Mariologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
 
(15 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Santa Marija Assunta - Vara.JPG|thumbjmpl|rightka|200px|Patung Bunda Maria di [[Attard, Malta|Attard]], [[Malta]].]]
 
'''Mariologi''' dalam [[Gereja Katolik Roma]] adalah sebuah bagian [[teologi]] yang berhubungan dengan [[Maria]], ibu [[Yesus]]. Maria dalam Gereja Katolik Roma dijuluki sebagai Sang Perawan Suci dan Ibu Tuhan sehingga ia disebut memiliki sebuah martabat yang tak terhingga yang berasal dari kebaikan yang tak terhingga pula, yakni Allah.<ref>(Cf. Summa Theologiae, I, Q, 25, Art 6 as 4um)</ref> Secara teologis, Mariologi Katolik Roma tidak hanya membahas kehidupannya saja, namun juga membahas berbagai penghormatan kepadanya dalam kehidupan sehari-hari, doa-doa, serta kesenian, musik dan arsitektur yang bertemakan Maria dalam kehidupan Kristiani.
Baris 9:
Mariologi Katolik adalah sebuah konsekuensi logis dan penting dari Kristologi: [[Yesus]] dan [[Maria]] adalah anak dan ibu, Sang Penebus Dosa dan Yang Ditebus Dosanya.<ref>Pada inti misteri ini, di tengah-tengah keajaiban iman ini, terdapatlah sosok Maria. Sebagai Ibu yang sangt mengasihi Sang Penebus Dosa, dialah yang pertama yang mengalaminya: "Dalam keajaiban alam Engkau melahirkan pencipta-Mu!" [[Paus Yohanes Paulus II]] dalam ''Redemptoris Mater'', 51</ref> Mariologi adalah Kristologi yang dikembangkan hingga ke potensi yang sepenuhnya.<ref>Baca ''Mystici corporis Christi'' karya [[Paus Pius XII]]; ''Mariology is always christocentric'' karya [[John Henry Newman]], ''Mary: The Virgin Mary in the Life and Writings of John Henry Newman'' karya Michael Testa tahun 2001; ''Mariology Is Christology'' karya Vittorio Messori, dan "The Mary Hypothesis" terbitan [[Roma]] tahun 2005</ref> [[Maria]] dan putranya [[Yesus]] sangatlah mirip namun tidak kembar identik dalam teologi Katolik. Oleh karena itu, ajaran-ajaran tentang [[Maria]], disamping turut memberikan sumbangan ke dalam pengajaran mengenai [[Kristus]], juga adalah ajaran yang terpisah yang disebut Mariologi.
 
[[Maria]] mengembangkan pengertian yang lebih mendalam mengenai siapa [[Kristus]] itu dan apa yang dilakukan-Nya. Kristologi tanpa Maria adalah suatu hal yang salah menurut pandangan [[Gereja Katolik Roma]], karena teologi tersebut berarti tidak didasarkan pada wahyu Kitab Suci yang penuh. Umat Kristiani pada masa-masa awal dan banyak orang-orang suci memusatkan diri pada interpretasi paralel ini. Para paus menyoroti hubungan intim antara [[dogma|dogma-dogma]] mengenai Maria dan penerimaan penuh dari dogma Kristologi.<ref>''Mystici Corporis'' , ''[[Lumen Gentium]]'' dan ''Redemptoris Mater'' melengkapi pengertian Katolik modern akan hubungan ini.</ref>
 
Gereja adalah kumpulan umat Allah karena dirinya adalah Tubuh Kristus.<ref>Baca tulisan [[Paus Pius XII]], ''Mystici corporis'', juga tulisan [[Paus Yohanes Paulus II]] ''Redemptoris Mater''. [[Konsili Vatikan II]], dengan menghadirkan [[Maria]] di dalam misteri [[Kristus]] juga menemukan jalan ke pengertian yang lebih mendalam akan misteri Gereja. Maria, sebagai Bunda Kristus, dalam sebuah jalan tertentu bersatu dengan Gereja "yang didirikan oleh Tuhan dengan tubuh-Nya sendiri". Sangatlah penting bahwa teks yang bisa diterima oleh semua pihak menempatkan kebenaran mengenai Gereja sebagai Tubuh Kristus (sesuai dengan ajaran Surat-surat Rasul Paulus) di sekitar kebenaran bahwa Putra Allah "melalui kuasa Roh Kudus dilahirkan dari Perawan Maria". Kenyataan penjelamaan Allah menjadi manusia ini menemui semacam pengembangan di dalam misteri Gereja sebagai Tubuh Kristus. Dan seseorang tidak bisa menelaah kenyataan penjelmaan ini tanpa merujuk pada [[Maria]], Bunda Sabda Yang Menjadi Manusia. ''Redemptoris Mater 44</ref> Gereja hidup dalam hubungannya dengan Kristus. Sebagai Tubuh Kristus, Gereja juga memiliki hubungan dengan ibu-Nya, yang menjadi topik utama dari Mariologi Katolik. Maria dipandang sebagai citra asli Gereja, atau, seperti yang dinyatakan dalam [[Konsili Vatikan II]], “Bunda Gereja”.<ref>''Apabila kita melihat Gereja, kita harus memperhitungkan perbuatan-perbuatan ajaib yang Tuhan lakukan kepada ibu-Nya". (Paus Paulus VI, Konsili Vatikan II, 21 November 1964)</ref>
 
Mariologi terus-menerus berkembang, termasuk di dalamnya berbagai dogma, tradisi, posisi teologis resmi dan hipotesis mengenai Maria, baik yang ada saat ini maupun yang telah menjadi sejarah. Namun, Mariologi bukan saja sebuah bidang teologi yang dipelajari oleh sedikit cendekiawan, namun sebuah konsep devosi yang dianut oleh jutaan umat Katolik yang menghormati Sang Perawan Suci Maria. Dan, seperti yang didiskusikan di bawah ini, bidang teologi ini berbeda dengan bidang-bidang lain dalam teologi dalam hal bahwa perkembangan bidang ini seringkalisering kali berasal dari gerakan bawah, dari massa umat yang percaya, dan kadang-kadang berasal dari pengalaman-pengalaman rohani anak-anak kecil dan sederhana di puncak gunung terpencil, yang kemudian memengaruhi tingkatan atas [[Tahta Suci]] di [[Roma]] melalui [[sensus fidei]].
 
