Wibisana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
→Kepribadian: Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(41 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image = Vibhishana as King of Lanka.jpg
| Caption = Lukisan Raja Wibisana dan pengawalnya, dibuat pada zaman [[Mughal]], dari [[India]].
| Nama = Wibisana
| Devanagari = विभीषण
| Ejaan_Sanskerta = Vibhīshaṇa
| Golongan = [[Rakshasa|raksasa]]
| Senjata = [[panah]], [[pedang]]
| Ayah = [[Wisrawa]]
| Saudara = [[Kuwera]], [[Rahwana]], [[Kumbakarna]], [[Surpanaka]]
| Ibu = [[Sukesi]] (Kaikesi)
| Istri = [[Sarama (Ramayana)|Sarama]]
| Asal = [[Kerajaan Alengka]]
| Tokoh = ''Ramayana''
| Kitab = ''[[Ramayana]]''
}}
'''Wibisana''' {{Sanskerta|विभीषण|Vibhīshaṇa}} adalah nama seorang tokoh [[protagonis]] dalam [[wiracarita]] ''[[Ramayana]]''. Ia adalah adik kandung [[Rahwana]] yang menyeberang ke pihak [[Rama]]. Dalam perang besar antara bangsa [[Rakshasa|raksasa]] melawan [[wanara]] (manusia monyet), Wibisana banyak berjasa membocorkan kelemahan kaumnya, sehingga pihak Wanara yang dipimpin Rama memperoleh kemenangan. Sepeninggal Rahwana, Wibisana menjadi raja [[Kerajaan alengka|Alengka]]. Ia dianggap sebagai salah satu [[Ciranjiwin]], yaitu makhluk yang hidup abadi.<ref>{{Cite book |last=Ramesh |first=M. S. |url=https://books.google.com/books?id=dAdJAQAAIAAJ&q=Vibhishana+chiranjeevi |title=108 Vaishnavite Divya Desams |date=1997 |publisher=T.T. Devasthanams |pages=262 |language=en}}</ref>
Dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Wibisana sering disebut dengan nama lengkap '''Gunawan Kuntawibisana'''. Tempat tinggalnya bernama Kesatrian Parangkuntara.
== Silsilah keluarga ==
Menurut versi ''[[Ramayana]]'', Wibisana adalah putra bungsu pasangan [[Wisrawa]] dan [[Kaikesi]]. Ayahnya seorang [[resi]] putra [[Pulastya]]. Sementara ibunya adalah putri [[Sumali]], seorang raja [[Rakshasa]] dari [[Kerajaan Alengka]]. Versi lain, yaitu ''[[Mahabharata]]'' menyebut Wibisana sebagai putra wisrawa dan Malini. Menurut versi kedua tersebut, Kaikesi hanya melahirkan dua orang putra saja, yaitu [[Rahwana]] dan [[Kumbakarna]].
Wibisana menikah dengan seorang wanita dari bangsa Rakshasa bernama Sarama. Istrinya itu juga bersifat bijaksana. Ia menjadi pelindung [[Sita]] istri [[Rama]] ketika ditawan Rahwana.
== Kepribadian ==
Meskipun berasal dari bangsa [[Rakshasa|raksasa]], tetapi Wibisana memiliki kepribadian yang berbeda. Biasanya para raksasa dikisahkan sebagai pembuat onar, perusuh kaum brahmana, dan pemakan daging manusia, namun Wibisana terkenal berhati lembut dan hidup dalam kebijaksanaan.
Wibisana menghabiskan masa mudanya dengan bertapa memuja [[Wisnu]]. Ia juga memuja [[Brahma]] bersama dengan kedua kakaknya, yaitu [[Rahwana]] dan [[Kumbakarna]]. Ketika Dewa Brahma turun untuk memberikan anugerah, Rahwana dan Kumbakarna mengajukan permohonan diberi kekuatan dan kesaktian untuk bisa menaklukkan para [[Dewa (Hindu)|dewa]].
Wibisana bersikap lain. Ia justru meminta agar selalu berada di jalan kebenaran atau [[darma]]. Ia tidak minta diberi kekuatan, tetapi minta diberi kebijaksanaan.<ref>{{Cite book |last=Saraswati |first=Smt T. N. |url=https://books.google.com/books?id=RBGLDwAAQBAJ&dq=vibhishana+prays+brahma&pg=PT9 |title=Vibhishana |date=2019-03-02 |publisher=Bharatha Samskruthi Prakashana |isbn=978-93-89020-78-6 |language=en}}</ref>
== Peran di Alengka ==
Dalam kisah ''[[Ramayana]]'', setelah gagal membujuk kakaknya untuk mengembalikan [[Sita]] kepada [[Rama]], Wibisana memutuskan untuk berpihak pada Rama yang diyakininya sebagai pihak yang benar. Hal ini berarti dia harus melawan kakaknya sendiri ([[Rahwana]]) demi membela kebenaran. Sementara itu, [[Kumbakarna]] (yang juga masih saudara kandung dengan Wibisana dan Rawana) mengambil sikap yang berlawanan, sebab Kumbakarna tetap membela tanah air walaupun menyadari bahwa dia berada di pihak yang salah.<ref>{{Cite book |last=Keshavadas |first=Sadguru Sant |url=https://books.google.com/books?id=3XIatVGyjmQC&dq=Vibhishana+dharma&pg=PA180 |title=Ramayana at a Glance |date=1988 |publisher=Motilal Banarsidass Publ. |isbn=978-81-208-0545-3 |language=en}}</ref> Wibisana merupakan tokoh yang menunjukkan bahwa kebenaran itu menembus batas-batas nasionalisme, bahkan ikatan persaudaraan.<ref>{{Cite book |last=Ranganayakamma |url=https://books.google.com/books?id=MPLgDwAAQBAJ&dq=Vibhishana+secrets+rama&pg=PA569 |title=RAMAYANA The Poisonous Tree |publisher=Sweet Home Publications |language=en}}</ref>
== Memihak Rama ==
[[File:Vibhishana_bows_before_Rama.jpg|ka|280px|jmpl|Lukisan pembelotan Wibisana ke pihak [[Rama]]. Dalam lukisan, tampak figur sedang mencakupkan tangan (Wibisana) ke hadapan figur berkulit biru (Rama). Lukisan khas Kangra dari [[India]], dibuat sekitar tahun 1790.]]
