Mariologi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Makecat-bot (bicara | kontrib) k r2.7.3) (bot Menambah: ar:ماريولوجيا |
FelixJL111 (bicara | kontrib) |
||
(33 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Santa Marija Assunta - Vara.JPG|
'''Mariologi''' dalam [[Gereja Katolik Roma]] adalah sebuah bagian [[teologi]] yang berhubungan dengan [[Maria]], ibu [[Yesus]]. Maria dalam Gereja Katolik Roma dijuluki sebagai Sang Perawan Suci dan Ibu Tuhan sehingga ia disebut memiliki sebuah martabat yang tak terhingga yang berasal dari kebaikan yang tak terhingga pula, yakni Allah.<ref>(Cf. Summa Theologiae, I, Q, 25, Art 6 as 4um)</ref> Secara teologis, Mariologi Katolik Roma tidak hanya membahas kehidupannya saja, namun juga membahas berbagai penghormatan kepadanya dalam kehidupan sehari-hari, doa-doa, serta kesenian, musik dan arsitektur yang bertemakan Maria dalam kehidupan Kristiani.
Mariologi Katolik Roma masih dan terus-menerus dibentuk tidak hanya oleh [[ensiklik]] kepausan
== Sifat Dasar Mariologi Katolik ==
=== Mariologi tak dapat dipisahkan dari Kristologi ===
Mariologi Katolik adalah sebuah
[[Maria]] mengembangkan pengertian yang lebih mendalam mengenai siapa [[Kristus]] itu dan apa yang dilakukan-Nya. Kristologi tanpa Maria adalah suatu hal yang salah menurut pandangan [[Gereja Katolik Roma]], karena teologi tersebut berarti tidak didasarkan pada wahyu Kitab Suci yang penuh. Umat Kristiani pada masa-masa awal dan banyak orang-orang suci memusatkan diri pada interpretasi paralel ini. Para paus menyoroti hubungan intim antara [[dogma|dogma-dogma]] mengenai Maria dan penerimaan penuh dari dogma Kristologi.<ref>''Mystici Corporis''
Gereja adalah kumpulan umat Allah karena dirinya adalah Tubuh Kristus.<ref>Baca tulisan [[Paus Pius XII]], ''Mystici corporis'', juga tulisan [[Paus Yohanes Paulus II]] ''Redemptoris Mater''. [[Konsili Vatikan II]], dengan menghadirkan [[Maria]] di dalam misteri [[Kristus]] juga menemukan jalan ke pengertian yang lebih mendalam akan misteri Gereja. Maria, sebagai Bunda Kristus, dalam sebuah jalan tertentu bersatu dengan Gereja "yang didirikan oleh Tuhan dengan tubuh-Nya sendiri". Sangatlah penting bahwa teks yang bisa diterima oleh semua pihak menempatkan kebenaran mengenai Gereja sebagai Tubuh Kristus (sesuai dengan ajaran Surat-surat Rasul Paulus) di sekitar kebenaran bahwa Putra Allah "melalui kuasa Roh Kudus dilahirkan dari Perawan Maria". Kenyataan penjelamaan Allah menjadi manusia ini menemui semacam pengembangan di dalam misteri Gereja sebagai Tubuh Kristus. Dan seseorang tidak bisa menelaah kenyataan penjelmaan ini tanpa merujuk pada [[Maria]], Bunda Sabda Yang Menjadi Manusia. ''Redemptoris Mater 44</ref> Gereja hidup dalam hubungannya dengan Kristus. Sebagai Tubuh Kristus, Gereja juga memiliki hubungan dengan ibu-Nya, yang menjadi topik utama dari Mariologi Katolik. Maria dipandang sebagai citra asli Gereja, atau, seperti yang dinyatakan dalam [[Konsili Vatikan II]], “Bunda Gereja”.<ref>''Apabila kita melihat Gereja, kita harus memperhitungkan perbuatan-perbuatan ajaib yang Tuhan lakukan kepada ibu-Nya". (Paus Paulus VI, Konsili Vatikan II, 21 November 1964)</ref>
Mariologi terus-menerus berkembang, termasuk di dalamnya berbagai dogma, tradisi, posisi teologis resmi dan hipotesis mengenai Maria, baik yang ada saat ini maupun yang telah menjadi sejarah. Namun, Mariologi bukan saja sebuah bidang teologi yang dipelajari oleh sedikit cendekiawan, namun sebuah konsep devosi yang dianut oleh jutaan umat Katolik yang menghormati Sang Perawan Suci Maria. Dan, seperti yang didiskusikan di bawah ini, bidang teologi ini berbeda dengan bidang-bidang lain dalam teologi dalam hal bahwa perkembangan bidang ini
Doktrin-doktrin [[Maria]] dalam [[Gereja Katolik Roma]], termasuk keempat dogma yang dibahas dibawah ini, adalah bagian utama dari Mariologi yang terdiri atas ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin resmi mengenai hidup dan peran Maria, namun tidak mengikut-sertakan pandangan-pandangan menyeluruh, konroversi dan aspek-aspek kebudayaan devosi kepada Maria. Mariologi adalah bagian dari doktrin abstrak dan juga adalah sebuah bagian yang penting dalam kehidupan gereja: doa-doa Maria, ziarah-ziarah ke tempat-tempat suci Maria, devosi-devosi kepada Maria selama bulan Mei dan Oktober, penampakan Maria, gelar-gelar Maria, dan hari-hari peringatan bagi Maria diperjelas dalam artikel Sang Perawan Suci Maria. Oleh karena itu, artikel mengenai Mariologi Katolik Roma ini menyajikan sebuah peninjauan mengenai persoalan-persoalan pokok, perkembangan dan kontroversi gerakan eklesiologi ini.
=== Dogma-dogma mengenai Maria ===
Dogma-dogma [[Gereja Katolik Roma]] mengenai Maria memiliki dua fungsi: menyajikan ajaran-ajaran Gereja yang tidak dapat salah mengenai Maria dan hubungannya dengan Yesus Kristus, dan memuji Maria serta memuji karya Allah pada diri Maria melalui Maria sendiri. Semua dogma mengenai Maria
Saat ini terdapat empat dogma mengenai Maria di antara banyak ajaran lain mengenai Sang Perawan Suci:
{|class="wikitable"
!| Nama
!| Definisi
!| Isi
|-
| [[Theotokos|Bunda Allah
|-
| [[Keperawanan abadi Maria|Tetap Perawan]]|| Sinode Milan (389)<ref>{{cite book|last1=Polcar|first1=Philip|year=2016|url=https://books.google.com/books?id=dgF9DQAAQBAJ|title=Great Events in Religion: An Encyclopedia of Pivotal Events in Religious History: vol.1|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781610695664|editor1-last=Curta|editor1-first=Florin|page=186|chapter=Developments in the Doctrine of Mary's Perpetual Virginity in Antiquity (2nd-7th centuries AD)|editor2-last=Holt|editor2-first=Andrew}}</ref>|| Maria tetap perawan sebelum, sewaktu, dan setelah mengandung Putranya.