Doktrin-doktrin [[Maria]] dalam [[Gereja Katolik Roma]], termasuk keempat dogma yang dibahas dibawah ini, adalah bagian utama dari Mariologi yang terdiri atas ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin resmi mengenai hidup dan peran Maria, namun tidak mengikut-sertakan pandangan-pandangan menyeluruh, konroversi dan aspek-aspek kebudayaan devosi kepada Maria. Mariologi adalah bagian dari doktrin abstrak dan juga adalah sebuah bagian yang penting dalam kehidupan gereja: doa-doa Maria, ziarah-ziarah ke tempat-tempat suci Maria, devosi-devosi kepada Maria selama bulan Mei dan Oktober, penampakan Maria, gelar-gelar Maria, dan hari-hari peringatan bagi Maria diperjelas dalam artikel Sang Perawan Suci Maria. Oleh karena itu, artikel mengenai Mariologi Katolik Roma ini menyajikan sebuah peninjauan mengenai persoalan-persoalan pokok, perkembangan dan kontroversi gerakan eklesiologi ini.
 
=== Dogma-dogma mengenai Maria ===
Dogma-dogma [[Gereja Katolik Roma]] mengenai Maria memiliki dua fungsi: menyajikan ajaran-ajaran Gereja yang tidak dapat salah mengenai Maria dan hubungannya dengan Yesus Kristus, dan memuji Maria serta memuji karya Allah pada diri Maria melalui Maria sendiri. Semua dogma mengenai Maria mengajarkan tentang putranya yang kudus dan menyoroti kekudusan Putranya, [[Yesus Kristus]].
 
Saat ini terdapat empat dogma mengenai Maria di antara banyak ajaran lain mengenai Sang Perawan Suci:
{|class="wikitable"
!| Nama
!| Definisi Magisteriummagisterial Pertamaawal
!| Isi Dogmadogma
|-
| [[Theotokos|Bunda Allah ([[Theotokos]]) || [[Konsili Efesus]] (431) || Maria adalah benar-benarbunda BundaPutra Allah, karenayang kesatuannyasendiri denganadalah KristusAllah, Putrayang Allahmenjadi manusia.
| Keperawanan Selamanya ([[Keperawanan Abadi Maria|Keperawanan Abadi]]) || Simbol pembaptisan semenjak abad ketiga || 'Keperawanan Maria Selamanya' berarti Maria adalah seorang perawan sebelum, selama dan sesudah melahirkan.
|-
| [[Keperawanan abadi Maria|Tetap Perawan]]|| Sinode Milan (389)<ref>{{cite book|last1=Polcar|first1=Philip|year=2016|url=https://books.google.com/books?id=dgF9DQAAQBAJ|title=Great Events in Religion: An Encyclopedia of Pivotal Events in Religious History: vol.1|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781610695664|editor1-last=Curta|editor1-first=Florin|page=186|chapter=Developments in the Doctrine of Mary's Perpetual Virginity in Antiquity (2nd-7th centuries AD)|editor2-last=Holt|editor2-first=Andrew}}</ref>|| Maria tetap perawan sebelum, sewaktu, dan setelah mengandung Putranya.
| Bunda Allah ([[Theotokos]]) || [[Konsili Efesus]] (431) || Maria adalah benar-benar Bunda Allah karena kesatuannya dengan Kristus, Putra Allah.
|-
| Pembuahan Suci ([[Dikandung Tanpa Noda]]) || ''[[Ineffabilis Deus]]'' ([[Paus Pius IX]], (1854) || Maria, padaPada saat dirinya diciptakan, dijagaMaria kesuciannyadihindarkan dari dosa asal untuk mempersiapkan kedatangan Putranya.
|-
| Pengangkatan Tubuh ke Surga ([[Maria Diangkat ke Surga|Diangkat ke Surga]]) || ''[[Munificentissimus Deus]]'' ([[Paus Pius XII]], (1950) || Maria, setelah menyelesaikan jalan hidupnya di bumidiangkat, diangkat tubuhjiwa dan jiwanyaraganya, ke keagungandalam kemuliaan surgasurgawi.
|}
 
Baris 38 ⟶ 39:
== Sejarah Mariologi ==
=== Gereja Awal ===
[[Berkas:Deesis Mosaic at Chora.jpg|thumbjmpl|200px|leftkiri|Kristus dan Maria, mosaik, Gereja Chora, abad ke-16.]]
Sejarah Mariologi bisa ditelusuri dari abad pertama. Umat Kristiani awal memusatkan penghormatan mereka pada mulanya kepada para martir di sekitar mereka. Mengikuti hal ini, mereka melihat adanya semacam jembatan antara penghormatan umat Kristiani yang lama dan yang baru dalam diri Maria.<ref>Schmaus, ''Mariologie'' 174</ref> Pada abad ke-2, Santo [[Irenaeus]] dari Lyon menjuluki Maria “Hawa Kedua” sebab melalui Maria dan kepasrahannya pada pilihan Tuhan baginya, Tuhan memperbaiki kerusakan yang terjadi akibat pilihan Hawa untuk memakan buah terlarang. Doa kepada Maria tertua yang tercatat, ''[[Sub tuum praesidium]]'', diperkirakan berasal dari sekitar tahun 250.
 
Baris 50 ⟶ 51:
Selama [[Reformasi Protestan]], Mariologi Katolik Roma diterpa serangan tuduhan gencar yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai sesuatu yang mencemarkan kesucian dan ajaran takhyul. Para pemimpin Protestan seperti [[Martin Luther]] dan [[John Calvin]], meski secara pribadi taat pada kepercayaan Maria seperti kelahiran perawan dan kesuciannya, menganggap penghormatan umat Katolik pada Maria sebagai tandingan terhadap peran kudus [[Yesus Kristus]].
 
