Gereja Kristen Pasundan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Fix errors
 
(46 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Use dmy dates|date=October 2023}}
{{Infobox Christian denomination
{{Kotak info agama
|imagewidth=150px
|name = Gereja Kristen Pasundan
|image = Logo Gereja Kristen Pasundan.jpg
|image = GKP.gif
|imagewidth = 150px
|caption = Logo GKP
|caption = Logo GKP
|main_classification = Protestant
|main_classification= [[Protestant]]
|orientation = Reformed
|orientation = [[Reformed]]
|polity = Presbiterian Sinodal
|polity = [[Presbiterian]] [[Dekrit Sinode|Sinodal]]
|headquarter = Jl. Rd. Dewi Sartika no. 119, Bandung 40252
|headquarters = Jl. Rd. Dewi Sartika no. 119, [[Bandung]] 40252
|leader/moderator =Krisna Ludia Suryadi
|leader/moderator = Rev. Edward Tureay (Chairman),<br>Rev. Ferly David (General Secretary),<br>Rev. T. Adama (Deputy General Secretary),<br>Hanny J. Dani (Treasurer).
|area = Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta
|area = [[Jawa Barat]], [[Banten]], [[DKI Jakarta]]
|other_names = GKI Pasundan
|founder = J. Iken,<br>D. Abednego,<br>Tan Goan Tjong
|website = http://www.gkp.or.id/
|founded_date = {{Start date and age|1934|11|14|df=y}}
|founder = J. Iken, D. Abednego, Tan Goan Tjong
|founded_place = [[Daop 2 Bandung|Bandung]], Jawa Barat
|founded_date = 14 November 1934
|separated_from =
|founded_place = Bandung, Jawa Barat
|branched_from = Genootschap voor Inen Uitwendige Zending te Batavia
|separated_from =
|merger =
|parent = Genootschap voor Inen Uitwendige Zending te Batavia
|separations =
|merger =
|congregations = 59 Jemaat dan 24 Pos Kebaktian
|separations =
|members = +30.000 Jiwa
|ministers = 83 Orang
|missionaries = 5 Orang (vikaris)
|churches = tidak diketahui
|hospitals = R.S. Immanuel (Bandung)
|nursing_homes = Panti Asuhan Tanjung Barat
|aid = tidak diketahui
|primary_schools = tidak diketahui
|secondary_schools = tidak diketahui
|tertiary = [[Universitas Kristen Maranatha]] (Bandung)
|other_names = Pasundan Christian Church
|website = https://www.GKP.or.id
|footnotes = <ref>{{Cite web|url=https://www.gkp.or.id/|title=Salinan arsip|website=GKP.or.id|publisher=Gereja Kristen Pasundan|access-date=2022-10-27|dead-url=no|archive-date=2023-07-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230727091712/https://www.gkp.or.id/}}</ref>
}}
'''Gereja Kristen Pasundan''' ({{Lang-en|Pasundan Christian Church}}) yang biasa dikenal dengan '''GKP''' adalah sebuah [[gereja]] yang tumbuh dan berkembang di daerah Pulau [[Jawa]] bagian barat, yaitu [[DKI Jakarta]], [[Jawa Barat]] dan [[Banten]]. Gereja ini resmi berdiri pada tanggal [[14 November]] [[1934]] dengan ''Rad Ageng'' (Majelis Besar) pertama, yang diketuai oleh Penginjil J. Iken dari ''[[Nederlandse Zendelings Vereeniging]]'' (NZV) dari Belanda, penulis D. Abednego, dan bendahara Tan Goan Tjong.
 
Nama ''[[Pasundan]]'' berasal dari [[Tatar Sunda|Tatar Pasundan]], suatu wilayah di [[Jawa Barat]] maupun [[Banten]] yang mayoritas dihuni [[Suku Sunda]], yang memiliki kearifan lokal Sunda atau [[Kerajaan Sunda]].
|congregations = 58 Jemaat dan 18 Pos Kebaktian
|members = + 30.000 Jiwa
|ministers = 83 Orang
|missionaries = 5 Orang (vikaris)
|temples = tidak diketahui
 
