Ki Wasyid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(23 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 46:
| relatives =
| family = [[Syam'un]] (cucu)
|influences influences = [[Nawawi al-Bantani]]<ref name=':NU Online'>{{citeweb|last=Ahmad|first=Hijrah|url=http://www.nu.or.id/post/read/50815/kiai-wasid|title=Kiai Wasid|date=2014-03-16|website=[[Nahdlatul Ulama|NU Online]]|language=id|access-date=2017-11-01}}</ref><br>[[Abdul Karim al-Bantani]]
| influenced =
}}
'''[[Kiai]] [[Haji (gelar)|Haji]] Wasyid bin Muhammad Abbas''' (lahir dengan nama '''Qosyid'''{{sfn|Adia, 2007|p=10}}) atau lebih dikenal dengan nama '''Ki Wasyid''' adalah seorang pemimpinpejuang yang memimpin [[Geger Cilegon 1888|Perang Cilegon]] yang terjadi pada tanggal [[9 Juli]] [[1888]] hingga gugurnya di medan perang pada tanggal [[30 Juli]] [[1888]] di [[Banten]].{{sfn|Darmadi, 2015|p=77}} Pada praktiknya, gerakan Ki Wasyid dalam perang tersebut banyak dipengaruhi oleh pemikiran guru-gurunya: [[Nawawi al-Bantani]]<ref name=':NU Online' />, dan [[Abdul Karim al-Bantani]], seorang mursyid [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]].{{sfn|van Bruinessen, [[Abdul1994|p=13}} KarimDalam alperjuangannya, ia memiliki keahlian dan kemampuan strategis, seperti bagaimana ia melakukan komunikasi-Bantanikomunikasi politik dengan para ulama, ''jawara'', dan pejuang-pejuang lainnya di Banten dan luar Banten untuk terlibat dalam perang melawan penjajah [[Belanda]].{{sfn|van BruinessenSiregar, 19942017|p=1357}}
 
== Biografi ==
=== Kehidupan awal ===
Ki Wasyid lahir pada tahun 1843 di kampung Delingseng, [[Ciwandan, Cilegon]], [[Banten]]. Ia terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan [[Kiai]] Muhammad Abbas dan Nyai Johariah.{{sfn|Adia, 2007|p=9}} DariDilihat garisdari ayahsilsilah dan ibunyanasab, iaayahnya merupakan keturunan dari seorang pejuangulama besar pada zaman pemerintahan [[Sultan Maulana Hasanuddin]], yaituyakni [[KiSyekh MasMuhammad JongSholeh]]. Silsilah(Syekh lengkapnyaGunung adalahSantri), Kiyang Wasyidmana binbeliau Kimasih Abbasketurunan bin[[Sunan KiAmpel]] Qoshdudari binjalur Kiibunya. JauhariAdapun binsilsilah Kinasabnya Masyaitu Jong.{{sfn|Adia,sebagai 2007|p=10}}berikut: Ki[[Syekh MasMuhammad JongSholeh]] merupakanbin tanganSyarif kananAbdurrahman Prabumenikah Pucukdengan Umun,Siti [[SilsilahMuthmainnah raja-rajabinti Sunda#KerajaanR. SundaAhmad Galuh|rajaRahmatullah Pajajaran]](Sunan Ampel). SetelahSedangkan kekalahandari [[Kerajaanibunya, Sunda]]silsilah olehnasabnya [[Kesultananmasih bersambung ke Prabu Pucuk Banten]]Umun, iayang kemudianmana masukbeliau [[Islam]] danpernah menjadi pengikutraja danbagian orangpada kepercayaankerajaan [[MaulanaPakwan Hasanuddin dari BantenPajajaran|Maulana HasanuddinPajajaran]], [[Daftardengan Sultanpusat pemerintahannya berada di Banten|sultan Girang / Banten]] Lama.{{sfn|Hamid, 1987|p=68}}
 
Wasyid lahir dari keluarga pejuang yang memberontak terhadap penjajah. Ayahnya, Abbas, mengambil bagian dalam pemberontakan Wakhia (Perang Gudang Batu) tahun 1850.{{sfn|Kartodirdjo, 1996|p=188}} Wasyid kecil tumbuh di tempat pengasingan karena ayahnya sering mengajak keluarganya berpindah-pindah tempat untuk menghindar dari kejaran tentara [[Belanda]].{{sfn|Adia, 2007|p=10}}
 
