Kerajaan Kahuripan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rakehino (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(40 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
| religion = [[Hinduisme]], [[Buddhisme]], [[Animisme]]
| p1 = Kerajaan Medang
| s1 = Kerajaan JanggalaPanjalu
| s2 = Kerajaan PanjaluJanggala
| year_start = 1019
| year_end = 1043
Baris 15:
| event_start =
| event_end =
| event1 = [[Airlangga]] menyatukan kembali bekas [[kerajaan Medang]] setelah jatuh di bawah serangan raja Wurawari dari Lwaram
| event1 = Wilayah kerajaan [[Kahuripan]] dibagi dua menjadi kerajaan [[Janggala]] dan [[Panjalu]]
| date_event1 = 10421019
| event1event2 = Wilayah kerajaan [[Kahuripan]] dibagi dua menjadi kerajaan [[JanggalaPanjalu]] dan [[PanjaluJanggala]]
| date_event2 = 1042
| image_flag =
| image_coat =
Baris 22 ⟶ 24:
| image_map = [[File:Airlangga.jpg|180px]]
| image_map_caption = Arca perwujudan Airlangga sebagai [[Wisnu|Dewa Wisnu]] mengendarai [[Garuda]]. Koleksi [[Museum Trowulan]], [[Jawa Timur]].
| capital = *[[Wotanmas Jedong, Ngoro, Mojokerto|WatanWwatan Mas]]<br>(1019-1031)
*[[Kahuripan]]<br>(1032-1042)
*[[Daha|Dahanapura]]<br>(1042-1043)
Baris 35 ⟶ 37:
| footnotes =
}}
'''Kerajaan Kahuripan''' atau dikenal dengan nama '''Medang Kahuripan''', adalah nama yang lazim dipakai untuk sebuah kerajaan di [[Jawa Timur]] yang didirikan oleh [[Airlangga]] pada tahun 1019 M.<ref name=":0">{{Cite book|last=Aizid|first=Rizem|date=2022-03-25|url=https://books.google.com/books?id=OyeyEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA69&dq=kahuripan+kelanjutan+medang&hl=en|title=Pasang Surut Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha dan Bangkitnya Kerajaan Islam di Nusantara|publisher=Anak Hebat Indonesia|isbn=978-623-400-541-7|language=id|pp=69-75}}</ref> Kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan [[kerajaan Medang]] yang runtuh tahun 1016 M.<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|last=Mulyono|first=Otto Sukatno, CR dan Untung|date=2021-05-01|url=https://books.google.com/books?id=AWRtEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA6&dq=kahuripan+kelanjutan+medang&hl=en|title=Pararaton: Naskah Pararaton dan Sistem Pemerintahan Kerajaan Konsentris|publisher=Nusamedia|language=id|p=6}}</ref> Pada tahun 1042 M, wilayah kerajaan dibagi dua oleh Airlangga untuk kedua putranya menjadi [[kerajaan JanggalaPanjalu]] dan [[kerajaan PanjaluJanggala]].<ref name=":0" />
 
Belum ditemukan adanya [[prasasti]] yang menyebut [[Kahuripan]] sebagai sebuah nama kerajaan mandiri. Namun, [[Carita Parahyangan]] menyebut Kahuripan adalah bagian dari wilayah Kerajaan[[kerajaan Medang]].<ref name=":1">{{Cite book|last=Wignjosoebroto|first=Wiranto|url=https://books.google.com/books?id=kKpgEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA27&dq=medang+koripan&hl=en|title=MENCARI JEJAK KAHURIPAN; Kerajaan Hindu Tertua dan Terlama di Tanah Jawa|publisher=Penerbit K-Media|isbn=978-602-6287-19-9|language=id}}</ref> Dalam [[Ceritacerita Panji]] dan dongeng rakyat, nama kerajaan ini lebih dikenal dengan sebutan ''Medang Koripan;''<ref name=":1" /> sedangkan di masa [[kerajaan Majapahit]], [[Empu Prapañca|Mpu PrapancaPrapañca]] juga menyebutkan wilayah Kahuripan dengan nama ''Jiwana'', yaitu terjemahannyanama lainnya dalam [[bahasa Sanskerta]].<ref name=":1"/>
 
