Joseph Kam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT64Theodorus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(57 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Interior gereja joseph kam.jpg|300px|ka|jmpl|Interior Gereja Joseph Kam di Ambon. Gedung gereja ini mengabadikan nama Joseph Kam dan didirikan di lokasi makam Joseph Kam.]]
{{inuse|15 Maret}}
'''Joseph Kam''' ([[1769]]-[[1833]]) adalah seorang [[misionaris]] [[Kristen]] [[Protestan]] yang bekerja di wilayah [[Maluku]] dan sekitarnya lalu mati.<ref name="Enklaar">{{id}}I.H. Enklaar. 1980. ''Joseph Kam: Rasul Maluku''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Joseph Kam berasal dari [[Belanda]] dan bekerja sebagai [[pendeta]] sekaligus misionaris di Maluku.<ref name="Enklaar"/> Ia mendapat gelar '''Rasul Maluku''' oleh masyarakat [[Kristen]] di Maluku karena jasanya dalam perkembangan [[kekristenan]] di sana.<ref name="Enklaar"></ref>
 
'''Joseph Kam''' ([[1769]]-1833) adalah seorang [[misionaris]] [[Protestan]] yang bekerja di wilayah [[Maluku]] dan sekitarnya.<ref name="Enklaar">{{id}}I.H. Enklaar. 1980. ''Joseph Kam: Rasul Maluku''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Ia mendapat gelar '''Rasul Maluku''' oleh masyarakat [[Kristen]] di Maluku karena jasanya dalam perkembangan [[kekristenan]] di sana.<ref name="Enklaar"></ref>
 
== Riwayat Hidup ==
=== Awal Kehidupan ===
Joseph Kam lahir pada bulan [[September]] 1769.<ref name="Enklaar"></ref><ref name="Wellem">F.D. Wellem. cet. ke-2 2000. ''Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 155-7.</ref> Ayahnya bernama [[Joost Kam]], seorang pemangkas rambut dan pedagang kulit di [[Den Bosch|´s-Hertogenbosch]], [[Belanda]].<ref name="Enklaar"></ref> Keluarga Kam sebenarnya berasal dari [[Swiss]], namun kakek Joseph Kam, [[Peter Kam]] pindah ke Belanda dan menikahi seorang gadis Belanda.<ref name="Enklaar"></ref> Keluarga Kam adalah anggota [[Gereja Hervormd]] yang dipengaruhi semangat [[pietisme]] [[Herrnhut]], dan mempunyai hubungan dengan kelompok Herrnhut di [[Zeist]].<ref name="Enklaar">{{id}}</ref><ref name="Wellem"></ref> Kelompok pietisme Herrnhut ini memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan Joseph Kam.<ref name="Enklaar"></ref>
 
Setelah Kam menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, ia membantu ayahnya dalam usaha perdagangan kulit.<ref name="Enklaar"></ref><ref name="Wellem"></ref> Kam sering mengunjungi Zeist dan menghadiri pertemuan-pertemuan yang diadakan komunitas Herrnhut.<ref name="Enklaar"></ref> Akibatnya timbul keinginan dalam diri Kam untuk memberitakan [[Injil]] kepada bangsa-bangsa yang belum mengenal kekristenan.<ref name="Enklaar"></ref><ref name="Wellem"></ref> Akan tetapi, ia harus menahan keinginanyakeinginannya itu selama bertahun-tahun karena orangtuanya tidak rela ia menjadi penginjil.<ref name="Enklaar"></ref> Orangtuanya menginginkan Kam tetap membantu usaha perdagangan kulit.<ref name="Enklaar"></ref><ref name="Wellem"></ref>
 