=== Pendidikan ===
Ki Wasyid memperoleh pendidikan perdana seperti ilmu agama dasar dari ayahnya, Kiai Muhammad Abbas yang juga seorang pejuang dan guru agama. Ia juga pernah berguru kepada Ki Wakhia, teman ayahnya yang memimpin Perang Gudang Batu di [[Serang]]. Ia kemudian menempuh pendidikan ke pesantren-pesantren lokal di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.{{sfn|Adia, 2007|p=11}}
 
Setelah memperoleh pendidikan di pesantren lokal, Ki Wasyid kemudian memperdalam ilmu agamanya di [[Mekkah]] sambil menunaikan [[Haji|ibadah haji]]. Di tanah suci, ia berguru kepada [[Syekh]] [[Nawawi al-Bantani]].{{sfn|Hamid, 1987|p=72}} Sekembalinya dari Mekkah, Ki Wasyid banyak melakukan perjalanan dari kampung ke kampung memenuhi undangan penduduk untuk berdakwah.{{sfn|Adia, 2007|p=11}} Selain melakukan perjalanan dakwah, ia juga mengajar di pesantrennya di Kampung Beji, [[Cilegon]]. Tiga pokok ajaran yang disebarkan kepada muridnya adalah tentang [[Tauhid]], [[Fikih]], dan [[Tasawuf]]. Bersama kawan seperjuangannya: Haji Abdurahman, Haji Akib, Haji Haris, [[Arsyad ThailThawil al-Bantani|Haji ArsadArsyad Thawil]], Haji Arsad Qashir, dan [[Tubagus Ismail|Haji Tubagus Ismail]], mereka menyebarkan pokok-pokok ajaran Islam itu kepada masyarakat.<ref name=':Merdeka'>{{citeweb|last=Pratomo|first=Angga Yudha|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/geger-cilegon-1888-perlawanan-rakyat-banten-terhadap-kezaliman/haji-wasid.html|title=Geger Cilegon 1888, perlawanan rakyat Banten terhadap kezaliman {{!}} Haji Wasid|date=2013-12-23|website=[[MERDEKA.com]]|language=id|access-date=2017-11-02}}</ref>
 
=== Keluarga ===
[[Berkas:Brigjen Kyai Hajji Syam'un.jpg|jmpl|[[Syam'un]], cucu Ki Wasyid]]
Ki Wasyid menikah dengan Atikah, gadis asal Beji, Cilegon. Dari pernikahannya ia dikaruniadikaruniai dua anak: YunusMuhammad Yasin dan Siti Hajar. Siti Hajar menkahmenikah dengan Ki Alwi dan memiliki seorang anak bernama [[Syam'un]] yang merupakan tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, pendiri Al-Khairiyah Citangkil, dan [[Daftar Bupati Serang|Bupati Serang]] periode 1945-1949.{{sfn|Adia, 2007|p=10}}
 
== Aktivitas ==
=== Penasihat mahkamah agung ===
Selain sebagai seorang pejuang dan ulama yang menguasai ilmu keagamaan, sebelum pecahnya [[Geger Cilegon 1888]] Ki Wasyid juga menjabat sebagai seorang penasihat Mahkamah Agung (''Qadhi'') di [[Cilegon|Afdeling Cilegon]].{{sfn|Lubis, 2004|p=84}}
 
=== Dakwah ===
Ki Wasyid dikenal sebagai seorang ulama yang berdakwah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mengobarkan semangat jihad dan mengajak umat menjauhi perbuatan syirik di tengah masyarakat yang saat itu percaya terhadap ''tahayul''.{{sfn|Siregar, 2017|p=57}} Pada tahun 1887, sebelum peristiwa Geger Cilegon 1888, di desa Lebak Kelapa, terdapat [[Kepuh|pohon kepuh]] besar yang dianggap keramat, dapat memusnahkan bencana dan mengabulkan permintaan asal memberikan [[sesajen]] kepada penunggu pohon ([[Jin]]). Berkali-kali Ki Wasyid mengingatkan penduduk bahwa meminta kepada selain Allah termasuk syirik, namun peringatan tersebut tidak diindahkannya. Melihat keadaan ini, Ki Wasyid dengan beberapa muridnya menebang pohon berhala pada malam hari.<ref name=':Merdeka' />
 