==Deskripsi logo dan artinya==
|hospitals = R.S. Immanuel (Bandung)
[[Logo]] GKP terdiri dari:
|nursing_homes = Panti Asuhan Tanjung Barat
*Gambar pemandangan [[gunung]], hamparan [[sawah]] dan [[pohon kelapa]] di bagian tengah. Bagian ini merupakan pemandangan khas keadaan alam di tanah [[Pasundan]].<ref name=Profil>{{Citation|title=Profil Gereja Kristen Pasundan — Dalam Kemandirian Teologi, Daya dan Dana.|location=[[Bandung]]|publisher=Badan Binalitbang GKP|date=2007|page=58}}</ref>
|aid = tidak diketahui
*Lingkaran Bulat yang mengelilingi gambar pemandangan gunung, hamparan sawah dan pohon kelapa, serta di bagian atasnya bertuliskan 'Gereja Kristen Pasundan', menunjukkan lingkup pelayanan Gereja Kristen Pasundan tempat ia terpanggil untuk bekerja, yaitu tanah Pasundan.<ref name=Profil/>
*Lingkaran bawah yang bertuliskan 'Yesus Kristus Terang Dunia' ({{Lang-en|Jesus Christ is the Light of the World}}) merupakan pesan [[Injil]] yang tertulis dalam [[Perjanjian Baru]], yaitu dalam [[Yohanes]] 8:12, yang dilambangkan ke dalam pancaran sinar [[matahari]].<ref name=Profil/>
*Matahari adalah anugerah [[Allah]], Sang Pencipta alam, yang merupakan Sumber segala kehiduapn yang ada di bumi. Pancaran berkas-berkas sinar matahari yang terbit di pagi hari dan celah dua gunung itu menunjukkan bahwa sumber kehidupan yang kekal telah dan sedang datang, membuka hari-hari baru dan harapan hidup baru sesuai pesan [[Injil]].<ref name=Profil/>
 
==Klasis dan Jemaat==
|primary_schools = tidak diketahui
Pada saat ini ([[2016]]), GKP mempunyai 6 [[Klasis]], 59 [[Jemaat]] dan 24 [[Pos Kebaktian]], antar lain di:
|secondary_schools = tidak diketahui
#Jemaat-jemaat di Klasis [[Priangan]]: [[Awiligar]], [[Bandung]], [[Cicalengka]], [[Cimahi]], [[Ciwidey]], [[Cipatat]], [[Dayeuhkolot]], [[Garut]], [[Kalaksanaan]], [[Katapang]], [[Lembang]], [[Sumedang]], [[Pangalengan]], [[Tasikmalaya]], dan [[Ujungberung]]. Bakal Jemaat dan Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani oleh Klasis ini antara lain: Cimuncang, Cinunuk, Langensari, Jamburaya, Ganjartemu, Antapani, Banjaran, Cidaun, Parakanmuncang, Pangandaran, Cinyenang.
|tertiary = Universitas Kristen Maranatha (Bandung)
#Jemaat-jemaat di Klasis [[Bogor]]: Bogor, [[Ciranjang]], [[Cianjur]], [[Cikembar]], [[Depok]], [[Gunung Putri]], [[Sukabumi]], [[Sindang Jaya]], [[Pacet]], dan [[Palalangon]]. Bakal Jemaat dan Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani oleh Klasis ini antara lain: Pos Kebaktian Margamulya.
#Jemaat-jemaat di Klasis [[Jakarta]]: [[Cawang]], [[Cakung]], [[Cibubur]], [[Jatinegara]], [[Kramat]], [[Kampung Tengah]], [[Rangkasbitung]], [[Tanah Tinggi]], [[Tanjung Barat]], [[Tangerang]], dan [[Tanjung Priok]]. Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani Klasis ini antara lain: Mangga Dua.
#Jemaat-jemaat di Klasis [[Purwakarta]]: [[Bojongsari]], [[Cikampek]], [[Karawang]], [[Teluk Jambe]], [[Sadang]], [[Purwakarta]], dan [[Sukamandi]]. Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani Klasis ini antara lain: Kampung Teko, Pebayuran, Cilamaya, Jatiluhur.
#Jemaat-jemaat di Klasis [[Bekasi]]: Bekasi, [[Jatiasih]], [[Jatiranggon]], [[Kampung Sawah]], [[Cikarang]], [[Cimuning]], [[Pondok Melati]], dan [[Seroja]]. Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani Klasis ini antara lain: Cigelam, Setu,
#Jemaat-jemaat di Klasis [[Cirebon]]: [[Bethesda]], [[Cirebon]], [[Cideres]], [[Haurgeulis]], [[Juntikebon]], [[Kadipaten]], [[Cigugur]], dan [[Tamiyang]]. Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani Klasis ini antara lain: Kencana Girang, Panguragan Lor.
 
==Statistik keanggotaan dan pelayan==
|footnotes = <ref>http://www.gkp.or.id</ref>
Keseluruhan jumlah anggota jemaat GKP diperkirakan mencapai 30.000 jiwa, dengan 60 orang pendeta yang melayani, terdiri atas 42 orang pendeta jemaat, 8 orang pendeta dengan bidang khusus, dan 10 orang pendeta emeritus.
}}
'''Gereja Kristen Pasundan''' yang biasa dikenal dengan GKP adalah sebuah [[gereja]] yang tumbuh dan berkembang di daerah Pulau [[Jawa]] bagian barat, yaitu [[DKI Jakarta]], [[Jawa Barat]] dan [[Banten]]. Gereja ini resmi berdiri pada tanggal [[14 November]] [[1934]] dengan ''Rad Ageng'' (Majelis Besar) pertama, yang diketuai oleh Penginjil J. Iken dari ''[[Nederlandse Zendelings Vereeniging]]'' (NZV) dari Belanda, penulis D. Abednego, dan bendahara Tan Goan Tjong.
 