== Latar belakang ==
{{Main|Prasasti Pucangan}}
===Runtuhnya Kerajaankerajaan Medang===
Raja [[Kerajaankerajaan Medang]] yang terakhir bernama [[Dharmawangsa Teguh]], saingan berat [[Kerajaankedatuan Sriwijaya]]. Pada tahun 1016. Raja Wurawari seorang raja bawahan dari Lwaram sekitar [[Cepu]], [[Blora]] (sekutubersekutu dengan [[Sriwijaya]]) untuk menyerang Istanaistana Wwatan (sekarang sekitar Maospati, [[Magetan]]) ibu kota [[Kerajaandari kerajaan Medang]], yang pada saat itu tengah mengadakan sebuah pesta pernikahan [[Airlangga]] denganantara putri dari raja Dharmawangsa Teguh, dengan [[Airlangga]], raja Dharmawangsa Teguh]] sendiri tewas dalam serangan tersebut sedangkan keponakannya yang bernama [[Airlangga]] besertabersama dengan putri [[Dharmawangsa]] berhasil lolos ditemani pembantunya [[Mpu Narotama]].
[[Airlangga]] adalah putra pasangan [[Mahendradatta]] (saudari [[Dharmawangsa Teguh]]) dan [[Udayana]] raja dari [[Kerajaan Bedahulu]], [[Bali]]. ia lolos bersama putri Dharmawangsa ditemani pembantunya yang bernama [[Mpu Narotama]]. Sejak saat itu [[Airlangga]] menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan pegunungan (''Vana giri'') sekarang [[Wonogiri]], kemudian menuju Sendang Made, Kudu, [[Jombang]]
 
[[Airlangga]] adalah putra dari pasangan [[Mahendradatta]] (saudari [[Dharmawangsa Teguh]]) dandengan [[Udayana]] raja dari [[Kerajaankerajaan Bedahulu]], [[Bali]]. ia lolos bersama putri Dharmawangsa dengan ditemani pembantunya yang bernama [[Mpu Narotama]]. Sejak saat itu [[Airlangga]] menjalani kehidupan sebagai pertapa di hutan pegunungan (''Vana giri'') sekarang [[Wonogiri]], kemudiandan selanjutnya menuju Sendang Made, Kudu, [[Jombang]].
==Berdirinya Kerajaan==
 
