Perang Enam Hari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
 
(19 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 27:
}}
 
'''Perang Enam Hari''' ({{lang-he|מלחמת ששת הימים}}, ''Milhemet Syesyet Hayamim''; {{lang-ar|حرب الأيام الستة}}, ''Harbul Ayyamus Sittah''), yang disebut pula '''Musibah Kemunduran''' ({{lang-ar|النكسة}}, ''An-Naksah''), '''Perang Juni''', '''Perang Arab-Israel Ketiga''', '''Perang Arab-Israel 1967''', atau '''Perang 1967''' ({{lang-ar|حرب ۱۹٦۷}}, ''Ḥarb 1967''), adalah perang antara [[Israel]] dan tiga negara Arab tetangganya, yakni [[Mesir]] (kala itu bernama [[Republik Arab Bersatu]]), [[Yordania]], dan [[Suriah]], yang berlangsung dari tanggal 5-105–10 Juni 1967.
 
Hubungan antara Israel dan negara-negara jirannya tidak kunjung membaik selepas [[Perang Arab-Israel 1948]]. Pada tahun 1956, [[Krisis Suez|Israel menginvasi Semenanjung Sinai]], dengan salah satu tujuan untuk membuka kembali [[Selat Tiran]] yang ditutup bagi industri pelayaran Israel oleh Mesir sejak tahun 1950. Israel dapat didesak mundur, tetapi berhasil memaksa Mesir menjamin keleluasaan kapal-kapal Israel untuk berlalu-lalang di Selat Tiran. Meskipun [[Pasukan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa]] ditempatkan di sepanjang tapal batas kedua negara, tidak ada kesepakatan [[demiliterisasi]].<ref name="Rikhye2013">{{cite book|author=Major General Indar Jit Rikhye|title=The Sinai Blunder: Withdrawal of the United Nations Emergency Force Leading....|url=https://books.google.com/books?id=teHWAQAAQBAJ&pg=PR8|date=28 October 2013|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-1-136-27985-0|pages=8–}}</ref>
Baris 37:
Gamal Abdul Nasir berhasil menghasut Suriah dan Yordania untuk mulai menyerang Israel dengan memanfaatkan situasi yang masih belum menentu untuk mengklaim bahwa Mesir telah berhasil mematahkan serangan udara Israel. Serangan balasan Israel berhasil memaksa Yordania melepaskan daerah [[Yerusalem Timur]] dan daerah [[Tepi Barat]], sementara Suriah terpaksa melepaskan daerah [[Dataran Tinggi Golan]].
 
Pihak-pihak yang bertikai akhirnya bersedia menandatangani sebuah kesepakatan gencatan senjata pada tanggal 11 Juni. Perang Enam Hari telah melumpuhkan kekuatan militer Mesir, Suriah, dan Yordania, karena Israel berhasil menewaskan sekitar 20.000 orang serdadu mereka dan hanya kehilangan kurang dari 1.000 orang serdadu. Keberhasilan Israel bukan hanya karena hasil dari strategi yang dipersiapkan dengan matang dan dilaksanakan dengan sempurna, tetapi juga disebabkan oleh lemahnya kepemimpinan negara-negara Arab dan lemahnya kepemimpinan serta strategi militernya. Israel berhasil merebut Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir, Tepi Barat dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Kemenangan Israel membuatnya semakinmakin terpandang di mata dunia internasional, sekaligus mempermalukan Mesir, Yordania, dan Suriah, sampai-sampai Gamal Abdul Nasir undur diri dari jabatannya selaku Presiden Mesir, meskipun akhirnya kembali menjabat setelah rakyat Mesir berdemonstrasi menolak pengunduran dirinya. Kemenangan Israel yang diraih dengan begitu cepat dan mudah membuat jajaran kepemimpinan [[Pasukan Pertahanan Israel|Angkatan Pertahanan Israel]] menjadi terlalu percaya diri. Rasa percaya diri yang berlebihan ini membuat Israel gegabah sehingga mula-mula dapat dikalahkan oleh negara-negara Arab dalam [[Perang Yom Kippur]] pada tahun 1973, meskipun angkatan bersenjata Israel akhirnya dapat menundukkan kekuatan tempur negara-negara Arab dan memenangkan perang. Perpindahan penduduk akibat Perang Enam Hari telah menimbulkan konsekuensi-konsekuensi jangka panjang, karena 300.000 [[bangsa Palestina|warga Palestina]] terpaksa mengungsi dari daerah Tepi Barat, dan sekitar 100.000 warga Suriah terpaksa mengungsi dari daerah Dataran Tinggi Golan. Di seluruh negara Arab, masyarakat minoritas Yahudi terpaksa mengungsi atau diusir dari tempat tinggalnya. Sebagian besar pengungsi Yahudi dari negara-negara Arab ini hijrah ke Israel atau ke Eropa.
 
