Kadirun Yahya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbaikan kesalahan pengetikan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(13 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Ulama Muslim|nama=
'''Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi '''(lahir di [[Pangkalan Brandan]], [[
Syekh Kadirun Yahya adalah salah satu ulama [[tarekat]] yang dinilai berhasil memadukan antara ilmu [[Zikir|dzikir]] serta ilmu pengetahuan dan teknologi modern.<ref name=":0">{{Cite book|title=Tasawuf dan Tarekat Naqsyabandiyah Pimpinan Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya|last=Nur|first=Prof. K. H. Djamaan|publisher=USU Press|year=2002|isbn=979-458-191-7|location=Medan|pages=}}</ref> Ia banyak membuat tulisan-tulisan ilmiah, serta menjadi pemakalah dan pembicara dalam berbagai forum ilmiah, untuk menyampaikan gagasan dan pemikirannya mendeskripsikan tarekat dalam bahasan sains, yang disebutnya sebagai "Teknologi Metafisika Al-Qur'an". Pemikiran, sosok kepribadian, dan pola dakwah Syekh Kadirun Yahya yang unik dan berbeda dengan ulama-ulama pada umumnya ini, juga telah banyak diteliti dan ditulis para akademisi, peneliti, dan penulis, baik dari Indonesia maupun luar negeri.
Baris 8:
== Biografi ==
Syekh Kadirun Yahya dilahirkan di [[Pangkalan Brandan]], [[
== Riwayat Pendidikan ==
Baris 37:
# Staf pada [[Departemen Pertanian Republik Indonesia|Departemen Pertanian]] pada tahun 1961 - 1968.
# Ketua umum Yayasan Prof. Dr. Kadirun Yahya pada tahun 1956 - 1998.
# Guru besar pada beberapa perguruan tinggi seperti [[Universitas
# Rektor [[Universitas Pembangunan Panca Budi]]/Perguruan Panca Budi pada tahun 1961 sampai dengan 1998.
# Aspri (Asisten Pribadi) Panglima Mandala I Sumatera di bawah pimpinan Letjen A. Yunus Makoginta, sebagai Kolonel Aktif pada masa [[Dwikora]] (1964-1965).
# Aspri (Asisten Pribadi) Panglima Mandala I Sumatra di bawah pimpinan Letjen A. Yunus Makoginta dengan pangkat Kolonel (1965 - 1967).
# Anggota Dewan Kurator Seksi Ilmiah di [[Universitas Sumatera Utara|Universitas
# Pembantu khusus dengan pangkat Kolonel aktif pada Dirbinum Hankam di bawah pimpinan Letjen. R. Sugandhy pada tahun 1967-1968.
# Diperbantukan dari [[Departemen Pertanian Republik Indonesia|Departemen Pertanian]] ke Penasehat Ahli [[Menko Kesra]] pada tahun 1968 hingga 1974.
Baris 50:
== Riwayat Berorganisasi ==
[[Berkas:Prof. DR. H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya Muhammad Amin (19).jpg|al=Prof. DR. H. Sayyidi Syeikh Kadirun Yahya dalam kegiatan militer|jmpl|Prof. DR. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya dalam
Adapun riwayat berorganisasi Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya adalah:
Baris 57:
# Ketua Umum Islamic Phylosophical Institute (non politik) dalam dan luar negeri, tahun 1960 – 1972.
# Anggota Presidium Seksi Ilmiah merangkap ketua Cabang Sumut Team Konsultasi Penganut Agama Seluruh Indonesia, tahun 1962-1972.
# Pendiri [[Universitas Pembangunan Panca Budi]] Medan (sebelumnya bernama Akademi Metafisika), berdiri tahun 1956
# Pendiri Perguruan Panca Budi Medan (bermula dari Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA/SPP, saat ini telah ada TK/PAUD, SD, SMP, SMA, SMK), berdiri tahun 1961
# Penasehat umum Yayasan Baitul Amin, Jakarta tahun 1963 – 2001.
Baris 72:
== Piagam Penghargaan ==
[[Berkas:Prof.
Dari karya dan baktinya kepada negara, Syekh Kadirun Yahya mendapat piagam-piagam penghargaan,<ref name=":1">Mutmainnah, Anisah (2018). "[http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4672 Studi Deskriptif Pemikiran Politik Syekh Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah tentang Hidup Bernegara]". Skripsi thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan</ref> antara lain:
Baris 80:
# Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas, dari Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Mayjend. Pol. Soedarmaji, tahun 1986.
