Infalibilitas Paus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Tahta Suci menjadi Takhta Suci
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(14 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Gereja Katolik}}
Dalam teologi [[Katolik]], '''infalibilitas kepausan''' adalah [[dogma]] yang menyatakan bahwa, dengan kuasa [[Roh Kudus]], Sri Paus dilindungi dari (bahkan) kemungkinan membuat kesalahan ketika ia secara resmi menyatakan atau mengumumkan kepada Gereja mengenai sebuah ajaran dasar tentang iman atau moralitas seperti yang terkandung di dalam wahyu Tuhan, atau setidaknya memiliki hubungan yang sangat dalam dengan wahyu Tuhan. Untuk semua ajaran infalibilitas, Roh Kudus juga berkerja lewat tubuh Gereja untuk memastikan bahwa ajaran-ajaran tersebut diterima oleh semua umat Katolik.
'''Infalibilitas Paus''' adalah [[dogma]] [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]] yang menyatakan bahwa, dengan berdasar pada janji [[Yesus]] kepada [[Simon Petrus|Petrus]], [[Paus (Gereja Katolik)|Paus]] yang sedang mengeluarkan ajaran-ajaran ''ex cathedra'' akan dilindungi dari kemungkinan membuat kesalahan dengan keyakinan bahwa ajaran-ajaran tersebut "sejak semula dipercayakan kepada [[Gereja perdana|Gereja apostolik]] dan diturunkan dalam [[Kitab Suci Katolik|Kitab Suci]] dan [[Tradisi Suci]]".<ref name="Dulles2">{{cite web|date=2016-11-30|title=Theological Studies – A journal of academic theology|url=http://www.ts.mu.edu/content/51/51.3/51.3.3.pdf|website=Ts.mu.edu|access-date=2016-12-22}}</ref> Dogma ini bermaksud bahwa ajaran-ajaran resmi [[Paus (Gereja Katolik)|Paus]] tentang [[iman]] atau [[Moral|moralitas]], seperti yang terkandung di dalam wahyu [[Tuhan]] atau setidaknya memiliki hubungan yang sangat dalam dengan wahyu Tuhan, tidak akan pernah [[Ajaran sesat|sesat]], karena [[Roh Kudus]] berkerja lewat tubuh Gereja untuk memastikan bahwa ajaran-ajaran tersebut diterima oleh semua umat Katolik. Dengan demikian, dogma ini tidak pernah menyebutkan bahwa Paus tidak dapat [[Kekeliruan|salah]] atau tidak [[Dosa|berdosa]].<ref name="SlateHowInfallible">{{cite news|last1=Engber|first1=Daniel|date=18 September 2006|title=How infallible is the pope?|url=https://slate.com/news-and-politics/2006/09/how-infallible-is-the-pope.html|work=Slate Magazine|language=en|access-date=15 September 2022}}</ref>
 
Doktrin ini didefinisikan secara dogmatis dalam [[Konsili Vatikan Pertama]] tahun [[1870]]. Menurut teologi Katolik, ada beberapa konsep yang penting untuk dipelajari agar bisa mengerti tentang infalibilitas dan wahyu Tuhan: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium (Majelis) Suci. Ajaran-ajaran infalibilitas kepausanPaus adalah bagian dari Magisterium Suci, yang juga terdiri atas dewan-dewan ekumenikal (kumpulan para uskup) serta majelis-majelis biasa dan dunia. Dalam teologi Katolik, infalibilitas kepausanPaus adalah salah satu terusan dari infalibilitas Gereja. Infalibilitas kepausan harus berdasarkan pada, atau minimal tidak mengkontradiksi,menentang Tradisi Suci maupun Kitab Suci. Infalibilitas kepausan tidak berarti bahwa Sri Paus adalah suci sempurna, yakni dirinya khusus dibebaskan dari beban dosa.
 
Dalam praktiknya, para paus sangat jarang menggunakan kekuasaan infalibilitas ini, tetapi hanya mendasarkan diri pada suatu pemikiran bahwa Gereja menerima badan kepausan sebagai pihak penguasa yang memutuskan hal-hal yang diterima sebagai iman resmi Gereja. Semenjak deklarasi resmi mengenai infalibilitas kepausanPaus dalam [[Konsili Vatikan Pertama]] pada tahun 1870, kekuasaan ini hanya pernah digunakan sekali ''[[#Ex cathedra|ex cathedra]]'': pada tahun [[1950]] ketika [[Paus Pius XII]] menyatakan bahwa [[Maria Diangkat ke Surga|Diangkatnya Maria ke Surga]] menjadi bagian iman umat Katolik Roma.
 
