Puasa Natal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Perbaikan Kesalahan Pengetikan |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{sidebar Ortodoks Timur|expanded=calendar}}
'''Puasa Natal''' adalah sebuah periode berpantang dan pengampunan dosa yang diterapkan oleh Gereja Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Katolik Timur, untuk memperingati turunnya Firman Allah menjadi manusia
Pada [[ritus Bizantium]], pelaksanaan puasa dilakukan sejak tanggal 15 November hingga tanggal 24 Desember. Tanggal tersebut berlaku bagi [[Gereja Ortodoks Timur]] serta [[Gereja Katolik Timur]] yang menggunakan [[Kalender Julius terrevisi]], oleh karena kalender tersebut belakangan penanggalannya identik dengan penanggalan [[Kalender Gregorius]]. Bagi [[Gereja Ortodoks Timur|gereja-gereja Ortodoks]] yang masih mengikuti [[Kalender Julius]] lama, puasa Natal biasanya baru bermula pada tanggal 28 November (Kalender Gregorius) yang merupakan tanggal 15 November di Kalender Julius lama. Umat Kristen beraliran Gereja Kuno dari Timur melaksanakan puasa Natal dari fajar hingga senja selama periode 1 Desember hingga 25 Desember (Kalender Gregorius).
Baris 40:
== Aturan puasa ==
Dalam [[ritus Bizantin]], kegiatan berpuasa meliputi pantangan mengonsumsi daging, telur, produk olahan susu, ikan, anggur (dalam artian minuman), dan minyak. Konsumsi ikan, minyak, dan anggur hanya boleh dilakukan tiap hari Sabtu dan Minggu serta konsumsi minyak dan anggur diperbolehkan tiap hari Selasa dan Kamis.
Pada ritus Bizantin, terdapat pula pengecualian bagi mereka yang sakit, tua renta, anak kecil, dan ibu menyusui untuk meninggalkan pelaksanaan berpuasa. Setiap insan dianjurkan untuk berbicara dengan para penerima pengakuan dosa (biasanya imam, romo, atau yang lainnya) terkait pengecualian dari aturan berpuasa dan tidak boleh menempatkan dirinya dalam bahaya baik secara fisik dan psikis.
[[Malam Natal]] yakni tanggal 24 Desember merupakan hari berpuasa yang ketat dan disebut sebagai ''Paramoni'' (yang berarti persiapan). Pada hari ini, makanan padat sama sekali tidak boleh dikonsumsi hingga [[Sirius]] tampak di langit malam atau hingga setelah pelaksanaan [[Liturgi Ilahi]] vesper. Jika Paramoni jatuh pada hari Sabtu atau Minggu, hari tersebut tidak dianggap sebagai hari berpuasa secara ketat, tetapi makanan yang mengandung minyak atau anggur boleh dikonsumsi setelah pelaksanaan [[Liturgi Ilahi]].
== Catatan ==
|