Sebagai sebuah refleksi dari penentangan teologis ini, karya-karya seni religius dan berbagai patung serta lukisan Maria dihancurkan secara besar-besaran. Beberapa kaum reformis Protestan, terutama Andreas Karlstadt, Huldrych Zwingli dan John Calvin mendorong penghilangan gambaran-gambaran religius dengan merujuk pada pelarangan Dekalog atas pemujaan berhala dan pembuatan patung-patung yang menggambarkan Tuhan. Kerusuhan orang-orang yang menentang patung berhala yang besar terjadi di Zurich (1523), Kopenhagen (1530), Münster (1534), Jenewa (1535), Augsburg (1537) dan [[Skotlandia]] (1559). Tujuh Belas Provinsi (sekarang [[Belanda]], [[Belgia]] dan sebagian [[PerancisPrancis]] utara) mengalami gelombang gerakan anti patung berhala yang besar pada musim panas tahun 1566. [[Konsili Trente]] menegaskan mengenai tradisi Katolik akan keberadaan lukisan-lukisan dan karya-karya seni di dalam gereja, yang menyebabkan perkembangan karya-karya seni mengenai Maria dan Mariologi yang luar biasa selama masa [[Barok]].
 
=== Masa Barok hingga Masa Pencerahan ===
[[Berkas:The(Venice) BattleAllegoria ofdella battaglia di Lepanto by- PaoloGallerie VeroneseAccademia.jpegjpg|thumbjmpl|rightka|200px|Lukisan ''' ''Pertempuran Lepanto'' ''' karya [[Paolo Veronese]]. Cat minyal di atas kanvas.]]
Selama masa [[Reformasi Protestan]], Gereja Katolik mempertahankan Mariologi terhadap serangan kaum [[Protestan]] sementara juga bertempur dalam Perang Ottoman di [[Eropa]] melawan [[Turki]] yang dilakukan dan dimenangkan di bawah perlindungan Sang Perawan Maria. Kemenangan di Perang Lepanto (1571) diakui sebagai karya Maria “dan menandai dimulainya kebangkitan kembali yang kuat atas devosi-devosi kepada Maria”.<ref>Otto Stegmüller, Barock, dalam ''Marienkunde'', 1967 566</ref>
 
Baris 67 ⟶ 68:
 
=== Abad ke-19 ===
[[Berkas:PopepiusixG.P.A.Healy, Portrait of Pope Pius IX (1871).jpg|rightka|thumbjmpl|200px|leftkiri| [[Paus Pius IX]] (1846-1878) secara resmi mengumumkan dogma mengenai Pembuahan Tubuh Tanpa Noda pada tahun 1854.]]
Mariologi pada abad ke-19 didominasi oleh pembahasan Pembuahan Suci dan [[Konsili Vatikan Pertama]]. Baru pada tahun 1854 [[Paus Pius IX]], dengan dukungan yang luar biasa dari para Uskup Katolik Roma yang ia ajak berkonsultasi antara tahun 1851-1853, meresmikan dogma Pembuahan Suci.<ref>[http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/audiences/alpha/data/aud19930324en.html Situs Vatican]</ref>
 
Delapan tahun sebelumnya, pada tahun 1846, Sri Paus mengabulkan permintaan penuh dari para uskup Amerika Serikat dan menyatakan bahwa ''Immaculata'' sebagai pelindung [[Amerika Serikat]].<ref>Paus Pius IX di Bäumer, 245</ref> Selama [[Konsili Vatikan Pertama]], 108 imam peserta konsili meminta agar ditambahkan kata-kata “Perawan Suci” ke dalam doa “Salam Maria”.<ref>dan untuk menambahkan ''Immaculata'' ke dalam Litani Loreto.</ref> Beberapa imam meminta agar dogma Pembuahan Suci dimasukkan ke dalam kredo Gereja.<ref>Bauer 566</ref>
 
Banyak umat Katolik [[PerancisPrancis]] mengharapkan dijadikannya dogma terhadap konsep [[Infalibilitas kepausan]] dan Pengangkatan Tubuh Maria ke Surga di dalam konsili ekumenis yang selanjutnya.<ref>''Civilta Catolica'' 6 Februari 1869.</ref> Selama [[Konsili Vatikan Pertama]] sembilan petisi Mariologi mendukung sebuah kemungkinan dogma atas Pengangkatan Maria, yang sayangnya ditentang secara tegas oleh beberapa peserta konsili, terutama yang berasal dari [[Jerman]]. Pada tanggal 8 Mei para peserta konsili menolak pembuatan dogma akan konsep tersebut, sebuah keputusan yang didukung oleh [[Paus Pius IX]]. Konsep Maria sebagai ko-redemptrix juga sempat didiskusikan namun dibiarkan terbuka. Sebagai dukungannya, para peserta konsili menyoroti kudusnya keibuan Maria dan menganugerahinya dengan gelar Ibu Segala Rahmat.<ref>Bäumer 566</ref>
 
Paus Rosario Leo XIII adalah sebuah gelar yang diberikan kepada [[Paus Leo XIII]] (1878-1903) karena ia menciptakan sebuah rekor dengan mengeluarkan sebelas ensiklik kepausan mengenai doa rosario, meresmikan kebiasaan Katolik untuk berdoa rosario tiap hari selama bulan Oktober, yang dibuat pada tahun 1883 pada hari perayaan Ratu Rosario Suci.<ref>di dalam ''Lauretanische Litanei'', ''Marienlexikon'', Eos, St. Ottilien, 1988, halaman 41</ref>
Baris 88 ⟶ 89:
Santo [[Agustinus dari Hippo]] (354-430) tidak mengembangkan sebuah Mariologi sendiri, namun pernyataan-pernyataannya tentang Maria melampaui jumlah dan dalamnya tulisan-tulisan penulis lainnya di zamannya.<ref>O Stegmüller, dalam ''Marienkunde'', 455</ref> Sang Perawan Maria “diciptakan sebagai perawan, melahirkan sebagai perawan dan menjadi perawan selamanya”.<ref>''De Saca virginitate'' 18</ref> Bahkan sebelum [[Konsili Efesus]] ia membela konsep Sang Perawan Maria sebagai Bunda Allah yang, karena keperawanannya, dipenuhi rahmat Allah.<ref>''De Sacra Virginitate'', 6,6, 191.</ref> Maria terbebas dari segala bentuk dosa duniawi.<ref>namun para teolog tidak sependapat dalam hal apakah Agustinus menganggap Maria juga bebas dari [[Dosa Asal]] atau tidak. [[Thomas Aquinas]] dan Bonaventura Hugo Rahner bertolak belakang dengan Henry Newman dan teolog lainnya.</ref> Oleh karena seorang wanita seluruh umat manusia terselamatkan.<ref>''Per feminam mors, per feminam vita De Sacra Virginitate'',289</ref>
 