== Syarat-syarat Infalibilitas Kepausan ==
Pernyataan-pernyataan oleh seorang Paus yang menggunakan kuasa infalibilitas kepausanPaus dirujuk sebagai ketentuan-ketentuan resmi paus atau ajaran-ajaran ''ex cathedra''. Hal ini seharusnya tidak dirancukan dengan ajaran-ajaran yang tidak bisa salah karena dikeluarkan secara resmi oleh sebuah dewan ekumenikal, atau dirancukan dengan ajaran-ajaran yang tidak bisa salah berdasarkan atas kenyataan bahwa ajaran-ajaran itu diajarkan oleh magisterium biasa dan dunia.
 
Menurut ajaran Konsili Vatikan Pertama dan tradisi Katolik, syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengeluarkan ajaran ''ex cathedra'' adalah sebagai berikut:
Baris 23 ⟶ 24:
Sebelum puncak zaman pertengahan, orang-orang suci tidak ditetapkan oleh Uskup Roma, melainkan oleh para uskup dari keuskupan-keuskupan setempat, menerima maupun menolak permintaan orang-orang terhadap penetapan kesucisn seorang Kristiani yang wafat "dalam aura kesucian". Dalam ajaran Katolik, uskup-uskup lokal tidak memiliki rahmat infalibilitas (namun mereka memperolehnya ketika berkumpul bersama membentuk Dewan Ekumenikal), sehingga hal ini menyebabkan kanonisasi yang dilakukan dalam masa awal Gereja tidak memiliki kepastian infalibilitas.
 
== ''Ex cathedra'' ==
Dalam teologi Katolik, frasa Latin '''''[[ex cathedra]]''''', secara harafiah berarti "dari kursi; dari [[tahta suci|tahta]]; berasal dari tahta", merujuk pada sebuah ajaran Paus yang dianggap dilahirkan dengan niat untuk menggunakan kekuasaankuasa infalibilitas.
 
"Kursi" yang dimaksud bukanlah sebuah kursi secara fisik, tetapi sebuah rujukan [[metafora]] pada kedudukan Sri Paus, atau pemerintahannya selaku [[Uskup Roma]], sebagai guru resmi dari doktrin Katolik: kursi merupakan simbol seorang guru di dunia kuno, dan para [[uskup]] hingga hari ini memiliki sebuah ''[[katedral|cathedra]]'', sebuah kedudukan atau takhta, sebagai sebuah simbol kekuasaan pengajaran dan pemerintahan mereka. Sri Paus dianggap menduduki '''''Tahta Santo Petrus''''', semenjak umat Katolik percaya bahwa di antara [[keduabelas rasul|para rasul]], [[Santo Petrus]] memiliki sebuah peran khusus sebagai penjaga persatuan. Sehingga Sri Paus sebagai penerus Santo Petrus memegang peranan sebagai juru bicara seluruh Gereja di antara para uskup, para penerus gembala Gereja dalam bentuk kumpulan para rasul.
 
== Dalil ==
== Dasar-dasar Infalibilitas dalam Kitab Suci ==
=== Kitab Suci ===
Doktrin Gereja ini dapat ditelusuri dalam sejarah pada Kitab Suci. Dalam kalimat-kalimat Kitab Suci, doktrin ini mendukung infalibilitas kepausanPaus, di antaranya:
* Yohanes 1:42, Markus 3:16 ("Dan pada Simon Ia memberi nama Petrus, Kaifas, atau Batu Karang)
* Matius 16:18 cf. Matius 7:24-28
Baris 40 ⟶ 42:
* Ludwig Ott menunjukkan banyak indikasi dalam Kitab Suci bahwa Santo Petrus diberikan peran yang lebih utama dibandingkan rasul-rasul lainnya: Markus 5:37, Matius 17:1, Matius 26:37, Lukas 5:3, Matius 17:27, Lukas 22:32, Lukas 24:34, and 1 Korintus 15:5.
 
=== Tradisi Suci ===
== Kedudukan Lebih Tinggi Uskup Roma ==
Agama-agama yang berdasarkan doktrin mengembangkan teologi mereka dari masa ke masa, dan Agama Katolik tidak terkecuali daripadanya. Teologinya tidak tumbuh seketika itu juga dan tidak terbentuk penuh dalam jiwa Gereja awal.
 