▲| Bunda Allah || [[Konsili Efesus]] (431) || Maria adalah benar-benar Bunda Allah karena kesatuannya dengan Kristus, Putra Allah.
|-
|
|-
|
|}
Baris 38 ⟶ 39:
== Sejarah Mariologi ==
=== Gereja Awal ===
[[Berkas:Deesis Mosaic at Chora.jpg|
Sejarah Mariologi bisa ditelusuri dari abad pertama. Umat Kristiani awal memusatkan penghormatan mereka pada mulanya kepada para martir di sekitar mereka. Mengikuti hal ini, mereka melihat adanya semacam jembatan antara penghormatan umat Kristiani yang lama dan yang baru dalam diri Maria.<ref>Schmaus, ''Mariologie'' 174</ref>
Pada abad ke-5, [[Konsili Ekumenis]] Ketiga memperdebatkan pertanyaan apakah [[Maria]] layak digelari sebagai [[Theotokos]] dan puncaknya menegaskan penggunaan gelar tersebut. Gereja-gereja yang didedikasikan kepada Maria muncul di seluruh tanah Kristen saat itu, di antaranya yang terkenal adalah [[Basilika Santa Maria Maggiore]] di [[Roma]] dan [[Hagia Sophia]] di [[Konstantinopel]]. Ajaran mengenai Pengangkatan Tubuh Maria ke Surga menyebar luas di dunia Kristen mulai dari abad keenam dan selanjutnya. Hari peringatannya ditetapkan pada tanggal 15 Agustus baik di daerah Romawi Timur maupun Barat.
=== Abad Pertengahan hingga Masa Reformasi Protestan ===
Abad Pertengahan menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan Mariologi, serta membawa para pelaku devosi kepada Maria yang setia ke permukaan, termasuk di antaranya
Satu kontroversi besar sepanjang masa adalah konsep Pembuahan Suci. Walau konsep Maria yang tanpa dosa telah ditegaskan dalam masa-masa awal gereja, kapan dan bagaimana tepatnya Maria menjadi bersih tanpa dosa menjadi sebuah topik untuk perdebatan dan pertentangan. Secara bertahap konsep bahwa [[Maria]] telah disucikan dari dosa asal pada saat Ia diciptakan mulai diterima luas, terutama setelah [[Yohanes Duns Scotus]] menjawab keberatan utama dari konsep kesucian Maria semenjak penciptaan, sebagai kebutuhannya bagi penebusan dosa.<ref>Ludwig Ott, ''Fundamentals of Catholic Dogma'', Mercier Press Ltd., Cork, Ireland, 1955</ref> Karya Allah dalam membuat Maria bersih dari dosa semenjak penciptaannya adalah, menurutnya, mungkin bentuk penebusan dosa yang paling sempurna.
Selama [[Reformasi Protestan]], Mariologi Katolik Roma diterpa serangan tuduhan gencar yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai sesuatu yang mencemarkan kesucian dan ajaran takhyul. Para pemimpin Protestan seperti [[Martin Luther]] dan [[John Calvin]], meski secara pribadi taat pada kepercayaan Maria seperti kelahiran perawan dan kesuciannya, menganggap penghormatan umat Katolik pada Maria sebagai tandingan terhadap peran kudus [[Yesus Kristus]].
Sebagai sebuah refleksi dari penentangan teologis ini, karya-karya seni religius dan berbagai patung serta lukisan Maria dihancurkan secara besar-besaran. Beberapa kaum reformis Protestan, terutama Andreas Karlstadt, Huldrych Zwingli dan John Calvin mendorong penghilangan gambaran-gambaran religius dengan merujuk pada pelarangan Dekalog atas pemujaan berhala dan pembuatan patung-patung yang menggambarkan Tuhan. Kerusuhan orang-orang yang menentang patung berhala yang besar terjadi di Zurich (1523), Kopenhagen (1530), Münster (1534), Jenewa (1535), Augsburg (1537) dan [[Skotlandia]] (1559). Tujuh Belas Provinsi (sekarang [[Belanda]], [[Belgia]] dan sebagian [[
=== Masa Barok hingga Masa Pencerahan ===
[[Berkas:
Selama masa [[Reformasi Protestan]], Gereja Katolik mempertahankan Mariologi terhadap serangan kaum [[Protestan]] sementara juga bertempur dalam Perang Ottoman di [[Eropa]] melawan [[Turki]] yang dilakukan dan dimenangkan di bawah perlindungan Sang Perawan Maria. Kemenangan di Perang Lepanto (1571) diakui sebagai karya Maria “dan menandai dimulainya kebangkitan kembali yang kuat atas devosi-devosi kepada Maria”.<ref>Otto Stegmüller, Barock, dalam ''Marienkunde'', 1967 566</ref>
Karya-karya tulis masa Barok mengenai Maria menyaksikan perkembangan yang tidak disangka sebelumnya dengan lebih dari 500 halaman tulisan Mariologi selama abad ke-17 saja.<ref>A Roskovany, ''conceptu immacolata ex monumentis omnium seculrorum demonstrate III'', Budapest 1873</ref> Francis Suarez, seorang [[Yesuit]], adalah teolog pertama yang menggunakan metode Thomist untuk Mariologi. Penulis-penulis lainnya yang memberikan sumbangan pada Mariologi masa Barok adalah Lawrence dari Brindisi, [[Robert Bellarmine]], dan
Mariologi masa [[Barok]] didukung oleh beberapa paus: [[Paus Paulus V]] dan [[Paus Gregorius XV]] memutuskan pada tahun 1671 dan 1622 bahwa pernyataan yang menyebutkan Sang Perawan Maria diciptakan dengan dosa asal tidak bisa diterima. [[Paus Aleksander VII]] menyatakan pada tahun 1661 bahwa jiwa Maria terbebas dari dosa asal. [[Paus Klemens XI]] memerintahkan perayaan Immaculata bagi seluruh gereja pada tahun 1708. Perayaan Rosario diperkenalkan pada tahun 1716, perayaan Tujuh Duka Maria diperkenalkan tahun 1727. [[Doa Angelus]] didukung dengan kuat oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1724 dan oleh [[Paus Benediktus XIV]] pada tahun 1742.<ref>F Zöpfl, Barocke Frömmigkeit, dalam ''Marienkunde'', 577</ref>
Penekanan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan rasionalisme di [[Masa Pencerahan]] membuat teologi Katolik dan Mariologi untuk banyak melakukan pembelaan diri. Konsep keperawanan dan rahmat-rahmat khusus masih ditaati, namun pemujaan terhadap Maria dijauhi.<ref>RG Giessler, ''die geistliche Lieddichting im Zeitalter der Aufklärung'', 1928, 987
Banyak kaum Benediktin seperti Celestino Sforndrati (wafat 1696) dan Yesuit,<ref>seperti Anton Weissenbach SJ, Franz Neubauer SJ,
Selama masa ini pendukung Mariologi merujuk pada “Kemuliaan Maria” dan beberapa tulisan Mariologi lainnya karya [[Alfonsus dari Liguori]], seorang Italia, yang kebudayaannya tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh gerakan Pencerahan. “Secara keseluruhan, Mariologi Katolik selama Masa Pencerahan kehilangan perkembangan utama dan nilai tingginya, namun dasar-dasarnya berhasil dipertahankan dimana menjadi dasar bagi Abad ke-19 untuk kembali membangunnya”.<ref>Otto Stegmüller, 1967</ref>
=== Abad ke-19 ===
[[Berkas:
Mariologi pada abad ke-19 didominasi oleh pembahasan Pembuahan Suci dan [[Konsili Vatikan Pertama]]. Baru pada tahun 1854 [[Paus Pius IX]], dengan dukungan yang luar biasa dari para Uskup Katolik Roma yang ia ajak berkonsultasi antara tahun 1851-1853, meresmikan dogma Pembuahan Suci.<ref>
Delapan tahun sebelumnya, pada tahun 1846, Sri Paus mengabulkan permintaan penuh dari para uskup Amerika Serikat dan menyatakan bahwa ''Immaculata'' sebagai pelindung [[Amerika Serikat]].<ref>
Banyak umat Katolik [[
Paus Rosario Leo XIII adalah sebuah gelar yang diberikan kepada [[Paus Leo XIII]] (1878-1903) karena ia menciptakan sebuah rekor dengan mengeluarkan sebelas ensiklik kepausan mengenai doa rosario, meresmikan kebiasaan Katolik untuk berdoa rosario tiap hari selama bulan Oktober, yang dibuat pada tahun 1883 pada hari perayaan Ratu Rosario Suci.<ref>di dalam ''Lauretanische Litanei'', ''Marienlexikon'', Eos, St. Ottilien, 1988, halaman 41</ref>
== Pandangan Para Orang Suci ==
Mariologi Katolik Roma bertumpu pada tulisan banyak orang suci sepanjang sejarah yang telah mencoba membuktikan kebenaran peran utama Maria dalam rencana keselamatan Tuhan. Orang-orang suci yang memiliki orientasi Mariologi antara lain Santo [[Irenaeus]] dari Lyons, Santo [[Ambrosius]] dari [[Milan]], Santo Bernardus dari
=== Orang-orang Suci Awal ===
Santo [[Irenaeus]] dari Lyons (hidup sekitar tahun 140-202) mungkin adalah Bapa Gereja pertama yang mengembangkan konsep Mariologi yang lengkap.