Patriark Cyril dari Aleksandria (412-444) menjadi terkenal dalam sejarah Gereja karena perjuangannya yang penuh semangat demi gelar “Bunda Allah” selama masa [[Konsili Efesus]] (431). Tulisan-tulisannya meliputi homili yang diberikannya di Efesus dan beberapa khotbah lainnya.<ref>PG 76,992 , ''Adv. Nolentes confiteri Sanctam Virginem esse Deiparem'' PG 76, 259</ref>. Beberapa homili yang dipercaya diberikan olehnya dipermasalahkan siapa penulis sesungguhnya. Dalam beberapa tulisan Cyril menyoroti cinta Yesus pada ibu-Nya. Sewaktu di kayu salib, Ia mengatasi rasa sakitnya dengan memikirkan ibu-Nya. Di perkawinan di Kana Yesus tunduk pada permnintaan Maria. Jasa terbesar Cyril dari Aleksandria adalah dikukuhkannya intisari ajaran-menjurus-dogma Mariologi untuk sepanjang masa. Ia menciptakan dasar bagi semua perkembangan Mariologi lainnya melalui ajarannya mengenai Sang Perawan Maria sebagai Bunda Allah.
 
Banyak konsep-konsep Mariologi pada abad-abad pertama dikembangkan oleh gereja-gereja [[Ritus Timur]]. Dari barat, [[Paus Damasus I]] dan yang lainnya membela Maria terhadap serangan paham Monofisitisme yang mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki satu sifat dasar, yaitu ketuhanan. Oleh karenanya Maria hanya adalah Bunda Allah dan bukan ibu dari Yesus yang manusia. [[Paus Leo Agung]] mempertahankan ajaran bahwa Kristus memiliki dua sifat dasar, yakni sifat ketuhanan dan sifat manusia.<ref>''Acta conciliorum Oecumenicorum'', Vol.II,2,1,Nr.5 PL 54</ref><ref>http://www.dailycatholic.org/history/4ecumen1.htm</ref>
Baris 95 ⟶ 96:
 
=== Para Orang Suci semenjak Abad Pertengahan ===
[[Berkas:Fra bartolomeo 02 Vision of St Bernard with Sts Benedict and John the Evangelist.jpg|thumbjmpl|rightka|210px|''Pengelihatan Santo Bernardus'', karya [[Fra Bartolomeo]], sekitar tahun 1504 ([[Uffizi]]).]]
Dalam ensikliknya ''Doctor Mellifluus'' mengenai Santo Bernardus dari Clairvaux, [[Paus Pius XII]] mengutip tiga elemen pokok dari Mariologi Santo Bernardus: bagaimana ia menjelaskan keperawanan Maria, Sang Bintang Laut; bagaimana para umat seharusnya berdoa bagi Sang Perawan Maria, dan bagaimana Santo Bernardus menyandarkan diri pada Sang Perawan Maria sebagai mediatrix (perantara).
 
Baris 102 ⟶ 103:
“Dalam bahaya, dalam keragu-raguan, dalam kesulitan, ingatlah akan Maria, panggillah Maria. Jangan biarkan nama-Nya meninggalkan bibirmu, jangan membiarkannya meninggalkan hatimu.”<ref>Hom. II super "Missus est," 17; Migne, P. L., CLXXXIII, 70-b, c, d, 71-a. Disadur dari ''Doctor Mellifluus'' 31</ref>
 
Secara teologis, Santo Bernardus dari Clairvaux, seorang DoktorPujangga Gereja, adalah seorang pendukung kuat interpretasi mediatrix dalam diri Maria. Tuhan dan dunia fana bertemu di dalam dirinya. Kehidupan kudus mengalir melalui dirinya ke seluruh penciptaan. Maria adalah satu dengan Yesus yang ingin menyelamatkan semua manusia dan yang menebarkan semua rahmat melalui dirinya.<ref>PL 138, 441</ref> Maria adalah Sang Perantara ke Tuhan, sebuah tangga yang bisa digunakan oleh para pendosa untuk mendaki mendekati-Nya, jalan megah menuju Tuhan, karena dirinya penuh rahmat.<ref>PL 183, 43</ref>
 
“Adalah kehendak Tuhan sendiri bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang tidak melalui tangan-tangan Maria. Adalah kehendak Tuhan sendiri yang membuat kita memiliki segala sesuatunya melalui tangan-tangan Maria.”<ref>Bernardus dari Clairvaux, "''Serm. in Nat. Mariae''", 7; Migne, P. L., CLXXXIII, 441-b. Paus Pius XII, ''Doctor Mellifluus'' 30</ref>
 
Santo [[Alfonsus dari Liguori]] (1696-1787), seorang DoktorPujangga Gereja menulis “Kejayaan Maria”, “Devosi-devosi kepada Maria”, “Doa-doa kepada Bunda Ketuhanan”, “Lagu-lagu Spiritual”, “Kunjungan ke Sakramen Suci dan Sang Perawan Maria”, “Sang Pendamping Sejati Yesus Kristus” dan lainnya. Ia memberikan pengaruh yang luar biasa pada Mariologi selama Masa Pencerahan. Entusiasmenya yang menyala-nyala sangat bertolak belakang dengan dinginnya paham rasionalisme dari Masa Pencerahan. Dengan kebanyakan di antaranya adalah tulisan-tulisan kepastoran, Mariologi Santo [[Alfonsus dari Liguori]] menemukan kembali, mengintegrasi dan mempertahankan Mariologi Santo [[Agustinus dari Hippo]], Santo [[Ambrosius]] dan Bapa-bapa Gereja lainnya, dan mewakili pembelaan intelektual Mariologi pada abad ke-18.<ref>P Hitz, Alfons v. Liguori, dalam ''Marienkunde'', 1967 130</ref>
 