Pada tahun [[1802]], ayah dan ibu Kam meninggal.<ref name="Enklaar"></ref><ref name="Wellem"></ref> Usaha perdagangan kulit semakin merosot, dan pada akhirnya kegiatannya dihentikan.<ref name="Enklaar"></ref><ref name="Wellem"></ref> Kam kemudian bekerja sebagai pesuruh di [[Mahkamah Nasional]].<ref name="Enklaar"></ref><ref name="Wellem"></ref> Kam menikah pada tahun [[1804]].<ref name="Enklaar"></ref> Dua bulan setelah melahirkan anaknya yang pertama, istri Kam meninggal.<ref name="Enklaar"></ref> Beberapa bulan kemudian anak pertamanya meninggal dunia karena penyakit kejang-kejang.<ref name="Enklaar"></ref> Pengalaman ini membuat Kam memutuskan untuk menjadi seorang misionaris.<ref name="Enklaar"></ref>
 
[[Berkas:Erasmusbrug mai 2005.jpg|220px|leftkiri|thumbjmpl|Rotterdam, kota tempat Joseph Kam pernah mengikuti pendidikan persiapan calon zendeling.]]
 
[[Berkas:Erasmusbrug mai 2005.jpg|220px|left|thumb|Rotterdam, kota tempat Joseph Kam pernah mengikuti pendidikan persiapan calon zendeling.]]
=== Pendidikan Persiapan ===
Kam mengajukan surat untuk menjadi [[Misionaris|zendeling]] (Belanda: misionarisutusan) kepada ''[[NZG|Nederlandsch Zendeling-Genootschap]]'' (NZG).<ref name="Enklaar"></ref> Surat ini dibahas dalam rapat NZG di [[Rotterdam]] pada tanggal [[7 Desember]] [[1807]].<ref name="Enklaar"></ref> Kam kemudian diundang untuk mengikuti tes calon [[zendeling]].<ref name="Enklaar"></ref> Setelah diterima di NZG, ia dididik oleh [[pendeta]]-pendeta dari kalangan NZG di [[Den Haag]], karena NZG belum mempunyai sekolah untuk calon penginjil.<ref name="Enklaar"></ref><ref name="Wellem"></ref> Ia belajar sambil tetap bekerja di Mahkamah Nasional.<ref name="Enklaar"></ref> Pada tahun 1811, Mahkamah Nasional dibubarkan.<ref name="Enklaar"></ref> Kam kemudian pindah ke [[Rotterdam]] untuk melanjutkan persiapan calon zendeling di sana.<ref name="Enklaar"></ref>
 
Di [[Rotterdam]] ia melanjutkan pendidikan calon zendeling, bersama dengan [[Gottlob Brückner]] dan [[John Supper|Johann Ch. Supper]] yang berasal dari [[Jerman]].<ref name="Enklaar"></ref> Dalam pendidikan calon zendeling, Kam dan rekan-rekannya menerima pendidikan teologi, ilmu pasti, sejarah umum, dan musik.<ref name="Enklaar"></ref> Pada tahun [[1811]], pendidikan persiapan bagi Kam dianggap selesai oleh pihak NZG.<ref name="Wellem"></ref> NamunAkan tetapi, ia belum dapat diberangkatkan ke ladangdaerah tujuan misi karena perang antara [[Inggris]] dan [[Prancis]].<ref name="Wellem"></ref> Belanda pada waktu itu menjadi negara bawahan [[Prancis]], sehingga terlibat juga dalam perang tersebut.<ref name="Wellem"></ref> Akhirnya, Kam dikirim NGZNZG ke komunitas ''Herrnhut'' di Zeist sebagai tenaga pembantu sementara.<ref name="Wellem"></ref>
 
NZG kemudian berusaha untuk dapat mengirimkan Kam ke ladang misi dengan cara menyelundupkannya ke Inggris.<ref name="Wellem"></ref> NZG bekerja sama dengan ''[[London Missionary Society]]'' (LMS) untuk mengirimkan Kam ke [[Hindia- Belanda]].<ref name="Wellem"></ref> Pada [[Oktober]] [[1812]], Kam dan rekan-rekannya tiba di [[London]], sesudahsetelah sebelumnya berkeliling ke [[Moskow]], [[Hamburg]], [[Kopenhagen]], dan [[Göteborg]]. <ref name="Enklaar"></ref> Di London, Kam dan kedua rekannya menghadap pengurus LMS. Mereka kemudian dikirim ke [[Gosport]], dekat [[Portsmouth]] untuk menerima pendidikan persiapan lagi sambil melayani jemaat-jemaat di sana. <ref name="Enklaar"></ref> Kam, Brückner, dan Supper dinyatakan lulus dalam ujian calon penginjil yang diadakan di London.<ref name="WellemEnklaar"></ref><ref name="EnklaarWellem"></ref> Tahun 1813, Kam ditahbiskan menjadi pendeta di London.<ref name="Wellem"></ref> Dengan demikian, Kam dapat melayanimelayankan [[sakramen]] di ladang misi dan siap untuk diberangkatkan ke Hindia- Belanda.<ref name="Wellem"></ref>
 
