Nogotirto, Gamping, Sleman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaiki status... seharusnya desa bukan kelurahan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(26 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kelurahan
|
|
|
|
|
|
| kode pos =
|
|
|
|
}}
'''Nogotirto''' merupakan [[kelurahan|desa]] yang berada di wilayah [[Gamping, Sleman|Kecamatan Gamping]], [[Kabupaten Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]. Luas wilayah kelurahan ini 3,49 km2. Jumlah penduduk di kelurahan ini 14.916 jiwa. Kepadatan penduduk diperkirakan 4.274 jiwa/km2. Pembentukan Desa Nogotirto diawali dari dikeluarkannya Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1946 tentang pembentukan daerah kelurahan. Sebelumnya di wilayah desa ini terdapat dua kelurahan yakni Nogosaren, dan Kwarasan yang kemudian digabung menjadi satu. Akhirnya berdasarkan Maklumat No.5 Tahun 1948, dibentuklah daerah kelurahan yang bernama Nogotirto.
== Lurah Desa
# M. Thoha
# Nasrudin
# Amir Machmud (1997-2009)
# Faizin (2009- )
==
Sebagian wilayah Nogotirto (dusun Mlangi, Sawahan, & Cambahan) juga dikenal sebagai kampung Islam yang memiliki sejarah yang panjang. Bermula dari sosok Kyai Nur Iman yang sebenarnya adalah kakak dari Hamengku Buwono I, bernama asli Pangeran Hangabehi Sandiyo. Kisahnya, Nur Iman, Santri lulusan Pondok Pesantren Gedagan, Pasuruan, Jawa Timur, di bawah asuhan Kiai Abdullah Muhsin telah lama membina pesantren di Jawa Timur. Ia kemudian diberi hadiah berupa tanah oleh Hamengku Buwono I. Tanah itulah yang kemudian dinamai 'mlangi', dari kata bahasa Jawa 'mulangi' yang berarti mengajar. Dinamai demikian sebab daerah itu kemudian digunakan untuk mengajar agama Islam.
Di sekitar Mlangi paling tidak terdapat 12 pondok pesantren aktif. Diantaranya As-Salafiyah, Al-Falahiyyah, Al-Miftah, Al-Huda, As-Salimiyyah, An-Nasyath, Mlangi Timur, Hujjatul Islam, Al-Ihsan, Ar-Risalah, Hidayatul Mubtadi'ien dan Pondok Pesantren Kuno, yang rata-rata didiami 300 santri. Warga asli sendiri hanya sekitar 5% yang menimba ilmu di pondok pesantren. Sebagian besar belajar di sekolah-sekolah formal, atau menjadi ''santri kalong'' yang hanya menuntut ilmu di pondok pesantren pada malam hari. Tapi, gaya berbusana penduduk sekitar memang khas Islami. Para pria sehari-hari mengenakan kain sarung, berbaju koko putih, dan berkopiah. Perempuannya berkebaya dan berkerudung.
== Kode Pos ==
* 55292
Baris 42 ⟶ 47:
|-
| 3 || [[Karang Tengah, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Indonesia|Karang Tengah]] || Surahmin|| Karang Tengah, Kramatan,Niten, Jangkang, Perum Nogotirto I, Perum Jangkang, Perum Tirto Permai, Perum Nogotirto Regency, Perum Nogotirto Asri
|-
| 4 || [[Kwarasan, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Indonesia|Kwarasan]]||Nandar
| Kwarasan, Griya Arga Permai, Griya Naga Asri, Griya Mahkota |-
| 5 || [[Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Indonesia|Mlangi]]||
|-
| 6 || [[Nogosaren, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Indonesia|Nogosaren]]|| Solikin Nurcahyo || Ngabean, Nogosaren Kidul, Nogosaren Lor, Blendukan
|-
| 7 || [[Ponowaren, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Indonesia|Ponowaren]]|| Joko Purwanto || Ponowaren, Tuguran, Kaingan, Perum Nogo II, Perum Nogo III, Perum Nogo IV, Ngemplak
Baris 55 ⟶ 61:
|}
{{Gamping, Sleman}}
{{kelurahan-stub}}▼
{{Authority control}}
|