Santo [[Ambrosius]] dari Milan (339-397) adalah seorang Bapa Gereja pertama yang konsep Mariologi yang kuatnya memengaruhi paus-paus yang hidup di zamannya seperti [[Paus Damasus]], [[Paus Siricius]] dan [[Paus Leo Agung]]. Muridnya Santo [[Agustinus dari Hippo]] dan [[Konsili Efesus]] sama-sama berada di bawah pengaruhnya. Hal pokok dalam diri Santo [[Ambrosius]] adalah keperawanan Maria dan perannya sebagai Bunda Allah.<ref>[[Ambrosius]] dari Milan CSEL 64, 139</ref><ref>[[Ambrosius]] dari Milan, ''De Mysteriis'', 59, PG 16, 410</ref><ref>
“Oleh sebab itu Maria, daripadanya keselamatan sedang disiapkan bagi semua manusia, akan menjadi yang pertama yang menerima buah keselamatan yang dijanjikan.”<ref>[[Ambrosius]] dari Milan, ''Expositio in Lucam 2'', 17; PL 15, 1640</ref>
Baris 88 ⟶ 89:
Santo [[Agustinus dari Hippo]] (354-430) tidak mengembangkan sebuah Mariologi sendiri, namun pernyataan-pernyataannya tentang Maria melampaui jumlah dan dalamnya tulisan-tulisan penulis lainnya di zamannya.<ref>O Stegmüller, dalam ''Marienkunde'', 455</ref> Sang Perawan Maria “diciptakan sebagai perawan, melahirkan sebagai perawan dan menjadi perawan selamanya”.<ref>''De Saca virginitate'' 18</ref> Bahkan sebelum [[Konsili Efesus]] ia membela konsep Sang Perawan Maria sebagai Bunda Allah yang, karena keperawanannya, dipenuhi rahmat Allah.<ref>''De Sacra Virginitate'', 6,6, 191.</ref> Maria terbebas dari segala bentuk dosa duniawi.<ref>namun para teolog tidak sependapat dalam hal apakah Agustinus menganggap Maria juga bebas dari [[Dosa Asal]] atau tidak. [[Thomas Aquinas]] dan Bonaventura Hugo Rahner bertolak belakang dengan Henry Newman dan teolog lainnya.</ref> Oleh karena seorang wanita seluruh umat manusia terselamatkan.<ref>''Per feminam mors, per feminam vita De Sacra Virginitate'',289</ref>
Patriark Cyril dari Aleksandria (412-444) menjadi terkenal dalam sejarah Gereja karena perjuangannya yang penuh semangat demi gelar “Bunda Allah” selama masa [[Konsili Efesus]] (431). Tulisan-tulisannya meliputi homili yang diberikannya di Efesus dan beberapa khotbah lainnya.<ref>PG 76,992
Banyak konsep-konsep Mariologi pada abad-abad pertama dikembangkan oleh gereja-gereja [[Ritus Timur]]. Dari barat, [[Paus Damasus I]] dan yang lainnya membela Maria terhadap serangan paham Monofisitisme yang mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki satu sifat dasar, yaitu ketuhanan. Oleh karenanya Maria hanya adalah Bunda Allah dan bukan ibu dari Yesus yang manusia. [[Paus Leo Agung]] mempertahankan ajaran bahwa Kristus memiliki dua sifat dasar, yakni sifat ketuhanan dan sifat manusia.<ref>''Acta conciliorum Oecumenicorum'', Vol.II,2,1,Nr.5 PL 54</ref><ref>http://www.dailycatholic.org/history/4ecumen1.htm</ref>
Bagi [[Paus Leo Agung]], Mariologi ditentukan oleh Kristologi. Jika Kristus hanyalah bersifat ketuhanan saja, segala sesuatu mengenai-Nya bersifat ketuhanan. Makanannya hanyalah sebuah simbolisme belaka. Hanya diri Yesus yang bersifat ketuhanan saja yang telah disalib, dimakamkan dan dibangkitkan. Maria hanyalah Bunda Allah dan para pengikut Kristus tidak akan memiliki harapan akan kebangkitan diri mereka sendiri. Dan intisari Kekristenan hancur lebur.<ref>PL 54, 221, C 226</ref> [[Paus Leo Agung]] meminta pemberian penghormatan kepada Sang Perawan Maria baik di palungan maupun di tahta Bapa di surga. Peristiwa dimulainya sebuah kehidupan manusia melalui Maria yang paling luar biasa terjadi saat melahirkan Yesus, Putra Allah dan Putra dari garis keturunan Raja [[Daud]].<ref>Khotbah-khotbah, 9,PL54, 227,CF,and 205 BC</ref>
=== Para Orang Suci semenjak Abad Pertengahan ===
[[Berkas:
Dalam ensikliknya ''Doctor Mellifluus'' mengenai Santo Bernardus dari
“… Sang Perawan melahirkan putra-Nya tanpa adanya noda pada integritasnya. Dan sebagaimana cahaya tidak mengurangi kecemerlangan sebuah bintang, demikian pula lahirnya Sang Putra dari rahimnya tidak menodai kecantikan keperawanan Maria.”<ref>Bernardus dari Clairvaux disadur dari ''Doctor Mellifluus'' 31.</ref>
Baris 102 ⟶ 103:
“Dalam bahaya, dalam keragu-raguan, dalam kesulitan, ingatlah akan Maria, panggillah Maria. Jangan biarkan nama-Nya meninggalkan bibirmu, jangan membiarkannya meninggalkan hatimu.”<ref>Hom. II super "Missus est," 17; Migne, P. L., CLXXXIII, 70-b, c, d, 71-a. Disadur dari ''Doctor Mellifluus'' 31</ref>
Secara teologis, Santo Bernardus dari Clairvaux, seorang
“Adalah kehendak Tuhan sendiri bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang tidak melalui tangan-tangan Maria. Adalah kehendak Tuhan sendiri yang membuat kita memiliki segala sesuatunya melalui tangan-tangan Maria.”<ref>Bernardus dari Clairvaux, "''Serm. in Nat. Mariae''", 7; Migne, P. L., CLXXXIII, 441-b. Paus Pius XII, ''Doctor Mellifluus'' 30</ref>
Santo [[Alfonsus dari Liguori]] (1696-1787), seorang
Santo [[Louis de Montfort]] adalah seorang pembela Mariologi melawan paham Jansenisme yang efektif,
“Semenjak Maria adalah yang paling selaras dengan [[Yesus Kristus]] dibandingkan semua makhluk lainnya, maka di antara semua devosi yang ada yang paling menyucikan dan menyelaraskan sebuah jiwa dengan Tuhan adalah devosi kepada Maria, ibu-nya yang suci, dan bahwa semakin banyak sebuah jiwa disucikan kepada Maria, semakin banyak pula jiwa tersebut disucikan kepada [[Yesus Kristus]].”