=== Ke Batavia, Surabaya, dan Ambon ===
Pada tahun [[1814]], Kam dalam usia 44 tahun tiba di [[Batavia]] bersama kedua rekannya, Brückner dan Supper.<ref name="Wellem"/><ref name="van den End">Th. van den End. cet. ke-4 1988. ''Ragi Carita 1: Sejarah Gereja di Indonesia 1500-1860''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 162-4.</ref><ref name="Wellem"></ref> Pada waktu itu, gereja negara ''[[Gereja Protestan di Indonesia|Indische Kerk]]'' bekerja sama dengan NZG untuk mendatangkan tenaga pembantu.<ref name="van den End"></ref> Kam dan kedua rekannya menjadi utusan NZG sekaligus menjadi pegawai ''Indische Kerk''.<ref name="van den End"></ref> Sebenarnya mereka berniat untuk bekerja di tengah-tengah masyarakat yang belum Kristen.<ref name="van den End"></ref> Namun, ''Indische Kerk'' lebih memprioritaskan pemeliharaan jemaat-jemaat yang sudah ada.<ref name="van den End"></ref> Mereka harus mengisi kekosongan di jemaat-jemaat ''Indische Kerk'' yang sudah ada.<ref name="van den End"></ref> Supper tetap tinggal di Batavia untuk melayani jemaat di sana, Brückner ditempatkan di [[Semarang]], dan Kam sendiri ditempatkan di [[Ambon]].<ref name="van den EndEnklaar"></ref><ref name="Enklaarvan den End">{{id}}</ref>
 
Pertengahan tahun 1814, perjalanan Kam ke Ambon harus dihentikan di [[Surabaya]] karena tidak ada kapal yang berlayar ke Ambon.<ref name="Enklaar"></ref> Selama di Surabaya, Kam bekerja sementera di jemaat ''Indische Kerk'' di sana.<ref name="Wellem"></ref> Di Surabaya, ia bertemu dengan seorang pedagang arloji asal Jerman, [[Johannes Emde]], yang sangat peduli dengan penginjilan di kalangan orang [[Jawa]].<ref name="van den End"></ref> Kam turut berjasa menanamkan kesadaran akan panginjilan di dalam diri Emde.<ref name="van den End"></ref> Selain itu, Kam juga membentuk komunitas kecil ''Orang-orang Saleh Surabaya'', yang giat dalam penginjilan. <ref name="Wellem"></ref>
 
