Kadirun Yahya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Usersyn (bicara | kontrib)
k typo, replaced: terimakasih → terima kasih (8) using AWB
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(17 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Ulama Muslim|nama=KadirunAyahanda YahyaGuru|nama_ibu=Siti Dour Aminah Siregar|tempat_makam=Surau Qutubul Amin, Arco, Depok, Jawa Barat|tempat_wafat=Arco, Depok, Jawa Barat|umur_wafat_m=84 tahun|tgl_wafat_m=9 Mei 2001|tgl_wafat_h=15 Safar 1422 H|mazhab_aqidah_sunni_1=Syafi'i|thariqah_sunni_1=Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah|etnis=Mandailing|nama_ayah=Sutan Sori Alam Abdullah Harahap|glr_islam_dpn=Al 'Arif Billah|thn_lahir_m=20 Juni 1917|tgl_lahir_h=30 Sya'ban 1335 H|nama_lahir=Muhammad Amin|caption=Prof. DRDr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin, MSc.|alt=Prof. DRDr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin, MSc.|image=File:Prof. DR_DR. H_H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya Muhammad Amin_Sayyidi_Syeikh_Kadirun_Yahya_Muhammad_Amin.jpgpng|tempat_lahir=Pangkalan Brandan, Sumatera Utara|gelar_bangsawan=Patuan Baleo Rahmatsyah|negara_makam=Indonesia|glr_tengah=Saidi Syaikh|above_end_special=Muhammad Amin Al-Khalidi}}
 
'''Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi '''(lahir di [[Pangkalan Brandan]], [[SumatraSumatera Utara|Sumatera Utara]] 1917 - meninggal di Arco, Depok, Jawa Barat 2001, pada usia 84 tahun) adalah seorang [[ulama]] [[tasawuf]] atau tokoh [[sufi]] kharismatik dari Indonesia. Ia adalah [[mursyid]] [[Tarekat Naqsyabandiyah]] Khalidiyah, salah satu [[tarekat]] terbesar di Indonesia, di mana tarekat yang dipimpinnya berkembang pesat di dalam maupun luar negeri. Lebih dari 700 tempat [[Zikir|dzikir]]/surau/alkah telah didirikan, dan setiap tahunnya diselenggarakan kegiatan [[suluk]] (i'tikaf, ibadah dan dzikir intensif selama 10 hari) hingga 10 kali di berbagai tempat, di Indonesia dan [[Malaysia]].<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/tasawuf/12/01/18/lxzphe-tarekat-naqsyabandiyah-di-nusantara-1|title=Tarekat Naqsyabandiyah di Nusantara (1)|date=2012-01-18|website=Republika Online|language=id|access-date=2020-06-04}}</ref>.
 
Syekh Kadirun Yahya adalah salah satu ulama [[tarekat]] yang dinilai berhasil memadukan antara ilmu [[Zikir|dzikir]] serta ilmu pengetahuan dan teknologi modern.<ref name=":0">{{Cite book|title=Tasawuf dan Tarekat Naqsyabandiyah Pimpinan Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya|last=Nur|first=Prof. K. H. Djamaan|publisher=USU Press|year=2002|isbn=979-458-191-7|location=Medan|pages=}}</ref> Ia banyak membuat tulisan-tulisan ilmiah, serta menjadi pemakalah dan pembicara dalam berbagai forum ilmiah, untuk menyampaikan gagasan dan pemikirannya mendeskripsikan tarekat dalam bahasan sains, yang disebutnya sebagai "Teknologi Metafisika Al-Qur'an". Pemikiran, sosok kepribadian, dan pola dakwah Syekh Kadirun Yahya yang unik dan berbeda dengan ulama-ulama pada umumnya ini, juga telah banyak diteliti dan ditulis para akademisi, peneliti, dan penulis, baik dari Indonesia maupun luar negeri.
Baris 8:
 
== Biografi ==
Syekh Kadirun Yahya dilahirkan di [[Pangkalan Brandan]], [[SumatraSumatera Utara]], pada tanggal [[20 Juni 1917]] bertepatan dengan 30 Sya'ban 1335 H dari ibu yang bernama Siti Dour Aminah Siregar dan ayah yang bernama Sutan Sori Alam Abdullah Harahap. Ayah Syekh Kadirun Yahya adalah seorang pegawai perminyakan (BPM) Pangkalan Berandan yang berasal dari kampung Sikarang-karang, [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]]. Keluarga besarnya adalah keluarga islamis religius yang ditandai dengan nenek dari pihak ayah dan ibunya adalah dua orang [[Syekh]] [[Tarekat]], yaitu Syekh Yahya dari pihak ayah dan Syekh Abdul Manan dari pihak ibu.<ref name=":0" /> Keluarga ini sering dikunjungi oleh para Syekh pada zaman dahulu.
 
== Riwayat Pendidikan ==
Baris 16:
# H.I.S ([[Hollandsch-Inlandsche School|Hollandsche Inlandsche School]]) setingkat SD, di Tanjung Pura, 1924 – 1931 (tamat)
# [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]]-B ([[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]) setingkat SMP, di Medan, tahun 1931-1935 (tamat dengan voorklasse)
# [[SMA Negeri 3 Yogyakarta|AMS-B]] ([[Algemeene Middelbare School|Aglemene Middelbare School]]), setingkat SMU, di [[Yogyakarta]], tahun 1935-1938 (tamat dengan beasiswa)
# Kuliah Umum Ketabiban tahun 1938-1940
# Kuliah Ilmu Jiwa, [[Amsterdam]] tahun 1940-1942 (tamat)
Baris 29:
== Riwayat Pekerjaan ==
 
Adapun riwayat pekerjaan Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya adalah:<ref name=":0" />:
 