Baris 115 ⟶ 116:
== Mariologi sebagai Teologi Rakyat ==
Tidak seperti kebanyakan teologi Katolik Roma yang berasal dari tingkatan atas Gereja, Mariologi
Sebuah contoh bagus dari hal ini adalah kasus Santo Juan Diego yang ketika sebagai anak muda pada tahun 1531 melaporkan sebuah penampakan Santa Perawan Maria pada suatu subuh
Secara keseluruhan, Juan Diego tidak menerima banyak perhatian dari Roma selama era tahun 1530-an semenjak pihak gereja di Roma sedang sibuk menghadapi tantangan gerakan Reformasi Protestan antara tahun 1521 hingga tahun 1579. Walau demikian,
Kekuatan Mariologi lainnya pada tahun-tahun belakangan ini adalah penyebaran devosi-devosi kepada Maria seperti Rosario Suci melalui berbagai organisasi orang awam Katolik. Abad ke-20 nenyaksikan pertumbuhan yang pesat dalam jumlah organisasi sukarela yang melakukan devosi kepada Maria seperti kelompok-kelompok pembagi rosario gratis. Salah satu contohnya adalah organisasi Pembuat Rosario Ratu Kami yang dibentuk dari uang donasi sebesar 25 dolar untuk membeli sebuah mesin tik pada tahun 1949. Saat ini organisasi tersebut memiliki ribuan sukarelawan/ti yang telah membagikan jutaan rosario gratis kepada misi-misi Katolik di seluruh dunia. Perkembangan devosi-devosi kepada Maria ini kemudian membangun [[sensus fidelium]] yang nantinya memengaruhi arah perkembangan Mariologi secara keseluruhan.
=== Pengaruh Penampakan ===
[[Berkas:Bernadette Soubirous.png|
Santo Juan Diego bukanlah satu-satunya anak muda yang melaporkan pengelihatan pada suatu subuh di sebuah puncak bukit
Sebagai seorang gadis petani sederhana berusia 14 tahun yang tidak memiliki pendidikan formal yang berarti, Santa Bernadette Soubirous melaporkan pengelihatannya akas seorang wanita berpakaian putih yang berkata ''"Que soy L’Immaculado concepciou"'' (Akulah Buah Tubuh Tanpa Noda) dan meminta agar sebuah gereja dibangun
[[Berkas:Fatima children with rosaries.jpg|
Tiga anak [[Portugal]], Lucia dos Santos, Jacinta Marto dan Francisco Marto sama-sama muda dan tak memiliki latar belakang pendidikan yang banyak ketika mereka melaporkan penampakan Ratu Fatima Kami pada tahun 1917. Seorang pejabat lokal mulanya menjebloskan anak-anak tersebut ke penjara dan mengancam akan merebus satu per satu dari mereka ke dalam kuali minyak. Anak-anak tersebut dihibur oleh para narapidana lainnya di dalam penjara, dan kemudian belakangan anak-anak ini memimpin para narapidana untuk berdoa rosario.<ref>
Akhirnya, dengan jutaan pengikut dan umat Katolik yang mempercayainya, laporan penampakan di Fatima menuai rasa hormat banyak pihak, dan [[Paus Pius XII]], [[Paus Yohanes XXIII]], [[Paus Paulus VI]] dan [[Paus Yohanes Paulus II]] menyuarakan penerimaan mereka akan asal
Kaum Mariologis merujuk pada Santa Marguerite Marie Alacoque sebagai “bukti hidup bagaimana devosi kepada Maria berkaitan dengan Kristologi” dan dengan adorasi pada Yesus Kristus.<ref>J.M.Böhr, Marguerite Marie Alacoque, Regensburg 101</ref> Ia mengucapkan kaul pada usia 14 tahun untuk mengabdikan hidupnya bagi Sang Perawan Maria dan, sebagai seorang rohaniwati pengikut Maria, mengalami banyak cobaan-cobaan untuk membuktikan ketulusan pengabdiannya dan pengelihatannya akan Yesus dan Maria yang berhubungan dengan Hati Kudus. Pada mulanya ceritanya ditolak dengan keras oleh ibu kepala biaranya dan kemudian dirinya tidak mampu untuk meyakinkan para teolog atas kebenaran pengelihatannya. Salah satu pengecualian penting adalah Santo Claude de la Colombiere yang mendukungnya. Devosi kepada Hati Kudus secara resmi diterima 75 tahun setelah kematiannya.<ref>Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press 2005 ISBN 978-0-19-280290-3)</ref> Walaupun pengelihatannya akan Yesus dan Maria pada mulanya tidak dipercaya oleh Gereja, kemenangannya yang akhirnya berhasil diraih dikumandangkan ke seluruh dunia ketika dalam ensiklik-nya ''Miserentissimus Redemptor'' [[Paus Pius XI]] menyatakan bahwa [[Yesus Kristus]] telah “menyatakan diri-Nya” kepada Santa Margareta dan merujuk pada pembicaraan antara Yesus dan Santa Margareta beberapa kali.<ref>
''Miserentissimus Redemptor'' Ensiklik dari [[Paus Pius XI]] http://www.vatican.va/holy_father/pius_xi/encyclicals/documents/hf_p-xi_enc_08051928_miserentissimus-redemptor_en.html</ref>
Mariette Beco masih berusia dua belas tahun ketika ia melaporkan penampakan Maria pada tahun 1933 di Banneux, [[Belgia]]. Dalam kasus ini, Wanita berbaju Putih diceritakan menyatakan dirinya sebagai Sang Perawan dari Yang Papa dan berkata: “Percayalah padaku dan aku akan percaya padamu”. Pada tahun 1942 [[Tahta Suci]]
=== Pengaruh pada Gereja Katolik Roma ===
Walaupun orang-orang di atas dan banyak orang lainnya menghadapi banyak permasalahan awalnya, pihak gereja, dengan penundaan beberapa waktu, memperhatikan iman Mariologi, seperti yang diakui di dalam situs resmi [[Vatikan]] pada tahun 2004. Oleh karenanya, “dogma mengenai Pembuahan Suci yang dipaparkan oleh [[Paus Pius IX]] sebagian besar tidak lahir dari bukti-bukti di dalam Kitab Suci atau tradisi kuno,
Apabila pujian-pujian terkenal bagi Sang Perawan Suci Maria diberikan pemikiran yang sepantasnya, siapa yang berani meragukan bahwa Ia, yang lebih suci dari para malaikat dan selalu suci di segala waktu, pernah, bahkan dalam waktu yang sesingkat apapun, tidak terbebaskan dari noda dosa?”<ref>Fulgens Corona, 10</ref>
Dalam beberapa ajaran tentang Maria, “teologi rakyat” seperti Pembuahan Suci, pendirian para umat yang tegas dan bertahan lama mendahului teologi akademis.<ref>
Walaupun demikian, Mariologi yang dikenal luas telah menjadi sebuah kekuatan pendorong dalam masa 150 tahun terakhir bagi lahirnya dua dogma infalibilitas [[ex cathedra]]: Pembuahan Suci pada tahun 1854 dan Pengangkatan Tubuh Maria ke Surga pada tahun 1950. Memang, semenjak deklarasi resmi mengenai [[Infalibilitas kepausan]] oleh [[Konsili Vatikan I]] pada tahun 1870, deklarasi tahun 1950 oleh [[Paus Pius XII]] adalah yang pertama dan satu-satunya yang menggunakan [[Infalibilitas kepausan]].
