Datu Sanggul: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(12 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{more citations needed|date=Juli 2023}}
{{Infobox person|name = Datu Sanggul|death_place = [[Tatakan, Tapin Selatan, Tapin]]|known_for = [[Ulama]]|religion = [[Islam]]|image = Datu Sanggul.jpg|birth_date = Sekitar 18-an Masehi|image_size = 200px}}'''Datu Sanggul''', demikian masyarakat menyebutnya, adalah seorang [[ulama]] dan tokoh masyarakat, khususnya di wilayah [[Tatakan, Tapin Selatan, Tapin]]. Ia hidup sekitar [[Abad ke-18|abad ke-18 M]], satu zaman dengan [[Muhammad Arsyad al-Banjari|Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari]].▼
{{Infobox person
Ia berasal dari [[Palembang]]<ref name=":0" /> (versi lain mengatakan: [[Aceh]]<ref name=":1">{{Web|url = http://berimbang.com/sejarah/riwayat-datuk-sanggul|title = Riwayat Datu Sanggul|author = Berimbang (site)|date = 2 Desember 2014}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>/[[Hadramaut]]<ref name=":1" />), kemudian melanglang buana ke berbagai penjuru untuk menuntut ilmu, hingga akhirnya tiba di Tatakan dan berguru dengan [[Datu Suban]],<ref name=":0" /><ref name=":1" /> seorang ulama besar yang ada di [[Tatakan, Tapin Selatan, Tapin]] juga, hingga akhir hayatnya dan makamnya terus diziarahi oleh masyarakat.<ref name=":0">{{Web|url = http://mediakalimantan.com/artikel-1293-datu-sanggul-waliyullah-nan-berlimpah-karomah.html|title = Datu Sanggul Waliyullah Nan Berlimpah Karomah|date = 25 Oktober 2014|author = Khairil/Dillah (Media Kalimantan)}}</ref>▼
| name = Datu Sanggul
| death_place = [[Tatakan, Tapin Selatan, Tapin]]
| known_for = [[Ulama]]
| religion = [[Islam]]|
| birth_date = Sekitar 18-an Masehi
| image = Datu Sanggul.jpg
| image_size = 200px
}}
▲
▲Ia berasal dari [[Palembang]]<ref name=":0" /> (
Atas jasa-jasanya pada masyarakat, namanya dijadikan nama sebuah rumah sakit di [[Rantau (kota)|Rantau]], [[RSUD Datu Sanggul]]<ref>{{Web|url = http://rumah-sakit.findthebest.co.id/l/117/RSU-Datu-Sanggul-Rantau|title = RSU Datu Sanggul Rantau|date = |author = Find the Best (site)}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Baris 11 ⟶ 23:
Salah satu riwayat menceritakan, hal tersebut karena ketekunannya dalam dalam mentaati perintah gurunya di dalam ''khalwat khusus'' yang sama artinya dengan ‘''menyanggul''’ atau menunggu (turunnya) ilmu dari [[allah|Allah SWT]]
Ada juga yang mengatakan ia sering ''menyanggul'' <sup>(bahasa lokal)</sup> atau menghadang pasukan tentara [[Hindia Belanda|Belanda]] di perbatasan Kampung [[Muning Baru, Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan|Muning]], sehingga [[tentara Belanda]] pun kocar-kacir dibuatnya.
Versi lainnya lagi menyebutkan, gelar Datu Sanggul itu karena kegemaran dia menyanggul (menunggu) binatang buruan.
Baris 23 ⟶ 35:
== Syair ==
Datu Sanggul sangat terkenal pula dengan [[syair|syair-syairnya]] yang begitu [[puitis]] dan penuh makna.
Salah satu syair yang sangat terkenal adalah syair pantun “''Saraba Ampat''”<ref name=":0"/><ref>{{Web|url = http://jalansufi.com/index.php/jalan-sufi-Islam-Sufi-jalansufi.com/syair-serba-empat|title = [[Syair Serba]] Empat|author = Jalan Sufi (site)|date = Februari 2004}}</ref> ([[Bahasa Banjar|bahasa banjar]]: Serba Empat). Syair tersebut berbahasa Banjar yang sarat dengan pelajaran [[tasawuf]]. Di antara petikan syair tersebut berbunyi;
{{Quote|“Allah jadikan saraba ampat. Syariat tharikat hakikat ma'rifat. Menjadi satu di dalam khalwat. Rasa nyamannya tiada tersurat”.|Datu Sanggul}}Ada lagi syair ma'rifat lainnya:
Baris 38 ⟶ 50:
Pada waktu itu, di [[kerajaan Banjar]] yang masyarakatnya sangat menjunjung tinggi nilai agama, mewajibkan bagi laki laki yang sudah [[Akil balik|aqil balik]] atau sudah dewasa untuk melaksanakan [[shalat Jum’at]] di masjid kampung masing masing. Kalau tidak melaksanakan kewajiban tersebut, akan didenda.
Dalam riwayat, Datu Sanggul dipercayai memiliki keramat melaksanakan Shalat Jum’at di [[Masjidil Haram]] setiap Jum’atnya. Karena itu, setiap hari Jum’at itu pun dia harus membayar denda kepada kerajaan sampai habis harta dia, hingga suatu saat yang tertinggal hanya ''[[kuantan]]'' dan ''[[landai]]'' (alat untuk memasak nasi dan sayuran).
Dalam kondisi itu, setelah didesak oleh istri dia karena tidak ada lagi barang yang bisa dipakai untuk membayar denda, Datu Sanggul akhirnya berjanji untuk melaksanakan shalat Jum'at di masjid kampungnya. Kala itu, sungai di kampungnya sedang meluap dan hampir terjadi banjir lantaran hujan yang sangat lebat pada malam harinya.
|