# Guru Sekolah [[Muhammadiyah]] di [[Tapanuli Selatan]] (1942 - 1945)
Baris 37:
# Staf pada [[Departemen Pertanian Republik Indonesia|Departemen Pertanian]] pada tahun 1961 - 1968.
# Ketua umum Yayasan Prof. Dr. Kadirun Yahya pada tahun 1956 - 1998.
# Guru besar pada beberapa perguruan tinggi seperti [[Universitas SumatraSumatera Utara]], [[Universitas Padjadjaran|Unpad]], [[Universitas Panca Budi]], Universitas Prof. Dr. Mustopo, [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat|SESKOAD]], [[Universitas Muhammadiyah SumatraSumatera Utara]] (1960 - 1978).
# Rektor [[Universitas Pembangunan Panca Budi]]/Perguruan Panca Budi pada tahun 1961 sampai dengan 1998.
# Aspri (Asisten Pribadi) Panglima Mandala I Sumatera di bawah pimpinan Letjen A. Yunus Makoginta, sebagai Kolonel Aktif pada masa [[Dwikora]] (1964-1965).
# Aspri (Asisten Pribadi) Panglima Mandala I Sumatra di bawah pimpinan Letjen A. Yunus Makoginta dengan pangkat Kolonel (1965 - 1967).
# Anggota Dewan Kurator Seksi Ilmiah di [[Universitas Sumatera Utara|Universitas SumatraSumatera Utara]] pada tahun 1965 sampai dengan 1970.
# Pembantu khusus dengan pangkat Kolonel aktif pada Dirbinum Hankam di bawah pimpinan Letjen. R. Sugandhy pada tahun 1967-1968.
# Diperbantukan dari [[Departemen Pertanian Republik Indonesia|Departemen Pertanian]] ke Penasehat Ahli [[Menko Kesra]] pada tahun 1968 hingga 1974.
Baris 50:
 
== Riwayat Berorganisasi ==
[[Berkas:Prof. DR. H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya Muhammad Amin (19).jpg|al=Prof. DR. H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya dalam kegiatan militer|jmpl|Prof. DR. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya dalam kegiatanatribut militer (foto koleksi keluarga Prof. DR. H. Kadirun Yahya, tahun 1964)]]
Adapun riwayat berorganisasi Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya adalah:
 
Baris 57:
# Ketua Umum Islamic Phylosophical Institute (non politik) dalam dan luar negeri, tahun 1960 – 1972.
# Anggota Presidium Seksi Ilmiah merangkap ketua Cabang Sumut Team Konsultasi Penganut Agama Seluruh Indonesia, tahun 1962-1972.
# Pendiri [[Universitas Pembangunan Panca Budi]] Medan (sebelumnya bernama Akademi Metafisika), berdiri tahun 1956
# Pendiri Perguruan Panca Budi Medan (bermula dari Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA/SPP, saat ini telah ada TK/PAUD, SD, SMP, SMA, SMK), berdiri tahun 1961
# Penasehat umum Yayasan Baitul Amin, Jakarta tahun 1963 – 2001.
Baris 72:
 
== Piagam Penghargaan ==
[[Berkas:Prof. DR_DR. H_H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya Muhammad Amin _Sayyidi_Syeikh_Kadirun_Yahya_Muhammad_Amin_(28).jpgpng|al=Prof. DR. H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya Muhammad Amin|jmpl|Prof. DR. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin]]
Dari karya dan baktinya kepada negara, Syekh Kadirun Yahya mendapat piagam-piagam penghargaan,<ref name=":1">Mutmainnah, Anisah (2018). "[http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4672 Studi Deskriptif Pemikiran Politik Syekh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah tentang Hidup Bernegara]". Skripsi thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan</ref>, antara lain:
 
# [[Satyalancana Penegak|Satya Lencana Penegak]], dari Menteri Pertahanan dan Keamanan RI, tahun 1996.
Baris 80:
# Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas, dari Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Mayjend. Pol. Soedarmaji, tahun 1986.
# Piagam ucapan terima kasih atas bantuannya memberikan dukungan moril dan doa menemukan lokasi jatuhnya [[Merpati Nusantara Airlines|pesawat Merpati]], tahun 1988.
# Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas, dari Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Mayjend. Pol. Much. [[Poedy Sjamsoedin]] S, tahun 1988.
# Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas, dari Komandan Datasemen Inteljen KODAM I / BB Letkol. Inf. Sutoro Santo, tahun 1989.
# Piagam ucapan terima kasih atas turut serta mensukseskan program [[GOLKAR|Golkar]], dari Dewan Pimpinan Pusat [[Golongan Karya]], Bapak [[Soedharmono|Sudharmono]], SH, tahun 1987.
Baris 91:
'''Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya''' mengenal tarekat pada tahun 1943-1946 melalui seorang khalifah dari Syekh Syihabuddin Aek Libung (1892-1967) yang berasal dari [[Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan|Sayur Matinggi]], [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]].<ref name=":4">{{Cite book|url=https://catalogue.nla.gov.au/Record/4739022|title=Agama dan pergeseran representasi : konflik dan rekonsiliasi di Indonesia|last=Wahid|first=Yenny Zannuba|date=2009|publisher=Wahid Institute|isbn=978-602-95295-0-0|editor-last=Dja'far|editor-first=Alamsyah M.|location=Jakarta, Indonesia|pages=|oclc=489734391|url-status=live}}</ref> Pada waktu itu masa pergolakan ([[penjajahan Jepang]]) dan ia belum terlalu mendalami tarekat.
 