Santo [[Louis de Montfort]] adalah seorang pembela Mariologi melawan paham Jansenisme yang efektif, di mana tulisannya “Devosi Sejati kepada Maria” menyatukan banyak tulisan dan ajaran para orang suci mengenai Maria sebelumnya. Pendekatan Montfort “penyucian menyeluruh kepada [[Yesus Kristus]] melalui Maria” memiliki sebuah pengaruh yang kuat bagi devosi Maria baik di kegiatan-kegiatan masyarakat umum maupun di dalam spiritualitas para ordo/tarekat/organisasi rohani. Salah satu pengikutnya yang terkenal adalah [[Paus Yohanes Paulus II]]. Menurut surat apostolik-nya ''Rosarium Virginis Mariae'', motto pribadi Sri Paus “[[Totus Tuus]]” terinspirasi oleh doktrin Santo [[Louis de Montfort]] mengenai keunggulan devosi kepada Maria dan penyucian menyeluruh, di mana ia mengutip:
Baris 115 ⟶ 116:
 
== Mariologi sebagai Teologi Rakyat ==
Tidak seperti kebanyakan teologi Katolik Roma yang berasal dari tingkatan atas Gereja, Mariologi seringkalisering kali berasal dari bawah oleh puluhan juta umat Katolik dengan sebuah devosi khusus kepada Sang Perawan Suci. Dalam beberapa kasus penting, devosi-devosi ini tidak dimulai dengan keputusan yang dikeluarkan di Roma, namun malah berasal dari pengalaman-pengalaman rohani (dan pengelihatan) individu-individu yang lugu dan sederhana (kebanyakan adalah anak-anak) yang terjadi di puncak gunung yang terpencil yang dalam beberapa waktu kemudian menciptakan emosi yang kuat di tengah-tengah umat Katolik yang sangat besar jumlahnya. Reaksi kuat di tengah-tengah umat Katolik ini kemudian memengaruhi tingkatan atas hierarki Gereja Katolik Roma.
 
Sebuah contoh bagus dari hal ini adalah kasus Santo Juan Diego yang ketika sebagai anak muda pada tahun 1531 melaporkan sebuah penampakan Santa Perawan Maria pada suatu subuh di mana ia diperintahkan untuk membangun sebuah gereja di Bukit Tepeyac di [[Meksiko]]. Imam kepala lokal tidak percaya pada ceritanya dan, sebagai bukti, ia meminta sebuah peristiwa ajaib. Permintaanya ini kemudian dipenuhi dengan hadirnya gambaran Ratu Guadalupe Kami yang secara permanen tercetak di mantel Juan Diego yang dikenakannya saat mengumpulkan bunga mawar.
Baris 124 ⟶ 125:
 
=== Pengaruh Penampakan ===
[[Berkas:Bernadette Soubirous.png|thumbjmpl|rightka|140px|Santa Bernadette dari [[Lourdes]]]]
Santo Juan Diego bukanlah satu-satunya anak muda yang melaporkan pengelihatan pada suatu subuh di sebuah puncak bukit di mana seorang wanita agung menampakkan diri dan meminta agar sebuah gereja dibangun di atas bukit tersebut. Pengelihatannya akan Ratu Guadalupe Kami di banyak aspek sama dengan kasus laporan pengelihatan Santa Bernadette Soubirous akan Ratu Lourdes Kami pada tahun 1858. Kedua orang suci ini melaporkan seorang wanita agung penuh keajaiban di sebuah bukit yang memerintahkan mereka untuk meminta para imam lokal untuk membangun sebuah kapel di tempat terjadinya pengelihatan. Kedua pengelihatanan ini sama-sama memiliki rujukan pada bunga mawar dan menyebabkan dibangunnya gereja-gereja agung di lokasi-lokasi tersebut. Seperti juga Ratu Guadalupe Kami di [[Meksiko]], Ratu Lourdes Kami adalah sebuah simbol penting Katolik di [[PerancisPrancis]].
 
Sebagai seorang gadis petani sederhana berusia 14 tahun yang tidak memiliki pendidikan formal yang berarti, Santa Bernadette Soubirous melaporkan pengelihatannya akas seorang wanita berpakaian putih yang berkata ''"Que soy L’Immaculado concepciou"'' (Akulah Buah Tubuh Tanpa Noda) dan meminta agar sebuah gereja dibangun di sana. Diolok-olok, diinterogasi dan dianggap remeh oleh pejabat-pejabat gereja dan orang-orang pada zaman itu, ia tetap memegang teguh cerita pengelihatannya. Akhirnya Gereja pun percaya padanya dan ia dikanonisasi oleh [[Paus Pius XI]] pada tahun 1933.<ref>R Lauretin, Lourdes, ''Dossier des documents authentiques'', Paris, 1957</ref> Dalam beberapa waktu kemudian, banyak gereja dibangun di atas bukit tersebut (salah satunya adalah Basilika Santo Paus Pius X yang mampu menampung 25.000 orang di dalamnya). Lourdes saat ini adalah salah satu lokasi ziarah Maria yang penting. Di dalam wilayah [[PerancisPrancis]], hanya [[Paris]] yang memiliki jumlah hotel lebih banyak daripada [[Lourdes]].
 
