada tahun 1906, pasukan berikut ditempatkan di sepanjang bagian rute sebagai berikut;
*
* Beureunoen (km 106): dengan kekuatan dari
* Lam Meulo (titik akhir dari sampingan dari Beureuoen): batalion infanteri ke-14 Cion
* Loeëng Poetoe (km 117): Infantri Batalyon Cie ke-14.
Baris 124 ⟶ 127:
* Geurengo (216 km): 6 brigade dari Divisi ke-5 dari Korps Polisi Militer di kamp untuk Leubo, 2 km dari Geurengo.
* Teupin Blang Mané (km 220): 1 kelompok Batalyon Garment Pertama Aceh dan Dependensi
* Lho Seumaweh (Lhokseumawe) (251 km): 4 kelompok Batalyon 1 dari Garrison Aceh, enam brigade dari polisi-5 Divisi Korps sekitar lho Seumaweh dan kelompok keempat dari Batalyon 1 Garrison di bivouacs di daerah.
=== Pembangunan dari
Pada 1 Januari 1902
Batalyon infantri ke-12 yang ditempatkan di Lho Seumawe dan daerah sekitarnya meninggalkan Aceh pada tahun 1906 sehubungan dengan situasi politik yang menguntungkan. Tak lama kemudian, perlawanan kembali berkobar dengan intensitasnya. Para perencana telah sIdikit terlalu optimis. Jalur trem juga sering digunakan untuk mengangkut pilar terbang Korps Marechaussee.
Baris 164 ⟶ 167:
=== Pembangunan dari Lho Seumaweh sampau dengan Segli ===
Pemandangan antara Lho Seumaweh (Lhokseumawe) dan Peusangan kamp kereta api di Paloh (240 km) di April 1901 tembakan cahaya yang denda diberlakukan. Pada April 17, 1901 kamp ini ke Paloh (km 240) diangkat dan dipindahkan ke Boengkaih (km 227). Jalan tanah dari Lho Seumaweh (251 km) datang pada bulan April 1901 sampai Boengkaih (227 km) siap. Utama dari Genie JCH Fischer dipindahkan dari SEGLI ke Lho Seumaweh juga Kapten Genius dari Meureudoe Klerk adalah untuk Lho Seumaweh (251 km) ditransfer dan letnan 1 dari Genius Drimmelen dari Teupin Raja untuk Lho Seumaweh. Mid 1901, semua sekrup tumpukan tentang Kroeëng Genkoeëh(km 233). Bivak di Kroeëng Genkoeëh (km 233) dipindahkan ke Maneh (km 220) untuk terus bekerja dengan kereta api kerja dari sini serta dari Lho Seumaweh (km 251). Bivak di Kroeëng Genkoeëh (km 233) dipindahkan ke Paloh (km 240) pada bulan Juni 1901 sehubungan dengan pekerjaan ini.
Pada 8 Juni 1901 adalah patroli dari kamp kereta api Paloh (240 km) dalam baku tembak dengan geng kecil, Panglima Rada Nisam, kamp ini dipindahkan untuk bekerja menuju Kroeëng Genkoeëh (km 233). Pada bagian dari departemen itu di Juli 1901 antara Lho Seumaweh dan Peusangan secara teratur bekerja pada pembangunan trem. Pada Teukoe Radja Tji, kepala berpengaruh bagian timur Peusangan, diperintahkan mereka untuk bergabung dengan iring-iringan kepala Meijer dan menggunakan pengaruhnya untuk membantu bisnis kagum Geutah untuk menuntut kontrol, wilayah itu sebagian menempatkan kekuasaannya. Untuk melakukan patroli di bagian timur Peusangan gampong itu Panteh Lhongditunjuk sebagai tempat di mana bivak akan datang untuk perusahaan pribumi Bat ke-12. Infanteri, karena dari sana kereta api di Peusangan dapat dengan mudah diamankan. Bivak sementara di Lapan dibubarkan pada Agustus 1901 dan pindah ke Panteh Lhong. Pada 16 Agustus 1901, bivak kereta api di Maneh (km 220) ditembak ringan oleh geng yang datang dari daerah atas. Karena penduduk setempat tidak melacak kedatangan geng, gampom itu didenda.
