Danau Paniai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Envapid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(11 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox lake
| name = Danau Paniai
| image = Danau Paniai.jpg
Danau Paniai. Danau Paniai adalah danau yang berada di kabupaten Paniai. Danau ini memiliki banyak keanekaragaman hayati yang sangat banyak. Salah satu spesies endemiknya adalah udang selingkuh.jpg
| lake =
| caption =
Baris 9 ⟶ 10:
| coords = {{coord|3|54|S|136|19|E|type:waterbody_region:KG|display=inline,title}}
| type =
| pushpin_map = Indonesia WesternPapua New GuineaTengah#Indonesia Maluku and Western New Guinea
| inflow =
| outflow = Sungai Yawei (Urumuka)
| catchment =
| basin_countries = [[Indonesia]]
Baris 29 ⟶ 30:
}}
 
'''Danau Paniai''' adalah sebuah danau yang terletak di [[Kabupaten Paniai]], [[Papua Tengah]]. Danau Paniai yang kesohor memiliki panorama alam yang rancak, alami, dan terawat dengan baik. Keindahan Danau Paniai diakui oleh utusan dari 157 negara ketika berlangsungnya Konferensi Danau Se-Dunia yang dihelat di India pada tanggal [[30 November]] [[2007]].
 
Luas Danau Paniai yang mencapai 14.500 hektare memberi cukup ruang kepada wisatawan untuk memilih lokasi yang sesuai dengan keinginannya ketika berekreasi ke danau tersebut. Terdapatnya bebatuan dan pasir di tepian danau, serta dikelilingi oleh tebing-tebing yang lumayan tinggi, menambah daya tarik objek [[geowisata]] dan [[ekowisata]]. andalan di Kabupaten Paniai<ref>{{Cite journal|last=Nawipa|first=Demianus|date=2020|title=Esai Potensi Geoheritage Pada Limestone Di Danau Paniai|url=https://id.scribd.com/document/497491076/Esai-Potensi-Geoheritage-Pada-Limestone-Di-Danau-Paniai|journal=Geoheritage Danau Paniai|volume=0.1|issue=1|pages=1-4}}</ref>.
Pada awalnya, Danau Paniai<ref>[http://riautourism.net/id/news.php?a=YUhrTi8g= Danau Paniai, Objek Wisata Andalan Pedalaman Papua]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> beserta [[Danau Tigi]] dan [[Danau Tage]] dinamakan Wisselmeren. Penamaan ini dinisbatkan kepada orang yang pertama kali menemukan ketiga danau cantik tersebut pada tahun 1938, yaitu seorang pilot berkebangsaan Belanda bernama [[Frits Julius Wissel]]. Pada saat itu, [[Frits Wissel]] terbang melintasi pegunungan Pulau Papua dan melihat tiga danau yang memiliki pemandangan yang indah. Karena terpesona dengan keindahannya, Wissel memutuskan untuk mendarat dan menikmati eksotisme ketiga danau tersebut dari dekat. Bahkan, pada masa kolonial Belanda, nama Wisselmeren lebih populer ketimbang Paniai. Wisselmeren berasal dari bahasa Belanda yang memiliki arti danau-danau Wissel.
 
==Penemuan oleh Belanda==
Luas Danau Paniai yang mencapai 14.500 hektare memberi cukup ruang kepada wisatawan untuk memilih lokasi yang sesuai dengan keinginannya ketika berekreasi ke danau tersebut. Terdapatnya bebatuan dan pasir di tepian danau, serta dikelilingi oleh tebing-tebing yang lumayan tinggi, menambah daya tarik objek [[geowisata]] dan [[ekowisata]] andalan di Kabupaten Paniai<ref>{{Cite journal|last=Nawipa|first=Demianus|date=2020|title=Esai Potensi Geoheritage Pada Limestone Di Danau Paniai|url=https://id.scribd.com/document/497491076/Esai-Potensi-Geoheritage-Pada-Limestone-Di-Danau-Paniai|journal=Geoheritage Danau Paniai|volume=0.1|issue=1|pages=1-4}}</ref>.
 
Pada awalnya, Danau Paniai beserta [[Danau Tigi]] dan [[Danau Tage]] dinamakan Wisselmeren. Penamaan ini dinisbatkan kepada orang yang pertama kali menemukan ketiga danau tersebut pada tahun 1937, yaitu seorang pilot berkebangsaan Belanda bernama [[Frits Julius Wissel]]. Pada tanggal 31 Desember 1936, [[Frits Wissel]] terbang melintasi pegunungan Pulau Papua untuk survei perusahaan minyak Belanda. Wissel melihat bahwa ada beberapa kano diatas danau membuktikan bahwa wilayah ini berpenduduk.<ref name=klein/><ref name=pickell_muller2002_38/> Pada penerbangan berikutnya oleh E.L.J. Haak pada tanggal 15 Februari 1937, ditemukan beberapa kampung disekitar wilayah danau tersebut.<ref name=klein/> Pada bulan November tahun itu, pemerintah Hindia Belanda menamai danau tersebut atas nama Wissel.<ref name=Jones2003/>
Sebagaimana sebagian besar Kabupaten Paniai yang berada di wilayah pegunungan dan perbukitan yang berhawa sejuk, Danau Paniai pun terletak di daerah ketinggian, yaitu sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut (dpl). Meskipun demikian, Danau Paniai menyimpan aneka jenis ikan air tawar dan udang. Ikan nila (''oreochromis niloticus''), ikan mujair (''oreochromis mossambicus''), ikan mas/ikan karper (''cyprinus carpio''), ikan sembilan hitam, dan ikan belut (''synbranchus'') adalah di antara jenis ikan yang dapat dijumpai di danau ini. Sedangkan ikan pelangi (rainbow/''melanotaenia ayamaruensis'') merupakan biota Danau Paniai yang sering dicari oleh para nelayan dan hobiis ikan hias karena bernilai ekonomi tinggi. Bila beruntung, di Danau Paniai wisatawan dapat melihat udang endemik Papua yang kini sudah mulai langka, yaitu udang selingkuh (cherax albertisii).
 
==Ekologi==
 
Sebagaimana sebagian besar Kabupaten Paniai yang berada di wilayah pegunungan dan perbukitan yang berhawa sejuk, Danau Paniai pun terletak di daerah ketinggian, yaitu sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut (dpl). Meskipun demikian, Danau Paniai menyimpan aneka jenis ikan air tawar dan udang. Ikan nila (''oreochromis niloticus''), ikan mujair (''oreochromis mossambicus''), ikan mas/ikan karper (''cyprinus carpio''), ikan sembilan hitam, dan ikan belut (''synbranchus'') adalah di antara jenis ikan yang dapat dijumpai di danau ini. Sedangkan ikan pelangi (rainbow/''melanotaenia ayamaruensis'') merupakan biota Danau Paniai yang sering dicari oleh para nelayan dan hobiis ikan hias karena bernilai ekonomi tinggi. Bila beruntung, di Danau Paniai wisatawan dapat melihat udang endemik Papua yang kini sudah mulai langka, yaitu udang selingkuh (cherax albertisii).<ref>Polhemus, D.A., R.A. Englund, and G.R. Allen (2004). ''[http://pbs.bishopmuseum.org/pdf/ci-png.pdf Freshwater Biotas of New Guinea and Nearby Islands: Analysis of Endemism].'' Bernice Pauahi Bishop Museum, Conservation International</ref><ref>Holthuis, L.B. (1982). ''[http://decapoda.nhm.org/pdfs/17241/17241-001.pdf Freshwater Crustacea Decapoda of New Guinea]''. in: Gressitt, J.L., eds (1982). ''Biogeography and ecology of New Guinea'', vol. 2. Monographiae Biologicae 42: 603-619.</ref>
 
== Aksesibilitas ==
Baris 45 ⟶ 50:
<ref name=yogi>{{cite journal | first=Naftali | last=Yogi | year=2010 | title=A Pristine High-Elevated Ancient Lake Complex, Lake Paniai, Papua, Indonesia | url=http://wldb.ilec.or.jp/data/ilec/WLC13_Papers/S17/s17-8.pdf | display-authors=etal | access-date=2011-11-15 | archive-url=https://web.archive.org/web/20120401100546/http://wldb.ilec.or.jp/data/ilec/WLC13_Papers/S17/s17-8.pdf# | archive-date=2012-04-01 | url-status=dead }}</ref>
 
<ref name=klein>{{cite book | first=W. C. | last=Klein | year=1954 | title=Nieuw Guinea, part III | page=92 | publisher=Staatsdrukkerij, The Hague | url=http://www.papuaerfgoed.org/files/Klein(III)_1954.pdf | access-date=2023-03-17 | archive-date=2015-09-24 | archive-url=https://web.archive.org/web/20150924064147/http://www.papuaerfgoed.org/files/Klein(III)_1954.pdf | dead-url=yes }}</ref>
 
<ref name=doble1987>{{cite journal | first=Marion | last=Doble | year=1987 | title=A description of some features of Ekari language structure | journal=Oceanic Linguistics | volume=26 | issue=1/2 | pages=55–113 | doi=10.2307/3623166 | jstor=3623166 }}</ref>
 
<ref name=petocz1989>{{cite book | first=Ronald G. | last=Petocz | year=1989 | title=Conservation and development in Irian Jaya: a strategy for rational resource utilization | page=[https://archive.org/details/conservationdeve1989peto/page/7 7] | publisher=BRILL | isbn=90-04-08832-6 | url=https://archive.org/details/conservationdeve1989peto | url-access=registration }}</ref>
 
<ref name=pickell_muller2002>{{cite book |author1=Pickell, David |author2=Müller, Kal | year=2002 | title=Between the tides: a fascinating journey among the Kamoro of New Guinea | page=74 | publisher=Tuttle Publishing | isbn=0-7946-0072-7 | url=https://books.google.com/books?id=WUtz2hjvPvMC&pg=PA74 }}</ref>
 
<ref name=pickell_muller2002_38>{{cite book |author1=Pickell, David |author2=Müller, Kal | year=2002 | title=Between the tides: a fascinating journey among the Kamoro of New Guinea | page=38 | publisher=Tuttle Publishing | isbn=0-7946-0072-7 | url=https://books.google.com/books?id=WUtz2hjvPvMC&pg=PA38 }}</ref>
 
<ref name=Jones2003>{{cite book | first=David E. | last=Jones | year=2003 | title=Evil in Our Midst: A Chilling Glimpse of Our Most Feared and Frightening Demons | publisher=Square One Publishers, Inc | isbn=0-7570-0009-6 | url=https://books.google.com/books?id=_oFqBqj4HVAC&pg=PA185 }}</ref>
}}
 
<ref name=jg2011>{{cite news | first=Banjir | last=Ambarita | date=April 17, 2011 | title=Food Crisis After Papua Floods | work=Jakarta Globe | url=http://www.thejakartaglobe.com/home/food-crisis-after-papua-floods/435985 | accessdate=2011-05-27 | url-status=dead | archiveurl=https://web.archive.org/web/20120926040353/http://www.thejakartaglobe.com/home/food-crisis-after-papua-floods/435985 | archivedate=September 26, 2012 }}</ref>
 
{{DEFAULTSORT:Paniai}}
[[Kategori:Danau di Papua Tengah]]
[[Kategori:Tempat wisata di Papua Tengah]]
[[Kategori:DAS Murpurka]]