Pada [[Maret]] [[1815]] Kam tiba di [[Ambon]].<ref name="Wellem"/><ref name="Aritonang">{{en}}Jan S. Aritonang & Karel Steenbrink (eds.). 2008. ''A History of Christianity in Indonesia''. Leiden: Koninklijke Brill NV. hlm. 386-9.</ref><ref name="Wellem"></ref> Sebelum Kam, sudah ada [[Jabez Carey]], seorang misionaris [[Baptis]] - anak dari [[William Carey]], misionaris di [[India]] yang terkenal - yang melayani di Maluku. <ref name="Aritonang"></ref> Namun, karena perbedaan pemahaman mengenai [[baptisan]] (Kam menerima pembaptisan terhadap anak-anak, sedangkan Carey menolaknya), Carey akhirnya meninggalkan Maluku pada tahun [[1818]].<ref name="van den End"></ref><ref name="Aritonang"></ref> Setibanya di Ambon, Kam langsung memulai pekerjaannya untuk menghidupkan kembali kekristenan di Ambon yang sudah lama diterlantarkan.<ref name="Wellem"></ref> Dalam pelayanannya di Maluku, Kam melakukan semua tugas seorang pendeta, seperti ber[[khotbah]], mengunjungi jemaat-jemaat di pedalaman, memperdamaikan perselisihan dan pertengkaran, dan melayankan sakramen-sakramen.<ref name="van den EndWellem"></ref><ref name="Wellemvan den End"></ref> selainSelain itu, ia juga meninjau pekerjaan para [[guru jemaat]] dan membantu mereka dalam mengajar.<ref name="van den End"></ref>. Ia juga aktif dalam mengembangkan bacaan-bacaan Kristen, seperti [[Alkitab]], [[Mazmur]], [[Katekismus]], dan khotbah-khotbah untuk jemaat-jemaat yang tidak memiliki pendeta atau guru jemaat.<ref name="Aritonang"></ref> Ia juga memperjuangkan agar Kota Ambon menjadi pusat penginjilan di Hindia- Belanda bagian Timur.<ref name="Wellem"></ref> Tak lama setelah Kam tiba di Ambon, ia menikahi seorang perempuan [[Indo-Eropa|Indo-Belanda]], [[Sara Maria Timmerman]], yang setia mendampinginya sampai akhir hidupnya.<ref name="Wellem"></ref><ref name="Aritonang"></ref> Istri Kam sangat membantunya dalam pelayanan.<ref name="Wellem"></ref> Ia mengajarkan Bahasa Melayu kepada para misionaris yang baru datang dari Eropa.<ref name="Wellem"></ref> Mereka berdua menjadi pembimbing bagi para tenaga baru ini.<ref name="Wellem"></ref>
[[Berkas:Makam Joseph Kam.jpg|jmpl|275px|kiri|Makam Joseph Kam yang terletak di halaman Gereja Joseph Kam, Ambon.]]
 
=== Akhir Hidup ===
Kam terus melakukan perjalanan untuk melayani jemaat-jemaat di Maluku.<ref name="Wellem"></ref> Dalam perjalanannya ke [[Maluku Tenggara]], ia menderita sakit parah, dan terpaksa kembali ke Ambon.<ref name="Wellem"></ref> Setelah 20 tahun bekerja di Maluku, Kam meninggal pada tanggal [[18 Juli]] 1833, dan dimakamkan di Ambon.<ref name="Wellem"></ref> NamanyaIa kemudiandimakamkan diabadikandi sebagaipekuburan nama[[Belakang sebuahSoya]], gerejaAmbon yang berdirisekarang dimenjadi lokasihalaman pemakamannyagedung digereja Ambonyang mengabadikan namanya.<ref name="Enklaar"/>
 
== Karya Kam di Maluku dan Sekitarnya ==
Dalam pemikiran Kam, sebelum tiba di Maluku, dia akan bertemu dengan orang-orang yang belum mengenal Kristen dan memberitakan Injil kepada mereka.<ref name="van den End"></ref> Namun, tidak demikian, tugas Kam di Maluku adalah memelihara jemaat-jemaat yang sudah ada.<ref name="van den End"></ref> Pengaruh pietisme dalam diri Kam membuatnya merasa bahwa seseorang harus menerima [[Kristus]] secara pribadi.<ref name="van den End"></ref> NamunAkan tetapi, gereja yang ditemuinya di Maluku adalah gereja yang telah menjadi gereja rakyat, dan karena itu tidak semua orang dalam gereja menerima Kristus secara pribadi.<ref name="van den End"></ref> Namun demikian, ia tetapKam menerima keadaan ini.<refitu name="vandan den End"></ref> Oleh karena itu, Kamia langsung bekerja mengisi kekosongan yang terjadi akibat ketiadaan pendeta selamasejak duapuluh tahun[[1800]] akibat ditinggalkan pendeta-pendeta dari kalangan ''[[VOC]] (''Verenidge|Veerenidge Oost-Indische Compagnie]]'' (VOC).<ref name="van den End"></ref>
[[Berkas:Maluku Locator Topography.png|220px|right|thumb|Kepulauan Maluku, wilayah pelayanan Joseph Kam selama menjadi penginjil]]
Dalam pemikiran Kam, sebelum tiba di Maluku, dia akan bertemu dengan orang-orang yang belum mengenal Kristen dan memberitakan Injil kepada mereka.<ref name="van den End"></ref> Namun, tidak demikian, tugas Kam di Maluku adalah memelihara jemaat-jemaat yang sudah ada.<ref name="van den End"></ref> Pengaruh pietisme dalam diri Kam membuatnya merasa bahwa seseorang harus menerima [[Kristus]] secara pribadi.<ref name="van den End"></ref> Namun yang ditemuinya di Maluku adalah gereja yang telah menjadi gereja rakyat, dan karena itu tidak semua orang dalam gereja menerima Kristus secara pribadi.<ref name="van den End"></ref> Namun demikian, ia tetap menerima keadaan ini.<ref name="van den End"></ref> Oleh karena itu, Kam langsung bekerja mengisi kekosongan yang terjadi akibat ketiadaan pendeta selama duapuluh tahun akibat ditinggalkan pendeta-pendeta [[VOC]] (''Verenidge Oost-Indische Compagnie'').<ref name="van den End"></ref>
 