[[Berkas:Fatima children with rosaries.jpg|thumbjmpl|leftkiri|Lúcia Santos (tengah) dengan dua saudara sepupunya Francisco and Jacinta Marto, [[1917]].]]
Tiga anak [[Portugal]], Lucia dos Santos, Jacinta Marto dan Francisco Marto sama-sama muda dan tak memiliki latar belakang pendidikan yang banyak ketika mereka melaporkan penampakan Ratu Fatima Kami pada tahun 1917. Seorang pejabat lokal mulanya menjebloskan anak-anak tersebut ke penjara dan mengancam akan merebus satu per satu dari mereka ke dalam kuali minyak. Anak-anak tersebut dihibur oleh para narapidana lainnya di dalam penjara, dan kemudian belakangan anak-anak ini memimpin para narapidana untuk berdoa rosario.<ref>John De Marchi, ''The Immaculate Heart'', New York: Farrar, Straus and Young</ref>
 
Baris 140 ⟶ 141:
 
=== Pengaruh pada Gereja Katolik Roma ===
Walaupun orang-orang di atas dan banyak orang lainnya menghadapi banyak permasalahan awalnya, pihak gereja, dengan penundaan beberapa waktu, memperhatikan iman Mariologi, seperti yang diakui di dalam situs resmi [[Vatikan]] pada tahun 2004. Oleh karenanya, “dogma mengenai Pembuahan Suci yang dipaparkan oleh [[Paus Pius IX]] sebagian besar tidak lahir dari bukti-bukti di dalam Kitab Suci atau tradisi kuno, tetapi lahir dari sebuah [[sensus fidelium]] yang mendalam, sebuah pendirian para umat yang telah bertahan lama dan Magisterium”.<ref>[{{Cite web |url=http://www.fides.org/eng/approfondire/totustuus/immacolata02.html |title=Agenzia Fides - Congregazione per l'Evangelizzazione dei Popoli<!-- Bot generated title -->] |access-date=2008-08-03 |archive-date=2007-10-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071024105943/http://www.fides.org/eng/approfondire/totustuus/immacolata02.html |dead-url=yes }}</ref> Dalam hal ini, [[Vatikan]] mengutip ''Fulgens Corona'' di mana [[Paus Pius XII]] mendukung keyakinan ini:
 
Apabila pujian-pujian terkenal bagi Sang Perawan Suci Maria diberikan pemikiran yang sepantasnya, siapa yang berani meragukan bahwa Ia, yang lebih suci dari para malaikat dan selalu suci di segala waktu, pernah, bahkan dalam waktu yang sesingkat apapun, tidak terbebaskan dari noda dosa?”<ref>Fulgens Corona, 10</ref>
 
Dalam beberapa ajaran tentang Maria, “teologi rakyat” seperti Pembuahan Suci, pendirian para umat yang tegas dan bertahan lama mendahului teologi akademis.<ref>[{{Cite web |url=http://www.fides.org/eng/approfondire/totustuus/immacolata02.html |title=Agenzia Fides - Congregazione per l'Evangelizzazione dei Popoli<!-- Bot generated title -->] |access-date=2008-08-03 |archive-date=2007-10-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071024105943/http://www.fides.org/eng/approfondire/totustuus/immacolata02.html |dead-url=yes }}</ref> Argumen yang sama juga dibuat bagi dogma Pengangkatan Tubuh Maria ke Surga oleh [[Paus Pius XII]].<ref>Schmaus ''Mariologie'', 220-247</ref> Bagi orang-orang non-Katolik dan bahkan bagi beberapa orang Katolik yang berorientasi teologis, seperti Karl Rahner, sensus fidei ini bukanlah sesuatu yang tanpa masalah.<ref>Karl Rahner, Das neue Dogma, 1951, Hans Küng, 2008</ref>
 
Walaupun demikian, Mariologi yang dikenal luas telah menjadi sebuah kekuatan pendorong dalam masa 150 tahun terakhir bagi lahirnya dua dogma infalibilitas [[ex cathedra]]: Pembuahan Suci pada tahun 1854 dan Pengangkatan Tubuh Maria ke Surga pada tahun 1950. Memang, semenjak deklarasi resmi mengenai [[Infalibilitas kepausan]] oleh [[Konsili Vatikan I]] pada tahun 1870, deklarasi tahun 1950 oleh [[Paus Pius XII]] adalah yang pertama dan satu-satunya yang menggunakan [[Infalibilitas kepausan]].
Baris 152 ⟶ 153:
 
=== Paus Pius XII ===
[[Berkas:Pacelli12Pius XII with stole.jpgpng|thumbjmpl|rightka|200px|Persembahan [[Paus Pius XII]] kepada Hati Kudus Maria<ref>October 31,1942</ref> ''Kepada-Mu dan kepada Hati Kudus-Mu pada masa sedih dalam sejarah umat manusia, kami mempercayakan dan mempersembahkan seluruh dunia yang dicabik-cabik oleh perjuangan pahit''.]]
[[Paus Pius XII]] mempersembahkan Rusia kepada Hati Kudus Maria. Ia menetapkan perayaan ini bagi seluruh gereja pada tahun 1944. Pada tahun 1950 [[Paus Pius XII]] menegaskan bahwa Pengangkatan Tubuh Maria ke Surga sebagai sebuah bagian dari iman Katolik Roma. Ini adalah penggunaan kekuasaan [[ex cathedra]] dalam [[Infalibilitas kepausan]] semenjak [[Konsili Vatikan I]]. Pada tahun 1950 dan tahun 1958 ia memberikan kuasa kepada berbagai institusi untuk peningkatan penelitian akademis mengenai penghormatan kepada Sang Perawan Suci Maria. Pada tahun 1953, [[Paus Pius XII]] menetapkan tahun 1954 sebagai Tahun Maria, yang pertama di dalam sejarah gereja. Tahun itu dipenuhi dengan berbagai inisiatif kegiatan bagi Maria, di bidang-bidang Mariologi, acara-acara kebudayaan, amal dan pertemuan-pertemuan sosial.<ref name="Bäumer 534"/>
 
Baris 163 ⟶ 164:
 