# Piagam ucapan terima kasih atas bantuannya memberikan dukungan moril dan doa menemukan lokasi jatuhnya [[Merpati Nusantara Airlines|pesawat Merpati]], tahun 1988.
# Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas, dari Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Mayjend. Pol. Much. [[Poedy Sjamsoedin]] S, tahun 1988.
# Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas, dari Komandan Datasemen Inteljen KODAM I / BB Letkol. Inf. Sutoro Santo, tahun 1989.
# Piagam ucapan terima kasih atas turut serta mensukseskan program [[GOLKAR|Golkar]], dari Dewan Pimpinan Pusat [[Golongan Karya]], Bapak [[Soedharmono|Sudharmono]], SH, tahun 1987.
Baris 91:
'''Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya''' mengenal tarekat pada tahun 1943-1946 melalui seorang khalifah dari Syekh Syihabuddin Aek Libung (1892-1967) yang berasal dari [[Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan|Sayur Matinggi]], [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]].<ref name=":4">{{Cite book|url=https://catalogue.nla.gov.au/Record/4739022|title=Agama dan pergeseran representasi : konflik dan rekonsiliasi di Indonesia|last=Wahid|first=Yenny Zannuba|date=2009|publisher=Wahid Institute|isbn=978-602-95295-0-0|editor-last=Dja'far|editor-first=Alamsyah M.|location=Jakarta, Indonesia|pages=|oclc=489734391|url-status=live}}</ref> Pada waktu itu masa pergolakan ([[penjajahan Jepang]]) dan ia belum terlalu mendalami tarekat.
Pernikahan Syekh Kadirun Yahya muda dengan putri Syekh [[Haji Jalaluddin]] yang bermukim di [[Kota Bukittinggi|Bukit Tinggi]], yang kala itu merupakan tempat pertemuan para Syekh tarekat, memberinya peluang untuk memperdalam tarekat.<ref name=":5">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/949660598|title=Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia : survei historis, geografis dan sosiologis|last=Bruinessen, Martin van.|date=1994|publisher=Penerbit Mizan|isbn=979-433-000-0|edition=Rev. ed|location=Bandung, Indonesia|oclc=949660598}}</ref> Melalui mertuanya inilah Syekh Kadirun Yahya muda akhirnya berkenalan dengan Syekh yang kelak menjadi guru utamanya, yaitu Saidi Syekh [[Muhammad Hasyim Buayan]], di mana Syekh Muhammad Hasyim Buayan mendapatkan ijazah tarekat Naqsyabandiyah dari Syekh ‘Ali al-Rida di [[Jabal Abu Qubais, Mekkah|Jabal Abu Qubays, Mekkah]], yang dibantu oleh Syekh Husain. Keduanya adalah khalifah dari Syekh Sulaiman al-Zuhdi.<ref>{{Cite journal|last=Mohamad al-Merbawi|first=Abdul Manam Bin|last2=Abdullah|first2=Mohd Syukri Yeoh|last3=Abdullah|first3=Osman Chuah|last4=Wan Abdullah|first4=Wan Nasyrudin Bin|last5=Ahmad|first5=Salmah|date=2012-12-02|year=2012|title=Tarekat Naqshabandiyyah Khalidiyyah in Malaysia: A Study on the Leadership of Haji Ishaq bin Muhammad Arif|url=http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/120|journal=MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman|location=Medan|publisher=Universitas Islam Negeri Sumatera Utara|volume=36|issue=2|pages=299-319|doi=10.30821/miqot.v36i2.120|issn=2502-3616}}</ref>
Pada tahun 1947, Syekh Kadirun Yahya muda hadir di rumah murid Saidi Syekh Muhammad Hasyim, di [[Bukit Tinggi]], [[
Saidi Syekh Muhammad Hasyim Buayan adalah orang yang disiplin dalam melaksanakan ketentuan tawajuh, dan biasanya siapa saja yang belum ikut tarekat belum diperbolehkan ikut dalam kegiatan ini. Tetapi pada waktu tawajuh hendak dilaksanakan, saat itu Saidi Syekh M. Hasyim Buayan melihat Kadirun Yahya muda, dan membolehkannya ikut tawajuh dengan diajarkan kaifiat (tata cara) singkat oleh khalifahnya pada saat itu juga. Ini merupakan peristiwa yang langka terjadi pada murid Tarekat Naqsyabandiyah seperti yang terjadi atas diri Syekh Kadirun Yahya, yaitu belum memasuki tarekat tetapi sudah mengikuti kegiatan tawajuh.