Pernikahan Syekh Kadirun Yahya muda dengan putri Syekh [[Haji Jalaluddin]] yang bermukim di [[Kota Bukittinggi|Bukit Tinggi]], yang kala itu merupakan tempat pertemuan para Syekh tarekat, memberinya peluang untuk memperdalam tarekat.<ref name=":5">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/949660598|title=Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia : survei historis, geografis dan sosiologis|last=Bruinessen, Martin van.|date=1994|publisher=Penerbit Mizan|isbn=979-433-000-0|edition=Rev. ed|location=Bandung, Indonesia|oclc=949660598}}</ref> Melalui mertuanya inilah Syekh Kadirun Yahya muda akhirnya berkenalan dengan Syekh yang kelak menjadi guru utamanya, yaitu Saidi Syekh [[Muhammad Hasyim Buayan]], di mana Syekh Muhammad Hasyim Buayan mendapatkan ijazah tarekat Naqsyabandiyah dari Syekh ‘Ali al-Rida di [[Jabal Abu Qubais, Mekkah|Jabal Abu Qubays, Mekkah]], yang dibantu oleh Syekh Husain. Keduanya adalah khalifah dari Syekh Sulaiman al-Zuhdi.<ref>{{Cite journal|last=Mohamad al-Merbawi|first=Abdul Manam Bin|last2=Abdullah|first2=Mohd Syukri Yeoh|last3=Abdullah|first3=Osman Chuah|last4=Wan Abdullah|first4=Wan Nasyrudin Bin|last5=Ahmad|first5=Salmah|date=2012-12-02|year=2012|title=Tarekat Naqshabandiyyah Khalidiyyah in Malaysia: A Study on the Leadership of Haji Ishaq bin Muhammad Arif|url=http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/120|journal=MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman|location=Medan|publisher=Universitas Islam Negeri Sumatera Utara|volume=36|issue=2|pages=299-319|doi=10.30821/miqot.v36i2.120|issn=2502-3616}}</ref>
 
Pada tahun 1947, Syekh Kadirun Yahya muda hadir di rumah murid Saidi Syekh Muhammad Hasyim, di [[Bukit Tinggi]], [[SumatraSumatera Barat]]. Ketika itulah ia pertama sekali mengikuti kegiatan tawajuh atau [[zikir]] berjamaah yang dipimpin oleh Saidi Syekh Muhammad Hasyim, seorang Syekh [[tarekat Naqsyabandiyah]] yang tinggal di nagari Buayan [[Lubuk Alung, Padang Pariaman|Lubuk Aluang,]] Kecamatan Batang Anai, [[Kabupaten Padang Pariaman]], [[SumatraSumatera Barat|Sumatera Barat]].
 
Saidi Syekh Muhammad Hasyim Buayan adalah orang yang disiplin dalam melaksanakan ketentuan tawajuh, dan biasanya siapa saja yang belum ikut tarekat belum diperbolehkan ikut dalam kegiatan ini. Tetapi pada waktu tawajuh hendak dilaksanakan, saat itu Saidi Syekh M. Hasyim Buayan melihat Kadirun Yahya muda, dan membolehkannya ikut tawajuh dengan diajarkan kaifiat (tata cara) singkat oleh khalifahnya pada saat itu juga. Ini merupakan peristiwa yang langka terjadi pada murid Tarekat Naqsyabandiyah seperti yang terjadi atas diri Syekh Kadirun Yahya, yaitu belum memasuki tarekat tetapi sudah mengikuti kegiatan tawajuh.
Baris 99:
Dalam situasi [[Agresi Militer Belanda II]], pada tahun 1949 Syekh Kadirun Yahya mengungsi ke pedalaman [[Tanjung Alam, Tanjung Baru, Tanah Datar|Tanjung Alam]], [[Batusangkar (kota)|Batu Sangkar]], Sumatera Barat. Di sini ia mencari sebuah masjid/surau, untuk shalat dan berdzikir, selama berjam-jam, berhari-hari. Pada suatu hari datanglah ke Masjid tersebut sekelompok orang dengan maksud melaksanakan khalwat/[[suluk]], yang dipimpin oleh seorang khalifah dari Syekh Abdul Majid Tanjung Alam (1873-1958), seorang Syekh dari Guguk Salo (Tanjung Alam, Batusangkar) yang juga dikenal dengan sebutan Syekh Abdul Majid Guguk Salo. Khalifah dari Syekh Abdul Majid ini meminta agar Syekh Kadirun Yahya memimpin suluk tersebut, dan semula ditolaklah permintaan tersebut. Tetapi setelah berkonsultasi lebih lanjut, maka ia bersedia dengan syarat harus ada izin dari Syekh Muhammad Hasyim. Setelah mendapatkan izin barulah ia memimpin suluk. Ini merupakan sebuah peristiwa yang langka, di mana Syekh Kadirun Yahya belum pernah mengikuti suluk, tetapi diberi kepercayaan dan amanah untuk mensulukkan orang.
 
Setelah kejadian tersebut, Syekh Kadirun Yahya menemui Syekh Abdul Majid untuk meminta suluk. Setelah suluk berakhir, ia mendapatkan satu ijazah dari Syekh Abdul Majid. Menurut menantu/wakil/penjaga suluk yaitu khalifah H. Imam Ramali, Syekh Abdul Majid Guguk Salo pernah berkata bahwa Syekh Kadirun Yahya, adalah orang yang benar-benar mampu melaksanakan suluk dan kelak akan dikenal diseluruhdi seluruh dunia sebagai pembawa tarekat Naqsyabandiyah.
 
