Hussein Jayadiningrat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(13 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Partini met Hoesein Djajadiningrat in de kraton van haar vader Prang Wedono (Mangkoe Negoro VII) Solo TMnr 60020660.jpg|jmpl|ka|200px|''Husein Jayadiningrat beserta istrinya, B.R.Ay. Partini puteri tertua [[Mangkunagara VII]]'']]
Prof. Dr. Pangeran Ario '''
Husein merupakan salah satu pelopor tradisi keilmuan di Indonesia. Ketika masih remaja, ia dikenal sebagai pemuda yang pintar dan berbakat, baik dalam ilmu agama, maupun ilmu barat. Melihat bakat dan potensi yang dimiliki Husein, [[Snouck Hurgronje]] menyekolahkan Husein ke Universitas Kerajaan Leiden hingga meraih gelar doktor dengan disertasinya yang berjudul ''Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten'' dan mendapat predikat "terpuji" (''
Kakak Husein, Pangeran [[Ahmad Jayadiningrat|Ahmad Djajadiningrat]], yang meneruskan jejak ayahnya menjadi bupati di Serang dan Hasan yang menjadi tokoh [[Sarekat Islam]] yang cukup berpengaruh di Jawa Barat pada masa awal pergerakan nasional.<ref name="Professional Cooking">{{id}} {{cite book|author=Korver, A.P.E.|title=Sarekat Islam: Gerakan Ratu Adil?|publisher= Jakarta, Pustaka Utama Grafiti|year=1985 (hlm.251)}}</ref>▼
▲Husein merupakan salah satu pelopor tradisi keilmuan di Indonesia. Ketika masih remaja, ia dikenal sebagai pemuda yang pintar dan berbakat, baik dalam ilmu agama, maupun ilmu barat. Melihat bakat dan potensi yang dimiliki Husein, [[Snouck Hurgronje]] menyekolahkan Husein ke Universitas Kerajaan Leiden hingga meraih gelar doktor dengan disertasinya yang berjudul ''Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten'' dan mendapat predikat ''cumlaude'' dari promotornya Snouck Hurgronje.<ref name="Apa dan Siapa Prof.Dr.Husein Djajadiningrat?">{{id}} [http://dikysumakarya.blogspot.com/2009/01/apa-dan-siapa-profdrhusein.html Apa dan Siapa Prof.Dr.Husein Djajadiningrat?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305101416/http://dikysumakarya.blogspot.com/2009/01/apa-dan-siapa-profdrhusein.html |date=2016-03-05 }}, ''dikysumakarya.blogspot.com''. Diakses tanggal 23 Juli 2011.</ref>
▲Ia juga dikenal sebagai ahli keislaman yang terkenal pada masanya. [[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Professoren der Rechts Hogeschool in Batavia TMnr 60012567.jpg|jmpl|ka|300px|''Husein Jayadiningrat (duduk paling kiri) bersama-sama dengan para profesor di [[Rechtshoogeschool te Batavia]] (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta)'']]
== Riwayat Hidup ==
[[Berkas:Jayadiningrat1913 01.JPG|jmpl|Disertasi Jayadiningrat (1913)]]
[[Berkas:JayadiningratLeiden.JPG|jmpl|Patung Jayadiningrat (Leiden)]]
▲Orang tuanya adalah pasangan Raden Bagus Jayawinata (R. Bagoes Djajawinata), [[wedana]] yang kemudian menjadi bupati [[Kabupaten Serang|Serang]] yang berpikiran maju, dan Ratu Salehah yang berasal Cipete, Serang. Keduanya memiliki garis bangsawan [[Kesultanan Banten]] (yang sebelumnya telah dilikuidasi oleh pemerintah kolonial). Kakak Husein, Pangeran [[Ahmad Jayadiningrat|Ahmad Djajadiningrat]],
Husein lulus tahun 1899 dari [[Hoogere Burgerschool|HBS]] (setingkat SMA) dan pada tahun 1905 meneruskan studinya di [[Universitas Leiden|Universitas Kerajaan]] di [[Leiden]]. Ia mempertahankan disertasinya di bidang bahasa dan [[sastra]] pada sidang tanggal 3 Mei 1913 yang diberi judul ''Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten'' dengan promotor Snouck Hurgronje.<ref name="Apa dan Siapa Prof.Dr.Husein Djajadiningrat?" /> Selanjutnya, selama satu tahun (sejak Mei 1914 sampai April 1915) ia tinggal di [[Aceh]] untuk belajar bahasa Aceh dalam rangka mempersiapkan kamus bahasa Aceh yang telah dirintis oleh bekas promotornya. Pada akhirnya kamus tersebut selesai digarap dengan bantuan [[Teuku Mohammad Nurdin]], [[Aboebakar Atjeh|Abu Bakar Aceh]], dan [[G.A.J. Hazeu]] dengan judul ''Atjeh-Nederlandsch Woordenboek'' (1934).