==Sejarah Makna Logo GKP==
{|class=wikitable
Logo GKP terdiri dari:
|-bgcolor=lightgrey
* Gambar pemandangan gunung, hamparan sawah dan pohon kelapa di bagian tengah. Bagian ini merupakan pemandangan khas keadaan alam di tanah Pasundan.<ref name="Profil">Badan Binalitbang GKP. 2007, Profil Gereja Kristen Pasundan -- Dalam Kemandirian Teologi , Daya dan Dana. Bandung: Badan Binalitbang GKP. hlm. 58.</ref>
!Alur<br>waktu!!Catatan sejarah
* Lingkaran Bulat yang mengelilingi gambar pemandangan gunung, hamparan sawah dan pohon kelapa, serta di bagian atasnya bertuliskan "Gereja Kristen Pasundan", menunjukkan lingkup pelayanan Gereja Kristen Pasundan tempat ia terpanggil untuk bekerja, yaitu tanah [[Pasundan]].<ref name="Profil" />
|-valign=top
* Lingkaran bawah yang bertuliskan "Yesus Kristus Terang Dunia" merupakan pesan [[Injil]] yang tertulis dalam [[Perjanjian Baru]], yaitu dalam [[Yohanes]] 8:12, yang dilambangkan ke dalam pancaran sinar matahari.<ref name="Profil" />
|Tahun<br>[[1851]]||Lembaga Pekabaran Injil Genootschap voor Inen Uitwendige Zending te Batavia (GIUZ) didirikan di [[Jakarta]] oleh beberapa orang [[Eropa]] dan beberapa Lembaga Pekabaran Injil. [[Lembaga]] ini bekerjasama antara lain dengan Lembaga Pekabaran Injil Zendeling Werkman di Negeri Belanda. Di antara tokoh-tokoh pendiri GIUZ adalah [[F.L. Anthing|Mr. F.L. Anthing]] dan Pdt. [[E.W. King]]. Mr. F.L. Anthing adalah orang pertama yang melakukan Pekabaran Injil kepada penduduk asli di Jawa Barat, dengan prinsip kerja: 'Mengabarkan Injil oleh Penginjil Bumiputra'. Di kemudian hari Mr. F.L. Anthing berhasil mendirikan Pos-pos Pekabaran Injil di Jakarta dan sekitarnya, yang sering kali disebut sebagai 'Jemaat-jemaat Anthing', antara lain: [[Kampung Sawah]], [[Pondok Melati]], [[Gunung Putri]], [[Cigelam]], [[Cikuya]] ([[Banten]]), [[Tanah Tinggi]], [[Cakung]], dan [[Ciater]] (dekat [[Serpong]]).
* Matahari adalah anugerah [[Allah]], Sang Pencipta alam, yang merupakan Sumber segala kehiduapn yang ada di bumi. Pancaran berkas-berkas sinar matahari yang terbit di pagi hari dan celah dua gunung itu menunjukkan bahwa sumber kehidupan yang kekal telah dan sedang datang, membuka hari-hari baru dan harapan hidup baru sesuai pesan [[Injil]].<ref name="Profil" />
|-valign=top
|Tahun<br>[[1854]]||Zendeling [[Adolf Muhinickel]] dikirim oleh Zendeling Werkman ke Jakarta dan ditampung oleh GIUZ. Ia bekerja di Cikuya, Banten tahun 1854-1859 sebagai Guru Sekolah Swasta dan diberi keleluasaan untuk mengabarkan Injil kepada penduduk pribumi.
|-valign=top
|Tahun<br>[[1855]]||Pada [[11 Juli]] [[1855]], dua orang pribumi dari daerah Cikuya, yakni Minggu dan Sarma menerima Baptisan Kudus dalam sebuah pelayanan oleh Pdt. Bierhans di Jakarta. Pelayanan Baptisan Kudus dilakukan di Jakarta karena Muhinickel tidak mempunyai wewenang untuk melakukan pelayanan tersebut. (Di kemudian hari, GKP meresmikan dan memperingati Tanggal 11 Juli sebagai Hari Pekabaran Injil GKP).
|-valign=top
|Tahun<br>[[1856]]||Pada [[7 Mei]] [[1856]], delapan orang lagi penduduk pribumi Cikuya-Banten menerima pelayanan Baptisan Kudus.
|-valign=top
|Tahun<br>[[1862]]||Lembaga Pekabaran Injil Nederlandsche Zendelings Vereeniging (NZV) mulai mengirimkan para [[Zendelingnya]] ke [[Jawa Barat]]. (NZV didirikan di [[Rotterdam]] tanggal 2 Desember 1858 oleh orang-orang dari [[Gereja Hervormd]]).
|-valign=top
|Tahun<br>[[1863]]||Pada [[5 Januari]] [[1863]], Rombongan Zendeling NZV yang pertama yakni C.J. Albers, D.J. v.d. Linden, dan G.J. Grashuis tiba di Jakarta. Mereka melanjutkan perjalanan ke Bandung bulan [[Maret]] 1863. Tetapi mereka harus menunggu 2 tahun baru kemudian memperoleh izin kerja dari Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Belanda saat itu.
 