Penghancuran pohon tersebut menimbulkan kemarahan dari pemilik pohon. Ia kemudian mengadukan peristiwa tersebut kepada pemerintah [[Belanda]] dengan tuduhan bahwa Ki Wasyid telah melakukan kerusakan dan merugikannya sebagai pemilik karena dari pohon tersebut ia memperoleh penghasilan.{{sfn|Adia, 2007|p=13}} Atas dakwaan-dakwaan tersebut akhirnya Ki Wasyid ditangkap dan diadili di pengadilan kolonial pada [[18 November]] [[1887]]. Ki Wasyid divonis dengan hukum cambuk dan dipenjarakan, serta dikenakan denda sebesar 7,50 gulden.<ref>{{citeweb|last=Firmansyah|first=Andri|url=http://www.biem.co/read/2016/10/14/1833/ki-wasyid-tokoh-pejuang-geger-cilegon-1888|title=Ki Wasyid, Tokoh Pejuang Geger Cilegon 1888|date=2016-10-14|website=Biem.co|language=id|access-date=2017-11-02}}</ref>
 
=== Geger Cilegon 1888 ===
{{main|Geger Cilegon 1888}}
Ki Wasyid merupakan seorang pimpinan Geger Cilegon 1888 atau juga disebut sebagai '''Perang Wasyid'''.<ref>{{cite news |last=Sulistiono |first=Budi |date=2002 |title=Beberapa Faktor Pendukung Terbentuknya Jaringan Perdagangan Antar Kesultanan di Nusantara |url=http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34111/1/2002-%20BEBERPA%20FAKTOR%20PENDUKUNG%20PERDAGANGAN%20PENDIDIKAN.pdf |work=Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif Hidayatullah |location=Jakarta |access-date=2017-11-06 }}</ref> Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa tersebut telah diuraikan sendiri oleh Ki Wasyid: ''pertama'', dua pejabat pemerintah kolonial, yaitu patih dan jaksa telah melarang umat Islam melakukan ibadah di Masjid. ''Kedua'', dinaikkannya pajak perahu dan pajak-pajak usaha yang lain. ''Ketiga'', para pejabat sama sekali tidak menghiraukan para kiai, bahkan memusuhi Islam, melarang shalat dengan suara keras dan melarang membuat menara-menara masjid tinggi, dan menyebar terlalu banyak mata-mata untuk mencari-cari kesalahan orang yang melanggar peraturan.{{sfn|Abdullah dkk., 1991|p=204}}{{sfn|Kartodirdjo, 1996|p=474-477}}
 
Didorong faktor-faktor tersebut, Ki Wasyid membuat perencanaan dan mengorganisir seluruh elemen rakyat [[Banten]] untuk melakukan perlawanan. Ki Wasyid mengadakan pertemuan di berbagai tempat dan menggunakan [[tarekat]] sebagai tempat berkumpul dan bersama-sama melakukan sembahyang dan zikir. Ki Wasyid dan para kiai lainnya dapat bertemu dalam kesempatan ini untuk mengatur strategi dan taktik-taktik serta koordinasi.{{sfn|Siregar, 2017|p=65}}
 
Salah satu pertemuan penting sebelum pemberontakan yaitu pertemuan pada 22 April 1888 yang diadakan di kediaman Ki Wasyid di Beji. Pada akhir jamuan, 300-an orang tamu berkumpul di masjid, dimana para kiai dan murid-murid mereka bersumpah: ''pertama'', bahwa mereka akan ambil bagian dalam perang sabil; ''kedua'', bahwa mereka yang melanggar janji akan dianggap sebagaikafir; ''ketiga'', bahwa mereka tidak akan membocorkan rencana mereka kepada pihak luar.<ref name=':Wawasan Sejarah'>{{citeweb|last=Fathoni|first=Rifai Shodiq|url=http://wawasansejarah.com/geger-cilegon-1888/|title=Geger Cilegon 1888|date=2016-02-19|website=Wawasan Sejarah|language=id|access-date=2017-11-06}}</ref>
 
Di sela-sela kesibukannya berpropaganda, tiga bulan sebelum pertempuran Ki Wasyid memimpin persiapan perang dengan mempergiat latihan-latihan pencak silat, pengumpulan dan pembuatan senjata-senjata, dan sembari membakar semangat melalui khutbah-khutbahnya untuk melaksanakan perang dan berjihad.<ref>{{cite news |last=Alfian |first=Tengku Ibrahim |date=1994-08-29 |title=Semangat Keagamaan Rakyat Banten dalam Mempertahankan Kemerdekaan |url= |work=Seminar Puncak-puncak Perkembangan Warisan Budaya Banten |location=Serang |access-date=2017-11-06 }}</ref>
 