== Mariologi
Mariologi pada abad ke-20 didominasi oleh sebuah antusiasme akan Maria yang tulus yang berpuncak dalam lahirnya dogma Pengangkatan Tubuh Maria ke Surga oleh [[Paus Pius XII]] dan [[Konsili Vatikan II]] menyatakan Maria sebagai Bunda Gereja. Seribu lima ratus tahun setelah [[Konsili Efesus]], [[Paus Pius XI]] mengeluarkan ensiklik ''Lux Veritatis'', mengingatkan umat Kristen Ortodoks tentang iman yang sama. Ia memimpin sebuah kongres Mariologi pada tahun 1931.<ref name="Bäumer 534">Bäumer 534</ref>
=== Paus Pius XII ===
[[Berkas:
[[Paus Pius XII]] mempersembahkan Rusia kepada Hati Kudus Maria. Ia menetapkan perayaan ini bagi seluruh gereja pada tahun 1944. Pada tahun 1950 [[Paus Pius XII]] menegaskan bahwa Pengangkatan Tubuh Maria ke Surga sebagai sebuah bagian dari iman Katolik Roma. Ini adalah penggunaan kekuasaan [[ex cathedra]] dalam [[Infalibilitas kepausan]] semenjak [[Konsili Vatikan I]]. Pada tahun 1950 dan tahun 1958 ia memberikan kuasa kepada berbagai institusi untuk peningkatan penelitian akademis mengenai penghormatan kepada Sang Perawan Suci Maria. Pada tahun 1953, [[Paus Pius XII]] menetapkan tahun 1954 sebagai Tahun Maria, yang pertama di dalam sejarah gereja. Tahun itu dipenuhi dengan berbagai inisiatif kegiatan bagi Maria, di bidang-bidang Mariologi, acara-acara kebudayaan, amal dan pertemuan-pertemuan sosial.<ref
Dalam ensiklik-nya ''Fulgens Corona'' dan ''Ad Caeli Reginam'' ia memaparkan sebuah sintesis Mariologi gereja dan memperingatkan akan iman Katolik yang berlebih-lebihan dan yang penuh keragu-raguan. Pada tahun 1953 [[Paus Pius XII]] memperkenalkan perayaan Keratuan Maria. Di beberapa ensiklik dan surat apostolik kepada masyarakat [[Polandia]] dan beberapa negara lainnya yang berada di balik tirai besi, ia mengungkapkan kepastian bahwa Sang Perawan Suci Maria akan menang atas musuh-musuhnya.<ref>
=== Konsili Vatikan Kedua ===
[[Konsili Vatikan Kedua]] (1962-1965) mengeluarkan ringkasan gereja mengenai doktrin Katolik tentang Maria di bab delapan ''Lumen Gentium''. Ahli-ahli Mariologi sebelumnya berharap akan lahirnya sebuah dogma tentang Maria sebagai Mediatrix (perantara),
Bab tentang maria ini memiliki lima bagian yang menghubungkan Maria pada misteri-misteri penyelamatan yang berlangsung di dalam Gereja, yang didirikan oleh Kristus sebagai tubuh mistis-Nya. Peran Maria dalam hubungannya dengan putra-Nya diletakkan sebagai sesuatu yang bukan paling penting. Yang disoroti adalah kepribadian dan kepenuhan rahmatnya. Bagian kedua menggambarkan peranan Maria dalam sejarah penyelamatan. Perannya sebagai seorang mediator diperinci karena Maria dianggap memastikan keselamatan kita melalui banyak perantaraannya setelah pengangkatan dirinya ke surga. Konsili menolak untuk memakai gelar mediator bagi semua rahmat, dan hanya menetapkan Maria sebagai mediator tanpa penjelasan lebih lanjut.<ref>Leo Cardinal Scheffczyk, Vaticanum II, dalam ''Marienlexikon'' 569</ref>
== Mediatrix dan Co-Redemptrix ==
[[Berkas:LeoXIII1900.
Konsep-konsep Mariologi ''mediatrix'' ("pengantara" atau "perantara") dan co-redemptrix ("pendamping penebus") sangatlah berbeda antara satu dengan yang lain. Keduanya belum ditegaskan sebagai dogma oleh Gereja, namun dukungan umum dan dukungan dari lingkungan gereja bagi keduanya terus tumbuh besar akhir-akhir ini. Konsep-konsep ini telah digunakan di dalam berbagai ensiklik kepausan dan didukung oleh banyak teolog, mulai dari buku “Penderitaan Maria” karya Romo Frederick William Faber pada abad ke-19, hingga tokoh Mariologi (dan
Definisi dogma bagi konsep-konsep ini diajukan pada [[Konsili Vatikan II]] oleh uskup-uskup Italia, [[Spanyol]] dan [[Polandia]] namun tidak dibahas, dan masih ada penentangan terhadap konsep-konsep ini di dalam lingkaran [[Vatikan]].