Pada saat pelarian dan dalam pertapaannya, pada tahun [[1019]], [[Airlangga]] didatangi para utusan rakyat serta [[senopati]] yang masih setia meminta agar dirinya mendirikan dan membangkitkan kembali sisa-sisa kejayaan kedatuan [[Medang]]. Atas dukungan dari para pendeta dari ketiga Aliran ''([[Hindu]]'', ''[[Buddha]]'' dan ''[[Brahmana|Mahabrahmana]]'') ia kemudian membangun kembali sisa-sisa kerajaan Medang yang istananya telah hancur tersebut. Yang lazim dikenal sekarang dengan Kerajaan Kahuripan dengan ibu kota yang baru bernama Watan Mas. Ibu kota baru ''Watan Mas'' ([[Wotanmas Jedong, Ngoro, Mojokerto]]) terletak di dekat sekitar [[Gunung Penanggungan]]. Pada mulanya wilayah kerajaan yang diperintah [[Airlangga]] hanya meliputi daerah [[Gunung Penanggungan]] dan sekitarnya, karena banyak daerah-daerah bawahan [[Kerajaan Medang]] yang membebaskan diri setelah keruntuhannya. Baru setelah [[Kerajaan Sriwijaya]] dikalahkan Rajendra Coladewa, raja Colamandala dari [[Kerajaan Chola]] India tahun 1025, [[Airlangga]] bisa dengan leluasa membangun kembali kejayaan [[wangsa Isyana]].
==Berdirinya Kerajaankerajaan==
{{Main|Prasasti Cane|Prasasti Pucangan}}
Pada saat pelarian dan dalam masa persembunyiannya dengan kalangan pertapa, setelah melewati tiga tahun hidup di dalam hutan pada tahun 1019, [[Airlangga]] didatangi utusan rakyat beserta [[senopati]] yang masih setia untuk menyampaikan permintaan agar dirinya mendirikan dan membangkitkan kembali sisa-sisa kejayaan [[Kerajaan Mataram Kuno|Medang]]. Atas dukungan para pendeta dari ketiga aliran yakni ''([[Hindu]]'', ''[[Buddhisme|Buddha]]'', dan ''[[Brahmana|Mahabrahmana]]'') ia kemudian membangun kembali sisa-sisa kerajaan Medang yang istananya telah hancur tersebut. Yang lazim dikenal sekarang dengan kerajaan '''Medang Koripan''' atau '''Medang Kahuripan''' dengan ibu kota baru yang bernama Watan Mas.<ref name=":1">{{Cite book|last=Wignjosoebroto|first=Wiranto|url=https://books.google.com/books?id=kKpgEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA27&dq=medang+koripan&hl=en|title=MENCARI JEJAK KAHURIPAN; Kerajaan Hindu Tertua dan Terlama di Tanah Jawa|publisher=Penerbit K-Media|isbn=978-602-6287-19-9|language=id}}</ref>
{{Quote box|quote= 15. Kemudian dalam tahun penting yaitu 941 tahun saka, tanggal 13 paro terang, bulan magha, pada hari kamis menghadaplah para abdi dan para Brahmana terpandang kepada raja di raja Erlangga, menunduk hormat disertai harapan tulus. Mereka dengan penuh ketulusan mengajukan permohonan kepadanya: “perintahlah negara ini sampai batas-batas yang paling jauh ! ...”|source= ''([[Prasasti Pucangan|Calcutta Stone]])''|width=30%|}}Ibu kota baru bernama ''Watan Mas'' terletak di dekat sekitar [[Gunung Penanggungan]]. Pada mulanya wilayah kerajaan yang diperintah Airlangga hanya meliputi daerah Gunung Penanggungan dan sekitarnya, karena banyak daerah-daerah bawahan kerajaan Medang yang membebaskan diri setelah keruntuhannya. Baru setelah [[Sriwijaya|kedatuan Sriwijaya]] dikalahkan [[Rajendra Chola|Rajendra Coladewa]], raja Colamandala dari [[kerajaan Chola]], wilayah [[Pesisir Koromandel|Coromandel]], [[India]] di tahun 1025, Airlangga baru bisa dengan leluasa membangun kembali dan menegakkan kekuasaan [[wangsa Isyana]] di tanah [[Jawa]].
 
==Perluasan wilayah==
{{Main|Prasasti Baru|Prasasti Terep|Prasasti Kamalagyan|Prasasti Kusambyan|Prasasti Pucangan}}
Sejak tahun 1029, Airlangga mulai memperluas wilayah kerajaannya, peperangan demi peperangan dijalani [[Airlangga]]. Satu demi satu kerajaan-kerajaan di [[Jawa Timur]] dapat ditaklukkannya. Namun pada tahun 1031 [[Airlangga]] kehilangan kota Watan Mas karena diserang oleh raja wanita yang kuat bagai raksasa. Raja wanita itu adalah Ratu Dyah Tulodong, yang merupakan salah satu raja Kerajaan Lodoyong (sekarang wilayah [[Tulungagung]], [[Jawa Timur]]). Dyah Tulodong digambarkan sebagai ratu yang memiliki kekuatan luar biasa. Salah satu peristiwa sejarah penting adalah pertempuran antara bala tentara Raja Airlangga yang berhasil dikalahkan oleh Dyah Tulodong. Pertempuran tersebut terjadi lantaran Dyah Tulodong berusaha membendung ekspansi Airlangga yang waktu itu sudah menguasai wilayah-wilayah di sekitar kerajaan Lodoyong. Bahkan di beberapa riwayat, diceritakan pasukan khusus yang dibawa Ratu Dyah Tulodong merupakan prajurit-prajurit wanita pilihan, pasukan ini bahkan berhasil memukul mundur pasukan Airlangga dari pusat kota kerajaannya Watan Mas, ([[Wotanmas Jedong, Ngoro, Mojokerto]]) di dekat [[Gunung Penanggungan]] hingga ke Patakan (Sambeng, [[Lamongan]], [[Jawa Timur]]).
 