Selanjutnya Syekh Kadirun Yahya, kembali menjumpai Saidi Syekh M. Hasyim Buayan untuk mempertanggung jawabkan kegiatan beliau yang “di luar prosedur lazim” tersebut dan sekaligus meminta suluk. Hal ini diperkenankan oleh Saidi Syekh M. Hasyim Buayan dengan langsung membuka suluk.
Baris 109:
Dalam Ijazah Syekh Kadirun Yahya dicantumkan kata-kata, “Guru dari orang-orang cerdik pandai, Ahli mengobat", yang baru beberapa puluh tahun kemudian terbukti kebenarannya. Syekh Kadirun Yahya diberi izin untuk melaksanakan dan menyesuaikan segala ketentuan Tarekat Naqsyabandiyah dengan kondisi zaman, sebab semua hakikat ilmu telah dilimpahkan gurunya padanya.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Bruinessen|first=Martin Van|year=2007|title=After The Days of Abu Qubays: Indonesian Transformations of The Naqshabandiyya-Khalidiyya|url=https://www.academia.edu/2528996/After_the_days_of_Ab%C3%BB_Qubays_Indonesian_transformations_of_the_Naqshbandiyya-Kh%C3%A2lidiyya|journal=Journal of the History of Sufism|location=Paris, France|publisher=Simurg Press|volume=5|issue=|pages=225-252|doi=|issn=1302-6852|oclc=611947677}}</ref>
 
Pada suatu saat yang lain, Syekh Syihabuddin Aek Libung Sayur Matinggi juga memberikan ijazah dan pengakuan sebagai Syekh Tarekat kepada Syekh Kadirun Yahya.<ref>{{Cite journal|last=Erawadi|first=Erawadi|date=2014-06-09|year=2014|title=Pusat-Pusat Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Tapanuli Bagian Selatan|url=http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/53|journal=MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman|language=|location=Medan|publisher=Universitas Islam Negeri Sumatera Utara|volume=38|issue=1|pages=81-96|doi=10.30821/miqot.v38i1.53|issn=2502-3616}}</ref>. Syekh Syihabuddinn Aek Libung Sayur Matinggi pernah berkata kepada anak kandungnya yang menjaga suluk, yaitu Syekh Husein, bahwa muridnya yang benar-benar dapat menegakkan Suluk adalah Syekh Kadirun Yahya.<ref>{{Cite journal|last=Lubis|first=Sakban|year=2018|title=Tharekat Naqsabandiyah Kholidiyah Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, MA di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan|url=http://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/almufida/article/view/93|journal=Almufida: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman|location=Medan|publisher=Fakultas Agama Islam Universitas Dharmawangsa|volume=03|issue=01|pages=44-69|doi=|issn=2715-6737}}</ref>
 
Pada tahun 1969, Syekh Kadirun Yahya berziarah dan bertemu dengan Syekh [[Muhammad Said Bonjol]]. Syekh Muhammad Said Bonjol memutuskan untuk memberikan kepada Syekh Kadirun sebuah benda berwujud semacam mahkota yang konon telah berusia lebih dari 300 tahun, yang dititipkan oleh guru Syekh Muhammad Said Bonjol, yaitu Syekh Ibrahim Kumpulan, di mana Syekh Ibrahim Kumpulan juga mendapatkannya dari gurunya, yaitu Saidi Syekh Sulaiman Al Qarimi ([[Jabal Abu Qubais, Mekkah|Jabal Abu Qubaisy]], [[Makkah|Mekkah]]), dengan pesan agar kelak diberikan kepada "seseorang yang pantas, yang memiliki tanda-tanda tertentu". Puluhan tahun berlalu, barulah “orang yang pantas” tersebut ditemukan oleh Syekh Muhammad Said Bonjol, yaitu Syekh Kadirun Yahya.
 
== Genealogi Kemuttashilan Sanad/Silsilah Tarekat Naqsyabandiah Al-Khalidiah ==
Baris 125:
# Asy Syekh [[Abu Ali Al-Fadl|Abu Ali Al-Fadhal bin Muhammad Aththusi Al-Farimadi qs]]
# Asy Syekh [[Yusuf Hamadani|Abu Yaqub Yusuf Al-Hamadani]] bin Ayyub bin Yusuf bin [[Husain bin Ali|Al-Husain]] qs dengan nama lain Abu Ali Assamadani
# Asy Syekh [[:en:Abdul_Khaliq_Ghijduwani|Abdul Khaliq Al-Fajduwani]] Ibnu Al Imam Abdul Jamil qs
# Asy Syekh [[Arif Riwgari]] qs
# Asy Syekh [[Mahmud Injir Al Faghnawi|Mahmud Al-Injir Al-Faghnawy]] qs
Baris 132:
# Asy Syekh Sayyid [[Amir Kulal]] bin Sayyid Hamzah qs
# Asy Syekh As Sayyid [[Bahauddin al-Bukhari an-Naqsyabandi|Muhammad Baha'uddin Bin Muhammad Bin Muhammad Asy Syarif Al Husaini Al Hasani Al Uwaisi Al Bukhari]] q.s
# Asy Syekh Muhammad Al-Bukhari Al-Khawarizumi yang dimasyhurkan namanya dengan Asy Syekh [[:en:Sayyid_Alauddin_Atar|Alauddin al-Aththar]] qs
# Asy Syekh [[Ya'qub al-Jarkhi|Ya'qub Al-Jarkhi]] qs
# Asy Syekh [[:en:Khwaja_Ahrar|Nashiruddin Ubaidullah Al-Ahrar Assamarqandi]] bin Mahmud bin Shihabuddin qs
# Asy Syekh [[:en:Muhammad_Zahid_Wakhshi|Muhammad Az-Zahid]] qs
# Asy Syekh [[Darwis Muhammad]] Samarqandi qs
# Asy Syekh [[:en:Muhammad_Khwaja|Muhammad Al-Khawajaki Al-Amkani]] Assamarqandi qs
# Asy-Syekh [[:en:Khwaja Baqi Billah|Muayyiduddin Muhammad Al-Baqi Billah]] q.s
# Asy Syekh [[:en:Ahmad Sirhindi|Ahmad Al Faruqy As Sirhindy]] qs
# Asy Syekh [[Muhammad  Ma'shum]] qs
# Asy Syekh [[Muhammad Sayfuddin|Muhammad Saifuddin]] qs
# Asy Syekh Asy-Syarif [[Nur Muhammad|Nur Muhammad Al-Badwani]] qs
# Asy Syekh [[:en:Mirza Mazhar Jan-e-Janaan|Syamsuddin Habibullah Jan Janan Muzhhar]] Al-'Alawi qs
# Asy Syekh [[:en:Ghulam Ali Dehlavi|Abdullah Ad-Dahlawy Al-'Alawy]] qs
Baris 172:
# Bidang bidang lainnya meliputi ketatanegaraan, menumpas [[Atheisme]]/[[komunisme]], kemasyarakatan dan lain lain.
 