Baris 111:
Pada suatu saat yang lain, Syekh Syihabuddin Aek Libung Sayur Matinggi juga memberikan ijazah dan pengakuan sebagai Syekh Tarekat kepada Syekh Kadirun Yahya.<ref>{{Cite journal|last=Erawadi|first=Erawadi|date=2014-06-09|year=2014|title=Pusat-Pusat Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di Tapanuli Bagian Selatan|url=http://jurnalmiqotojs.uinsu.ac.id/index.php/jurnalmiqot/article/view/53|journal=MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman|language=|location=Medan|publisher=Universitas Islam Negeri Sumatera Utara|volume=38|issue=1|pages=81-96|doi=10.30821/miqot.v38i1.53|issn=2502-3616}}</ref> Syekh Syihabuddinn Aek Libung Sayur Matinggi pernah berkata kepada anak kandungnya yang menjaga suluk, yaitu Syekh Husein, bahwa muridnya yang benar-benar dapat menegakkan Suluk adalah Syekh Kadirun Yahya.<ref>{{Cite journal|last=Lubis|first=Sakban|year=2018|title=Tharekat Naqsabandiyah Kholidiyah Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, MA di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan|url=http://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/almufida/article/view/93|journal=Almufida: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman|location=Medan|publisher=Fakultas Agama Islam Universitas Dharmawangsa|volume=03|issue=01|pages=44-69|doi=|issn=2715-6737}}</ref>
Pada tahun 1969, Syekh Kadirun Yahya berziarah dan bertemu dengan Syekh [[Muhammad Said Bonjol]]. Syekh Muhammad Said Bonjol memutuskan untuk memberikan kepada Syekh Kadirun sebuah benda berwujud semacam mahkota yang konon telah berusia lebih dari 300 tahun, yang dititipkan oleh guru Syekh Muhammad Said Bonjol, yaitu Syekh Ibrahim Kumpulan, di mana Syekh Ibrahim Kumpulan juga mendapatkannya dari gurunya, yaitu Saidi Syekh Sulaiman Al Qarimi ([[Jabal Abu Qubais
== Genealogi Kemuttashilan Sanad/Silsilah Tarekat Naqsyabandiah Al-Khalidiah ==
Baris 125:
# Asy Syekh [[Abu Ali Al-Fadl|Abu Ali Al-Fadhal bin Muhammad Aththusi Al-Farimadi qs]]
# Asy Syekh [[Yusuf Hamadani|Abu Yaqub Yusuf Al-Hamadani]] bin Ayyub bin Yusuf bin [[Husain bin Ali|Al-Husain]] qs dengan nama lain Abu Ali Assamadani
# Asy Syekh [[:en:Abdul_Khaliq_Ghijduwani|Abdul Khaliq Al-Fajduwani]] Ibnu Al Imam Abdul Jamil qs
# Asy Syekh [[Arif Riwgari]] qs
# Asy Syekh [[Mahmud Injir Al Faghnawi|Mahmud Al-Injir Al-Faghnawy]] qs
Baris 132:
# Asy Syekh Sayyid [[Amir Kulal]] bin Sayyid Hamzah qs
# Asy Syekh As Sayyid [[Bahauddin al-Bukhari an-Naqsyabandi|Muhammad Baha'uddin Bin Muhammad Bin Muhammad Asy Syarif Al Husaini Al Hasani Al Uwaisi Al Bukhari]] q.s
# Asy Syekh Muhammad Al-Bukhari Al-Khawarizumi yang dimasyhurkan namanya dengan Asy Syekh [[:en:Sayyid_Alauddin_Atar|Alauddin al-Aththar]] qs
# Asy Syekh [[Ya'qub al-Jarkhi|Ya'qub Al-Jarkhi]] qs
# Asy Syekh [[:en:Khwaja_Ahrar|Nashiruddin Ubaidullah Al-Ahrar Assamarqandi]] bin Mahmud bin Shihabuddin qs
# Asy Syekh [[:en:Muhammad_Zahid_Wakhshi|Muhammad Az-Zahid]] qs
# Asy Syekh [[Darwis Muhammad]] Samarqandi qs
# Asy Syekh [[:en:Muhammad_Khwaja|Muhammad Al-Khawajaki Al-Amkani]] Assamarqandi qs
# Asy-Syekh [[:en:Khwaja Baqi Billah|Muayyiduddin Muhammad Al-Baqi Billah]] q.s
# Asy Syekh [[:en:Ahmad Sirhindi|Ahmad Al Faruqy As Sirhindy]] qs
# Asy Syekh [[Muhammad
# Asy Syekh [[Muhammad Sayfuddin|Muhammad Saifuddin]] qs
# Asy Syekh Asy-Syarif [[Nur Muhammad|Nur Muhammad Al-Badwani]] qs
# Asy Syekh [[:en:Mirza Mazhar Jan-e-Janaan|Syamsuddin Habibullah Jan Janan Muzhhar]] Al-'Alawi qs
# Asy Syekh [[:en:Ghulam Ali Dehlavi|Abdullah Ad-Dahlawy Al-'Alawy]] qs
Baris 240:
=== Teknologi Metafisika Al-Qur'an ===
Salah satu fenomena islam Indonesia sejak tahun 1990-an adalah perdebatan pendapat di antara ilmuwan muslim terkait hubungan agama dan sains, yang memunculkan istilah-istilah seperti islamisasi ilmu pengetahuan, ilmuisasi islam, obyektifikasi islam, keserasian, ayatisasi, integrasi, integrasi – interkoneksi, dan lainnya. Sejak 1970-1980-an mulai dikenal nama-nama seperti [[Mohammad Rasjidi|Rasjidi]], [[Moenawar Chalil]], [[Hamka|Buya Hamka]], Hidajat Nataatmaja, [[Kuntowijoyo]], Mulyadhi Kartanegara, [[Amin Abdullah]], hingga Kadirun Yahya, yang mempelopori gerakan agama dan sains ini dalam tiga agenda, yaitu politik penguatan identitas keislaman, semangat melawan sekulerisasi barat, dan sikap defensif yang merupakan bagian dari dakwah.<ref>{{Cite journal|last=Bahri|first=Media Zainul|date=2018-12-01|year=2018|title=Expressing Political and Religious Identity: Religion-Science Relations in Indonesian Muslim Thinkers 1970-2014|url=https://aljamiah.or.id/index.php/AJIS/article/view/56106|journal=Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies|language=en|location=Yogyakarta|publisher=Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga|volume=56|issue=1|pages=155–186|doi=10.14421/ajis.2018.561.155-186|issn=2338-557X}}</ref>
Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya menggagas pemikiran melalui ilmu [[metafisika]] akan mampu menjelaskan apa sebenarnya agama itu. Misteri tentang agama yang misterius, mistis, tak terlihat, dll, bisa didekati dengan menggabungkan ilmu-ilmu eksakta (matematika, fisika, kimia, mekanika, biologi, dll), agar agama lebih bisa diterima oleh pikiran manusia. Umumnya, ajaran agama sulit dipahami karena tidak ada penjelasan yang logis, sehingga iman umat manusia rentan untuk bergeser ke [[atheisme]] atau [[Sekularisme|sekulerisme]].
Baris 309:
=== Paradigma dan Kontroversi Tarekat dan Sains ===
Sebagai seorang profesor yang menekuni ilmu-ilmu fisika, kimia dan matematika, serta menulis risalah-risalah tentang
Bagi sebagian dari para pengikutnya, dzikir dengan metode tarekat dianggap sebagai salah satu solusi penting untuk menjawab masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, bahkan berbagai permasalahan yang lain.<ref>Ryan, Natasha (2003). [https://ro.ecu.edu.au/theses_hons/579/ "Tauhid and Tasawwuf: Indonesian Sufism in search of unity"]. Bachelor of Arts Honours thesis, Faculty of Community Services, Education and Social Sciences, Edith Cowan University, Australia.</ref> Apalagi kemudian Syekh Kadirun Yahya juga mendirikan sebuah perguruan tinggi, [[Universitas Pembangunan Panca Budi]] di Medan, untuk mendorong program pendidikan metafisika yang ia kembangkan.<ref>Howell, Julia Day, Professor (2002), ''[https://www.academia.edu/3421260/Seeking_Sufism_in_the_Global_City_Indonesias_Cosmopolitan_Muslims_and_Depth_Spirituality "Seeking Sufism in the Global City: Indonesia's Cosmopolitan Muslims and Depth Spirituality."]'' Proceedings from the international conference on "Islam in Southeast Asia and China: Regional Faithlines and Faultlines in the Global Ummah " run by the City University of Hong Kong's Southeast Asia Research Centre, Faculty of Humanities and Social Sciences. Hong Kong, 28 November to 1 December 2002.</ref> Dari situlah pemikiran sufistik ditafsirkan kembali sebagai sumber inspirasi untuk praktek keagamaan kontemporer yang sesuai dengan perkembangan jaman.
|