== Mediatrix dan Co-Redemptrix ==
[[Berkas:LeoXIII1900.jpg‎jpg|thumbjmpl|leftkiri|190px| ''Sang Paus Rosario [[Paus Leo XIII]] Sebelas ensiklik mengenai rosario-nya mendukung secara penuh konsep Maria menjadi perantara semua rahmat'']]
Konsep-konsep Mariologi ''mediatrix'' ("pengantara" atau "perantara") dan co-redemptrix ("pendamping penebus") sangatlah berbeda antara satu dengan yang lain. Keduanya belum ditegaskan sebagai dogma oleh Gereja, namun dukungan umum dan dukungan dari lingkungan gereja bagi keduanya terus tumbuh besar akhir-akhir ini. Konsep-konsep ini telah digunakan di dalam berbagai ensiklik kepausan dan didukung oleh banyak teolog, mulai dari buku “Penderitaan Maria” karya Romo Frederick William Faber pada abad ke-19, hingga tokoh Mariologi (dan penasihat Tahta Suci) abad ke-20 yang sangat dihormati, Romo Gabriel Roschini.<ref>[[Gabriel Roschini]], ''Compendium Mariologiae'', Roma 1946.</ref>
 
Definisi dogma bagi konsep-konsep ini diajukan pada [[Konsili Vatikan II]] oleh uskup-uskup Italia, [[Spanyol]] dan [[Polandia]] namun tidak dibahas, dan masih ada penentangan terhadap konsep-konsep ini di dalam lingkaran [[Vatikan]].
 
Pada awal tahun 1990-an lebih dari enam juta tanda tangan dikumpulkan dari 148 negara, termasuk juga tanda tangan dari [[Bunda Teresa]] dari [[Kalkuta]], Kardinal John O’Connor dari [[New York]], dan 41 kardinal serta 550 uskup lainnya, mendesak [[Paus Yohanes Paulus II]] untuk menggunakan [[Infalibilitas kepausan]] untuk menetapkan Maria sebagai Perantara dan Pendamping Penebus. Pada tanggal 8 Februari 2008, lima Kardinal Katolik Roma mengeluarkan sebuah petisi meminta [[Paus Benediktus XVI]] untuk secara dogmatis menetapkan Sang Perawan Suci Maria sebagai Sang Perantara dan Sang Pendamping Penebus.<ref>Pemberitaan ''Vatican News'' mengenai Petisi Mediatrix kepada Sri Paus http://www.zenit.org/article-21743?l=english {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080917093954/http://www.zenit.org/article-21743?l=english |date=2008-09-17 }}</ref>. Dan sebuah gerakan umat awam bernama ''Vox Populi Mariae Mediatrici'' menyediakan berbagai petisi yang bisa ditanda-tangani oleh umat Katolik Roma yang tersebar di mana-mana dan yang bisa dikirimkan ke Sri Paus sebagai dukungan atas sebuah ketetapan dogmatis akan kedua konsep tersebut.<ref>Artikel EWTN mengenai ''Vox Popoli'' http://www.ewtn.com/library/MARY/MEDIATRI.HTM</ref><ref>Vox Popoli website http://www.voxpopuli.org</ref>
 
=== Mediatrix ===
Baris 175 ⟶ 176:
Santo [[Thomas Aquinas]] menyatakan bahwa hanya Kristus yang dapat menjadi perantara sempurna antara Tuhan dan manusia. Namun hal ini tidak menghapuskan fakta bahwa ada pihak-pihak lain yang dipanggil sebagai perantara sebab mereka membantu dan menyiapkan persatuan dantara Tuhan dan manusia.<ref>Thomas Aquinas, Summa, III, 26,1</ref> Tidak ada pertanyaan di antara para teolog Katolik bahwa [[Yesus Kristus]] adalah satu-satunya perantara antara Tuhan dan umat manusia (Tim 2:5). Namun hal ini tetap tidak meniadakan peran serta Maria dalam memerantarai misteri putra-Nya.
 
Pada abad ke-19, mediatrix muncul di dalam bulla kepausan ''Ineffabilis Deus'' karya [[Paus Pius IX]] dan di dalam beberapa ensiklik mengenai rosario dari [[Paus Leo XIII]].<ref>''Adjutricem'' tanggal 5 September 1895 dan ''Fidentem Piumque'' tanggal 20 September 1896</ref>. [[Paus Pius X]] menggunakannya di dalam ensiklik ''Ad Diem Illum'' dan [[Paus Benediktus XV]] memperkenalkannya dalam hari perayaan Maria yang disebut Maria Sang Perantara Semua Rahmat (1921).<ref>dirayakan tiap tanggal 31 Mei</ref> Para paus biasanya menggunakan ensiklik-ensiklik dan hari perayaan untuk mempromosikan ajaran Kristen. Hari perayaan Maria Sang Perantara Penuh Rahmat dianggap sebagai sebuah tanda yang jelas bahwa [[Paus Benediktus XV]] berniat untuk mempromosikan peran Maria sebagai perantara.
 
Dalam ensikliknya ''Redemptoris Mater'', [[Paus Yohanes Paulus II]] berkata:
Baris 184 ⟶ 185:
Konsep Co-Redemptrix (Pendamping Penebus Dosa) merujuk pada peran serta Maria yang tidak langsung atau tidak sejajar namun penting dalam proses penebusan dosa. Ia memperkenankan dirinya tanpa paksaan untuk melahirkan sang penebus dosa, untuk berbagi dalam hidup-Nya, untuk menderita bersama-Nya di kaki salib dan untuk mengurbankan putra-Nya demi penebusan dosa umat manusia.
 