Salah satu kegiatan utama dari Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya adalah mendirikan rumah ibadah (surau-surau) untuk mengamalkan dzikrullah/ melaksanakan latihan mental spiritual (i’tikaf/suluk).<ref>{{Cite journal|last=Sutatminingsih|first=Raras|date=2016/12|title=The RELATIONSHIP BETWEEN The PRACTICE of SULUK with PSYCHOLOGICAL WELL BEING among THE SALIKS at TAREKAT NAQSYABANDIYAH and NON-SALIKS|url=https://www.atlantis-press.com/proceedings/phico-16/25875868|language=en|publisher=Atlantis Press|pages=215–218|doi=10.2991/phico-16.2017.41|isbn=978-94-6252-333-3}}</ref>. Sampai tahun 2000-an sudah berdiri 700-an surau/tempat wirid di seluruh Indonesia, 15 (lima belas) di [[Malaysia]], dan 1 (satu) di [[Amerika Serikat]].<ref name=":0" />
 
Untuk membentuk hubungan antar surau di tingkat pusat dibentuk Badan Koordinasi Kesurauan (BKK), sedang tingkat propinsi dibentuk Badan Kerjasama Surau (BKS). Selanjutnya Badan Koordinasi Kesurauan (BKK) membentuk suatu badan yang disebut Pusat Kajian Tasawuf, untuk mengangkat Ilmu Metafisika ke permukaan, khususnya Tasawuf dan Tarekat dengan mengadakan seminar, ceramah, dialog dan sebagainya.
Baris 180:
== Tulisan Ilmiah ==
[[Berkas:Buku Prof. DR. H. Kadirun Yahya 04.jpg|al=buku-buku karya Prof. DR. H. Kadirun Yahya|jmpl|Sebagian buku-buku karya Prof. DR. H. Kadirun Yahya]]
Adapun tulisan-tulisan ilmiah karya Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya dalam format buku dan paper:<ref name=":2">Izzati, Nurul (2019). [http://digilib.uinsby.ac.id/31913/ "Kontroversi Tasawuf Nusantara: Kadirun Yahya dan perdebatan tentang otentisitas ajaran tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah"]. Masters thesis, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya</ref>:
 
# Sinopsis Sistem Mendarah Dagingkan Pancasila. Penerbit: Lembaga Ilmiah Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), Medan, 1979.
Baris 204:
== Pembicara dalam Forum Ilmiah ==
[[Berkas:Prof DR Kadirun Yahya dalam forum ilmiah.jpg|al=Prof. DR. H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya dalam forum ilmiah|jmpl|Prof. DR. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya dalam forum ilmiah|320x320px]]
Pada periode tahun 1986-1996 Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya sering kali mengadakan forum ilmiah maupun diundang sebagai pemakalah sekaligus pembicara dalam berbagai forum ilmiah seminar skala nasional dan internasional,<ref name=":1" />, antara lain:
 
# Temu ilmiah Seminar Internasional, “Teknologi Al Qur’an Dalam Tasawuf Islam”, diadakan oleh [[Universitas Panca Budi]] (UNPAB) di Medan pada Bulan Juni 1986.
Baris 221:
 
== Prinsip dan Motto Kerja ==
Pandangan hidup Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya dan motto-nya dalam bekerja, dirumuskan dalam Piagam Panca Budi,<ref>{{Cite journal|last=Hakim|first=U.N. Lukman|year=2011|title=Aktualisasi Metafisika dalam Kehidupan Manusia di Abad 21|url=http://jurnal.pancabudi.ac.id/|journal=Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu|location=Medan|publisher=Universitas Pembangunan Panca Budi Medan|publication-date=Desember 2011|volume=4|issue=2|pages=602-611|doi=|issn=1979 - 5408}}</ref>, yaitu:
 
# Devotion or worship to God - Pengabdian kepada Allah Swt.;
Baris 240:
 
=== Teknologi Metafisika Al-Qur'an ===
Salah satu fenomena islam Indonesia sejak tahun 1990-an adalah perdebatan pendapat di antara ilmuwan muslim terkait hubungan agama dan sains, yang memunculkan istilah-istilah seperti islamisasi ilmu pengetahuan, ilmuisasi islam, obyektifikasi islam, keserasian, ayatisasi, integrasi, integrasi – interkoneksi, dan lainnya. Sejak 1970-1980-an mulai dikenal nama-nama seperti [[Mohammad Rasjidi|Rasjidi]], [[Moenawar Chalil]], [[Hamka|Buya Hamka]], Hidajat Nataatmaja, [[Kuntowijoyo]], Mulyadhi Kartanegara, [[Amin Abdullah]], hingga Kadirun Yahya, yang mempelopori gerakan agama dan sains ini dalam tiga agenda, yaitu politik penguatan identitas keislaman, semangat melawan sekulerisasi barat, dan sikap defensif yang merupakan bagian dari dakwah.<ref>{{Cite journal|last=Bahri|first=Media Zainul|date=2018-12-01|year=2018|title=Expressing Political and Religious Identity: Religion-Science Relations in Indonesian Muslim Thinkers 1970-2014|url=https://aljamiah.or.id/index.php/AJIS/article/view/56106|journal=Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies|language=en|location=Yogyakarta|publisher=Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga|volume=56|issue=1|pages=155–186|doi=10.14421/ajis.2018.561.155-186|issn=2338-557X}}</ref>
 
Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya menggagas pemikiran melalui ilmu [[metafisika]] akan mampu menjelaskan apa sebenarnya agama itu. Misteri tentang agama yang misterius, mistis, tak terlihat, dll, bisa didekati dengan menggabungkan ilmu-ilmu eksakta (matematika, fisika, kimia, mekanika, biologi, dll), agar agama lebih bisa diterima oleh pikiran manusia. Umumnya, ajaran agama sulit dipahami karena tidak ada penjelasan yang logis, sehingga iman umat manusia rentan untuk bergeser ke [[atheisme]] atau [[Sekularisme|sekulerisme]].
 
Syekh Kadirun Yahya menggunakan teori metafisika dari perspektif sains,<ref>{{Cite journal|last=Syarifuddin|first=|last2=Prof. Dr. Muzakkir, MA|last3=Nur|first3=Dr.Anwarsyah|year=2017|title=Metaphysical thought Muhammad Iqbal and Correlation in the Reconstruction of the characters on Education Institutions (Case Study on Education Foundation of Prof. Dr. H. Kadirun Yahya)|url=https://www.ijirmf.com/wp-content/uploads/201712012.pdf|journal=International Journal for Innovative Research in Multidisciplinary Field|location=Gujarat, India|publisher=Research Culture Society|publication-date=31/12/2017|volume=3|issue=12|pages=63-72|doi=10.2015/IJIRMF.2455.0620|issn=2455-0620}}</ref>, untuk menunjukkan ilmiahnya ayat-ayat Al-Qur'an, dan bukan hanya sekedar [[Dogmatik|dogmatis]]. . Menurutnya ilmu metafisika eksakta sangat efektif untuk dipakai dalam menerangkan teori-teori ilmiah dari pelaksanaan teknis ilmu agama, termasuk di dalamnya bidang ilmu [[tasawuf]] dan [[sufi]].
 
Bagi Syekh Kadirun Yahya, metafisika adalah fisika di alam meta, merupakan suatu kenyataan tentang keberadaan (realitas) sesuatu secara eksak di alam meta (gaib, [[transenden]], abstrak), maka pendekatan ilmiah dalam pembahasan yang bersifat pasti dan memiliki batasan tertentu, akan lebih mudah mendapat pengertian dan pemahaman, di samping bahwa problem metafisika yang sesungguhnya dapat diterapkan dan dibuktikan eksistensinya, sehingga ilmu eksakta dapat dijadikan sebagai media pendukung dalam lingkungan metafisika dan ilmu pengetahuan.<ref name=":2" />
Baris 259:
Tuhan menurunkan energi [[Tak hingga|tak terhingga]] (infinity) dalam bentuk firman-Nya. Kekuatan tak terhingga di dalam kalîmah Allâh, atau ayat-ayat khusus Al-Qur'an, dapat menghancurkan segala sesuatu yang negatif antara surga dan bumi. Tujuan akhir dari setiap manusia adalah untuk mendapatkan akses ke faktor Tak Terhingga ini, yang hanya mungkin dilakukan dengan cara berhubungan (secara kerohanian) dengan Nabi.
 
Sama seperti energi listrik harus dibawa oleh kabel dari sumbernya ke lampu, energi ilahi yang tak terhingga ini hanya bisa didapatkan dengan menghubungkan (rohani) melalui Nabi dan rantai orang-orang suci,<ref name=":3" />, yaitu para ulama pewaris ilmu Nabi. Energi tak terbatas kalîmah Allâh ini dijelaskan Syekh Kadirun Yahya dalam rumus tak terhingga pada konsep matematika:
 
'''1 / ~ = 0'''
Baris 291:
Syekh Kadirun Yahya mendefinisikan metafisika eksakta sebagai kajian yang membahas masalah-masalah metafisika, yaitu yang bersifat abstrak, [[transenden]] dan gaib melalui pendekatan pada ilmu eksakta (matematika, fisika, kimia, mekanika, biologi, dll).<ref name=":2" />
 
Syekh Kadirun menjelaskan sintesis sains, teknologi, dan tasawuf modern, dengan menggunakan rumus eksakta fisika dan matematika sebagai [[metafora]] untuk menjelaskan hubungan antara manusia dan Tuhan, dan sebagai wujud atau simbol bahwa segala sesuatu dapat diperhitungkan secara ilmiah. Ia menjelaskan tentang teknologi metafisika berupa penyaluran kekuatan tak terhingga di dalam kalîmah Allah, yaitu dzikir dengan metode tarekat, memusatkannya, dan mengarahkannya untuk berbagai tujuan di dunia ini.<ref name=":5" />.
 
