Byasa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: hi:व्यास, uk:В'ясадева |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
(41 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox|width1=275|width2=240
| Nama = Byasa
| Image = Sage Vyasa.jpg
| Caption = Resi Byasa dalam lukisan India modern.
| Devanagari = व्यास
|
| Nama_lain = Krishna Dwaipayana; Abyasa; Sutiknaprawa; Rancakaprawa
| Gelar = [[Resi]]; Wedawyasa (pembagi ''Weda''); [[Ciranjiwin]] (manusia abadi)
Baris 13:
| Anak = [[Suta (resi)|Suta]]
}}
'''Byasa''' atau '''Wiyasa''' ([[Bahasa
== Kelahiran ==
Baris 32:
== Tokoh ''Mahabharata'' ==
Selain dikenal sebagai tokoh yang membagi ''[[Weda]]'' menjadi empat bagian, Byasa juga dikenal sebagai penulis (pencatat) sejarah dalam ''[[Mahabharata]]'',
Sesuai dengan aturan upacara, pertama [[Ambika]] menghadap Byasa. Karena ia takut melihat wajah Byasa yang sangat hebat, maka ia menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, Byasa berkata bahwa anak Ambika akan terlahir buta. Kemudian [[Ambalika]] menghadap Byasa. Sebelumnya [[Satyawati]] mengingatkan agar Ambalika tidak menutup mata supaya anaknya tidak terlahir buta seperti yang terjadi pada Ambika. Ketika Ambalika memandang wajah Byasa, ia menjadi takut namun tidak mau menutup mata sehingga wajahnya menjadi pucat. Byasa berkata bahwa anak Ambalika akan terlahir pucat. Anak Ambika yang buta bernama [[Dretarastra]], sedangkan anak Ambalika yang pucat bernama [[Pandu]]. Karena kedua anak tersebut tidak sehat jasmani, maka Satyawati memohon agar Byasa melakukan upacara sekali lagi. Kali ini, Ambika dan Ambalika tidak mau menghadap Byasa,
Ketika [[Gandari]] kesal karena belum melahirkan, sementara [[Kunti]] sudah memberikan keturunan kepada [[Pandu]], maka kandungannya dipukul. Kemudian, seonggok daging dilahirkan oleh Gandari. Atas pertolongan Byasa, daging tersebut dipotong menjadi seratus bagian. Lalu setiap bagian dimasukkan ke dalam sebuah kendi dan ditanam di dalam tanah. Setahun kemudian, kendi tersebut diambil kembali. Dari dalamnya munculah bayi yang kemudian diasuh sebagai para putera [[Dretarastra]].
Byasa tinggal di sebuah hutan di wilayah [[Kurukshetra]], dan sangat dekat dengan lokasi [[Bharatayuddha]], sehingga ia tahu dengan detail bagaimana keadaan di medan perang Bharatayuddha, karena terjadi di depan matanya sendiri. Setelah pertempuran berakhir, [[Aswatama]] lari dan berlindung di asrama Byasa. Tak lama kemudian [[Arjuna]] beserta para [[Pandawa]] menyusulnya. Di tempat tersebut mereka berkelahi. Baik Arjuna maupun Aswatama mengeluarkan senjata sakti ''Brahmastra''. Karena dicegah oleh Byasa, maka pertarungan mereka terhenti.
== Penutur sejarah ''Mahabharata'' ==
[[Berkas:
Pada suatu ketika, timbul keinginan Resi Byasa untuk menyusun riwayat keluarga [[Bharata (raja)|Bharata]]. Atas persetujuan Dewa [[Brahma]], Hyang [[Ganesa|Ganapati]] ([[Ganesa]]) datang membantu Byasa. Ganapati meminta Wyasa agar ia menceritakan ''Mahabharata'' tanpa berhenti, sedangkan Ganapati yang akan mencatatnya. Setelah dua setengah tahun, ''Mahabharata'' berhasil disusun. Murid-murid Resi Byasa yang terkemuka seperti [[Pulaha]], [[Jaimini]], [[Sumantu]], dan [[Wesampayana]] menuturkannya berulang-ulang dan menyebarkannya ke seluruh dunia.
Baris 54:
=== Perkawinan ===
[[Berkas:Byasa-kl.jpg|
[[Durgandini]] kemudian menjadi permaisuri [[Sentanu]], raja [[Hastina]]. Ia melahirkan [[Citrānggada|Citranggada]] dan [[Citrawirya]]. Masing-masing secara berturut-turut naik takhta menggantikan [[Sentanu]]. Namun, keduanya masih muda ketika meninggal. [[Citrānggada|Citranggada]] meninggal saat belum menikah, sedangkan [[Citrawirya]] meninggal saat belum memiliki putra.
[[Durgandini]] kemudian memanggil Abyasa untuk menikahi kedua janda [[Citrawirya]], yaitu Ambika dan Ambalika. Saat itu ia baru saja bertapa sehingga keadaan tubuhnya sangat buruk dan mengerikan. Ambika ketakutan saat pertama kali bertemu sampai memejamkan mata. Abyasa meramalkan kalau Ambika kelak melahirkan putra buta. Sementara itu, Ambalika memalingkan muka karena takut. Abyasa meramalkan kelak Ambalika akan melahirkan bayi berleher cacad. Abyasa juga menikahi dayang Ambalika bernama Datri. Perempuan itu ketakutan dan mencoba lari. Ia pun
Akhirnya, Ambika, Ambalika, dan Datri masing-masing melahirkan putra yang diberi nama [[Dretarastra]], [[Pandu]], dan [[Widura]].
=== Sebagai raja dan pendeta ===
Pewaris sah takhta [[Hastina]] sesungguhnya adalah [[Bisma]] putra [[Sentanu]] dari istri pertama. Namun ia telah bersumpah tidak akan menjadi raja, sehingga sebagai pengganti [[Citrawirya]], Abyasa pun naik takhta sampai kelak ketiga putranya dewasa. Setelah tiba saatnya, Abyasa pun turun takhta digantikan [[Pandu]] sebagai raja [[Hastina]] selanjutnya. Ia kembali menjadi pendeta di pertapaan Ratawu yang terletak di pegunungan Saptaarga. Abyasa merupakan pendeta agung yang sangat dihormati. Tidak hanya keluarga [[Hastina]] saja yeng menjadikannya tempat meminta nasihat,
=== Akhir hayat ===
Baris 71:
== Lihat pula ==
{{commonscat|Vyasa}}
* ''[[
* ''[[Mahabharata]]''
{{Portalbar|Asia|India|Agama|Mitologi|Sastra|Biografi}}
{{Tokoh Mahabharata}}
{{tokoh mitologi hindu}}
{{Hindu Awatara}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Filsuf Hindu]]
[[Kategori:Filsuf India]]
[[Kategori:Tokoh Hindu]]▼
[[Kategori:Pujangga Hindu]]
[[Kategori:Sastrawan India
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
|