Tetapi satu tahun kemudian di penghujung tahun 1032, Pasukan Airlangga dari arah utara, bergerak ke selatan menuju wilayah Lodoyong. Dyah Tulodong berhasil dikalahkan oleh Airlangga lewat pertempuran sengit. Tidak lama kemudian Airlangga menuju ke arah barat, Raja Wurawari pun dapat dihancurkannya, sekaligus membalaskan dendam keluarga [[Airlangga]] dan [[wangsa Isyana]]. Raja [[Airlangga]] juga berhasil mengalahkan raja Wijayawarmman, raja terakhir yang masih belum tunduk pada (bulan Kartika tahun 959 Saka atau 10 November 1037 Masehi).<ref>{{Cite news|url=http://situsbudaya.id/prasasti-kamalagean/|title=Prasasti Kamalagean dusun Klagen, desa Tropodo, kecamatan Krian, kabupaten Sidoarjo Jaw|date=2017-09-18|newspaper=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2017-12-15}}</ref>
Sejak saat itu wilayah kerajaan Airlangga mencakup hampir seluruh [[Jawa Timur]]. Airlangga juga memperluas wilayah kerajaan hingga ke [[Jawa Tengah]], bahkan pengaruh kekuasaannya diakui sampai ke [[Bali]].
Raja [[Airlangga]] juga berhasil mengalahkan raja Wijayawarmman, raja terakhir yang masih belum tunduk (bulan Karttika tahun 959 Saka atau 10 November 1037M).<ref>{{Cite news|url=http://situsbudaya.id/prasasti-kamalagean/|title=Prasasti Kamalagean dusun Klagen, desa Tropodo, kecamatan Krian, kabupaten Sidoarjo Jaw|date=2017-09-18|newspaper=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2017-12-15}}</ref>
Sejak saat itu wilayah kerajaan Airlangga mencakup hampir seluruh [[Jawa Timur]].
 
====Ibu Kota Kahuripan====
Tahun 1032, menurut [[prasasti Terep]], [[Airlangga]] kemudian membangun ibu kota baru di wilayah JenggalaJanggala bernama Kahuripan yang berpusat di daerah [[Kabupaten Sidoarjo]] sekarang. namaNama Kahuripan inilah yang kemudian lazim dipakai sebagai nama kerajaan yang dipimpin [[Airlangga]], sama halnya nama [[Singhasari]] yang sebenarnya adalah nama ibu kota, lazim dipergunakan sebagai nama kerajaan yang dipimpin oleh [[Kertanagara]]. Airlangga juga memperluas wilayah kerajaan hingga ke [[Jawa Tengah]], bahkan pengaruh kekuasaannya diakui sampai ke [[Bali]].
 
