Bataha Santiago: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan foto |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(25 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty
[[Berkas:Raja Bataha.JPG|jmpl|Bataha Santiago]]▼
| name = Bataha Santiago
Bataha Santiago merupakan salah satu tokoh masyarakat yang berasal dari [[Sangihe Talaud]], [[Sulawesi Utara]].<ref name=":0">{{Cite news|url=http://suluthebat.com/bataha-santiago-pahlawan-dari-sangihe/|title=Bataha Santiago, Pahlawan Dari Sangihe - SulutHebat.com|newspaper=SulutHebat.com|language=en-US|access-date=2017-11-12}}</ref> Ia merupakan raja ketiga [[Kerajaan Manganitu]]. Don Jugov (Jogolov) Sint Santiago adalah nama lengkapnya (Bataha berarti sakti). Lahir di desa Bowongtiwo-Kauhis,Manganitu pada tahun 1622.<ref name=":0" /> Ia merupakan satu-satunya raja di [[Kabupaten Kepulauan Sangihe|Kepulauan Sangihe]] yang keras kepala dan menolak menandatangani perjanjian dagang dengan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) Belanda]].▼
| title = Raja Manganitu ke-3
| image = Bataha Santiago staute, Miangas.jpg
| caption = Patung Bataha Santiago di [[Pulau Miangas]].
| succession =
| reign = 1670–1675
| predecessor =
| successor =
| birth_name = Don Jugov Santiago
| birth_date = 1622
| birth_place = Bowongtiwo-Kauhis, Manganitu
| death_date = {{death year and age|1675|1622}}
| death_place = Tanjung Tahuna
| date of burial = 1675
| place of burial = Desa Karatung I, [[Manganitu, Kepulauan Sangihe|Kecamatan Manganitu]], [[Kabupaten Kepulauan Sangihe]]
| spouse =
| issue =
| house =
| father = Tompoliu
| mother =
| religion = [[Katolik]]
| succession1 =
| reign1 =
| predecessor1 =
| successor1 =
| full_name =
}}
▲[[Berkas:Raja Bataha.JPG|jmpl|Ilustrasi Bataha Santiago]]
▲'''Bataha Santiago''' merupakan salah satu [[tokoh masyarakat]] yang berasal dari [[Sangihe Talaud]],
== Riwayat Hidup ==▼
Dia disekolahkan oleh ayahnya di [[Universitas Santo Thomas]] [[Manila|Manila, Filipina]] pada tahun 1666 (saat itu dia sudah berumur 44 tahun) dan menyelesaikan kuliahnya empat tahun kemudian. Sepulangnya dari Filipina, dia lalu dinobatkan sebagai raja di Kerajaan Manganitu dan selama lima tahun ia memegang tampuk kekuasaan.<ref name=":0" />
=== Hubungan dengan VOC ===
VOC beberapa kali memaksa Santiago untuk menandatangani kontrak panjang (''
VOC lalu mengutus Sultan Kaitjil Sibori ke Sangihe untuk mempersunting Maimuna, putri raja VI Tabukan, supaya VOC dan sekutunya masuk ke Sangihe. Pasukan VOC dan pasukan kerajaan Manganitu yang dipimpin oleh Santiago berperang di laut
Tercatat VOC melancarkan tiga kali serangan ke Manganitu. Sementara itu, penduduk Manganitu tidak tinggal diam, mereka membuat markas pertahanan di Paghulu (kini desa Karatung) dan Batu Bahara. Dua kali serangan VOC berhasil digagalkan pasukan Manganitu yang dipimpin oleh adik Santiago, Diamanti alias Don Carlos, dan dibantu saudara-saudaranya yang lain. Namun, serangan VOC yang ketiga berhasil melumpuhkan pertahanan di Paghulu dan Batu Bahara. Akibat serangan ini, VOC mengajak Santiago berunding.<ref name=":1">{{Cite web|date=2023-11-09|title=Bataha Santiago Digantung Akibat Lawan VOC|url=https://historia.id/politik/articles/bataha-santiago-digantung-akibat-lawan-voc-PdMl3|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-11-19}}</ref>
Sultan Kaitjil Sibori tidak yakin tubuh Santiago yang tak ditembus peluru, tetapi dapat tewas dengan tali. Diperintahkannya salah seorang anggota pasukannya untuk memenggal kepala Santiago. Sebelum subuh tiba, adik Santiago yang bernama Sapela, datang mengambil jenasah saudarah tuanya. Ia hanya bisa membawa kepala Santiago dan menguburkannya di antara akar pepohonan besar, beberapa meter di atas pantai dan menandai tempat itu dengan tumpukan batu di Nento di desa Karatung-Paghul pada 1675. Kubur kepala Santiago yang dirahasiakan terungkap pada tahun 1950. Sedangkan tubuhnya diduga dikuburkan di tempat ia dihukum mati, di kelurahan Santiago saat ini.▼
=== Kematian ===
Sebagai wujud penghargaan, diabadikan sebuah patung di [[Pulau Miangas|Miangas]] di daerah perbatasan antara Indonesia dan Filipina. Namanya juga diabadikan sebagai nama markas [[Kodim 1301/Sangihe]] dan [[Komando Resor Militer 131|Korem 131]] Provinsi Sulawesi Utara.<ref name=":0" />▼
Santiago akhirnya berhasil dibawa ke kantor VOC di Tahuna untuk berunding, tetapi ini hanya strategi VOC untuk menangkapnya. Ia dipaksa lagi untuk menandatangani kontrak. Namun, Santiago tetap memegang teguh prinsipnya. VOC menyiapkan satu tim tembak. Mereka menembak. Tapi tidak ada satu pun peluru berhasil melukai tubuh Santiago. Mereka takut dan heran, lalu membawa Santiago ke Tannjung Tahuna dan menggantungnya.<ref name=":1" />
▲Sultan Kaitjil Sibori tidak yakin tubuh Santiago yang tak bisa ditembus peluru
== Referensi ==▼
Makam Santiago di Desa Karatung berbentuk persegi dan dilapisi keramik putih berukuran 2,5 x 3,25 m. Terdapat tanda salib di makamnya dan di prasasti makam tertulis kutipan kalimat Santiago, "Biar saya mati digantung, tidak akan tunduk kepada Belanda." Di samping makamnya, terletak makam saudara perempuannya. Kompleks makam ini sudah dua kali dipugar, yakni pada 1975 dan 1993.
== Penghargaan ==
▲Sebagai wujud penghargaan, diabadikan sebuah patung di [[Pulau Miangas|Miangas]] di daerah perbatasan antara Indonesia dan Filipina. Namanya juga diabadikan sebagai nama markas [[Kodim 1301/Sangihe]] dan [[Komando Resor Militer 131|Korem 131/Santiago]]
▲== Referensi ==
<references />{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
[[Kategori:Tokoh Sangihe Talaud]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Utara]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Raja-raja Nusantara]]
|