Pada 21 Agustus 1901, bivak kereta api di Kroeeggen Genkoeëh (km 233) dibubarkan. Dengan pasukan yang dibebaskan, patroli area drainase dari Kroeing Sawang (Krueng Maneh, km 220) dilakukan sampai 29 Agustus 1901, di mana banyak pemukiman pengungsi dihancurkan. Pada bulan November 1901, jalur trem dari Lho Seumaweh hampir siap ke Maneh (km 220) dengan pengecualian jembatan di atas Kroeëng Geukoeëh (km 233). Pada Februari 1902, komandan Batalyon Infantri ke-12 pindahdengan staf kecilnya ke Lho Seumaweh, karena seluruh batalion untuk peliputan rel di subdivisi Samalangan (Peudada dan Panteh Lhong) dan Lho Seumaweh (
Pada akhir 1902 bivak kereta api di Maneh diangkat, yang lebih diperlukan karena kemajuan pekerjaan dan keterlibatan bivak di Matang Gloempang Doea di Peusangan. Pada bulan November 1902, Jin masih bekerja memperbaiki jembatan di atas Kroeëng Maneh (km 220) sebagai akibat kerusakan yang disebabkan oleh
<gallery>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Militairen bij de spoorbrug over de Blang Me Atjeh TMnr 60038975.jpg|Tentara di jembatan kereta api pertama di Blang Mé yang dibangun pada tahun 1902..
Baris 181 ⟶ 184:
=== Segmen Lho Seumaweh (km 251) – Idi (km 349), dibagun 1901–1904 ===
Sementara itu berada di anggaran untuk 1901 dana diperbolehkan untuk pembangunan jalur Lho Seumaweh (251 km) – Idi (349 km) dengan panjang sekitar 100 km dengan daerah Pase, setelah proposal untuk pembangunan dan pengoperasian garis dari Aroebaai ke Lho Seumaweh ditolak oleh pemerintah. Dari tahun itu, pembangunan jalur trem perlahan tapi terus berlanjut. Pada akhir Maret 1901 ditutupi oleh sebagian dari 1 Cie 12 Bataljon infanteri oleh utama dari Genie JCH Fischer melakukan rekaman atas nama register menjadi rel trem antara Lho Seumaweh dan Idi. Hanya tembakan dari Boedjo Blang Bido dan dekat Lho Soekon (km 284) yang dibongkar pada detasemen ini. Patroli Lho Seumaweh membawa detasemen ke Lho Soekon (km 285) telah menemani untuk mengambil kembali setiap orang yang terluka dan sakit kembali ke Aloe Geudjroeen dan jalan besar ke Lho Seumaweh kembali. Jembatan kereta api besar di atas laguna antara Lho Seumaweh dan Tjoenda sebagian besar selesai pada bulan Juni 1901. Pada 21 September 1901, seorang bivak terlibat di Poenteuët (km 261) untuk mencakup detail jalur kereta api ke Geudoeng (km 266) dan para pekerja jalan. Jalan dari Poenteuët (km 261) ke Madjiroen dan via Bajoe (km 264) ke Keudé Geudoeng(km 266) dan Koeta Baté dibersihkan oleh penduduk dan jika perlu ditingkatkan dan dilebarkan. Jika perlu, jembatan di jalan-jalan ini juga diganti dengan besi. Pada awal Oktober 1901, tongkang kereta api di Poenteuët (km 261) dipindahkan sementara ke Keudé Geudoeng (km 266), lihat gambar tongkang kereta api di bawah). Dengan maksud untuk kegiatan rekaman lanjutan untuk jalur trem antara Lho Seumaweh – Idi, bivak di Geudoeng (km 266) dipindahkan ke Lho Soekon pada 23 November 1901 (km 285). Sehubungan dengan transfer ini, bivak di Blang Beuma juga dipindahkan dan dipindahkan ke Matang Koeli(km 279) di wilayah Pasé. Para vivresopvoer ke bivak ini sejak saat itu dijemput oleh Angkatan Laut melalui laut. Pembangunan jalur tanah dimulai pada Maret 1902. Rute bisa dibuka pada 1 April 1904. Di perbatasan Subdivisi Idi, bivak di Pantoen Laboe (km 307) terletak di Kroeëng Djamboe Aje . Pada tahun 1906 bivak dikawal oleh 5 kelompok batalion Garnisoen pertama di Aceh. Belakangan bivak ini diambil alih oleh Korps Marechaussee. Juga pada tahun 1906, 6 kelompok batalion garnisun pertama ditempatkan di bivak di Lho Soekon (km 285).