=== Bidang Gerejawi ===
Dua hari setelah tiba di Kota Ambon, Kam langsung malayankanmelayankan pemberitaan [[Firman]].<ref name="van den End"></ref> Tiga minggu kemuudiankemudian ia memimpin perayaan [[perjamuan kudus]].<ref name="van den End"></ref> Setelah itu, ia membaptis ribuan anak di Kota Ambon yang belum sempat dibaptis, dengan menetapkan jatah 120 orang setiap minggu.<ref name="van den End"></ref> Sekitar tahun 1815-[[1816]], Kam masih merupakan satu-satunya pendeta di wilayah Maluku, bahkan di seluruh Indonesia Timur.<ref name="van den End"></ref> Karena itu, Kam lebih dulu memprioritaskan jemaat-jemaat di Pulau Ambon, [[Haruku]], [[Saparua]], dan [[Seram]].<ref name="Wellem"></ref><ref name="van den End"></ref> Ia mengadakan perkunjungan ke jemaat-jemaat, memberitakan Firman, melayankan sakramen-sakramen, memberkati perkawinan, dan menegakkan [[disiplin gereja]].<ref name="van den End"/><ref name="Hakh">Samuel B. Hakh & Yusak Soleiman (eds.). 2005. ''Sejarah Gereja Protestan di Indonesia: 27 Februari 1605 - 27 Februari 2005''. Jakarta: BPH GPI. hlm. 67.</ref> Di samping itu, ia juga membiasakan warga jemaat dengan pertemuan doa harian, mengadakan [[penggembalaan]] rutin, membimbing warga jemaat lokal untuk menjadi pelayan di gereja, serta membantu mengadakan pemilihan [[penatua]] dan [[diaken]].<ref name="Hakh"/> Setelah seluruh jemaat di wilayah itu ia kunjungi barulah ia mengadakan perjalanan ke daerah-daerah lain.<ref name="van den End"></ref>
 