====Istana Madander====
==Perkembangan Kerajaan==
*PadaDi tahun [[1037]], dikeluarkan [[prasasti Kusambyan]] memuat informasi mengenai [[keraton]] "Madander" yang diperkirakan sebagai lokasi dari istana Airlangga yang terletak di sekitar [[Kabupaten Jombang]].
[[File: 035 Main Entrance, Gunung Gangsir (39519459575).jpg|thumb|Candi Gunung Gangsir, peninggalan Kerajaan Kahuripan di daerah [[Beji, Pasuruan]] ]]
 
==Perkembangan Kerajaankerajaan==
Kerajaan dengan pusatnya di Kahuripan ini wilayahnya membentang dari [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]] di timur hingga [[Kabupaten Madiun|Madiun]] di barat. Pantai utara Jawa, terutama [[Sidoarjo]], [[Surabaya]] dan [[Tuban]], menjadi pusat perdagangan yang penting untuk pertama kalinya. [[Airlangga]] naik takhta dengan bergelar abhiseka (wisuda) Çri Mahãrãja Rakai Halu Çri Lokeçwara Dharmmawamça Airlangga Anãntawikramottunggadewa.
{{Main|Prasasti Kamalagyan|Prasasti Kusambyan|Prasasti Pucangan|Prasasti Pamwatan}}
Setelah keadaan aman, Airlangga mulai mengadakan pembangunan - pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Pembangunan yang dicatat dalam prasasti - prasasti peninggalannya antara lain.
[[File: 035 Main Entrance, Gunung Gangsir (39519459575).jpg|thumb|[[Candi Gunung Gangsir]], peninggalan Kerajaan Kahuripan di daerah [[Beji, Pasuruan]] .]]
* Pada tahun [[1036]], Airlangga membangun Sri Wijaya Asrama, yang dibangun sebagai pusat pendidikan dan pengajaran keagamaan.
====Ekonomi, Sastra dan Agama====
*Pada tahun [[1037]], dikeluarkan [[prasasti Kusambyan]] memuat informasi mengenai [[keraton]] Madander yang diperkirakan sebagai lokasi dari istana Airlangga yang terletak di sekitar [[Kabupaten Jombang]].
Kerajaan dengan pusatnya berada di [[Kahuripan]] ini, wilayahnya membentang dari [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]] di timur hingga [[Kabupaten Madiun|Madiun]] di barat. PantaiDaerah pantai utara [[Jawa]], terutama [[Sidoarjo]], [[Surabaya]] dan [[Tuban]], menjadi pusat perdagangan yang penting untuk pertama kalinya. [[Airlangga]] naik takhta dengan bergelar abhiseka (wisuda) '''''Çri Mahãrãja Rakai Halu Çri Lokeçwara Dharmmawamça Airlangga Anãntawikramottunggadewa'''''. Ketika itu, [[Airlangga]] dikenal atas toleransi beragamanya, yaitu sebagai pelindung agama [[Hindu]], [[Siwa]] dan [[Buddha]].
* Pada tahun [[1037]], berdasarkan [[Prasasti Kamalagyan]], membangun bendungan Waringin Sapta untuk mencegah banjir musiman.
[[Airlangga]] juga menaruh perhatian terhadap seni sastra. Tahun [[1035]], [[Mpu Kanwa]] menulis ''[[Arjuna Wiwaha]]'' yang diadaptasi dari epik ''[[Mahabharata]]''. Kitab tersebut menceritakan perjuangan [[Arjuna]] mengalahkan [[Niwatakawaca]], sebagai kiasan [[Airlangga]] mengalahkan raja Wurawari. Setelah keadaan telah aman, Airlangga mulai mengadakan pembangunan-pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Pembangunan yang dicatat dalam prasasti-prasasti peninggalannya antara lain;
* Memperbaiki pelabuhan Hujung Galuh, yang letaknya di muara [[Kali Brantas]], dekat [[Surabaya]] sekarang.
* Pada tahun [[1036]], Airlangga membangun ''Sri Wijaya Asrama'', yang dibangun sebagai pusat pendidikan dan pengajaran keagamaan.
* Membangun jalan-jalan yang menghubungkan daerah pesisir ke pusat kerajaan.
* Pada tahun [[1037]], berdasarkan [[Prasastiprasasti Kamalagyan]], Airlangga membangun bendungan ''Waringin Sapta'' untuk mencegah banjir musiman.
* Berdasarkan [[Prasasti Pucangan]], meresmikan pertapaan Gunung Pucangan tahun [[1041]].
* Memperbaiki pelabuhan [[Hujung Galuh]], yang letaknya di muara [[Kalisungai Brantas]], dekat dengan [[Surabaya]] sekarang.
*Pada tahun [[1042]], berdasarkan [[prasasti Pamwatan]] dan ''[[Serat Calon Arang]]'', di akhir masa pemerintahannya, Airlangga kemudian memindahkan ibukotanya ke [[Daha]], wilayah Panjalu atau Kadiri.
* Membangun jalan-jalan yang menghubungkan daerah pesisir ke pusat kerajaan.
* Berdasarkan [[Prasastiprasasti Pucangan]], meresmikan pertapaan [[Gunung Pucangan]] tahun [[1041]].
 