Pada awal tahun 1990-an lebih dari enam juta tanda tangan dikumpulkan dari 148 negara, termasuk juga tanda tangan dari [[Bunda Teresa]] dari [[Kalkuta]], Kardinal John O’Connor dari [[New York]], dan 41 kardinal serta 550 uskup lainnya, mendesak [[Paus Yohanes Paulus II]] untuk menggunakan [[Infalibilitas kepausan]] untuk menetapkan Maria sebagai Perantara dan Pendamping Penebus. Pada tanggal 8 Februari 2008, lima Kardinal Katolik Roma mengeluarkan sebuah petisi meminta [[Paus Benediktus XVI]] untuk secara dogmatis menetapkan Sang Perawan Suci Maria sebagai Sang Perantara dan Sang Pendamping Penebus.<ref>Pemberitaan ''Vatican News'' mengenai Petisi Mediatrix kepada Sri Paus http://www.zenit.org/article-21743?l=english {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080917093954/http://www.zenit.org/article-21743?l=english |date=2008-09-17 }}</ref>
=== Mediatrix ===
Baris 175 ⟶ 176:
Santo [[Thomas Aquinas]] menyatakan bahwa hanya Kristus yang dapat menjadi perantara sempurna antara Tuhan dan manusia. Namun hal ini tidak menghapuskan fakta bahwa ada pihak-pihak lain yang dipanggil sebagai perantara sebab mereka membantu dan menyiapkan persatuan dantara Tuhan dan manusia.<ref>Thomas Aquinas, Summa, III, 26,1</ref> Tidak ada pertanyaan di antara para teolog Katolik bahwa [[Yesus Kristus]] adalah satu-satunya perantara antara Tuhan dan umat manusia (Tim 2:5). Namun hal ini tetap tidak meniadakan peran serta Maria dalam memerantarai misteri putra-Nya.
Dalam ensikliknya ''Redemptoris Mater'', [[Paus Yohanes Paulus II]] berkata:
Baris 184 ⟶ 185:
Konsep Co-Redemptrix (Pendamping Penebus Dosa) merujuk pada peran serta Maria yang tidak langsung atau tidak sejajar namun penting dalam proses penebusan dosa. Ia memperkenankan dirinya tanpa paksaan untuk melahirkan sang penebus dosa, untuk berbagi dalam hidup-Nya, untuk menderita bersama-Nya di kaki salib dan untuk mengurbankan putra-Nya demi penebusan dosa umat manusia.
Konsep Pendamping Penebus Dosa bukanlah sesuatu yang baru. [[Irenaeus]], Bapa Gereja (wafat tahun 200) telah merujuk Maria sebagai “causa salutis” (penyebab keselamatan kita) berdasarkan “fiat”-nya."<ref>"http://www.zenit.org/article-5650?l=english {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080928031618/http://www.zenit.org/article-5650?l=english |date=2008-09-28 }}</ref> Hal ini adalah sebuah ajaran yang telah ditelaah semenjak abad ke-15<ref name="Ott 256">Ott 256</ref> namun belum pernah dipertegas menjadi sebuah dogma. Pandangan Katolik Roma mengenai co-redemptrix tidak menunjukkan bahwa Maria ikut serta sebagai bagian yang sama tingginya dalam penebusan dosa umat manusia semenjak Kristus adalah satu-satunya penebus dosa.<ref>1Tim 2,5</ref> Maria sendiri membutuhkan penebusan dosa dan ditebus dosanya oleh Yesus Kristus putra-Nya. Dengan ditebus dosanya oleh Kristus berati Maria tidak bisa menjadi bagian yang sama tingginya dengan Yesus Kristus dalam proses penebusan dosa manusia.<ref>Ott ''Dogmatics'' 256</ref>
Ajaran kepausan mulai menyebutkan aspek ini di dalam dokumen-dokumen Gereja resmi selama masa kepausan [[Paus Pius X]].<ref
[[Paus Benediktus XV]] pertama kali memaparkan istilah ini sesuai dengan kekuasaannya dalam surat apostolik-nya, ''Inter Soldalica'', yang dikeluarkan pada tanggal 22 Maret 1918.<ref name="AAS, 1918, 181">AAS, 1918, 181</ref> “Sebagaimana Sang Perawan Suci Maria tidak terlihat ikut serta dalam kehidupan publik Yesus Kristus, dan kemudian tiba-tiba muncul di kaki salib-Nya, ia tidak berada
[[Paus Pius XII]] mengulangi penjelasan ini dengan sedikit nada yang berbeda di dalam ensikliknya ''Mystici Corporis'' (1943): “Adalah Maria, Hawa kedua, yang bersih dari segala dosa, baik dosa asal maupun dosa pribadi, dan yang selalu bersatu secara lebih mendalam dengan Putranya, yang mempersembahkan Yesus di Golgota kepada Allah Bapa bagi semua anak-anak Adam, yang ternoda dosa akibat jatuhnya Adam ke dalam dosa, termasuk mempersembahkan haknya sebagai ibu dan cintanya sebagai ibu sebagai kurban persembahan.”<ref>Mystici Corporis 110</ref> Dalam [[bulla kepausan]] ''Munificentissimus Deus'' mengenai dogma tentang Pengangkatan Tubuh Maria ke Surga, [[Paus Pius XII]] menyatakan bahwa “Bunda Allah yang terhormat, dari semua keabadian bergabung di dalam sebuah jalan tersembunyi bersama Yesus Kristus dalam sebuah takdir yang sama, tanpa noda dalam penciptaannya, seorang perawan yang paling sempurna dalam keibuannya yang kudus sebagai rekan yang mulia dari Sang Penebus Dosa yang ilahi.”<ref>Munificentissimus Deus 40</ref>
=== Implikasi Ekumene ===
Beberapa ahli Mariologi terkemuka menyatakan secara terbuka sebuah opini bahwa di dalam usaha persatuan di antara umat Kristen yang benar, kepercayaan-keperacayaan dan devosi-devosi mengenai Maria mungkin diperkecil skalanya oleh wakil-wakil [[Gereja Katolik Roma]], mulai dengan dokumen [[Konsili Vatikan II]] [[Lumen Gentium]]: Kardinal Leo Scheffczyk mengeluarakn pernyataan mengenai bab tentang Maria: “dingin dan terselubungnya dokumen ini bisa dijelaskan, sebagaimana hal ini telah diakui secara terbuka, untuk menunjukkan pertimbangan bagi dialog-dialog ekumene terutama dengan umat Protestan. Kesuksesan metode yang bisa diterima ini harusnya tidak dibesar-besarkan. Dan hal ini tidak menghentikan teologi itu sendiri”."<ref name="ReferenceB">Leo Cardinal Scheffczyk, Vaticanum II, dalam ''Marienlexikon'', 571</ref> Ia tidak setuju dengan mereka yang menganggap dokumen tersebut sebagai sesuatu yang tidak memuaskan kaum konservatif, liberal, Ortodoks dan Protestan, sembari menyatakan bahwa dokumen tersebut memiliki elemen-elemen yang bisa dilihat dengan mudah demi menjembatani berbagai posisi mengenai Mariologi --- sebuah jembatan yang ia simpulkan belum sukses sejauh ini.<ref
== Bunda Gereja ==
