Sidratul Muntaha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k Zaigh memindahkan halaman Sidratulmuntaha ke Sidratul Muntaha dengan menimpa pengalihan lama Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
'''
Dalam agama [[Baháʼí]] ''Sidrat al-Muntahā'' biasa disebut dengan "''Sadratu'l-Muntahá''" adalah sebuah kiasan untuk penjelmaan [[Tuhan]].
Baris 25:
{{Quote|Ketika Sidratulmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya|{{cite quran|53|16|style=inline}}}}
Jika Allah memutuskan sesuatu, maka "bersemilah" Sidratulmuntaha sehingga diliputi oleh sesuatu, yang menurut penafsiran [[Abdullah bin Mas'ud|Ibnu Mas'ud]] adalah "permadani emas". Deskripsi tentang Sidratulmuntaha dalam hadis-hadis tentang Isra Mikraj tersebut menurut sebagian ulama hanyalah berupa gambaran (metafora) sebatas yang dapat diungkapkan kata-kata.
== Peristiwa di
Ketika Mikraj, di sini Muhammad melihat banyak hal, seperti:
=== Bentuk Jibril ===
Baris 39:
Dikatakan pula bahwa Muhammad telah melihat Allah yang berupa [[cahaya]] atau hanya tertutup dengan cahaya.<ref>Dari Abu Dzar, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah: "Apakah paduka melihat Tuhan paduka?". Ia menjawab: "Hanya cahaya. Bagaimana mungkin aku dapat melihat Allah?" Hadits riwayat [[Imam Muslim|Muslim]] (178.1), Kitab al-Iman, Bab Tentang Sabdanya "Bahwasanya aku melihat-Nya sebagai cahaya" dan Tentang Sabdanya "Aku telah melihat cahaya".</ref><ref>Dari Abdullah bin Syaqiq, ia telah bersabda: Aku bertanya kepada Abu Dzar: "Seandainya aku melihat Rasulullah, pasti aku akan menanyainya." Lantas dia berkata: "Tentang sesuatu apa?" Aku akan menanyainya: "Apakah baginda melihat Tuhan baginda?" Abu Dzar berkata: "Aku telah menanyainya, kemudian dia jawab: 'Aku telah melihat cahaya'." Hadits riwayat [[Imam Muslim|Muslim]] (178.2), Kitab al-Iman, Bab Tentang Sabdanya "Bahwasanya aku melihat-Nya sebagai cahaya" dan Tentang Sabdanya "Aku telah melihat cahaya".</ref><ref>''Syarh Nawawi tahqiq Khalil Ma'mun Syiha'' III/15 no.442 dan juga no. 443</ref>
Untuk hal ini terdapat beda pendapat di kalangan ulama. Tokoh yang menganggap Muhammad pernah melihat-Nya dengan mata hati antara lain al-Baihaqi, [[Ibnu Katsir]],
=== Perintah salat ===
Baris 53:
* [[Arasy]]
* [[Isra Mikraj]]
* [[Pohon kehidupan|Pohon Kehidupan]]
== Rujukan ==
|