Kerajaan Kahuripan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibuku (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
| religion = [[Hinduisme]], [[Buddhisme]], [[Animisme]]
| p1 = Kerajaan Medang
| s1 = Kerajaan JanggalaPanjalu
| s2 = Kerajaan PanjaluJanggala
| year_start = 1019
| year_end = 1043
Baris 17:
| event1 = [[Airlangga]] menyatukan kembali bekas [[kerajaan Medang]] setelah jatuh di bawah serangan raja Wurawari dari Lwaram
| date_event1 = 1019
| event2 = Wilayah kerajaan [[Kahuripan]] dibagi dua menjadi kerajaan [[JanggalaPanjalu]] dan [[PanjaluJanggala]]
| date_event2 = 1042
| image_flag =
Baris 37:
| footnotes =
}}
'''Kerajaan Kahuripan''' atau dikenal dengan nama '''Medang Kahuripan''', adalah nama yang lazim dipakai untuk sebuah kerajaan di [[Jawa Timur]] yang didirikan oleh [[Airlangga]] pada tahun 1019 M.<ref name=":0">{{Cite book|last=Aizid|first=Rizem|date=2022-03-25|url=https://books.google.com/books?id=OyeyEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA69&dq=kahuripan+kelanjutan+medang&hl=en|title=Pasang Surut Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha dan Bangkitnya Kerajaan Islam di Nusantara|publisher=Anak Hebat Indonesia|isbn=978-623-400-541-7|language=id|pp=69-75}}</ref> Kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan [[kerajaan Medang]] yang runtuh tahun 1016 M.<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|last=Mulyono|first=Otto Sukatno, CR dan Untung|date=2021-05-01|url=https://books.google.com/books?id=AWRtEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA6&dq=kahuripan+kelanjutan+medang&hl=en|title=Pararaton: Naskah Pararaton dan Sistem Pemerintahan Kerajaan Konsentris|publisher=Nusamedia|language=id|p=6}}</ref> Pada tahun 1042 M, wilayah kerajaan dibagi dua oleh Airlangga untuk kedua putranya menjadi [[kerajaan JanggalaPanjalu]] dan [[kerajaan PanjaluJanggala]].<ref name=":0" />
 
Belum ditemukan adanya [[prasasti]] yang menyebut [[Kahuripan]] sebagai sebuah nama kerajaan mandiri. Namun, [[Carita Parahyangan]] menyebut Kahuripan adalah bagian dari wilayah [[kerajaan Medang]].<ref name=":1">{{Cite book|last=Wignjosoebroto|first=Wiranto|url=https://books.google.com/books?id=kKpgEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA27&dq=medang+koripan&hl=en|title=MENCARI JEJAK KAHURIPAN; Kerajaan Hindu Tertua dan Terlama di Tanah Jawa|publisher=Penerbit K-Media|isbn=978-602-6287-19-9|language=id}}</ref> Dalam [[cerita Panji]] dan dongeng rakyat, nama kerajaan ini lebih dikenal dengan sebutan ''Medang Koripan;''<ref name=":1" /> sedangkan di masa [[kerajaan Majapahit]], [[Empu Prapañca|Mpu Prapañca]] juga menyebutkan wilayah Kahuripan dengan ''Jiwana'', yaitu nama terjemahannyalainnya dalam [[bahasa Sanskerta]].<ref name=":1"/>
 
== Latar belakang ==
Baris 64:
 
====Istana Madander====
Di tahun 1037, dikeluarkan [[prasasti Kusambyan]] memuat informasi mengenai [[keraton]] "Madander" yang diperkirakan sebagai lokasi dari istana Airlangga yang terletak di sekitar [[Kabupaten Jombang]].
 
==Perkembangan kerajaan==
Baris 71:
====Ekonomi, Sastra dan Agama====
Kerajaan dengan pusatnya berada di [[Kahuripan]] ini, wilayahnya membentang dari [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]] di timur hingga [[Kabupaten Madiun|Madiun]] di barat. Daerah pantai utara [[Jawa]], terutama [[Sidoarjo]], [[Surabaya]] dan [[Tuban]] menjadi pusat perdagangan yang penting untuk pertama kalinya. [[Airlangga]] naik takhta dengan bergelar abhiseka (wisuda) '''''Çri Mahãrãja Rakai Halu Çri Lokeçwara Dharmmawamça Airlangga Anãntawikramottunggadewa'''''. Ketika itu, [[Airlangga]] dikenal atas toleransi beragamanya, yaitu sebagai pelindung agama [[Hindu]], [[Siwa]] dan [[Buddha]].
 
Airlangga juga menaruh perhatian terhadap seni sastra. Tahun [[1035]], [[Mpu Kanwa]] menulis ''[[Arjuna Wiwaha]]'' yang diadaptasi dari epik ''[[Mahabharata]]''. Kitab tersebut menceritakan perjuangan [[Arjuna]] mengalahkan [[Niwatakawaca]], sebagai kiasan Airlangga mengalahkan raja Wurawari. Setelah keadaan telah aman, Airlangga mulai mengadakan pembangunan-pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Pembangunan yang dicatat dalam prasasti-prasasti peninggalannya antara lain;
*Pada tahun [[1036]], Airlangga membangun ''Sri Wijaya Asrama'', yang dibangun sebagai pusat pendidikan dan pengajaran keagamaan.
*Pada tahun [[1037]], dikeluarkan [[prasasti Kusambyan]] memuat informasi mengenai [[keraton]] ''Madander'' yang diperkirakan sebagai lokasi dari istana Airlangga yang terletak di sekitar [[Kabupaten Jombang]].
*Pada tahun [[1037]], berdasarkan [[prasasti Kamalagyan]], Airlangga membangun bendungan ''Waringin Sapta'' untuk mencegah banjir musiman.
*Memperbaiki pelabuhan [[Hujung Galuh]], yang letaknya di muara [[sungai Brantas]], dekat dengan [[Surabaya]] sekarang.
Baris 80 ⟶ 78:
*Berdasarkan [[prasasti Pucangan]], meresmikan pertapaan [[Gunung Pucangan]] tahun [[1041]].
 
====Ibukota Dahanapura====
Pada tahun 1042, berdasarkan [[prasasti Pamwatan]] dan ''[[Serat Calon Arang]]'', di akhir masa pemerintahannya, Airlangga kemudian memindahkan ibukotanya ke [[Daha]], [[Kota Kediri]].