Pada 15 Juni 1888, beberapa pemimpin terkemuka bertemu di rumah Ki Wasyid di Beji, diamana mereka membicarakan mengenai tanggal dimulainya penyerangan. Mereka mencapai kata sepakat bahwa pemberontakan akan dimulai pada 12 Juli. Akan tetapi setelah pertemuan 22 Juni 1888, tanggal pemberontakan diubah menjadi 9 Juli 1888. Hal ini dikarenakan Ki Wasyid dan Haji Iskak menyerukan agar pemberontakan segera dilaksanakan, untuk mengantisipasi kemungkinan rencana mereka tercium pejabat-pejabat pemerintahan.<ref name=':Wawasan Sejarah' />
 
Selaku pimpinan operasi, Ki Wasyid mulai mengatur strategi penyerangan, ia membagi pasukan dalam beberapa kelompok yang masing-masing bertugas menyerang penjara, yang lain membebaskan tahanan, menyerang Kepatihan, dan menyerang rumah Asisten Residen. Pada hari Senin, [[9 Juli]] [[1888]] perang dimulai dan pada sore harinya Cilegon dapat diduduki oleh Ki Wasyid dan para pasukannya. Namun, di bawah komando Kapten A.A. Veen huyzen, Belanda melakukan operasi mematahkan perlawanan dan melakukan pengejaran terhadap Ki Wasyid dan kawan-kawannya. Pertempuran terus berlangsung hingga pada tanggal [[30 Juli]] [[1888]] Ki Wasyid, [[Tubagus Ismail|Ki Tubagus Ismail]], Haji Usman, dan Haji Abdul Gani terbunuh sebagai syahid dan pahlawan Geger Cilegon 1888.{{sfn|Abdullah dkk., 1991|p=207}}
 
== Penghargaan ==
Pada 25 September 2013, kisah perjuangan Ki Wasyid dalam peristiwa [[Geger Cilegon 1888]] diangkat ke dalam sebuah film berjudul ''Ki Wasyid: Di Balik Jihad sang Pejuang 1888'' yang disutradarai oleh [[Darwin Mahesa]] dan diproduksi oleh [[Kremov Pictures]].<ref name=':Kremov Pictures'>{{citeweb|last=Kremov Pictures|first=|url=http://www.kremovpictures.com/2013/05/kremov-garap-film-sejarah-ki-wasyid.html|title=KREMOV Garap Film Sejarah : Ki Wasyid - Dibalik Jihad Sang Pejuang 1888|date=2013|website=Kremov Pictures|language=id|access-date=2017-11-06}}</ref>
 
Untuk mengenang perjuangannya, pemerintah [[Banten|Provinsi Banten]] kemudian akan mengajukan Ki Wasyid sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]].<ref>{{citeweb|last=Aria|first=Krisna Widi|url=http://www.radarbanten.co.id/tahun-depan-giliran-ki-wasyid-yang-diajukan-gelar-pahlawan-nasional/|title=Tahun Depan Giliran Ki Wasyid yang Diajukan Gelar Pahlawan Nasional|date=2015-11-10|website=[[Radar Banten]]|language=id|access-date=2017-11-06}}</ref>
 