=== Tarekat sebagai Metodologi ===
Ditegaskan oleh Syekh Kadirun Yahya, bahwa kebenaran agama jangan hanya dipertahankan dengan hujjah akal, tetapi harus mampu dibuktikan kebenarannnya secara ‘real’, yang itu bisa didapatkan melalui metode tarekat. Dan metode tarekat itu sendiri harus bisa dibuktikan kebenarannya melalui sains matematika, fisika, dan kimia yang terukur. Ia berpandangan, bahwa menunjukkan ‘kekeramatan‘ ([[karamah]]) diperlukan untuk membuktikan kebenaran (Islam atau amalan tarekat) dan menangkis pendapat bahwa agama adalah khayalan.<ref>Husin, Hamidun Mohamad (2014), ''[http://rmc.kuis.edu.my/v1/ "Kepribadian Prof. Kadirun Yahya dan Pengaruhnya terhadap Suasana Pengamalan Tarekat di bawah Bimbingannya di Malaysia."] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200604132456/http://rmc.kuis.edu.my/v1/ |date=2020-06-04 }}'' Proceedings from the international conference on "International Research Management and Innovation Conference 2014 (IRMIC2014), run by Research Development Centre & Islamic Academy, Selangor International Islamic University College. Kuala Lumpur, Malaysia, 17 to 18 November 2014.</ref>
 
Pada dasarnya ilmu tarekat di dalam al Qur’an merupakan metode pelaksanaan teknis dari suatu amalan yang sangat tinggi, yaitu dzikir. Di sinilah yang dimaksudkan oleh Syekh Kadirun Yahya bahwa tarekat merupakan sebuah metodologi di dalam ilmu tasawuf, yaitu melalui pengamalan dzikir, pengamalan kalimah Allah.
 
Menurut Syekh Kadirun Yahya, kekuatan potensi kalimah Allah adalah maha dahsyat, sehingga mampu mempertahankan eksistensi dunia dari kehancuran total oleh tenaga apa pun.<ref>Husin, Hamidun Mohamad (2017), "The Doctrine and Practice of Naqshabandiyyah Khalidiyyah of The Prof. DR. H. Kadirun Yahya." Proceedings from the international conference on "[http://conference.kuis.edu.my/irsyad/ 3rd International Conference o Islamiyyat Studies 2017 (IRSYAD2017)]", run by Faculty of Islamic Civilization Studies, Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor. Kuala Lumpur, Malaysia, 1 to 1 Agustus 2017.</ref>. Maka ilmu tersebut perlu diriset, di mana letak ilmiahnya, ''the how to do''-nya, dari amalan-amalan tarekat yang kelihatannya mubazir dan seolah-olah hanya membuang waktu. Namun sebenarnya semuanya itu akan terbukti, kalau dilaksanakan dengan metode dzikir yang tepat, akan memperoleh manfaat yang besar dari kekuatan yang terkandung dalam al-Qur’an.<ref name=":6" />
 
Di dalam Al-Qur'an dan Hadist, Tuhan telah menunjukkan banyak contoh mengenai energi tak terhingga tersebut, seperti pada kejadian banjir Nabi Nuh, bencana yang dialami kaum Nabi Luth, mu’jizat Nabi Sulaiman, Nabi Daud melawan Goliath, Nabi Isa menghidupkan orang mati, krikil batu sijjil untuk memusnahkan tentara Abrahah, Nabi Ibrahim melawan Namrud, Nabi Musa melawan Fir’aun, dan lain-lainnya.
Baris 306:
Demikian pula tidak sedikit kisah-kisah [[karamah]] Syekh Kadirun Yahya dalam mempraktekkan teknologi metafisika ini, seperti memadamkan letusan [[gunung Galunggung]] di Jawa Barat atas permintaan Pemda Tk I Jawa Barat dengan menggunakan helikopter dan melempar batu serta menyiramkan air dzikir kalimah Allah, memberantas pemberontakan gerombolan komunis di Hutan [[Pahang, Malaysia|Pahang Malaysia]] atas permintaan perwira angkatan bersenjata Malaysia dengan menggunakan helikopter dan melemparkan batu-batu bermuatan dzikir kalimah Allah, menyembuhkan berbagai penyakit berat dan penyakit ganjil, penyembuhan kecanduan [[narkoba]], mengusir gangguan jin, dll. Semua itu merupakan praktek menyalurkan energi tak terhingga kalimah Allah, melalui berbagai media seperti batu, air, dan tongkat, yang telah didoakan dan diberi muatan dzikir kalimah Allah.<ref name=":6" />
 
Kisah-kisah menarik tentang sosok pribadi dan perjalanan spiritual Syekh Kadirun Yahya, peran aktifnya dalam dunia pendidikan, dunia sosial kemasyarakatan, dunia militer dan ketatanegaraan, serta cerita-cerita karamahnya dengan berbagai penjelasan ilmiah mengenai teknologi Al-Qur'an ini, membuat tarekat yang dipimpinnya mendapatkan banyak pengikut. Murid-muridnya berasal dari beragam kalangan, mulai masyarakat kelas bawah, menengah, sampai kelas atas,<ref>{{Cite journal|last=Aziz|first=Ahmad Amir|date=2013-09-02|year=2013|title=Kebangkitan Tarekat Kota|url=http://islamica.uinsby.ac.id/index.php/islamica/article/view/170|journal=ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman|location=Surabaya|publisher=Universitas Islam Negeri Sunan Ampel|volume=8|issue=1|pages=59–83|doi=10.15642/islamica.2013.8.1.59-83|issn=2356-2218}}</ref>, dari usahawan, profesional, artis, seniman, akademisi (guru, mahasiswa, dosen, doktor, sampai profesor), kalangan militer (polisi dan tentara, dari pangkat rendah sampai perwira tinggi), kalangan pejabat (dari kepala daerah, menteri, sampai keluarga Diraja Malaysia), baik di Indonesia maupun di Malaysia.<ref>{{Cite journal|last=Faiz|first=Muhammad|date=2016-12-31|year=2016|title=Khazanah Tasawuf Nusantara: Tarekat Naqsyabandiyyah Khalidiyyah di Malaysia|url=http://jurnal.instika.ac.id/index.php/AnilIslam/article/view/14|journal='Anil Islam: Jurnal Kebudayaan dan Ilmu Keislaman|language=|publisher=Institut Ilmu Keislaman Annuqayah|publication-place=Sumenep, Madura|volume=9|issue=2|pages=182–210|doi=|issn=2528-7532}}</ref>
 