Tahun 1924 ia diangkat diangkat menjadi guru besar di ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]'' (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta) dan memberikan kuliah tentang Hukum Islam, bahasa Jawa, Melayu, dan Sunda. Tahun 1935 dan 1941 diangkat menjadi anggota Dewan Hindia. Bertahun-tahun pernah menjadi konservator [[naskah]] ([[manuskrip]]) di ''[[Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen]]'' (Perkumpulan Masyarakat Pencinta Seni dan Ilmu Pengetahuan). Pada mulanya sebagai anggota diréksi, kemuadian dari tahun 1936 menjadi ketuanya.▼
Sepulangnya ke tanah air, ia langsung bekerja pada Kantor Urusan Bumiputera (''Kantoor voor Inlandsche Zaken'') hingga tahun 1918<ref>{{Cite news|last=Kautsar|first=Nurul Diva|date=Rabu, 16 September 2020|title=Mengenal Husein Djajadiningrat, Orang Indonesia Pertama yang Dapat Gelar Doktor|url=https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-husein-djajadiningrat-orang-indonesia-pertama-yang-dapat-gelar-doktor.html|work=merdeka.com|access-date=2 Oktober 2022}}</ref>.
Tahun 1940 ia menjabat sebagai Direktur Pengajaran Agama. Pada zaman Jepang menjadi Kepala Departemen Urusan Agama. Tahun 1948 diangkat menjadi Mentri Pengajaran, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan pada masa pemerintahan presiden [[Sukarno]]. Tahun 1952 menjadi gurubesar Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]]. Tahun 1957 menjadi pemimpin umum Lembaga Bahasa dan Budaya (LBB), merangkap sebagai anggota Komisi Istilah di lembaga tersebut.▼
Husein kemudian menikah dengan puteri tertua Sri [[Mangkunegara VII]] (pangeran adipati dari [[Kadipatèn Mangkunagaran|Mangkunegaran]]), B.R.A. Partini. Kelak dari perkawinan ini lahirlah tiga orang puteri dan tiga orang putera.
Keahliannya di bidang bahasa mendorong dia untuk menjadi pembina dan penanggungjawab surat kabar bulanan berbahasa Sunda ''[[Sekar Roekoen]]'' yang diterbitkan oleh [[Perkoempoelan Sekar Roekoen]] sejak 1919.<ref name="Ekadjati">{{cite book|last=Ekadjati|first=Edi S.|year=[[2005]]|title=Nu Maranggung Dina Sajarah Sunda|publisher=PT Kiblat Buku Utama|edition=|id=|authorlink=Dr. Edi S. Ekadjati}}</ref> Selain itu ia pun menerbitkan ''Pusaka Sunda'', majalah berbahasa Sunda yang membahas tentang kebudayaan [[Sunda]]. Pada tahun yang sama ia juga mendirikan [[Java Instituut]] dan sejak tahun 1921 menjadi redaktur majalah ''Djawa'' yang diterbitkan oleh lembaga tersebut bersama sama dengan Raden Ngabehi Purbacaraka ([[Poerbatjaraka]]).
▲Tahun 1924 ia diangkat diangkat menjadi guru besar di ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]'' (Sekolah Tinggi Hukum di
▲Tahun 1940 ia menjabat sebagai Direktur Pengajaran Agama. Pada zaman Jepang menjadi Kepala Departemen Urusan Agama. Tahun 1948 ia diangkat menjadi
Hussein Djayadiningrat adalah kakek dari sutradara Indonesia, [[Dimas Djayadiningrat]].
== Penghargaan ==
* Presiden [[Joko Widodo]] atas nama negara memberikan Tanda Kehormatan [[Bintang Budaya Parama Dharma]] kepada dedikasi Hoesein Djajadiningrat. Acara penyematan berlangsung di Istana Negara. Jakarta, 13 Agustus 2015.<ref>{{cite web|
== Daftar karya ==
# {{nl}} ''De Mohammedaansche wet en het geestesleven der Indonesische Mohammedanen'' (pidato ilmiah di Sekolah Tinggi Hukum, 1925);
# {{nl}} ''De Magische achtergrond van de Maleische pantoen'' (pidato ilmiah
# {{nl}} ''De naam van den eerste Mohammedaanschen vorst in West Java'' (1933);
# {{nl}} ''Apa Artinya Islam'' (pidato ilmiah
# {{id}} ''Hari Lahirnya Djajakarta'' (1956);
# {{nl}} ''Kanttekeningen bij “Het Javaanse Rijk Tjerbon in de eerste eeuwen van zijn bestaan" (1957);
# {{en}} ''Islam in Indonesia'' (
# {{id}} ''Pengaruh Islam di Iran
# {{en}} ''Local Traditions and the Study of Indonesian History'' (
== Catatan kaki ==
Baris 66 ⟶ 57:
{{Authority control}}
[[Kategori:Anggota BPUPKI]]
[[Kategori:Ilmuwan Indonesia]]
Baris 77 ⟶ 69:
[[Kategori:Tokoh dari Serang]]
[[Kategori:Pangeran di Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Budaya Parama Dharma]]
|