Baris 59 ⟶ 61:
Banyak Bapak-bapak Gereja mengatakan bahwa Dewan-Dewan Ekumenikal (kumpulan para uskup) dan Uskup Roma sebagai pihak-pihak yang memiliki kewenangan yang dapat dipercaya untuk mengajarkan isi dari Kitab Suci dan Tradisi Gereja.
 
== Sejarah Teologi ==
 
=== AbadLatar Pertengahanbelakang ===
Dalam abad pertengahan dan abad pencerahan doktrin infalibilitas kepausanPaus dikembangkan pertama kali. Teolog pertama yang secara sistematis membahas infalibilitas dari dewan-dewan ekumenikal adalah Theodore Abu Qurra pada abad ke-9.
 
Beberapa teolog abad pertengahan mendiskusikan infalibilitas kepausanPaus ketika memutuskan masalah-masalah iman dan moralitas, termasuk di antaranya Santo [[Thomas Aquinas]] dan John Peter Olivi. Pada tahun 1330, Guido Terreni, seorang uskup dari ordo Karmel, menjelaskan penggunaan rahmat infalibilitas oleh Sri Paus dalam kata-kata yang sangat mirip dengan apa yang digunakan dalam Konsili Vatikan Pertama.
 
=== Penetapan dogma ===
=== Definisi yang menjadi Dogma pada tahun 1870 ===
Di akhir bab ke-empat konstitusi dogmatis tentang Gereja yang disebut ''Pastor Aeternus'', yang diumumkan secara resmi oleh Paus Pius IX, Konsili Vatikan Pertama tahun 1870 mendeklarasikan hal berikut (dengan penolakan dari Uskup Aloisio Riccio dan Uskup Edward Fitzgerald):
 
Baris 73 ⟶ 75:
Oleh karenanya kemudian, apabila ada seseorang, semoga Tuhan melarang adanya, memiliki keberanian yang salah untuk menolak keputusan yang telah kami ambil, biarkanlah dia menjadi yang terbuang."
 
(Konsili Vatikan, bagian IV , ''Const. de Ecclesiâ Christi'', Bab IV)
Menurut teologi Katolik, hal ini adalah ketetapan dogmatis yang tidak bisa salah yang diambil oleh Dewan Ekumenikal. Infalibilitas kepausan lantas secara formnal ditetapkan pada tahun 1870, walaupun tradisi dari pemikiran ini telah ada jauh sebelumnya seperti yang tertulis di atas.
 
Konstitusi dogmatis ''Lumen Gentium'' dari Konsili Vatikan Kedua yang ekumenikal, yang juga merupakan sebuah dokumen mengenai Gereja itu sendiri, secara jelas menegaskan lagi ketetapan mengenai infalibilitas kepausanPaus, untuk menghindari kesangsian apapun mengenainya, yang terpapar dalam kata-kata berikut:
 
"Konsili Suci ini, mengikuti secara dekat langkah-langkah Konsili Vatikan Pertama, terutama tentang Konsili tersebut mengajarkan dan menetapkan bahwa Yesus Kristus, Sang Gembala Abadi, mendirikan Gereja Suci-Nya, telah mengutus para rasul seperti juga diri-Nya sendiri telah diutus oleh Allah Bapa; dan Ia menghendaki agar para penerus rasul-rasul-Nya itu, yang disebut Uskup, tetap menjadi para gembala dalam Gereja-Nya bahkan hingga pada saat dunia ini telah menjadi sempurna. Dan agar keuskupan itu sendiri satu dan tidak terpecah-belah, Ia menempatkan Santo Petrus yang terberkati di atas rasul-rasul yang lain, dan menganugerahi di dalam dirinya sumber dan dasar yang kekal dan jelas bagi kesatuan iman dan persaudaraan. Dan semua ajaran ini mengenai lembaga, kekekalan, arti dan alasan bagi kedudukan tinggi yang suci dari Keuskupan Roma dan bagi magisteriumnya yang tidak bisa salah, Konsili Suci ini menyatakan lagi untuk secara kuat dipercaya oleh semua umat."
Baris 83 ⟶ 85:
Oleh karena ketetapan tahun 1870 tidak dipandang oleh umat Katolik sebagai sebuah produk Gereja, namun sebagai wahyu dogmatis mengenai kebenaran akan Magisterium Kepausan, ajaran-ajaran Paus yang dikeluarkan sebelum tahun 1870 dapat dianggap memiliki unsur infalibilitas juga apabila ajaran-ajaran tersebut sesuai dengan kriteria yang dijabarkan dalam ketetapan dogmatis. Ajaran ''Ineffabilis Deus'' adalah salah satu contoh dari hal ini.
 