====Ibukota Dahanapura====
Ketika itu, [[Airlangga]] dikenal atas toleransi beragamanya, yaitu sebagai pelindung agama [[Hindu]] Syiwa dan [[Buddha]].
*Pada tahun [[1042]], berdasarkan [[prasasti Pamwatan]] dan ''[[Serat Calon Arang]]'', di akhir masa pemerintahannya, Airlangga kemudian memindahkan ibukotanya ke [[Daha]], wilayah[[Kota Panjalu atau KadiriKediri]].
 
== Pembagian Kerajaan kerajaan==
[[Airlangga]] juga menaruh perhatian terhadap seni sastra. Tahun [[1035]] [[Mpu Kanwa]] menulis ''[[Arjuna Wiwaha]]'' yang diadaptasi dari epik ''[[Mahabharata]]''. Kitab tersebut menceritakan perjuangan [[Arjuna]] mengalahkan [[Niwatakawaca]], sebagai kiasan [[Airlangga]] mengalahkan raja Wurawari.
{{Main|Prasasti Pandan|Prasasti Gandhakuti|Prasasti Pasar Legi|Prasasti Turun Hyang|Prasasti Lawan}}
 
Menurut [[prasasti Turun Hyang]] (1044 M), pada akhir pemerintahannya tahun 1042,
== Pembagian Kerajaan ==
Menurut [[prasasti Turun Hyang]] (1044 M), pada akhir pemerintahannya tahun 1042, [[Airlangga]] berhadapan dengan masalah persaingan perebutan takhta antara kedua putranya, raja yang sebenarnya adalah putri Airlangga. Nama asli putri tersebut dalam [[prasasti Cane]] (1021 M) sampai [[prasasti Pasar Legi]] (1043 M) adalah [[Sanggramawijaya Tunggadewi]], yang menjadi putri mahkota sekaligus pewaris takhta istana [[Kahuripan|Kerajaan Kahuripan]], namun iadirinya memilih untuk mengundurkan diri dan menjalani kehidupan suci sebagai seorang pertapa [[biksuni]] dengan bergelar ''Dewi Kili Suci''. Kemudian di tahun yang sama, berdasarkan [[prasasti Pamwatan]] (1042 M) dan ''[[Serat Calon Arang]]'', [[Airlangga]] memindahkan ibu kotanyaibukotanya dan mendirikan kota [[Daha|Dahanapura]], di wilayah Panjalu atau [[Kadiri]].
 
Menurut [[prasasti Turun Hyang]] (1044 M), pada akhir pemerintahannya tahun 1042, [[Airlangga]] berhadapan dengan masalah persaingan perebutan takhta antara kedua putranya, raja yang sebenarnya adalah putri Airlangga. Nama asli putri tersebut dalam [[prasasti Cane]] (1021 M) sampai [[prasasti Pasar Legi]] (1043 M) adalah [[Sanggramawijaya Tunggadewi]], yang menjadi putri mahkota sekaligus pewaris takhta istana [[Kahuripan|Kerajaan Kahuripan]], namun ia memilih untuk mengundurkan diri dan menjalani kehidupan suci sebagai pertapa [[biksuni]] dengan bergelar ''Dewi Kili Suci''. Kemudian di tahun yang sama, berdasarkan [[prasasti Pamwatan]] (1042 M) dan ''[[Serat Calon Arang]]'', [[Airlangga]] memindahkan ibu kotanya dan mendirikan kota [[Daha|Dahanapura]], di wilayah Panjalu atau [[Kadiri]].
 
