Rantak Kudo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Kesenian Minangkabau menggunakan HotCat
k membetulkan ejaan
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Februari 2023}}
'''''Rantak Kudo''''' merupakan [[sastra Minangkabau|sastra lisan Minangkabau]] yang terdapat di Lubuak Gadang di [[Rao Utara, Pasaman|Rao Utara]] dan Langsek Kadok di [[Rao Selatan, Pasaman|Rao Selatan]], [[Kabupaten Pasaman|Pasaman]]. Sastra lisan ini berupa kegiatan [[berbalas pantun|berpantun]] lepas diiringi suara ''rebano'' dan ''saluang'' yang mana pantun-pantun yang dibacakannya tidak mementingkan kesautan cerita, namun mementingkan apresiasi berpantun.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=134-135}} Tujuan ''Rantak Kudo'' pada awalnya untuk mencari jodoh bagi para tukang dendangnya. Meski demikian, tujuan ''Rantak Kudo'' berubah menjadi hiburan ketika ditampilkan kembali tahun [[2001]] setelah sejak [[1974]] tidak pernah ditampilkan. Tradisi lisan ini terancam punah di Lansek Kadok karena umumnya hanya orang berusia di atas 30 tahun yang mengetahui tradisi ini.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=136}}
 
'''''Rantak Kudo''''' merupakan [[sastra Minangkabau|sastra lisan Minangkabau]] yang terdapat di Lubuak Gadang di [[Rao Utara, Pasaman|Rao Utara]] dan Langsek Kadok di [[Rao Selatan, Pasaman|Rao Selatan]], [[Kabupaten Pasaman|Pasaman]]. Sastra lisan ini berupa kegiatan [[berbalas pantun|berpantun]] lepas diiringi suara ''rebano'' dan ''saluang'' yang mana pantun-pantun yang dibacakannya tidak mementingkan kesautankesatuan cerita, namuntetapi mementingkan apresiasi berpantun.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=134-135}} Tujuan ''Rantak Kudo'' pada awalnya untuk mencari jodoh bagi para tukang dendangnya. Meski demikian, tujuan ''Rantak Kudo'' berubah menjadi hiburan ketika ditampilkan kembali tahun [[2001]] setelah sejak [[1974]] tidak pernah ditampilkan. Tradisi lisan ini terancam punah di Lansek Kadok karena umumnya hanya orang berusia di atas 30 tahun yang mengetahui tradisi ini.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=136}}
 
== Asal mula ==
Asal mula ''rantak kudo'' diyakini berasal dari perselisihan antarnagari di [[ranah Minang|Minangkabau]]. Ketika itu, tiap nagari di Minangkabau memiliki raja ([[penghulu]]). Perselisihan tersebut berujung pada meninggalnya salah satu raja dari salah satu nagari ketika ia sedang berburu. Ia meninggal karena jejaknya ditikam<ref>Kepercayaan orang Minangkabau dahulu bahwa kesaktian manusia pada zaman itu dapat membuat manusia mampu membunuh musuhnya hanya dengan menikam jejaknya menggunakan keris sakti.</ref> oleh raja lainnya dengan [[keris]] sakti. Meninggalnya sang raja menyebabkan istrinya meratapi kematiannya. Ketika ia meratap, rentak kuda ([[bahasa Minangkabau]]: ''rantak kudo'') dari kandang mengiringi kesedihannya. Karena ratapan istrinya itu berbentuk [[pantun]] dan diiringi oleh rentak [[kuda]], maka tradisi ini disebut ''Rantak Kudo''.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=135}}
 
== PertunjukkanPertunjukan ==
''Rantak Kudo'' dimainkan setidaknya oleh 2 tukang dendang, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Tukang dendang laki-laki harus [[bujangan]] atau perjaka sementara tukang dendang perempuan harus gadis atau [[perawan]]. Jika tukang dendang hanya dua, tukang dendang laki-laki juga bertindak sebagai pemain ''[[rebana|rebano]]'' dan ''[[saluang]]''. Jika tidak, biasanya terdapat penabuh ''rebano'' sendiri dan peniup ''saluang'' sendiri selain dua tukang dendang tadi. {{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=135}}
 
Pertunjukkan ''Rantak Kudo'' dimulai dengan pembukaan, setelah itu dilanjutkan permohonan maaf dan permintaan izin pada ''ninik mamak''. Pada inti acara, pantun diawali oleh tukang dendang perempuan, lalu kemudian dibalas oleh tukang dendang laki-laki.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=137}}
 
Bahasa yang digunakan dalam ''Rantak Kudo'' adalah bahasa Minangkabau dialek Rao, khususnya logat Langsek Kadok. Meski demikian, kadangkalakadang kala ''Rantak Kudo'' ditampilkan dengan campuran bahasa Minangkabau, [[bahasa Melayu]], dan [[bahasa Mandailing]].{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=136}}
 
''Rantak Kudo'' dianggap tradisi yang beradab, sehingga biasanya dipertunjukkan di rumah-rumah penduduk atau [[rumah Gadang|rumah gadang]], bukan di lapangan. Pertunjukkan ini pun tidak dipentaskan pada acara [[perkawinan]], namuntetapi dipentaskan pada acara-acara adat seperti pengangkatan raja atau penghulu.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=136-137}} Tiap nagari memiliki kebanggaan bila dapat menampilkan ''Rantak Kudo''.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=135}}
 
Pertunjukkan ini dimulai setelah [[salat Isya|Isya]], kira-kira pukul 9 malam, hingga sebelum [[subuh]], kira-kira pukul 4 pagi.{{sfn|Amir|Zuriati|Anwar|2006|p=137}}