== Contoh-contoh Doktrin berdasarkan Infalibilitas Kepausandoktrin ==
Banyak umat non-Katolik, dan bahkan sebagian umat Katolik, yang memiliki kepercayaan yang salah bahwa doktrin infalibilitas kepausanPaus berarti Sri Paus tidak bisa salah dalam segala sesuatu yang ia katakan. Padahal, penggunaan kekuasaan infalibilitas kepausanPaus sangatlah jarang terjadi.
 
Para teolog Katolik setuju bahwa baik ketetapan Paus Pius IX pada tahun 1854 mengenai dogma Buah Tubuh Suci Maria, dan ketetapan Paus Pius XII pada tahun 1950 mengenai dogma Diangkatnya Maria ke Surga adalah contoh-contoh dari ketetapan berdasarkan infalibilitas kepausanPaus, sebuah fakta yang telah diperkuat oleh magisterium Gereja. Namun, para teolog masih belum sepakat mengenai dokumen-dokumen lainnya.
 
Mengenai dokumen-dokumen sejarah kepausan, para teolog Katolik dan sejarawan Gereja Klaus Schatz mengadakan sebuah penelitian menyeluruh, diterbitkan tahun 1985, yang mengidentifikasi daftar dari dokumen-dokumen ''ex cathedra'':
Baris 105 ⟶ 107:
 
== Referensi ==
{{reflist}}
* {{cite book|last = Bermejo|first = Luis|others = ''[[imprimi potest]]'' by Julian Fernandes, Provincial of India|title = Infallibility on Trial: Church, Conciliarity and Communion|year = 1990|isbn = 0-87061-190-9}}
 
=== Pustaka ===
* {{cite book|last = Bermejo|first = Luis|others = ''[[imprimi potest]]'' by Julian Fernandes, Provincial of India|title = Infallibility on Trial: Church, Conciliarity and Communion|url = https://archive.org/details/infallibilityont0000berm|year = 1990|isbn = 0-87061-190-9}}
* {{cite book|last = Chirico|first = Peter|title = Infallibility: The Crossroads of Doctrine|isbn = 0-89453-296-0}}
* {{cite book|last = Gaillardetz|first = Richard|title = By What Authority?: A Primer on Scripture, the Magisterium, and the Sense of the Faithful|year = 2003|url = https://archive.org/details/bywhatauthorityp0000gail|isbn = 0-8146-2872-9}}
* {{cite book
|last = Hasler
|first = Bernhard
|title = HOW THE POPE BECAME INFALLIBLE: Pius IX and the Politics of Persuation
|url = https://archive.org/details/howpopebecameinf0000hasl
|year = 1981
}} Translation of {{cite book
Baris 126 ⟶ 132:
|authorlink = Hans Küng
|title = Infallible?: An inquiry
|year = 1983
|url = https://archive.org/details/infallibleinquir00kung
|isbn = 0-385-18483-2
}}
Baris 139 ⟶ 147:
|first = Robert
|title = Power and the Papacy: The People and Politics Behind the Doctrine of Infallibility
|year = 1997
|url = https://archive.org/details/powerpapacy0000mccl
|isbn = 0-7648-0141-4
}}
Baris 152 ⟶ 162:
|authorlink = Francis A. Sullivan
|title = Creative Fidelity: Weighing and Interpreting Documents of the Magisterium
|year = 2003
|url = https://archive.org/details/creativefidelity0000sull
|isbn = 1-59244-208-0
}}
Baris 169 ⟶ 181:
 
== Pranala luar ==
* [http://www.olfatima.com/Fessler.doc Online Version of the book ''THE TRUE AND THE FALSE INFALLIBILITY OF THE POPES'' (1871)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060927100948/http://www.olfatima.com/Fessler.doc |date=2006-09-27 }} by [http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bfebler.html Bishop Joseph Fessler (1813-1872)], Secretary-General of the [[First Vatican Council]].
* [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P2A.HTM ''Universal Catechism of the Catholic Church'' on Infallibility] (Holy See official website)
* [http://www.newadvent.org/cathen/07790a.htm Infallibility] at the [[Catholic Encyclopedia]]
Baris 175 ⟶ 187:
[[Kategori:Doktrin dan teologi Katolik]]
[[Kategori:Takhta Suci]]
[[Kategori:Dogma]]