Joan Maetsuycker: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(47 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Governor
|name =
|image = Joan Maetsuyker (1606-78). Gouverneur-generaal (1653-78) Rijksmuseum SK-A-3765.jpeg
|caption = Potret
|office = [[
|term =
|predecessor = [[
|successor = [[
|birth_date = {{Birth date|1606|10|14|df=yes}}
|birth_place = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|
|death_date = {{Death date and age|1678|01|24|1606|10|
|death_place = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|
|other_names =
|known_for =
|occupation = [[Gubernur]] [[
|nationality = [[Republik Belanda|Belanda]]
|religion = [[Katolik]]
}}
'''Joan Maetsuycker''' (
== Kehidupan awal ==
== Karier di pemerintahan ==
Pada tahun 1635, Maetsuyker ditugaskan
Tanggal [[13 Agustus]] [[1641]],
Tidak lama kemudian tepatnya pada tanggal [[10 Agustus]] [[1642]],
== Menjadi Gubernur Jenderal ==
Langkah pertama yang diambil oleh Maetsuyker adalah mengincar
Setelah posisi VOC di [[kepulauan Maluku]] dapat diperkuat, maka VOC memasang pos di [[Manado]] untuk mengawasi lalulintas dagang antara
{{br}}
{{br}}
{{br}}
=== Perang Gowa ===
Maetsuyker kembali ke ambisinya semula yaitu mengontrol [[Kesultanan Gowa|Gowa]]. Tindakan awal yang dilakukannya adalah menghancurkan kekuatan pantai Gowa yang saat itu dilindungi oleh kapal-kapal Portugis. Serangan dilakukan pada bulan Agustus [[1660]]. VOC akhirnya berhasil meluluhlantakan kapal-kapal Portugis di pelabuhan Makassar. Akibat dari kekalahan ini, raja Gowa saat itu [[Sultan Hasanuddin]] dipaksa menerima perjanjian damai dengan VOC.
Melihat bahwa Gowa sudah lemah karena angkatan perangnya dikalahkan oleh VOC, pemimpin [[kerajaan Bone]] (yang saat itu merupakan jajahan dari kerajaan Gowa) Arung Palakka memberontak kepada Hasanuddin dan memusatkan kekuatannya di [[Butung]]. VOC melihat pemberontakan Bone kepada Gowa merupakan celah yang bisa dimanfaatkan untuk menguasai Gowa secara keseluruhan. Karena itu pada tahun 1663, VOC mengajak Arung Palakka dan pengikutnya untuk pergi ke [[Batavia]]. Di Batavia, Arung Palakka dijanjikan bahwa Bone akan berdaulat sepenuhnya jika mau membantu VOC menghancurkan Makassar.
Kesepakatan antara Arung Palakka dan Maetsuyker akhirnya disetujui. Pada tahun 1666, di bawah pimpinan [[Laksamana]] [[Cornelis Speelman]] dibantu dengan tentara [[Bugis]] pimpinan Arung Palaka dan juga tentara [[Ambon]] pimpinan dari Kapten Jonker, menyerang Makassar. Tahun 1667, armada Speelman berhasil mendarat di Butung dan menghancurkan tentara Gowa di sana. Dari Butung, Speelman tidak mengarahkan armadanya ke Makassar tetapi langsung menuju Tidore (yang saat itu sudah tidak dilindungi oleh Spanyol) untuk memaksa perjanjian damai dengan VOC. Akibat tekanan yang diberikan oleh VOC Tidore bersedia menerima perjanjian tersebut,dan akhirnya [[Ternate]] dan Tidore sepenuhnya berada dalam kekuasaan VOC.
Kondisi tersebut diatas sangat menguntungkan VOC karena praktis Gowa tidak akan mendapat bantuan dari manapun, apalagi setelah sebelumnya pos Portugis di [[Larantuka]] dihancurkan oleh armada VOC dan akhirnya memaksa Portugis hengkang ke [[Pante Makasar|Lifau]]. Setelah mendarat di Butung, Arung Palakka kembali ke Bone dan mengobarkan revolusi melawan Gowa kepada rakyatnya. Dan pada tahun 1668 Gowa berhasil dikalahkan oleh koalisi VOC dan Bone. Dan pada tanggal 18 November 1668, dilakukan perjanjian antara Sultan Hasanuddin dengan VOC yang dikenal dengan [[Perjanjian Bongaya]]. Isi dari perjanjian tersebut adalah Kerajaan Gowa sepenuhnya berada di bawah kontrol VOC, dan pengaruh Raja Gowa adalah hanya sekitar kota Makassar dan tidak berhak mengontrol wilayah di luar kota.
Perjanjian ini membuat Hasanuddin berang, karena dianggap sangat merugikan kerajaannya. Akhirnya pada awal tahun 1669, dengan kekuatan terakhirnya Gowa melawan tentara VOC. Perlawanan hebat ini berakhir setelah Speelman mendapat bantuan dari Batavia dan berhasil menerobos Benteng terkuat Gowa saat itu, [[Somba Opu, Gowa|Somba Opu]] pada tanggal 22 Juni 1669. Akibat dari kekalahan ini, Sultan Hasanuddin akhirnya mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan meninggal dunia pada tanggal 12 Juni 1670. Dengan meninggalnya Sultan Hasanuddin, berakhirlah Perang Gowa, dan sejak saat itu Makassar dikuasai oleh VOC. Kemudian sesuai dengan janjinya, VOC pada tahun 1672 mengangkat Arung Palakka sebagai Raja Bone.