Karena merasa tidak mendapat tempat di [[Alengka]], Wibisana pergi bersama empat raksasa yang baik dan menghadap [[Rama]]. Dalam perjalanan ia dihadang oleh [[Sugriwa]], raja [[wanara]] yang mencurigai kedatangan Wibisana dari Alengka. Setelah Rama yakin bahwa Wibisana bukan orang jahat, Wibisana menjanjikan persahabatan yang kekal. Dalam misi menghancurkan [[Rahwana]], Wibisana banyak memberi tahu rahasia Alengka dan seluk-beluk setiap rakshasa yang menghadang Rama dan pasukannya. Wibisana juga sadar apabila ada mata-mata yang menyusup ke tengah pasukan wanara, dan melaporkannya kepada Rama. Saat pasukan wanara berhasil dikelabui oleh [[Indrajit]], Wibisana adalah orang yang tanggap dan mengetahui akal Indrajit yang licik.
Ketika [[Kumbakarna]] maju menghadapi Rama dan pasukannya, Wibisana memohon agar ia diberi kesempatan berbincang-bincang dengan kakaknya itu. Rama mengabulkan dan mempersilakan Wibisana untuk bercakap-cakap sebelum pertempuran meletus. Saat bertatap muka dengan Kumbakarna, Wibisana memohon agar Kumbakarna mengampuni kesalahannya sebab ia telah menyeberang ke pihak musuh. Wibisana juga pasrah apabila Kumbakarna hendak membunuhnya. Melihat ketulusan adiknya, Kumbakarna merasa terharu. Kumbakarna tidak menyalahkan Wibisana sebab ia berbuat benar. Kumbakarna juga berkata bahwa ia bertempur karena terikat dengan kewajiban, dan bukan semata-mata karena niatnya sendiri. Setelah bercakap-cakap, Wibisana mohon pamit dari hadapan Kumbakarna dan mempersilakannya maju untuk menghadapi Rama.
== Raja Alengka ==
Setelah [[Kumbakarna]] dan [[Rahwana]] dibunuh oleh [[Rama]], Wibisana dan para sahabatnya menyelenggarakan upacara pembakaran yang layak bagi kedua kesatria tersebut. Kemudian ia dinobatkan menjadi Raja [[Alengka]] yang sah. Ia merawat [[Mandodari]], janda yang ditinggalkan Rahwana, dan hidup bersama dengan permaisurinya yang bernama [[Sarama (Ramayana)|Sarama]]. Wibisana memerintah Alengka dengan bijaksana. Ia mengubah Alengka menjadi kota yang berlandaskan [[darma]] dan kebajikan, setelah sebelumnya rusak karena pemerintahan Rahwana.
== Versi pewayangan ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangpop van karbouwenhuid voorstellende Wibisana TMnr 809-29a.jpg|jmpl|Raden Wibisana sebagai tokoh pewayangan Jawa.]]
Kisah ''[[Ramayana]]'' dari [[India]] juga diadaptasi ke dalam tradisi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] pada masa [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha]] di [[Nusantara]]. Dalam pewayangan, Wibisana dilukiskan berwajah tampan dan terlahir sebagai manusia seperti ayahnya, bukan raksasa. Ayahnya bernama [[Wisrawa]] dari Pertapaan Argawirangin, sedangkan ibunya bernama [[Kaikesi|Sukesi]] dari Kerajaan Alengka.
Wibisana menikah dengan [[bidadari]] bernama Triwati. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak bernama [[Trijata]] dan Bisawarna. Trijata bertindak sebagai perawat dan penjaga [[Sita|Sinta]] ketika dikurung oleh [[Rahwana]].
Wibisana menyeberang ke pihak [[Rama]] setelah diusir oleh [[Rahwana]] karena berani menentang perbuatan kakaknya itu yang telah menculik Sinta. Ia kemudian menjadi penasihat strategi perang di pihak Rama. Dalam pewayangan Jawa, yang menewaskan [[Indrajit]] adalah Wibisana bukan [[Laksmana]].
Setelah Rahwana terbunuh, Wibisana menolak menjadi raja [[Kerajaan Alengka|Alengka]]. Dalam tradisi Jawa ada sebuah kepercayaan bahwa istana yang baru saja dirusak musuh tidak baik untuk ditempati karena masih menyimpan energi negatif. Oleh karena itu, Wibisana membangun ibu kota baru di Parangkuntara, dan mengganti nama Kerajaan Alengka menjadi Kerajaan Singgelapura.
Setelah memerintah cukup lama, Wibisana pun turun takhta menjadi [[resi]] di Gunung Cindramanik. Kerajaan Singgelapura kemudian diwariskan kepada putranya, yaitu Bisawarna yang bergelar Prabu Dentawilukrama.
Wibisana mencapai [[moksa]] pada zaman kehidupan para [[Pandawa]].
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
{{commons|Category:Vibhishana|Wibisana}}
{{ramayana}}
[[Kategori:Tokoh Ramayana]]
|