=== Paradigma dan Kontroversi Tarekat dan Sains ===
Sebagai seorang profesor yang menekuni ilmu-ilmu fisika, kimia dan matematika, serta menulis risalah-risalah tentang  metafisika, Syekh Kadirun Yahya dianggap telah berhasil merekonsiliasi pengalaman mistis dalam tarekat dengan ilmu sains. Kombinasi antara pengetahuan ilmiah dengan reputasi pencapaian spiritual yang tinggi ini, menjadi daya tarik khusus bagi kalangan mahasiswa dan kaum intelektual untuk mempelajari tarekat yang dibawanya.<ref>{{Cite journal|last=Howell|first=Julia Day|date=2001-08|title=Sufism and the Indonesian Islamic Revival|url=https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0021911800009463/type/journal_article|journal=The Journal of Asian Studies|language=en|volume=60|issue=3|pages=701–729|doi=10.2307/2700107|issn=0021-9118}}</ref>
 
Bagi sebagian dari para pengikutnya, dzikir dengan metode tarekat dianggap sebagai salah satu solusi penting untuk menjawab masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, bahkan berbagai permasalahan yang lain.<ref>Ryan, Natasha (2003). [https://ro.ecu.edu.au/theses_hons/579/ "Tauhid and Tasawwuf: Indonesian Sufism in search of unity"]. Bachelor of Arts Honours thesis, Faculty of Community Services, Education and Social Sciences, Edith Cowan University, Australia.</ref>. Apalagi kemudian Syekh Kadirun Yahya juga mendirikan sebuah perguruan tinggi, [[Universitas Pembangunan Panca Budi]] di Medan, untuk mendorong program pendidikan metafisika yang ia kembangkan.<ref>Howell, Julia Day, Professor (2002), ''[https://www.academia.edu/3421260/Seeking_Sufism_in_the_Global_City_Indonesias_Cosmopolitan_Muslims_and_Depth_Spirituality "Seeking Sufism in the Global City: Indonesia's Cosmopolitan Muslims and Depth Spirituality."]'' Proceedings from the international conference on "Islam in Southeast Asia and China: Regional Faithlines and Faultlines in the Global Ummah " run by the City University of Hong Kong's Southeast Asia Research Centre, Faculty of Humanities and Social Sciences. Hong Kong, 28 November to 1 December 2002.</ref> Dari situlah pemikiran sufistik ditafsirkan kembali sebagai sumber inspirasi untuk praktek keagamaan kontemporer yang sesuai dengan perkembangan jaman.
 
Namun selain mendapatkan banyak pengikut, ada pula sebagian kalangan yang menolak pemikiran Syekh Kadirun Yahya maupun tarekat yang dibawanya.<ref>Ahmadi, Ghufron (2010). [http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4378 "Sumber Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Kadirun Yahya (Studi Kasus di Surau Saiful Amin Yogyakarta)"]. Skripsi thesis, Jurusan Tafsir Hadist, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.</ref> Pemikirannya tentang teknologi metafisika Al-Qur'an untuk menjelaskan tarekat, cerita-cerita karamahnya, perjalanan hidupnya, dan praktek-praktek teknis tarekat yang dilakukan jamaah tarekatnya, dianggap kontroversial oleh para penentangnya, bahkan terjadi intimidasi terhadap jamaah tarekat ini di beberapa daerah.<ref name=":4" /> Penolakan-penolakan dan intimidasi ini pun disanggah dengan cara damai oleh para pengikut Syekh Kadirun Yahya melalui berbagai tulisan ilmiah dan forum-forum ilmiah.
Baris 317:
Walaupun terdapat kontroversi di sebagian kalangan, namun karya-karya ilmiah pemikiran Syekh Kadirun Yahya telah banyak menginspirasi para penulis, akademisi, dan peneliti di Indonesia, Malaysia, maupun beberapa negara lainnya. Tercatat lebih dari 30 tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia, bahasa Melayu, maupun bahasa Inggris, berupa skripsi, thesis, disertasi, makalah forum ilmiah, jurnal, sampai buku, yang telah mengulas pemikiran Syekh Kadirun Yahya, sosok pribadi dan perjalanan spiritualnya, maupun pergerakannya dalam dakwah tarekat.
 
Terlepas dari adanya pro dan kontra terhadap metode maupun materi dakwah tarekat yang dibawanya, hal ini menunjukkan bahwa Syekh Kadirun Yahya telah dianggap banyak memberi pengaruh dalam berkembangnya Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah. Pemikiran dan pergerakannya telah membuat banyak orang mengikuti ajaran tarekat tersebut, atau sekedar menjadikannya sebagai ilmu pengetahuan secara ilmiah saja. Kini Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah yang dibawa Syekh Kadirun Yahya telah berkembang luas menjadi salah satu tarekat terbesar di Indonesia maupun di Malaysia,<ref name=":1" />, dan telah tersebar sampai ke Thailand, Brunei, Jepang, Australia, Amerika dan Inggris.
== Wafat ==
'''Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya '''wafat pada 9 Mei 2001 atau 15 Safar 1422 H, dalam usia 84 tahun, dan dimakamkan di Surau Qutubul Amin Arco, [[Kota Depok|Depok]], [[Jawa Barat]].<ref>{{Cite news|url=https://www.republika.co.id/berita/koran/islam-digest-koran/15/02/01/nj3hbl-prof-sayyidi-syekh-kadirun-yahya-guru-besar-pemimpin-para-sufi|title=Prof Sayyidi Syekh Kadirun Yahya Guru Besar Pemimpin Para Sufi {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2018-09-12}}</ref>.
 
== Referensi ==
Baris 335:
[[Kategori:Tarekat Sufi]]
[[Kategori:Tarekat Naqsyabandiyah]]
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 3 Yogyakarta]]