=== Pemberontakan Trunojoyo ===
Pada tahun 1671, pemimpin pulau [[Madura]] yaitu [[Raden Trunajaya|Trunojoyo]] memberontak terhadap kekuasaan [[Mataram]] di pulau itu. Pemberontakan dimenangkan oleh Trunojoyo dan ia mulai menguasai pulau ini agar terlepas dari pengaruh Mataram. Mataram sendiri tidak begitu serius menanggapi Trunojoyo, karena di tahun-tahun tersebut [[Gunung Merapi]] meletus dan dilanjutkan dengan wabah kelaparan pada tahun 1674.
Mengetahui bahwa Mataram terkena musibah dan tidak menganggap serius terhadap kekuatan Trunojoyo. Maka pada tahun 1675 Trunojoyo dibantu dengan tentara [[Makassar]] yang mengungsi dari Sulawesi mulai menyerang pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Jawa. Trunojoyo dengan memanfaatkan sentimen keagamaan berhasil mengambil simpati penduduk di pesisir utara Jawa. Hingga akhir tahun Trunojoyo berhasil mengambil alih [[Surabaya]], [[Jepara]] hingga [[Cirebon]] dari tangan Mataram.
Mengetahui situasi yang tidak menguntungkan, Raja Mataram [[Amangkurat I]] mengutus anaknya [[Pangeran Puger]] untuk bertemu dengan Maetsuyker dengan tujuan meminta bantuan VOC menumpas Trunojoyo. Permintaan ini segera dimanfaatkan oleh Maetsuyker untuk memperluas pengaruhnya di Pulau Jawa. Maetsuyker segera memenuhi permintaan itu, kemudian dia mengirimkan [[Cornelis Speelman]] untuk menaklukan tentara Trunojoyo di Cirebon dan Jepara.
Keberhasilan VOC memaksa pasukan Trunojoyo meninggalkan Cirebon dan Jepara membuat Amangkurat I harus menandatangani perjanjian antara VOC dengan Mataram. Perjanjian dibuat pada tanggal 25 Februari 1677 dengan isi VOC berhak mendirikan pelabuhan dimana saja di wilayah Mataram, Mataram dilarang melakukan hubungan dengan Aceh, Arab atau bangsa lain untuk mendarat di Mataram, seluruh biaya yang timbul akibat peperangan dengan Trunojoyo ditanggung sepenuhnya oleh Mataram.
Setelah Mataram bersedia menandatangani perjanjian tersebut, pada bulan Mei 1677, Speelman menyerang Surabaya dan dapat memukul mundur pasukan Trunojoyo. Trunojoyo sendiri langsung bergerak ke ibu kota Mataram yaitu [[Kraton Plered]], untuk membunuh Amangkurat I dan keluarganya, namun ternyata keluarga Amangkuart I sudah mengungsi. Akhirnya Trunojoyo membakar kraton Plered dan membawa seluruh harta peninggalan Amangkurat I lalu bergerak mundur hingga Kediri. Sementara di pengasingannya pada bulan Juli, Amangkurat I meninggal dunia dan digantikan [[Amangkurat II]] (bukan [[Pangeran Puger]] namun anak dari selir sesuai permintaan VOC) yang tetap meminta bantuan VOC untuk menumpas Trunojoyo. Karena Mataram sudah tidak memiliki harta untuk mendanai perang lagi, akhirnya mereka membuat perjanjian pada tanggal 20 Oktober 1677, dimana isinya Mataram menyerahkan [[Semarang]] kepada VOC dan sebagian daerah dudukannya di [[Parahyangan]] tepatnya sebelah barat [[Sungai Citarum]] dan [[Ci Punegara|Cipunagara]], namun Amangkurat II tidak menyanggupi penyerahan daerah antara Sungai Citarum dan Cipunagara karena daerah tersebut masuk dalam kendali langsung bupati Sumedang saat itu yaitu Rangga Gempol III. Mataram juga dibebankan penyerahan keuntungan dari hasil perdagangan hingga semua hutang selesai terlunasi.
VOC dan [[Arung Palakka]] menyerang tentara Trunojoyo di Kediri pada tahun 1678 dan pada tahun 1679 Trunojoyo tertangkap dan dihukum mati.
== Jasa-Jasa ==
Jasa-jasa Maetsuyker kepada pemerintah Belanda antara lain:
* Perluasan wilayah [[Kompeni]] di [[Malabar]] dan [[Sri Lanka|Ceylon]]
Baris 45 ⟶ 71:
== Lihat pula ==
* [[Daftar
{{kotak mulai}}
{{s-gov}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar
{{kotak selesai}}
{{lifetime|1606|1678|Maetsuycker, Joan}}▼
{{Penguasa Hindia}}
{{Authority control}}
▲{{lifetime|1606|1678|Maetsuycker}}
[[Kategori:Gubernur
[[Kategori:Gubernur Sailan Belanda]]
[[Kategori:Tokoh dari Amsterdam]]
|