Konsep Pendamping Penebus Dosa bukanlah sesuatu yang baru. [[Irenaeus]], Bapa Gereja (wafat tahun 200) telah merujuk Maria sebagai “causa salutis” (penyebab keselamatan kita) berdasarkan “fiat”-nya."<ref>"http://www.zenit.org/article-5650?l=english {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080928031618/http://www.zenit.org/article-5650?l=english |date=2008-09-28 }}</ref> Hal ini adalah sebuah ajaran yang telah ditelaah semenjak abad ke-15<ref name="Ott 256">Ott 256</ref> namun belum pernah dipertegas menjadi sebuah dogma. Pandangan Katolik Roma mengenai co-redemptrix tidak menunjukkan bahwa Maria ikut serta sebagai bagian yang sama tingginya dalam penebusan dosa umat manusia semenjak Kristus adalah satu-satunya penebus dosa.<ref>1Tim 2,5</ref> Maria sendiri membutuhkan penebusan dosa dan ditebus dosanya oleh Yesus Kristus putra-Nya. Dengan ditebus dosanya oleh Kristus berati Maria tidak bisa menjadi bagian yang sama tingginya dengan Yesus Kristus dalam proses penebusan dosa manusia.<ref>Ott ''Dogmatics'' 256</ref>
 
Ajaran kepausan mulai menyebutkan aspek ini di dalam dokumen-dokumen Gereja resmi selama masa kepausan [[Paus Pius X]].<ref name="Ott 256"/> Santo Pius menyatakan dalam ensikliknya ''Ad Diem Illum'': “Akan terlihat nanti bahwa kita masih jauh dari menggelari Bunda Allah sebagai kuasa rahmat yang produktif – kuasa yang menjadi milik Tuhan saja. Namun semenjak Maria membawa kuasa di dalam kesucian dan persatuan dengan Yesus Kristus, dan telah dihubungkan dengan Yesus Kristus dalam karya penebusan dosa, Maria berjasa bagi kita ''de congruo'', dalam bahasa para teolog, sebagaimana Yesus berjasa bagi kita ''de condigno''. Dan Maria adalah wakil tertinggi dalam penyebaran rahmat Tuhan”.<ref>''Ad diem Illum'' 14</ref> Para teolog memiliki perbedaan pendapat apakah yang dimaksud oleh Sri Paus di sini merujuk pada co-redemptrix atau pada mediatrix dari semua rahmat.
Baris 222 ⟶ 223:
* ''Collegamento Mariano Nazionale'' (1958) adalah prakarsa mengenai Maria terakhir dari Paus Pius XII. Institusi ini mengkoordinasi semua aktivitas institusi-institusi yang berorientasi pada Maria di [[Italia]], menyelenggarakan ziarah-ziarah yang berorientasi pada Maria dan menyelenggarakan minggu-minggu pembahasan Maria bagi para imam. Selain itu, institusi ini juga memulai penyelenggaraan pertemuan-pertemuan pemuda-pemudi Maria dan menebitkan Jurnal “Madonna”.<ref name="Bäumer, Marienlexikon, 534"/>
 
Dari semua organisasi ini, Marianum adalah pusat Mariologi yang paling aktif di [[Roma]].<ref>berlokasi di Viale 30 Aprile- 6, 00153, [[Roma]]</ref>. Institusi Katolik kepausan ini didirikan oleh Romo Gabriel Roschini (yang kemudian mengepalainya selama beberapa tahun) di bawah arahan dari [[Paus Pius XII]] pada tahun 1950. Di Marianum, seseorang bisa memperoleh gelar strata dua di bidang Mariologi (program akademis dua tahun) dan seseorang juga bisa memperoleh gelar doktor di bidang Mariologi. Fasilitas Mariologi ini memiliki sebuah perpustakaan berisi 85.000 jilid mengenai Mariologi, serta sejumlah majalah dan jurnal teologi dan yang berhubungan dengan Mariologi. ''Marianum'' juga merupakan nama dari jurnal teologi Mariologi yang bergengsi, yang sebelumnya diterbitkan oleh Romo Roschini pada tahun 1939.<ref name="Bäumer, Marienlexikon, 535"/>
 
Pada tahun 1975, Universitas Dayton di [[Ohio]], [[Amerika Serikat]], mendirikan International Marian Research Institute (Institut Internasional untuk Penelitian Maria) yang berafiliasi dengan Marianum untuk menawarkan gelar doctorate in sacred theology (S.T.D.: Doktor Teologi Suci) dan diploma di bidang teologi suci (S.T.L.: Sacred Theology Licentiate).<ref>[{{Cite web |url=http://campus.udayton.edu/mary/ |title=University of Dayton Marian Institute] |access-date=2008-08-03 |archive-date=2011-10-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111012031018/http://campus.udayton.edu/mary/ |dead-url=yes }}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 230 ⟶ 231:
 
== Pranala luar ==
* Saint [[Louis de Montfort]] ''True Devotion to Mary'' ISBN 1-59330-470-6, also available as online text [http://www.catholictreasury.info/TrueDevotion/Default.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071211223420/http://www.catholictreasury.info/TrueDevotion/Default.htm |date=2007-12-11 }}
* Michael Schmaus, Mariologie, Katholische Dogmatik, München Vol V, 1955
* K Algermissen, Boes, Egelhard, Feckes, Michael Schmaus, Lexikon der Marienkunde, Verlag Friedrich Pustet, Regensburg, 1967
Baris 236 ⟶ 237:
* Stefano De Fiores, (Marianum) ''Maria, sintesi di valori. Storia culturale di mariologia.'' Cinisello Balsamo 2005;
* Stefano de Fiores, (Marianum), ''Maria. Nuovissimo dizionario.'' 2 Vols. Bologna 2006;
* [http://mariologicalsocietyofamerica.us Mariology Society of America] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170925082500/http://mariologicalsocietyofamerica.us/ |date=2017-09-25 }}
* [[Acta Apostolicae Sedis]], referenced as AAS by year.
* [[Paus Pius IX]], Apostolic Constitution
Baris 248 ⟶ 249:
** [http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/encyclicals/documents/hf_jp-ii_enc_25031987_redemptoris-mater_en.html Encyclical '''''Redemptoris Mater''''' on the Vatican website]
** [http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/apost_letters/documents/hf_jp-ii_apl_20021016_rosarium-virginis-mariae_en.html Apostolic Letter '''''Rosarium Virginis Mariae''''' on the Vatican Website]
** [http://www.catholicregister.org/content/view/1402/857/ Pope John Paul II on Saint Louis de Montfort] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081202070615/http://www.catholicregister.org/content/view/1402/857/ |date=2008-12-02 }}
** [http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/speeches/2000/oct-dec/documents/hf_jp-ii_spe_20001031_forum-mariologia_en.html Pope John Paul II, '''''Address to the Mariology Forum''''']
 
{{featured article}}
 
[[Kategori:Doktrin dan teologi Katolik]]