Karena belum memperoleh izin kerja, Zendeling D.J. v.d. Linden pindah ke [[Cirebon]], sedangkan Zendeling C.J. Albers pindah ke [[Cianjur]], dan mulai melakukan Pekabaran Injil di daerah itu. Sementara Pdt. E.W. King mendirikan Jemaat Rehoboth di [[Jatinegara-Jakarta]].
== Sejarah GKP ==
{| {{prettytable}}
|- bgcolor=lightgrey
! width=10% | Alur waktu
! width=90% | Catatan sejarah
|- valign=top
| Tahun [[1851]] || Lembaga Pekabaran Injil Genootschap voor Inen Uitwendige Zending te Batavia (GIUZ) didirikan di Jakarta oleh beberapa orang Eropa dan beberapa Lembaga Pekabaran Injil. Lembaga ini bekerjasama antara lain dengan Lembaga Pekabaran Injil Zendeling Werkman di Negeri Belanda. Di antara tokoh-tokoh pendiri GIUZ adalah [[F.L. Anthing|Mr. F.L. Anthing]] dan Pdt. [[E.W. King]]. Mr. F.L. Anthing adalah orang pertama yang melakukan Pekabaran Injil kepada penduduk asli di Jawa Barat, dengan prinsip kerja: "Mengabarkan Injil oleh Penginjil Bumiputra". Di kemudian hari Mr. F.L. Anthing berhasil mendirikan Pos-pos Pekabaran Injil di Jakarta dan sekitarnya, yang seringkali disebut sebagai "Jemaat-jemaat Anthing", antara lain: Kampung Sawah, Pondok Melati, Gunung Putri, Cigelam, Cikuya (Banten), Tanah Tinggi, Cakung dan Ciater (dekat Serpong)
|- valign=top
| Tahun [[1854]] || Zendeling Adolf Muhinickel dikirim oleh Zendeling Werkman ke Jakarta dan ditampung oleh GIUZ. Ia bekerja di Cikuya, Banten tahun 1854-1859 sebagai Guru Sekolah Swasta dan diberi keleluasaan untuk mengabarkan Injil kepada penduduk pribumi.
|- valign=top
| Tahun [[1855]] || Pada [[11 Juli]] [[1855]], dua orang pribumi dari daerah Cikuya, yakni Minggu dan Sarma menerima Baptisan Kudus dalam sebuah pelayanan oleh Pdt. Bierhans di Jakarta. Pelayanan Baptisan Kudus dilakukan di Jakarta karena Muhinickel tidak mempunyai wewenang untuk melakukan pelayanan tersebut. (Di kemudian hari, GKP meresmikan dan memperingati Tanggal 11 Juli sebagai Hari Pekabaran Injil GKP)
|- valign=top
| Tahun [[1856]] || Pada [[7 Mei]] [[1856]], delapan orang lagi penduduk pribumi Cikuya-Banten menerima pelayanan Baptisan Kudus.
|- valign=top
| Tahun [[1862]] || Lembaga Pekabaran Injil Nederlandsche Zendelings Vereeniging (NZV) mulai mengirimkan para Zendelingnya ke Jawa Barat. (NZV didirikan di Rotterdam tanggal 2 Desember 1858 oleh orang-orang dari Gereja Hervormd)
|- valign=top
| Tahun [[1863]] || Pada [[5 Januari]] [[1863]], Rombongan Zendeling NZV yang pertama yakni C.J. Albers, D.J. v.d. Linden dan G.J. Grashuis tiba di Jakarta. Mereka melanjutkan perjalanan ke Bandung bulan Maret 1863. Tetapi mereka harus menunggu 2 tahun baru kemudian memperoleh izin kerja dari Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Belanda saat itu.
 
Karena belum memperoleh izin kerja, Zendeling D.J. v.d. Linden pindah ke Cirebon, sedangkan Zendeling C.J. Albers pindah ke Cianjur dan mulai melakukan Pekabaran Injil di daerah itu. Sementara Pdt. E.W. King mendirikan Jemaat Rehoboth di Jatinegara-Jakarta.
 