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist|30em}}
 
=== Bibliografi ===
{{Refbegin|colwidth=30em}}
* {{cite book |last=Hamid |first=Abdul |date=1987 |title=Tragedi Berdarah di Banten 1888 |url=https://books.google.co.id/books?id=yZAsAAAAMAAJ&q=ki+wasyid&dq=ki+wasyid&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiu8KDEwJvXAhXIYo8KHTBzA50Q6AEIRzAH |location=Cilegon |publisher=Yayasan Kiyai Haji Wasyid |page= |isbn= |ref={{sfnRef|Hamid, 1987}} |author-link= }}
* {{cite book |last1=Abdullah |first1=Taufik |last2=dkk. |first2= |date=1991 |title=Sejarah ummat Islam Indonesia |url=https://books.google.co.id/books/about/Sejarah_ummat_Islam_Indonesia.html?id=HcsxAAAAMAAJ |location=Jakarta |publisher=Majelis Ulama Indonesia |page= |oclc= |ref={{sfnRef|Abdullah dkk., 1991}} |author-link= }}
* {{cite book |last=Kartodirdjo |first=Sartono |date=1996 |title=The Peasants' Revolt of Banten in 1888 |url=http://booksandjournals.brillonline.com/content/books/9789004286788 |location=New York |publisher=Springer Publishing |page= |isbn=9789401763516 |ref={{sfnRef|Kartodirdjo, 1996}} |author-link=Sartono Kartodirdjo }}
* {{cite book |last1=Ambary |first1=Hasan Muarif |last2=Michrob |first2=Halwany |date=1998 |title=Geger Cilegon 1888: Peranan Pejuang Banten Melawan Penjajah Belanda |url=https://books.google.co.id/books?id=tn0eAAAAMAAJ&q=ki+wasyid&dq=ki+wasyid&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiu8KDEwJvXAhXIYo8KHTBzA50Q6AEIPTAF |location=Serang |publisher=Panitia Hari Jadi Ke-462, Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Serang |page= |oclc=OCM22759197 |ref={{sfnRef|Ambary & Michrob, 1998}} |author-link= }}
* {{cite book |last=Mansur |first=Khatib |date=2001 |title=Perjuangan Rakyat Banten Menuju Provinsi: Catatan Kesaksian Seorang Wartawan |url=https://books.google.co.id/books?id=4j2WAAAAMAAJ&q=ki+wasyid&dq=ki+wasyid&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiu8KDEwJvXAhXIYo8KHTBzA50Q6AEILzAC |location=Serang |publisher=Kadin Banten |page= |isbn=9789799258076 |ref={{sfnRef|Mansur, 2001}} |author-link= }}
* {{cite book |last=Lubis |first=Nina Herlina |date=2004 |title=Banten dalam Pergumulan Sejarah: Sultan, Ulama, Jawara |url=https://books.google.co.id/books/about/Banten_dalam_pergumulan_sejarah.html?id=WtBwAAAAMAAJ&redir_esc=y |location=Jakarta |publisher=LP3ES |page= |isbn=97997933301209793330120 |ref={{sfnRef|Lubis, 2004}} |author-link= }}
* {{cite journal |last=Darmadi |first=Dadi |date=2015-06-01 |title=The Geger Banten of 1888: an Anthropological Perspective of 19th century Millenarianism in Indonesia |url=http://jurnallektur.kemenag.go.id/index.php/heritage/article/view/62/93 |journal=Heritage of Nusantara: International Journal of Religious Literature and Heritage |volume=4 |issue=1 |pages=65-84 |issn=2303243X |ref={{sfnRef|Darmadi, 2015}} |access-date= |archive-date=2017-11-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20171107022408/http://jurnallektur.kemenag.go.id/index.php/heritage/article/view/62/93 |dead-url=yes }}
* {{cite thesisjournal |last=AdiaSiregar |first=Sa'atuParlindungan |date=20072017 |title=GerakanPerjuangan HajiRakyat WasyidBanten SertaMelawan RelevansinyaBelanda: TerhadapStudi KonsepTentang JihadK.H. Dalam Islam |type= |chapter= |publisher=UIN Syarif Hidayatullah Jakarta |docket= |oclc=Wasyid |url=http://repositoryjournal.uinjkt.ac.id/dspaceindex.php/bitstreamal-turats/123456789article/7504view/14801/SA'ATU%20ADHIA3265 |journal=Buletin Al-FUH.pdfTuras: Mimbar Sejarah, Sastra, Budaya, dan Agama |volume=23 |issue=1 |pages=55-70 |issn=08531692 |publisher=Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta |ref={{sfnRef|AdiaSiregar, 20072017}} |access-date= }}
* {{cite thesis |last=Adia |first=Sa'atu |date=2007 |title=Gerakan Haji Wasyid Serta Relevansinya Terhadap Konsep Jihad Dalam Islam |type= |chapter= |publisher=UIN Syarif Hidayatullah Jakarta |docket= |oclc= |url=http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7504/1/SA'ATU%20ADHIA-FUH.pdf |ref={{sfnRef|Adia, 2007}} |access-date= }}
* {{cite journal |last=van Bruinessen |first=Martin |date=1994 |title=The origins and development of Sufi orders (tarekat) in Southeast Asia |url=https://media.neliti.com/media/publications/182330-ID-the-origins-and-development-of-sufi-orde.pdf |journal=Studia Islamika - Indonesian Journal for Islamic Studies |volume=1 |issue=1 |pages=1-23 |issn=02150492 |access-date= |ref={{sfnRef|van Bruinessen, 1994}} |author-link=Martin van Bruinessen }}
{{Refend}}
 
== Pranala luar ==
{{indo-bio-stub}}
# {{youtube|id=https://www.youtube.com/watch?v=Hcc87Bb1afs|Trailer KI WASYID - GEGER CILEGON 1888}} dipublikasikan oleh [https://www.youtube.com/channel/UCvJfHwRhQRBP7mQvG_E_CyQ Kremov Pictures] pada tanggal 18 Agustus 2013
 
[[Kategori:Tokoh Banten]]
[[Kategori:Ulama Nusantara]]
[[Kategori:Tokoh dari Cilegon]]