[[Berkas:Maluku Locator Topography.png|220px|rightka|thumbjmpl|Kepulauan Maluku, wilayah pelayananpekerjaan Joseph Kam selama menjadi penginjilmisionaris]]
Kam melakukan perkunjungannya tidak hanya di Ambon dan sekitarnya, tetapi juga sampai ke Ternate, Minahasa, Sangir, Maluku Tenggara, sampai ke Timor. Di daerah, daerah ini, kondisi jemaat lebih buruk daripada di Ambon. Di Minahasa dan Sangir, kekristenan yang ditinggalkan VOC tidak semantap di Ambon. Pada masa VOC, sangat jarang ada pendeta yang datang ke Minahasa. Akibatnya, Kam harus bekerja keras membangun jemaat-jemaat di sana. Begitu juga dengan yang terjadi di Timor dan Maluku Tenggara. Karena merasa pekerjaan ini terlalu berat, Kam meminta NZG mengutus tenaga-tenaga misionaris baru untuk melayani di daerah-daerah itu.
Setelah semua jemaat di Ambon dan sekitarnya terlayani, tahun [[1817]] Kam segera mengunjungi jemaat-jemaat di [[Ternate]], [[Minahasa]], dan [[Sangir]].<ref name="Wellem"/><ref name="van den End"/><ref name="van den End2">Th. van den End. cet. ke-15 2001. ''Harta dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 252-6.</ref> Di daerah-daerah ini, kondisi jemaat lebih buruk daripada di Ambon.<ref name="van den End"/> Sangir dan Minahasa tidak pernah lagi dikunjungi oleh pendeta sejak [[1789]].<ref name="van den End2"/> Setelah melayani di sana, ia mengunjungi [[Kepulauan Barat Daya Maluku|Kepulauan Barat Daya]] dan Maluku Tenggara.<ref name="van den End2"/> Di Maluku Tenggara, keadaannya lebih menyedihkan lagi.<ref name="van den End2"/> Mereka hanya mengingat bahwa dulu nenek moyang mereka pernah menjadi orang Kristen.<ref name="van den End2"/> Setelah perjalanannya ke utara dan selatan, ia kembali ke Ambon.<ref name="van den End2"/> Di Ambon dan Seram sendiri masih ada orang Kristen yang percaya pada roh nenek moyang dan takhayul.<ref name="van den End2"/> Mereka belum bisa disebut orang Kristen dewasa.<ref name="van den End2"/> Jemaat-jemaat itu hanya memiliki guru jemaat yang setia memelihara iman jemaat agar tetap Kristen.<ref name="van den End2"/>
 
Sampai tahun [[1823]], ia terus berkeliling Ambon, Minahasa, Sangir, Ternate, Tenggara, sampai [[Timor]].<ref name="van den End2"/> Oleh karena itu, ia harus mengatur jadwal untuk perkunjungan.<ref name="van den End2"/> Di setiap jemaat ia tinggal selama dua hari.<ref name="van den End2"/> Ketika tiba pagi hari di sebuah jemaat, ia langsung disambut dan diantar ke sekolah untuk meninjau pendidikan.<ref name="van den End2"/> Sore harinya ia memeriksa calon [[sidi]] dan menyelesaikan perkara disiplin gereja.<ref name="van den End2"/> Malamnya diadakan [[kebaktian]].<ref name="van den End2"/> Dalam kebaktian ini, anak-anak yang belum dibaptis dan orang-orang dewasa yang baru masuk Kristen dibaptiskan, anggota jemaat baru disidi, perkawinan-perkawinan diberkati, dan jemaat dipersiapkan untuk perjamuan kudus.<ref name="van den End2"/> Keesokan paginya diadakan perayaan perjamuan kudus; sorenya Kam melakukan percakapan dengan para guru dan penatua.<ref name="van den End2"/> Malam hari diadakan kebaktian lagi.<ref name="van den End2"/> Setelah itu Kam melanjutkan perjalanan ke jemaat lain.<ref name="van den End2"/> Ini yang dilakukannya terus-menerus selama hampir 20 tahun.<ref name="van den End2"/>
 
=== Bidang Pendidikan ===
Kam juga banyak berjasa di bidang pendidikan.<ref name="van den End2"/> Ia membimbing dan memberi perhatian kepada guru-guru.<ref name="van den End2"/> Tahun [[1819]] di Ambon, ia membuka sekolah untuk mendidik orang Ambon menjadi guru yang dapat mengajar dengan lebih baik di gereja dan di sekolah.<ref name="van den End2"/> Akan tetapi, hasilnya belum begitu menggembirakan.<ref name="van den End2"/> Untunglah, para murid di sekolah ini setia membantu Kam dalam pelayanannya.<ref name="van den End2"/> Di samping itu, mereka juga mendapatkan pelajaran khusus selama tiga jam dalam satu minggu.<ref name="van den End2"/> Lulusan dari sekolah itu, ada juga yang baik dan berkualitas sehingga kemudian diangkat menjadi pendeta pribumi pertama di Ambon, yaitu [[W. Hehanusa]].<ref name="van den End2"/> Sekolah yang dibuka Kam inilah yang menjadi perintis dibukanya [[Sekolah Pendidikan Guru]] oleh Hehanusa dan [[Bernard Roskott]] (pengganti Kam) pada tahun [[1835]].<ref name="van den End"/><ref name="van den End2"/>
 