== Latar belakang ==
Baris 45:
Selepas [[Krisis Suez]] pada tahun 1956, Mesir menyetujui penempatan [[Pasukan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (UNEF) di Semenanjung Sinai untuk memastikan semua pihak yang pernah bertikai benar-benar menaati [[Perjanjian Gencatan Senjata 1949|Kesepakatan Gencatan Senjata 1949]].<ref>{{cite web |publisher=Rauschning, Wiesbrock & Lailach 1997, hlm. 30; Sachar 2007, hlmn. 504, 507–08 |url=https://www.un.org/en/peacekeeping/missions/past/unef1backgr2.html |title=First United Nations Emergency Force (UNEF I) – Background (Full text)}}</ref> Setahun kemudian, mulai marak terjadi keributan kecil antara Israel dan jiran-jiran Arabnya, terutama Suriah. Pada awal bulan November 1966, Suriah menandatangani [[Keamanan kolektif|Perjanjian Pertahanan Bersama]] dengan Mesir.<ref>Menurut sejumlah sumber, perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 4 November, sementara menurut sejumlah sumber lain ditandatangani pada tanggal 7 November. Sebagian besar sumber hanya menyebutkan "pada bulan November". Gawrych (2000) hlm. 5</ref> Tak seberapa lama sesudah penandatangan Perjanjian Pertahanan Bersama itu, [[Pasukan Pertahanan Israel|Angkatan Pertahanan Israel]] (API) [[Insiden Samu|menyerbu desa]] [[As-Samu]] di daerah Tepi Barat yang dikuasai Yordania<ref>Segev, 2007, hlmn. 149–52.</ref> sebagai aksi balasan terhadap aktivitas gerilya [[Organisasi Pembebasan Palestina]] (PLO),<ref>Schiff, Zeev, ''History of the Israeli Army'', Straight Arrow Books (1974) hlm. 145</ref><ref>Churchill & Churchill, ''The Six Day War'', Houghton Mifflin Company (1967) hlm. 21</ref> termasuk sebuah serangan ranjau darat yang merenggut tiga korban jiwa.<ref>Pollack, Kenneth, ''Arabs at War: Military Effectiveness 1948–1991'', University of Nebraska Press (2002), hlm. 290</ref> Pasukan Yordania yang maju menghadapi Israel dapat dipukul mundur dalam waktu singkat.<ref>Hart, 1989 hlm. 226</ref> [[Hussein dari Yordania|Raja Yordania, Hussein]], mengecam Presiden Mesir, [[Gamal Abdul Nasir]], karena tidak datang membantu Yordania, dan malah "sembunyi di balik rok UNEF".<ref>Oren 2002/2003, hlm. 312; Burrowes & Douglas 1972, hlmn. 224–225</ref><ref name=shemesh2007p118 /><ref name=Tessler1994p378 />
 
