Gayatri (Rajapatni): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Rakehino (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(14 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Dyah Gayatri''' atau '''Sri Rajapatni''' (lahir sekitar tahun 1275, meninggal tahun 1350) adalah putri bungsu raja [[KertanegaraKertanagara]] dan salah satu istri dari [[RadenDyah Wijaya]] raja pertama [[Majapahit]] (1293-1309), ibumerupakan nenek dari [[TribhuwanotunggadewiHayam Wuruk]] yang menurunkan raja-raja Majapahit selanjutnya.
{{infobox royalty
|titlename = Sri Rajapatni Rajendra Dyah Dewi Gayatri
|image =
[[Berkas:017 Gayatri, Candi Boyolangu (39719860084).jpg|jmpl|250px|''Arca [[Prajnaparamita]]'' dari [[Candi Boyolangu|Prajñaparamitapuri]], [[Boyolangu, Tulungagung]].]]
|title = Rajapatni Sri Rajendra Dyah Dewi Gayatri
|birth_date = Sekitar 1275, [[Singhasari|Istana Singhasari]],
|birth_place = [[Jawa Timur]]
|death_date = 1350
|death_place = [[Majapahit|Istana Majapahit]]
|place of burial = didharmakan di [[Candi Boyolangu|Prajñaparamitapuri]], Kamal Pandak dan Wisesapura, Bayalangu, [[Kerajaan Majapahit]]
|royal house = [[Wangsa Rajasa|Rajasa]]
|issue =
|spouse = [[Raden Wijaya|Kertarajasa Jayawardhana]]
|issue =
* [[Tribhuwana Wijayatunggadewi]]
* [[Dyah Wiyat|Rajadewi Maharajasa]]
| succession = Gayatri Rajapatni
|father = [[Kertanagara]]
| reign =
| father = [[Kertanagara]]
|mother = Sri Bajradewi
| spouse = [[Raden Wijaya|Kertarajasa Jayawardhana]]
| religion = [[BuddhismBuddhisme|Buddha]]
|death_date = 1350
}}
|place of burial = Prajnaparamitapuri, Kamal Pandak, [[Kerajaan Majapahit]]{{butuh rujukan}}}}
 
== Silsilah Gayatri ==
''[[Nagarakretagama]]'' menyebutkan [[Raden Wijaya]] menikahi empat orang putri [[Kertanagara]], raja terakhir [[Singhasari]], yaitu '''Tribhuwana''' bergelar [[Tribhuwaneswari]], '''Mahadewi''' bergelar '''Narendraduhita''', '''Jayendradewi''' bergelar '''Prajnyaparamita''', dan '''Gayatri''' bergelar '''Rajapatni'''. Selain itu, ia juga memiliki seorang istri dari [[Melayu]] bernama [[Dara Petak]] bergelar '''Indreswari'''.<ref>{{Cite book|date=2020-01-01|url=https://www.wikidata.org/wiki/Q105832689|title=Her Story: Perempuan Nusantara di Tepi Sejarah|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-623-00-2063-6|access-date=2021-04-17|archive-date=2022-03-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20220329075026/https://www.wikidata.org/wiki/Q105832689|dead-url=no}}</ref>
 
Dari kelima orang istri tersebut, yang memberikan keturunan hanya [[Dara Petak]] dan Gayatri. Dari [[Dara Petak]] lahir [[Jayanagara]], sedangkan dari Gayatri lahir [[Tribhuwanotunggadewi|Tribhuwanatunggadewi]] dan [[Rajadewi]]. Dari [[Tribhuwanotunggadewi|Tribhuwanatunggadewi]] inilah yang kemudian menurunkan raja-raja [[Majapahit]] selanjutnya.
Baris 38 ⟶ 47:
''[[Nagarakretagama]]'' memberitakan kalau takhta [[Jayanagara]] yang tidak mempunyai keturunan diwarisi Gayatri, yang kemungkinan saat itu istri-istri [[Raden Wijaya]] yang lain sudah meninggal semua dan garis keturunan yang masih tersisa adalah dari Gayatri. Mengingat Gayatri adalah putri bungsu [[Kertanegara]] dan salah satu istri Raden Wijaya. Tetapi karena Gayatri telah menjadi [[Bhiksuni]], maka pemerintahannya pun diwakili oleh puterinya, [[Tribhuwanotunggadewi]] yang diangkat sebagai ''Rajaputri'' (Raja perempuan), sebutan untuk membedakan dengan istilah "Ratu" dalam bahasa Jawa yang berarti "Penguasa".
 
Tahun kelahiran dan usia Gayatri tidak diketahui secara pasti. Namun berdasarkan tahun wafatnya padayang berselang 57 tahun dari berdirinya 1350Majapahit, dipastikan ia meninggal dalam usia yang cukup tua. Raja Majapahit, [[Hayam Wuruk]] memerintahkan persiapan pembangunan candi pendharmaan untuk Rajapatni Dyah Gayatri di Bayalangu ditetapkan sebagai tempat pendarmaan itu. Tanahnya disucikan oleh pendita Sri Jinana Widhi.
 
{{Quote box|quote=
1. Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun, Arca Sri Rajapatni diberkahi oleh Sang pendeta Jnyanawidi, Telah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agama, Laksana titisan Mpu Barada, menggembirakan hati Baginda
 
2. Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni, Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkahi tanahnya, Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja, Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun.
 
3. Candi makam Sri Rajapatni tersohor sebagai tempat keramat, Tiap bulan Badrapada disekar oleh para menteri dan pendeta, Di tiap daerah rakyat serentak membuat peringatan dan memuja, Itulah suarganya, berkat berputera, bercucu Narendra utama.|source= ''(Nagarakertagama, Pupuh 69)''|width=30%|}}
 
Sebagaimana tercatat dalam [[Nagarakertagama|kitab Nagarakertagama]], pada tahun 1362 M berlangsung upacara [[Sraddha]] mengenang 12 tahun wafatnya Rajapatni Dyah Gayatri. Pada perayaan itu sekaligus dilangsungkan penempatan abu jenazah Rajapatni Dyah Gayatri dan arca perwujudan bernama Pradjnaparamita sebagai penghormatan kepada Rajapatni Dyah Gayatri.
 
== Kepustakaan ==