Pada awal [[Konsili Vatikan II]], [[Paus Yohanes XXIII]] mengubah judul asli usulan skema konsili dari “Mengenai Perawan Suci Maria, Bunda Tuhan dan Bunda Manusia” menjadi “Mengenai Perawan Suci Maria, Bunda Gereja”.<ref name="ReferenceC">Leo Cardinal Scheffczyk, Vaticanum II, dalam ''Marienlexikon'' 568</ref> Akan tetapi gelar baru ini ditentang oleh para imam yang ikut Konsili karena banyak di antara mereka menganggap gelar ini terlalu inovatif. Semenjak Konsili menolak untuk membahas dokumen dan gelar Maria, [[Paus Paulus VI]] mengumumkan gelar tersebut pada penutupan tahap ketiga Konsili benar-benar sendirian.<ref
=== Paus Yohanes Paulus II ===
Gelar tua ini diumumkan kembali oleh [[Paus Paulus VI]] di [[Konsili Vatikan II]]. Pada tahun 1987 [[Paus Yohanes Paulus II]] mengulangi penggunaan gelar ini, “Bunda Gereja”, dalam ensikliknya ''Redemptoris Mater'' dan di depan masyarakat umum pada tanggal 17 September 1997.<ref>[http://www.ewtn.com/library/papaldoc/jp2bvm63.htm Perawan Suci adalah Bunda Gereja ]</ref> Ensikliknya adalah sebuah rangkuman yang panjang lebar dan jelas mengenai Mariologi modern yang melahirkan beberapa hal baru: Menurut [[Paus Yohanes Paulus II]], Sang Bunda Penebus memiliki sebuah tempat yang jelas dalam rencana penyelamatan manusia,
:Gereja mengajarkan bahwa Maria hadir pada ujung sejarah penyelamatan sebelum Kristus.<ref>Redemptoris Mater 3</ref>
:Apabila salam dan nama “penuh rahmat” menjelaskan semuanya, dalam konteks penyampaian kabar oleh sang malaikat, maka salam dan nama ini pertama-tama merujuk pada pemilihan Maria sebagai Bunda Putra Allah. Tapi juga pada saat yang sama “kepenuhan rahmat” menunjukkan semua kemurahan-hati mistis yang daripadanya Maria terima karena terpilih dan ditakdirkan untuk menjadi Bunda Kristus. Apabila pemilihan ini sangat penting bagi pencapaian rencana penyelamatan Tuhan bagi umat manusia, dan apabila pilihan abadi dalam Kristus dan tugas untuk tetap menjaga kemuliaan anak-anak angkat adalah takdir setiap orang, maka pemilihan Maria adalah seluruhnya luar biasa dan unik, demikian juga keistimewaan dan keunikan tempatnya dalam misteri Kristus.<ref>Redemptoris Mater 9</ref>
:Di dalam perjalanan gereja atau perjalanan rohani menembus ruang dan waktu, serta, terlebih lagi, melalui perjalan sejarah roh manusia, inilah Maria hadir sebagai seseorang yang “terberkati karena ia percaya”, sebagai seseorang yang terdepan dalam perjalanan rohani dari iman manusia, yang memiliki bagian dalam misteri Kristus yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.<ref>Redemptoris Mater 25</ref>
=== Paus Benediktus XVI ===
[[Paus Benediktus XVI]] menjelaskan topik ini, mengapa Mariologi memiliki hubungan dengan eklesiologi atau ilmu gerejawi. Sekilas, ia mengatakan, bahwa hubungan ini terlihat terjadi secara kebetulan: bahwa Konsili memasukkan Mariologi ke dalam eklesiologi. Hubungan ini membantu pengertian apa sesungguhnya “Gereja” itu.<ref name="Joseph Kardinal Ratzinger 2002">Joseph Kardinal Ratzinger: Weggemeinschaft des Glaubens. Kirche als Communio. Festgabe zum 75. Geburtstag, hg. vom Schülerkreis, Augsburg 2002)</ref>
Teolog Hugo Rahner menunjukkan bahwa Mariologi aslinya adalah eklesiologi. Gereja itu seperti Maria. Gereja itu seorang perawan dan seorang ibu. Ia bersih tanpa noda dan memikul beban sejarah. Ia menderita dan ia diangkat ke surga. Secara perlahan ia belajar bahwa Maria adalah cerminannya; bahwa Gereja menjadi manusia dalam diri Maria. Maria di lain pihak bukanlah seseorang yang terkucilkan, yang hanya bersandar pada dirinya sendiri. Maria mengandung misteri Gereja.<ref
[[Paus Benediktus XVI]] menyesali kenyataan bahwa persatuan Gereja dan Maria ditutup-tutupi pada abad-abad belakangan, yang sangat membebani Maria dengan berbagai keistimewaan dan memindahkan Maria ke tempat yang jauh. Baik Mariologi maupun eklesiologi menderita akibat situasi ini. Pandangan Mariologi atas Gereja dan pandangan eklesiologi atas Maria di dalam sejarah penyelamatan manusia langsung tertuju pada Kristus. Kesatuan Gereja dan Maria menjelaskan apa arti dari kesucian dan arti dari “Tuhan menjadi manusia”.<ref
== Pusat Penelitian Mariologi ==
Penelitian resmi tentang Mariologi di dalam lingkungan yang berhubungan dengan [[Tahta Suci]] mengalami suatu kemajuan besar dalam Tahun Suci tahun 1950 dan dalam tahun 1958 akibat keputusan-keputusan [[Paus Pius XII]] yang
* ''Academia Mariana Salesiana''. Paus Pius XII mengabulkan pendirian Academia Mariana Salesiana yang merupakan suatu bagian dari perguruan tinggi kepausan. Akademi ini mendukung penelitian-penelitian kaum Salesian dengan tujuan untuk mengembangkan penghormatan kepada Sang Perawan Suci dalam tradisi Santo Yohanes Bosco.<ref name="Bäumer, Marienlexikon, 534">Bäumer, Marienlexikon, 534</ref>
* ''Centro Mariano Montfortano''. Juga pada tahun 1950, Centro Mariano Montfortano dipindahkan dari Bergamo ke Roma. Centro menyebar-luaskan ajaran-ajaran Santo Louis de Montfort yang sebelumnya dikanonisasi oleh Paus Pius XII. Institusi ini menerbitkan bulanan Madre e Regina yang menyebar-luaskan orientasi Maria dari Montfort.<ref name="Bäumer, Marienlexikon, 535">Bäumer, Marienlexikon, 535</ref>▼
* ''Marianum'' dibentuk pada tahun 1950 dan pengoperasiannya dipercayakan kepada Ordo Servites. Institusi ini diberikan kuasa untuk menganugerahi semua gelar akademis termasuk sebuah gelar doktor di bidang teologi. Semenjak tahun 1976, Marianum mengadakan konferensi internasional setiap dua tahun untuk menemukan perumusan baru yang mengukur misteri Maria.<ref
* ''Collegamento Mariano Nazionale'' (1958) adalah prakarsa mengenai Maria terakhir dari Paus Pius XII. Institusi ini mengkoordinasi semua aktivitas institusi-institusi yang berorientasi pada Maria di [[Italia]], menyelenggarakan ziarah-ziarah yang berorientasi pada Maria dan menyelenggarakan minggu-minggu pembahasan Maria bagi para imam. Selain itu, institusi ini juga memulai penyelenggaraan pertemuan-pertemuan pemuda-pemudi Maria dan menebitkan Jurnal “Madonna”.<ref
Dari semua organisasi ini, Marianum adalah pusat Mariologi yang paling aktif di [[Roma]].<ref>berlokasi di Viale 30 Aprile- 6, 00153, [[Roma]]</ref>