Untuk keperluan bahan pengajaran, Kam mendirikan percetakan di halaman rumahnya.<ref name="van den End2"/> Di situ diterbitkanlah antara lain 14.000 [[Katekismus Kecil]], 4.000 [[Katekismus Besar]], dan Khotbah-khotbah baru.<ref name="Aritonang"/><ref name="van den End2"/> Selain itu, ia juga mendatangkan puluhan ribu Alkitab dan buku nyanyian Mazmur.<ref name="Aritonang"/><ref name="van den End2"/> Buku-buku ini kemudian disebarkan ke mana-mana di seluruh Maluku.<ref name="van den End2"/> Di bidang musik gereja, ia mengajar nyanyian-nyanyian jemaat dan Mazmur, serta memperkenalkan paduan suling untuk mengiringi nyanyian jemaat.<ref name="van den End2"/>
 
=== Tenaga-tenaga Baru ===
Kam merasa pekerjaannya terlalu berat, sehingga ia meminta NZG untuk mengutus tenaga misionaris yang baru untuk membantunya.<ref name="Wellem"/><ref name="van den End"/> Setelah berdatangan tenaga-tenaga baru, Kota Ambon menjadi pusat kegiatan misionaris di Indonesia Timur.<ref name="Wellem"/> Kam menjadi pembimbing bagi para tenaga baru ini.<ref name="Wellem"/> Ia mengajak mereka ke jemaat-jemaat untuk mengenal dan bekerja secara langsung.<ref name="Wellem"/> Ia juga mempersiapkan dan mengutus beberapa penginjil ke daerah Minahasa dan Maluku Tenggara.<ref name="van den End"/><ref name="van den End2"/> Untuk membangun kehidupan gereja di Minahasa, ia mempersiapkan dan mengutus [[Gerrit Jan Hellendoorn]], [[Johann Friedrich Riedel]], dan [[Johann Gottlob Schwarz]], yang kemudian mendirikan gereja di Minahasa.<ref name="Aritonang"/><ref name="van den End2"/> Delapan orang utusan baru ditempatkan di Maluku Tenggara, tetapi mengalami kegagalan karena tidak tahan, kesepian, dan kelaparan.<ref name="van den End"/><ref name="van den End2"/>
 
== Rasul Maluku ==
Karya Kam di Maluku sangat menginspirasi masyarakat Maluku.<ref name="Enklaar"/> Oleh karena itu, muncullah berbagai kisah mengenai Joseph Kam Rasul Maluku, yang diceritakan secara turun-temurun.<ref name="Enklaar"/> Kisah-kisah itu ada yang berdasarkan fakta, namun ada juga yang merupakan legenda yang berkembang di kalangan masyarakat Maluku.<ref name="Enklaar"/> Kisah yang paling terkenal adalah mengenai [[Hamman Pardidu]].<ref name="Enklaar"/> Dalam kisah ini diceritakan mengenai Hamman ''Pardidu'' yang dikutuk tidak diterima bumi ketika mati, karena durhaka kepada ibunya.<ref name="Enklaar"/> Lalu Kam melepaskan kutuk itu darinya sehingga Hamman dapat dimakamkan dengan layak.<ref name="Enklaar"/> Ada banyak lagi kisah-kisah ajaib yang dilakukannya semasa ia berkarya di Maluku, dan sampai sekarang masih terus diceritakan.<ref name="Enklaar"/> Begitu berartinya karya Kam di Maluku, sehingga ia diberi julukan "Rasul Maluku".<ref name="Enklaar"/><ref name="van den End2"/>
 
== Referensi ==
Baris 45 ⟶ 58:
[[Kategori:Sejarah Gereja]]
[[Kategori:Misi Kristen]]
[[Kategori:Kelahiran 1769]]
 
[[enKategori:JosephKematian Kam1833]]