Pada [[26 Desember]] [[1863]] Dua orang (suami-isteri) penduduk pribumi, yakni Ismail dan Murti dibaptiskan di Cianjur.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1864]] || Zendeling A. Dijkstra mulai bekerja di Cirebon.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1868]] || Dua orang penduduk pribumi dan satu keluarga keturunan Tionghoa di Cirebon menerima pelayanan Baptisan Kudus oleh [[Dijkstra]]. Sementara pada tahun itu S. Coolsma mulai mengabarkan Injil di [[Bogor]]. (sampaiSampai dengan tahun 1883 tercatat ada 4 orang penduduk pribumi dan 2 orang keturunan Tionghoa yang beragama Kristen di Bogor).
|- valign=top
| Tahun <br>[[1870]] || A. Geedink mulai mengabarkan Injil di [[Bandung]] (sampai dengan tahun 1877 tercatat ada: 25 orang Kristen di Bandung).
|- valign=top
| Tahun <br>[[1872]] || P.N. Gijsman mulai mengabarkan Injil di [[Sukabumi]] (sampai dengan tahun 1883 tercatat ada: 25 orang Kristen di Sukabumi).
|- valign=top
| Tahun <br>[[1876]] || Zendeling J. Verhoeven mulai bekerja di [[Majalengka]] dan sekitarnya.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1878]] || Seminari Theologia Depok didirikan (Cikal-bakal dari [[STT Jakarta]]). Sekolah ini dimanfaatkan oleh para Zendeling NZV untuk mempersiapkan orang-orang pribumi untuk membantu mereka mengabarkan Injil.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1879]] || [[Alkitab]] [[Perjanjian Baru]] terjemahan dalam bahasa Sunda diterbitkan.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1882]] || Dua orang [[wanita]] pribumi di Majalengka dibaptiskan. Zendeling Verhoeven pindah ke Cideres, dekat Majalengka.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1883]] || Tujuh orang pribumi di Cideres menerima Baptisan Kudus.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1885]] || Jemaat di Cikuya-Banten yang dibina Mr. F.L. Anthing dan "'Jemaat-jemaat Anthing"' lainnya serta jemaat peninggalan pelayanan Pdt. E.W. King dimasukkan dalam lingkup pelayanan NZV. Sejak tahun ini pelayanan Pekabaran Injil dikalangan masyarakat di [[Jawa Barat]] dilakukan oleh NZV dibantu oleh para Penginjil pribumi.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1886]] || S. Van Eendenburg mendirikan Desa Kristen Pangharapan di Cikembar-Sukabumi. Kebijaksanaan ini dilakukan karena kehidupan orang-orang [[Kristen]] pribumi pada waktu itu sangat berat, karena dipencilkan oleh masyarakat. (Di kemudian hari J. Verhoeven mendirikan juga Desa Kristen Palalangon di Ciranjang-Cianjur 1902, dan A. Vermeer mendirikan Desa Kristen Tamiyang di daerah Cirebon).
|- valign=top
| Tahun <br>[[1891]] || Alkitab lengkap dalam [[bahasa Sunda]] hasil terjemahan Zendeling S. Coolsma diterbitkan. Ia memperoleh tugas itu dari Lembaga Alkitab Belanda dan dikerjakan dengan bantuan beberapa orang Penginjil pribumi.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1899]] || Di lapangan pekerjaan NZV di wilayah Jawa bagian Barat terdapat 11 Persekutuan umat Kristen dengan jumlah anggota: 677 Jiwa.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1908]] || Di [[Jawa Barat]] terdapat: 26 Sekolah yang didirikan oleh atau mempunyai hubungan dengan NZV dengan jumlah murid: 1.700 orang. Kehadiran sekolah-sekolah itu dari sejak semula merupakan bagian kegiatan NZV.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1910]] || [[Rumah Sakit Immanuel, Bandung|Rumah Sakit Immanuel]] didirikan di Bandung. (Kemudian hari, menyusul rumah-rumah sakit di tempat lain seperti Cibadak dan Purwakarta). Sejak semula, para [[misionaris]] terdorong untuk memberi pelayanan medis kepada masyarakat di Jawa bagian Barat.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1915]] || Tercatat: 24 Jemaat Kristen yang dilayani oleh NZV yang tersebar di Karesidenan Jawa Barat dengan jumlah anggota: 2956 jiwa.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1917]] || Tata Gereja yang diberi nama Atoeran Perkoempoelan Orang Kristen di Pasoendan disahkan dalam konferensi para Zendeling NZV di Jawa Barat.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1918]] || Pdt. Titus ditahbiskan menjadi Pendeta pribumi pertama dalam rangka kegiatan NZV. Sebelumnya dia adalah seorang Penginjil.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1932]] || Wilayah pelayanan NZV di Jawa bagian Barat terdapat: 5.497 orang Kristen Pribumi dan keturunan Tionghoa.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1933]] || Dr. H. Kraemer seorang utusan Lembaga Alkitab Belanda (Nederlands Bijbelgenootschap) sesudah meninjau Jawa Barat menganjurkan agar Jemaat-jemaat di Tanah Pasundan dipersatukan menjadi sebuah Gereja yang mandiri terlepas dari pemeliharaan sehari-hari oleh NZV.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1934]] || Pada hari [[Rabu]], [[14{{Start November]]date [[and age|1934]]|11|14|df=y}}, Gereja Kristen Pasundan menjadi gereja yang berdiri sendiri. Dr. N.A.C Slotemaker de Bruine, konsul [[Zending]] yang bertindak mewakili pimpinan NZV di negeri Belanda dalam suatu upacara di Gedung Gereja Jemaat Bandung membacakan piagam penyerahan sekaligus melantik ''Rad Ageng'' (Majelis Besar) sebagai badan pimpinan semua jemaat Kristen di Jawa Barat.
 