▲* ''Centro Mariano Montfortano''. Juga pada tahun 1950, Centro Mariano Montfortano dipindahkan dari Bergamo ke Roma. Centro menyebar-luaskan ajaran-ajaran Santo Louis de Montfort yang sebelumnya dikanonisasi oleh Paus Pius XII. Institusi ini menerbitkan bulanan Madre e Regina yang menyebar-luaskan orientasi Maria dari Montfort.<ref>Bäumer, Marienlexikon, 535</ref>
Pada tahun 1975, Universitas Dayton di [[Ohio]], [[Amerika Serikat]], mendirikan International Marian Research Institute (Institut Internasional untuk Penelitian Maria) yang berafiliasi dengan Marianum untuk menawarkan gelar doctorate in sacred theology (S.T.D.: Doktor Teologi Suci) dan diploma di bidang teologi suci (S.T.L.: Sacred Theology Licentiate).<ref>
▲* ''Marianum'' dibentuk pada tahun 1950 dan pengoperasiannya dipercayakan kepada Ordo Servites. Institusi ini diberikan kuasa untuk menganugerahi semua gelar akademis termasuk sebuah gelar doktor di bidang teologi. Semenjak tahun 1976, Marianum mengadakan konferensi internasional setiap dua tahun untuk menemukan perumusan baru yang mengukur misteri Maria.<ref>Bäumer, Marienlexikon, 535</ref>
▲* ''Collegamento Mariano Nazionale'' (1958) adalah prakarsa mengenai Maria terakhir dari Paus Pius XII. Institusi ini mengkoordinasi semua aktivitas institusi-institusi yang berorientasi pada Maria di [[Italia]], menyelenggarakan ziarah-ziarah yang berorientasi pada Maria dan menyelenggarakan minggu-minggu pembahasan Maria bagi para imam. Selain itu, institusi ini juga memulai penyelenggaraan pertemuan-pertemuan pemuda-pemudi Maria dan menebitkan Jurnal “Madonna”.<ref>Bäumer, Marienlexikon, 534</ref>
▲Dari semua organisasi ini, Marianum adalah pusat Mariologi yang paling aktif di [[Roma]]<ref>berlokasi di Viale 30 Aprile- 6, 00153, [[Roma]]</ref>. Institusi Katolik kepausan ini didirikan oleh Romo Gabriel Roschini (yang kemudian mengepalainya selama beberapa tahun) di bawah arahan dari [[Paus Pius XII]] pada tahun 1950. Di Marianum, seseorang bisa memperoleh gelar strata dua di bidang Mariologi (program akademis dua tahun) dan seseorang juga bisa memperoleh gelar doktor di bidang Mariologi. Fasilitas Mariologi ini memiliki sebuah perpustakaan berisi 85.000 jilid mengenai Mariologi, serta sejumlah majalah dan jurnal teologi dan yang berhubungan dengan Mariologi. ''Marianum'' juga merupakan nama dari jurnal teologi Mariologi yang bergengsi, yang sebelumnya diterbitkan oleh Romo Roschini pada tahun 1939.<ref>Bäumer, Marienlexikon, 535</ref>
▲Pada tahun 1975, Universitas Dayton di [[Ohio]], [[Amerika Serikat]], mendirikan International Marian Research Institute (Institut Internasional untuk Penelitian Maria) yang berafiliasi dengan Marianum untuk menawarkan gelar doctorate in sacred theology (S.T.D.: Doktor Teologi Suci) dan diploma di bidang teologi suci (S.T.L.: Sacred Theology Licentiate).<ref>[http://campus.udayton.edu/mary/ University of Dayton Marian Institute]</ref>
== Referensi ==
Baris 233 ⟶ 231:
== Pranala luar ==
* Saint [[Louis de Montfort]] ''True Devotion to Mary'' ISBN 1-59330-470-6, also available as online text [http://www.catholictreasury.info/TrueDevotion/Default.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071211223420/http://www.catholictreasury.info/TrueDevotion/Default.htm |date=2007-12-11 }}
* Michael Schmaus, Mariologie, Katholische Dogmatik, München Vol V, 1955
* K Algermissen, Boes, Egelhard, Feckes, Michael Schmaus, Lexikon der Marienkunde, Verlag Friedrich Pustet, Regensburg, 1967
* Remigius '''Bäumer''', [[Leo Scheffczyk]] (Hrsg.) Marienlexikon Gesamtausgabe, Institutum Marianum Regensburg, 1994, ISBN 3-88096-891-8 (cit. Bäumer)
* Stefano De Fiores, (Marianum) ''Maria, sintesi di valori. Storia culturale di mariologia.'' Cinisello Balsamo 2005;
* Stefano de Fiores, (Marianum), ''Maria. Nuovissimo dizionario.'' 2 Vols. Bologna 2006;
* [http://mariologicalsocietyofamerica.us Mariology Society of America] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170925082500/http://mariologicalsocietyofamerica.us/ |date=2017-09-25 }}
* [[Acta Apostolicae Sedis]], referenced as AAS by year.
* [[Paus Pius IX]], Apostolic Constitution
** [http://www.newadvent.org/library/docs_pi09id.htm Apostolic Constitution '''''Ineffabilis Deus''''']
* [[Paus Pius XII]], ensiklik dan bulla.
** [http://www.vatican.va/holy_father/pius_xii/encyclicals/documents/hf_p-xii_enc_08091953_fulgens-corona_en.html Encyclical '''''Fulgens Corona''''' on the Vatican website]
** [http://www.vatican.va/holy_father/pius_xii/encyclicals/documents/hf_p-xii_enc_11101954_ad-caeli-reginam_en.html Encyclical '''''Ad Caeli Reginam''''' on the Vatican website]
** [http://www.vatican.va/holy_father/pius_xii/encyclicals/documents/hf_p-xii_enc_29061943_mystici-corporis-christi_en.html Encyclical '''''Mystici Corporis Christi''''' on the Vatican website]
** [http://www.vatican.va/holy_father/pius_xii/apost_constitutions/documents/hf_p-xii_apc_19501101_munificentissimus-deus_en.html Apostolic Constitution '''''Munificentissimus Deus''''' on the Vatican Website]
* [[Paus Yohanes Paulus II]], encyclical, apostolic letters and addresses
** [http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/encyclicals/documents/hf_jp-ii_enc_25031987_redemptoris-mater_en.html Encyclical '''''Redemptoris Mater''''' on the Vatican website]
** [http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/apost_letters/documents/hf_jp-ii_apl_20021016_rosarium-virginis-mariae_en.html Apostolic Letter '''''Rosarium Virginis Mariae''''' on the Vatican Website]
** [http://www.catholicregister.org/content/view/1402/857/ Pope John Paul II on Saint Louis de Montfort] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081202070615/http://www.catholicregister.org/content/view/1402/857/ |date=2008-12-02 }}
** [http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/speeches/2000/oct-dec/documents/hf_jp-ii_spe_20001031_forum-mariologia_en.html Pope John Paul II, '''''Address to the Mariology Forum''''']
[[Kategori:Doktrin dan teologi Katolik]]
[[Kategori:Istilah dalam Gereja Katolik Roma]]
[[Kategori:Maria]]
|