Satyaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tarusbawa (bicara | kontrib)
Versi Pewayangan Jawa: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Setyaka Wayang.JPG|jmpl|250px|ka|Setyaka putra [[Kresna]] dalam bentuk [[wayang]] gaya [[Surakarta]].]]
'''Satyaka''' adalah nama seorang tokoh figuran dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia dikenal sebagai ayah [[Satyaki]], sekutu penting para [[Pandawa]] dalam perang [[Baratayuda]].
 
'''Satyaka''' adalah nama seorang tokoh figuran dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia hanya dikenal sebagai ayah [[Satyaki]], sekutu penting para [[Pandawa]] dalam perang [[Baratayuda]].
Dalam pewayangan [[Jawa]], hubungan Satyaki dengan Satyaka bukan anak dan ayah, tetapi paman dan keponakan.
 
Dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], hubungan Satyaki dengan Satyaka bukan anak dan ayah, tetapi paman dan keponakan.
 
== Versi ''Mahabharata'' ==
Satyaka adalah putra dari Sini, seorang pahlawan sakti dari bangsa [[Wresni]]. Sini merupakan tokoh yang melamar [[Dewaki]] sebagai istri [[Basudewa]]. Untuk bisa memenangkan Dewaki, Sini terlebih dahulu harus mengalahkan pelamar lainnya, yaitu Somadatta raja [[Kerajaan Bahlika]]. Sini akhirnya berhasil membawa pulang Dewaki dan mempersembahkannya kepada Basudewa. Dari perkawinan itu lahir tokoh penting dalam ''[[Mahabharata]]'', yaitu [[Kresna]].
 
Sini memiliki anak bernama Satyaka. Kemudian Satyaka memiliki anak bernama [[Satyaki|Yuyudhana]], atau yang lebih terkenal dengan sebutan [[Satyaki]]. Satyaki terlibat dalam perang [[BaratayudaBharatayuda]] sebagai sekutu penting para [[Pandawa]], yaitu keponakan-keponakan Basudewa. Dalam perang tersebut, Satyaki berhasil membunuh [[Burisrawa]] putra Somadatta.
 
Sekitar 36 tahun kemudian, terjadi perang saudara di kalangan bangsa [[Wresni]] karena pengaruh minuman keras. ''Mahabharata'' bagian ke-16 atau ''[[Mosalaparwa]]'' mengisahkan, pada suatu hari bangsa Wresni atau Yadawa pergi berpesta di tepi lautan. Di sana mereka melanggar larangan Kresna, yaitu minum minuman keras.
 
Dalam keadaan mabuk, Satyaki dan [[Kertawarma]] saling mengejek, mengungkit kecurangan masing-masing ketika dulu ikut serta dalam perang BaratayudaBharatayuda. Satyaki yang sudah mabuk berat akhirnya membunuh Kertawarma. Para pendukung Kertawarma maju mengeroyok Satyaki. Satyaka maju membela anaknya. Akhirnya keduanya pun tewas bersama.
 
Setelah kematian Kertawarma, Satyaki, dan Satyaka, bangsa Wresni yang telah dikuasai [[minuman keras]] tersebut saling serang dan menyebabkan kemusnahan mereka.
Baris 17 ⟶ 19:
Dalam versi pewayangan [[jawa]], tokoh Satyaka sering dieja dengan sebutan Setyaka. Ia merupakan putra bungsu [[Kresna]] yang lahir dari Satyaboma, kakak perempuan [[Satyaki]]. Dengan kata lain, Satyaka versi Jawa adalah keponakan Satyaki. Adapun nama ayah Satyaki dan Satyaboma dalam pewayangan adalah [[Satyajit]].
 
Satyaka merupakan putra Kresna yang paling cerdik. Tempat tinggalnya bernama ''Kasatriyan Tambak Mas''. Satyaka tidak terlibat dalam perang [[BaratayudaBharatayuda]], karena ditugasi ayahnya untuk menjaga [[Baladewa]] yang sedang bertapa.
 
Baladewa kakak Kresna telah memutuskan untuk tidak memihak [[Pandawa]] ataupun [[Korawa]] dalam perang saudara tersebut. Ia hanya ingin menonton jalannya perang dari awal sampai akhir. Namun karena sifatnya yang emosional membuat Kresna khawatir ia mudah terbujuk oleh rayuan para Korawa.
 
Untuk mencegah supaya kakaknya tidak memihak musuh, Kresna menyusun tipu muslihat dengan cara membujuk Baladewa supaya bertapa menyucikan diri di Grojogan Sewu sebelum menonton jalannya perang. Kresna juga berjanji akan menjemput Baladewa jika perang BaratayudaBharatayuda dimulai. Satyaka pun ditugasi untuk melayani keperluan Baladewa selama bertapa.
 
Perang akhirnya meletus. Namun karena kepandaian Satyaka merahasiakan hal itu, membuat Baladewa tidak mengetahuinya. Akhirnya lama-lama Baladewa pun sadar kalau selama ini telah dibohongi Satyaka. Satyaka pun diusirnya sedangkan dirinya berangkat menuju medan peperangan. Di sana ia hanya sempat menyaksikan pertarungan terakhir, yaitu antara [[Bimasena]] melawan [[Duryudana]].
 
Versi lain menyebutkan, karena kemarahannya, Baladewa sempat memukul kepala Satyaka. Meskipun pukulan tersebut tidak disengaja, Satyaka langsung tewas karena kekuatan Baladewa.
 
{{wayang-stub}}
{{tokoh mahabharata}}
 
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]