Sebelum turun takhta, pada akhir November 1042, atas saran penasihat kerajaan sekaligus gurunya [[Mpu Bharada]], [[Airlangga]] terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, bagian barat yaitu wilayah Panjalu beribukota di [[Daha]] diberikan kepada [[Sri Samarawijaya]], kemudian wilayah bagian timur yaitu [[Kerajaan Janggala|Janggala]] beribukota di [[Kahuripan]] diberikan kepada [[Mapanji Garasakan]].
 
Setelah turun takhta, Airlangga menjalani hidup sebagai pertapa sampai meninggal sekitar tahun 1049. Menurut Serat Calon Arang ia kemudian bergelar ''Resi Erlangga Jatiningrat'', sedangkan menurut [[Babad Tanah Jawi]] ia bergelar ''Resi Gentayu''. Namun yang paling dapat dipercaya adalah [[prasasti Gandhakuti]] (1042 M) yang menyebut gelar kependetaan Airlangga adalah ''Resi Aji Paduka Mpungku Sang Pinaka Catraning Bhuwana''.
 
Menurut prasasti [[prasasti Pasar Legi]] (1043 M), baik Airlangga maupun Sanggramawijaya Tunggadewi masih aktif menjalankan pemerintahan, mengikuti penyebutan gelar kependetaan Airlangga yaitu ''Resi Aji'' yang juga berarti sebagai raja [[pendeta]]. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa Airlangga dan putrinya masih memegang kekuasaan tertinggi sekalipun hidupnya sudah terbagi dengan kegiatan non-duniawi.
 
==Saat Kahuripan menjadi bawahan Majapahit==
Baris 96 ⟶ 104:
#[[Dyah Samarawijaya]] (1451-1478)<br>[[Kitab Pararaton]] 32:23.
 
== Situs Budayabudaya Kahuripan ==
[[File: 041 Fountain Figures, Candi Belahan (25543837107).jpg|thumb|Candi belahan pada tahun 2017]]
===Candi===
Baris 107 ⟶ 115:
*[[Prasasti Terep]] (1032 M).
*[[Prasasti Kamalagyan]] (1037 M), [[Tropodo, Krian, Sidoarjo]].
*[[Prasasti Kusambyan]] (1037 M), [[Kudu, Jombang]].
*[[Prasasti Pucangan]] (1041 M), terletak di lereng barat Gunung Penanggungan, [[Kabupaten Mojokerto]].
*[[Prasasti Pamwatan]] (1042 M), [[Sambeng, Lamongan]].
*[[Prasasti Pandan]] (1042 M), [[Kemlagi, Mojokerto]].
*[[Prasasti Gandhakuti]] (1042 M), [[Kabupaten Sidoarjo]].
*[[Prasasti Pasar Legi]] (1043 M), [[Ngimbang, Lamongan]].
*[[Prasasti Turun Hyang]] (1044 M), [[Kemlagi, Mojokerto]].
*[[Prasasti Lawan]], [[Sambeng, Lamongan]].
*[[Prasasti Lemah Abang]], [[Ngimbang, Lamongan]].
Baris 118 ⟶ 131:
*[[Prasasti Sumbersari]], [[Sambeng, Lamongan]].
*[[Prasasti Sumbersari II]], [[Sambeng, Lamongan]].
*[[Prasasti Sambangan]], [[Sambangan, Babat, Lamongan]]
 
===Situs===
Baris 126 ⟶ 140:
===Karya Sastra===
*[[Kakawin Arjunawiwāha]]. Karya sastra ini ditulis oleh [[Mpu Kanwa]].
 
==Daftar pustaka==
* H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. ''Kerajaan Islam Pertama di Jawa''. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti