De Expres: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yunita AZ (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{italic title}}'''''De Expres''''' merupakan surat kabar yang terbit pertama kali pada 1 Maret 1912 di [[Bandung]]. Pendirinya adalah [[Douwes Dekker]] dan dibantu oleh [[Ki Hajar Dewantara]] dan [[Tjipto Mangoenkoesoemo]]. Ketiganya kerap disebut sebagai [[Tiga Serangkai]].<ref name=":0">{{Cite book|last=|first=|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/289071007|title=Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007|location=Jakarta|publisher=I:Boekoe|isbn=978-979-1436-02-1|edition=Cet. 1|pages=80–82|others=|oclc=289071007|url-status=live}}</ref>
 
Menurut buku ''Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007'', harian berbahasaber[[bahasa Belanda]] ini tak hanya menyediakan forum guna membahas berbagai masalah politik di [[Hindia Belanda]]. Lebih jauh dari itu, surat kabar ini menjadi tungku panas pematangan ide-ide tentang [[nasionalisme]]
yang disebar Dekker dkk.<ref name=":0" />
 
Sebagaimana diketahui, ketiga orang itu merupakan pendiri [[Indische Partij]]. Tak ayal, sejak diterbitkannya, koran ini paling sering memuat tulisan dari Tiga Serangkai yang menjadi momok oleh pemerintah kolonial.<ref name=":0" />
 
Hal tersebut terlihat seperti tulisan Douwes Dekker yang isinya mengimbau kaum [[Indo-Eropa]] untuk tak usah lagi mengaku-aku dirinya menjadi orang Eropa kalau mau maju. Terhadap golongan ini, Douwes Dekker menyebutnya ”kaum Hindia" atau "Indonesier".<ref name=":0" />
 
Kata ”Indonesier” yang kemudian menjadi [[Indonesia]] inilah yang dianggap tabu pemerintah Belanda. Akibat dari tulisan tersebut, pemerintah kian berang dan pasang tampang. Masalahnya, imbauan Douwes Dekker melalui partainya itu ternyata berefek domino. Ia bisa menarik simpati orang Indo dan kaum Pribumi. Mereka setuju akan imbauan itu dan bersedia untuk masuk menjadi anggota Indische Partij.<ref name=":0" />
 
Koran ini dibredel oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1913 karena memuat tulisan Ki Hajar Dewantara yang berjudul "Seandainya Aku Seorang Belanda". Tulisan itu mengkritik pemerintah Hindia Belanda yang sedang memperingati hari kemerdekaannya.<ref name=":0" />
Baris 19:
{{reflist}}
 
[[Kategori:PersMedia massa Indonesia]]