<gallery>
Baris 205 ⟶ 208:
=== Rute gunung Seulimeum – Keude Breueh, dibangun 1903–1908 ===
Setelah koneksi terbentuk, diputuskan untuk mengangkat bengkel-bengkel di Kuta Raja dan mengembangkannya di Segli. Di Segli, depot untuk lokomotif, gerbong dan mobil, pengecoran dan bengkel belok diperluas. Selain itu, gudang didirikan di Segli.
Baris 222 ⟶ 225:
=== Lintasan bagian Kwala Simpang (km 445) – Pangkalan Soesoe (km 495), ditata 1915–1917 ===
Di Langkat ("
=== Atjeh Staatsspoorwegen (ASS), 1916–1942 ===
Sejak 1874, Trem Atjeh telah ditata dan dikelola, dengan istirahat beberapa tahun, oleh Jin. Dari 1916 situasi di Aceh ditemukan cukup stabil sehingga Trem Aceh dapat dipindahkan dari Jin ke otoritas sipil. Pada tahun 1916, nama itu juga diubah menjadi Atjeh Staats Spoorwegen (ASS atau Asal Sampai
=== Atjeh Tram di masa DKA s.d PJKA, 1942–1976 ===
Setelah [[Djawatan Kereta Api]] didirikan, pengoperasian kereta api di Aceh dilakukan DKA-PNKA, DKA-PNKA masih menggunakan lokomotif warisan Atjeh Tram dengan sistem penomoran Jepang, walaupun tidak diketahui mengenai kelasnya pada masa DKA, namun pada tahun 1962 DKA-PNKA mengimpor 4 unit [[Lokomotif BB8]] dan
=== Atjeh Tram sekarang ===
Pada tahun 2005, delegasi dari [[Société nationale des chemins de fer français]] (SNCF) atas permintaan [[PT Kereta Api Indonesia]] melakukan studi kelayakan reaktivasi jalur kereta api Atjeh Tram. Penelitian dan hasil studi kelayakan tersebut didokumentasikan dalam sebuah film dengan nama 'Travelogues of Sumatra'. Kesimpulan dari laporan ini adalah bahwa lintas kereta api ini, beserta stasiun dan prasarananya yang rusak, dapat direaktivasi. Rekomendasi lainnya adalah mengganti [[Lebar jalur kereta api|lebar sepur]] menjadi 1.435
▲Pada tahun 2005, delegasi dari [[Société nationale des chemins de fer français]] (SNCF) atas permintaan [[PT Kereta Api Indonesia]] melakukan studi kelayakan reaktivasi jalur kereta api Atjeh Tram. Penelitian dan hasil studi kelayakan tersebut didokumentasikan dalam sebuah film dengan nama 'Travelogues of Sumatra'. Kesimpulan dari laporan ini adalah bahwa lintas kereta api ini, beserta stasiun dan prasarananya yang rusak, dapat direaktivasi. Rekomendasi lainnya adalah mengganti [[Lebar jalur kereta api|lebar sepur]] menjadi 1.435 mm, sehingga kecepatan kereta api meningkat hingga 50%. Keputusan untuk menggunakan jalur rel lama untuk direaktivasi sudah disepakati oleh Pemerintah Indonesia.
Saat ini jalur kereta aktif di Aceh hanyalah [[Jalur kereta api Krueng Mane–Krueng Geukueh]] dengan panjang lintasan 11,3 km.<ref name="aceh.tribunnews.com_KeretaApiKrueng">{{Cite web |title=Kereta Api Krueng Geukueh Beroperasi Lagi |author= |work=Serambi Indonesia |date= |accessdate={{date|2018-09-30}} |url=http://aceh.tribunnews.com/2016/11/05/kereta-api-krueng-geukueh-beroperasi-lagi |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref>
Baris 280 ⟶ 282:
# [https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/20160901/281779923558569 Melacak Sisa Rel di Banda Aceh]
{{daftar perusahaan kereta api di Hindia Belanda}}
Baris 286 ⟶ 288:
[[Kategori:Perusahaan kereta api Hindia Belanda]]
[[Kategori:Aceh]]
[[Kategori:Divisi Regional I
[[Kategori:
[[Kategori:Pendirian tahun 1874 di Hindia Belanda]]
[[Kategori:Pembubaran tahun 1882
|