Pada hari itu juga, diadakan [[Sidang]] pertama Rad Ageng terpilih sebagai Ketua Pengurus Harian Rad Ageng ialah Zendeling J. Iken dari NZV, Penulis D. Abednego, dan Tan Goan Tjong sebagai Bendahara.
 
Sesudah menjadi Gereja yang mandiri, yang bernama Gereja Kristen Pasundan (GKP), maka ditahbiskan sejumlah Guru Injil Pribumi menjadi Pendeta.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1936]] || GKP yang pada waktu itu disebut de Christelijke Kerk van West Java disahkan menjadi Gereja dengan status Badan Hukum.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1938]] || Berdiri Gereja Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee (sekarang dikenal sebagai [[Gereja Kristen Indonesia]] (GKI) Jawa Barat. Dimulai di Cirebon tahun 1863 dan kemudian di banyak jemaat. Jemaat-jemaat Pasundan merupakan jemaat campuran orang-orang Sunda, Tionghoa dan suku-suku lainnya. Mulai tahun 1930 berangsur-angsur jemaat-jemaat keturunan Tionghoa berdiri di samping jemaat-jemaat Pasundan, tetapi masih tetap tergabung dalam GKP ketika dinyatakan berdiri sendiri tahun 1934).
 
Di Jawa Barat tercatat: 36 Sekolah Dasar dengan jumlah murid: 3.866 orang. 14 Hollandsh Inlandsche School (HIS), 1 Hollandsch Chineese School, 1 Meer Uitgebreid Leger Onderwijs (MULO), dan 1 Sekolah Guru yang didirikan atau yang ada hubungannya dengan NZV.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1942]] || Kepemimpinan GKP mulai dipegang sepenuhnya oleh orang-orang pribumi (Bumiputra) karena dalam masa pendudukan Jepang para Zendeling Belanda tidak lagi dapat melakukan kegiatannya. Pengurus Harian Rad Ageng saat itu, terdiri: Ketua Pdt. Aniroen, J. Elia sebagai Sekretaris, Martinus Abednego sebagai Bendahara, dan Pdt. Kasdo Tjokrosiswondo sebagai anggota.
 
Pada tahun ini pula NZV menyerahkan pekerjaan pelayanan dan semua harta milik seperti: Sekolah-sekolah dan Rumah-rumah sakit kepada GKP.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1945]]-[[1949]] || Pada masa transisi setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), dalam keberadaan RI yang masih muda usia, terjadi pengacauan terhadap jemaat-jemaat GKP, antara lain: di Cigelam, Gunung Putri dan Kampung Sawah. Banyak anggota jemaat yang terpaksa mengungsi atau pindah ke tempat-tempat lainnya.
 
Dalam masa itu, Pdt. J. v.d.Weg yang sudah dibebaskan dari Kamp tawanan tentara Jepang pergi kembali ke Juntikebon; sebelum pendudukan tentara Jepang ia sudah bekerja di sana. Setibanya di Juntikebon, dia malah dibunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
 
Antara tahun [[1946]]-[[1947]], kedudukan Pengurus Harian Darurat GKP dipindahkan ke Garut sehubungan dengan gencarnya pertempuran antara Pasukan RI dengan pasukan Belanda di Bandung yang menyebabkan pengungsian besar-besaran pada penduduk kota itu.
 
Pada bulan [[Mei]] [[1946]], GKP ikut mengambil bagian dalam upaya pembentukan [[Dewan Permusyawaratan Gereja-gereja di Jawa]] (DPG) yang diadakan di Yogjakarta[[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. DPG merupakan wadah oikumenis 6 gereja di Pulau Jawa.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1950]] || Persidangan VIII Rad Ageng di Bandung memutuskan istilah Rad Ageng diubah menjadi [[Sinode]], dan istilah pengurus harian diubah menjadi Badan Pekerja sehingga nama lengkap pengurus hariannya menjadi Badan Pekerja Sinode GKP.
 
GKP juga mengambil bagian dalam Konferensi pembentukan dan menjadi anggota [[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia|Dewan Gereja-gereja di Indonesia]] (DGI), yang kini dikenal dengan nama [[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia]] (PGI).
|- valign=top
| Tahun <br>[[1951]] || NZV diintegrasikan ke dalam Nederlandse Hervormde Kerk ([[Gereja Hervormd Belanda]]). Sejak itu GKP berhubungan dengan NHK melalui Dewan Pekabaran Injil NHK di Oegstgeest, negeri [[Belanda]]. Pada pemberontakan DI/TII, beberapa jemaat GKP di pedesaan mengalami gangguan dan yang paling parah dialami oleh jemaat di Tamiyang, dimana Pdt. Usman Sarin ditembak mati oleh gerombolan pengacau.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1953]] || Harta milik GKP selama bekerja di Jawa bagian Barat (Gedung Gereja, Rumah Sakit, bangunan sekolah dan lainnya) dihibahkan kepada GKP dan GKI Jawa Barat.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1956]] || Sidang Sinode X GKP di Bandung mengesahkan Tata Gereja GKP sebagai pengganti Tata Gereja yang diadakan sejak tahun 1934.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1959]] || GKP menjadi anggota Dewan gereja-gereja di Asia Timur; (East Asian Christian Conference, yang di kemudian hari berubah menjadi [[Dewan Gereja-gereja Asia]] - Christian Conference of Asia). Pada tahun tersebut GKP tercatat ada: 32 Jemaat, dengan: 9.127 jiwa.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1961]] || GKP menjadi anggota [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]] (World Council of Churches).
|- valign=top
| Tahun <br>[[1967]] || GKP menjalin hubungan kerjasama dengan [[Presbyterian Church of New Zealand]].
|- valign=top
| Tahun <br>[[1968]] || GKP memulai hubungan kerjasama dengan [[Basel Mission]], [[Swiss]].
|- valign=top
| Tahun <br>[[1970]] || GKP menjadi anggota [[Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia]] (World Alliance of Reformed Churches - WARC).
|- valign=top
| Tahun <br>[[1990]] || Dalam lingkungan GKP terdapat 45 jemaat dan 35 Pos Kebaktian yang tersebar di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta.
|- valign=top
| Tahun <br>[[1999]] || GKP menetapkan pelayanannya sebagai dasawarsa menuju kepada kemandirian gereja.
|- valign=top
| Tahun <br>[[2002]] || Jemaat-jemaat GKP berjumlah 50 jemaat, 30 Pos Kebaktian yang tersebar di Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten dan DKI Jakarta.
|- valign=top
| Tahun <br>[[2006]] || saatSaat ini GKP mempunyai 5 Klasis, 54 Jemaat dan 30 Pos Kebaktian.
|}<small>Sumber: Buku Informasi Sidang Sinode ke-25</small>
|- valign=top
|} <small>Sumber: Buku Informasi Sidang Sinode ke-25</small>
 
==Keanggotaan di lembaga ekumenis==
== Klasis dan Jemaat ==
GKP adalah anggota [[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia]] (PGI): Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Jawa Barat (PGIW-JABAR), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah DKI Jakarta (PGIW-DKI Jakarta), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Banten (PGIW-Banten), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia ([[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia|PGI]]), [[Dewan Gereja-gereja Asia]] (CCA), [[Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia]] (WARC) dan [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]] (WCC)
Pada saat ini (2016), GKP mempunyai 5 [[Klasis]], 58 [[Jemaat]] dan 24 [[Pos Kebaktian]], antar lain di:
# Jemaat-jemaat di Klasis Priangan: Awiligar, Bandung, Cicalengka, Cimahi, Ciwidey, Dayeuhkolot, Garut, Kalaksanaan, Katapang, Lembang, Sumedang, Pangalengan, Tasikmalaya, dan Ujungberung. Bakal Jemaat dan Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani oleh Klasis ini antara lain: Cimuncang, Cinunuk, Langensari, Jamburaya, Ganjartemu, Antapani, Banjaran, Cidaun, Cipatat, Parakanmuncang, Pangandaran, Cinyenang.
# Jemaat-jemaat di Klasis Bogor: Bogor, Ciranjang, Cianjur, Cikembar, Depok, Gunung Putri, Sukabumi, Sindang Jaya, Pacet dan Palalangon. Bakal Jemaat dan Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani oleh Klasis ini antara lain: Pos Kebaktian Margamulya
# Jemaat-jemaat di Klasis Jakarta: Cawang, Cakung, Cibubur, Jatinegara, Kramat, Kampung Tengah, Rangkasbitung, Tanah Tinggi, Tanjung Barat, Tangerang dan Tanjung Priok. Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani Klasis ini antara lain: Mangga Dua.
# Jemaat-jemaat di Klasis Purwakarta: Bekasi, Bojongsari, Cikampek, Jatiasih, Jatiranggon, Kampung Sawah, Karawang, Cikarang, Teluk Jambe, Sadang, Seroja, Purwakarta, Sukamandi, Cimuning dan Pondok Melati. Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani Klasis ini antara lain: Kampung Teko, Pebayuran, Cigelam, Setu, Cilamaya, Jatiluhur.
# Jemaat-jemaat di Klasis Cirebon: Bethesda, Cirebon, Cideres, Haurgeulis, Juntikebon, Kadipaten, Cigugur dan Tamiyang. Pos-pos Kebaktian GKP yang dilayani Klasis ini antara lain: Kencana Girang, Cibunut, Tangkolo, Panguragan Lor.
 
==Gereja mitra==
== Statistik keanggotaan dan pelayan ==
Keseluruhan jumlah anggota jemaat GKP diperkirakan mencapai 30.000 jiwa, dengan 60 orang pendeta yang melayani, terdiri atas 42 orang pendeta jemaat, 8 orang pendeta dengan bidang khusus, dan 10 orang pendeta emeritus.
 
==Keanggotaan di lembaga ekumenis==
GKP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Jawa Barat (PGIW-JABAR), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah DKI Jakarta (PGIW-DKI Jakarta), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Banten (PGIW-Banten), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia ([[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia|PGI]]), [[Dewan Gereja-gereja Asia]] (CCA), [[Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia]] (WARC) dan [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]] (WCC)
 
== Gereja mitra ==
GKP bekerja sama dengan [[Basel Mission]] dari Swiss, [[Gereja Protestan di Belanda|Nederlandse Hervormde Kerk]] dari Belanda, dan [[Gereja Kristen Indonesia]] Sinode Wilayah Jabar.
 
GKP turut merintis berdirinya Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (cikal bakal [[Universitas Kristen Satya Wacana]], Salatiga). Hingga saat ini, GKP mengirimkan utusannya dalam organ Pembina Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana, yang merupakan yayasan pengelola UKSW).
 
GKP memiliki hubungan kerja sama oikoumenis dengan salah satu gereja presbiterial di korea Selatan, yaitu. PROK (Presbyterial Church Republic of Korea).
== Referensi ==
 
==Referensi==
;Kutipan
{{Reflist}}
 
;Bacaan lebih lanjut
== Pranala luar ==
*{{Cite journal|last=Aprina|first=Maria|date=Januari-April 2022|url=https://journal-theo.ukdw.ac.id/index.php/aradha/article/view/892/394|title=Spiritualitas Generasi Muda di Gereja Kristen Pasundan Bakal Jemaat di Kampung Teko terhadap Tradisi Perayaan Etnis Tionghoa|trans-title=Spirituality of the Young Generation in Pasundan Christian Church Will Congregation in Kampung Teko towards Chinese Ethnic Celebration Traditions|journal=Aradha|language=Indonesian|location=[[Yogyakarta]]|publisher=[[Universitas Kristen Duta Wacana]]|volume=2|number=1|doi=10.21460/aradha.2022.21.892|access-date=2022-10-27|archive-date=2023-02-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20230207172718/https://journal-theo.ukdw.ac.id/index.php/aradha/article/view/892/394|dead-url=no}}
* {{id}} [http://www.gkp.or.id/ Situs web Gereja Kristen Pasundan]
 
* {{id}} [http://groups.yahoo.com/group/gkp/ Mailing List GKP]
==Pranala luar==
*{{id}} [https://www.GKP.or.id Situs web Gereja Kristen Pasundan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230727091712/https://www.gkp.or.id/|date=2023-07-27}}
*{{id}} [http://www.gkpimmanuelkarawang.web.id/ Situs web Gereja Kristen Pasundan Jemaat Immanuel Karawang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180204182638/http://www.gkpimmanuelkarawang.web.id/|date=2018-02-04}}
*{{id}} [http://gkplembang.com/ Situs web Gereja Kristen Pasundan Jemaat Lembang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220630104715/http://www.gkplembang.com/|date=2022-06-30}}
*{{id}} [http://groups.yahoo.com/group/gkp/ Mailing List GKP] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130702064514/http://groups.yahoo.com/group/gkp/|date=2013-07-02}}
 
{{PGI}}