Pada bulan Mei 1967, Presiden Gamal Abdul Nasir menerima laporan palsu dari [[Uni Soviet]] bahwa Israel sedang mengerahkan pasukan secara besar-besaran ke tapal batas Suriah.<ref>Herzog 1982, hlm. 148</ref> Presiden Gamal Abdul Nasir mulai mengerahkan pasukan mesirMesir dalam dua barisan pertahanan<ref>[[John Quigley]], [https://books.google.com/books?id=0zEi3qGWLFIC&pg=PA32 ''The Six-Day War and Israeli Self-Defense: Questioning the Legal Basis for Preventive War''], Cambridge University Press, 2013, hlm. 32.</ref> ke tapal batas Israel di Semenanjung Sinai pada tanggal 16 Mei, mengusir pasukan UNEF dari Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai pada tanggal 19 Mei, dan mengambil alih posisi UNEF di [[Sharm el-Sheikh|Syarmus Syaikh]], kota di atas tebing yang menghadap ke [[Selat Tiran]].<ref>Shlaim (2007) hlm. 238</ref><ref name="Mutawi2002p93" /> Israel mengulangi maklumat yang pernah diutarakannya pada tahun 1957 bahwasanya segala bentuk tindakan penutupan selat akan dianggap sebagai tantangan perang terhadap Israel maupun akan dijadikan dalih oleh Israel untuk maju berperang,<ref>Cohen, Raymond. (1988), hlm. 12</ref><ref name="MeirStraitsSpeech" /> tetapi Presiden Gamal Abdul Nasir tetap menutup Selat Tiran bagi kapal-kapal Israel pada tanggal 22–23 Mei.<ref>{{cite book |last=Morris |first=Benny |title=Righteous Victims: A History of the Zionist–Arab Conflict, 1881–1998 |publisher=Random House |year=1999 |page=306 |isbn=0-679-42120-3}}</ref><ref name=Gat2003p202 /><ref name=Colonomos2013p25 /> Seusai Perang Enam Hari, Presiden Amerika Serikat, [[Lyndon Johnson]], berkomentar sebagai berikut:<ref>"[https://news.google.com/newspapers?nid=1310&dat=19670619&id=valVAAAAIBAJ&sjid=JeEDAAAAIBAJ&pg=5448,4112160 LBJ Pledges U.S. to Peace Effort]", ''Eugene Register-Guard'' (19 Juni 1967). Lihat pula Johnson, Lyndon. [http://www.presidency.ucsb.edu/ws/?pid=28308 "Address at the State Department's Foreign Policy Conference for Educators"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161227195747/http://www.presidency.ucsb.edu/ws/?pid=28308 |date=2016-12-27 }} (19 Juni 1967).</ref>
 
{{quote|Jika ada satu tindakan tololceroboh yang lebih pantas disebut sebagai biang keladi prahara ini dibanding tindakan-tindakan lain, maka tindakan itu adalah pengumuman keputusan sepihak yang terkesan mencabarmenantang bahwasanya Selat Tiran akan ditutup. Hak lintas damai di laut harus dipertahankan bagi segala bangsa.}}
 
Pada tanggal 30 Mei, Yordania dan Mesir menandatangani sebuah pakta pertahanan bersama. Keesokan harinya, atas undangan Yordania, Angkatan Darat Irak mulai mengerahkan serdadu dan kendaraan tempur ke Yordania.<ref>Churchill hlmn. 52 dan 77</ref> Pasukan ini kemudian diperkuat lagi oleh sepasukan kontingen Mesir. Pada tanggal 1 Juni, Israel membentuk [[pemerintahan persatuan nasional]] dengan memperluas kabinet, dan pada tanggal 4 Juni memutuskan untuk maju berperang. Keesokan paginya, Israel melancarkan [[Operasi Fokus]], serangan udara dadakan berskala besar yang mengawali Perang Enam Hari.
Baris 56:
Mesir telah mendirikan pangkalan-pangkalan pertahanan di Semenanjung Sinai atas dasar asumsi bahwa Israel akan menyerang lewat segelintir jalan lintas Sinai, alih-alih melalui medan yang sukar dijelajahi. Israel memutuskan untuk menghindari risiko menggempur pangkalan-pangkalan pertahanan Mesir dari arah depan, dan malah mengejutkan mereka dengan serangan dari arah yang tidak disangka-sangka.
 
Dalam tulisannya yang dimuat di harian ''[[The New York Times]]'' edisi 23 Mei 1967, James Reston mencermati bahwa, "dalam hal kedisiplinan, pelatihan, ketahanan mental, peralatan, dan kecakapan umum, angkatan bersenjatanya [Gamal Abdul Nasir] dan angkatan bersenjata negara-negara Arab lainnya, tanpa bantuan langsung dari Uni Soviet, bukanlah tandingan Israel. ... Bahkan dengan 50.000 orang serdadu berikut jenderal-jenderal terbaiknya dan angkatan udara di Yaman sekalipun, ia tidak mampu menerobos masuk ke negara kecil yang primitif itu, malah usahanya membantu kaum pemberontak KonggoKongo pun gagal total."<ref>{{cite news |author=Reston, James |url=https://www.nytimes.com/1967/05/24/archives/washington-nassers-reckless-maneuvers-cairo-and-moscow-the-us.html |title=Washington: Nasser's Reckless Maneuvers; Cairo and Moscow The U.S. Commitment The Staggering Economy Moscow's Role |work=The New York Times |date=24 Mei 1967 |page=46}}</ref>
 
Menjelang perang meletus, Israel sudah yakin akan menang dalam 3–4 hari. Amerika Serikat memperkirakan bahwa Israel perlu 7–10 hari untuk menang, dan perkiraan Amerika Serikat ini didukung oleh perkiraan yang dibuat Inggris.<ref>Quigley, ''The Six-Day War and Israeli Self-Defence'', hlm. 60. (Cambridge University Press)</ref>
Baris 126:
Langkah Israel yang pertama dan terpenting adalah serangan dadakan terhadap [[Angkatan Udara Mesir]]. Mula-mula Israel maupun Mesir mengumumkan bahwa mereka telah diserang oleh negara lain.
 
Pada tanggal 5 Juni, pukul 7 lebih 45 menit waktu Israel, diiringi kumandang bunyi [[sirene pertahanan sipil]] di seluruh Israel, AUI melancarkan [[Operasi Fokus]] ({{lang-he|מבצע מוקד‎מוקד}}, ''Mivtza Moked''). Terkecuali 12 unit, seluruh jet operasional Israel yang jumlahnya mendekati 200 unit<ref>Oren 2002, hlm. 172</ref> melancarkan serangan massal atas lapangan-lapangan terbang Mesir.<ref>Bowen 2003, hlm. 99 (wawancara penulis dengan Mordechai Hod, 7 Mei 2002).</ref> Kondisi prasarana pertahanan Mesir sangat tidak layak, dan tak satu pun lapangan terbangnya diperlengkapi dengan [[hanggar beton]] untuk melindungi pesawat-pesawat tempur Mesir. Sebagian besar pesawat tempur Israel diarahkan ke kawasan udara [[Laut Tengah]], terbang rendah agar luput dari deteksi radar, sebelum berbalik arah menuju kawasan udara Mesir. Pesawat tempur Israel selebihnya terbang melintasi [[Laut Merah]].<ref name="Oren 2002">Oren 2002, edisi elektronik, Bagian "The War: Day One, June 5".</ref>
 
Sementara itu, Mesir justru menghambat usaha pertahanannya sendiri dengan menghentikan seluruh sistem pertahanan udara lantaran khawatir para serdadu Mesir pemberontak akan menembak jatuh pesawat terbang yang ditumpangi Jenderal Besar [[Abdul Hakim Amir]] dan Letnan Jenderal Sidqi Mahmud dari Al Maza menuju Bir Tamada di [[Sinai]] untuk bertatap muka dengan para komandan pasukan yang ditempatkan di sana. Ditutup atau dibukanya sistem pertahanan udara Mesir tidak sesungguhnya tidak berpengaruh apa-apa karena pilot-pilot Israel menerbangkan pesawat-pesawat mereka di bawah pantauan [[radar]] Mesir sekaligus di bawah titik terendah yang dapat dijangkau tembakan rudal darat-ke-udara [[S-75 Dvina|SA-2]].<ref>Bowen 2003, hlmn. 114–115 (wawancara penulis dengan Jenderal Salahudin Hadidi yang mempimpin sidang mahkamah militer yang mengadili para petinggi angkatan udara dan sistem pertahanan udara seusai perang).</ref>
Baris 463:
* {{cite book|author=Segev, Tom|title=Israel in 1967|publisher=Keter|year=2005|id=ISBN 965-07-1370-0}}
* Sela, Avraham (1997). ''The Decline of the Arab-Israeli Conflict: Middle East Politics and the Quest for Regional Order''. SUNY Press. ISBN 0-7914-3537-7
* {{cite book|author=Shlaim, Avi|title=The Iron Wall: Israel and the Arab World|url=https://archive.org/details/ironwallisraelar00unse|publisher=W. W. Norton & Company|year=2001|id=ISBN 0-393-32112-6}}
* Smith, Grant (2006). ''Deadly Dogma''. Institute for Research: Middle Eastern Policy. ISBN 0-9764437-4-0
* Stephens, Robert H. (1971). ''Nasser: A Political Biography''. London: Allen Lane/The Penguin Press. ISBN 0-7139-0181-0
Baris 496:
[[Kategori:Perang Enam Hari| ]]
[[Kategori:Israel dalam tahun 1967]]
[[Kategori:Konflikkonflik Arab-IsraelArab–Israel]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Mesir]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Israel]]