Masjid Nurut Taqwa Pegandon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
lokasi masjid ini bukan di desa pegandon tapi di desa Penanggulan kecamatan Pegandon
 
(19 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
|leadership =
|website =
|architect = [[Tumenggung Bahurekso]] <small>(dipada masa-masa awal)</small><br>Ir. Heru Asmoro
|architecture_type = Masjid
|architecture_style = Modern
Baris 23:
|minaret_height =
}}
'''Masjid Nurut Taqwa''' adalah masjid yang berdiri tepatnya di desa [[Penanggulan, Pegandon, Kendal|PegandonPenanggulan]], [[Pegandon, Kendal|Kecamatan Pegandon]], [[Kabupaten Kendal]], [[Jawa Tengah]]. Letaknya 7 &nbsp;km sebelah barat daya kota Kendal. Walaupun berada di pelosok desa, kemegahan masjid ini tidak kalah jika dibandingkan dengan masjid-masjid di kota, khususnya di kabupaten Kendal. Dan merupakan salah satu masjid tertua yang berada di wilayah kabupaten Kendal. Terdiri dari dua lantai, empat menara dan satu kubah. Berdiri tepat di sebelah timur sungai Bodri yang merupakan perbatasan antara dua kecamatan, yaitu kecamatan Pegandon dan kecamatan Gemuh.
 
== Selayang-pandang ==
Masjid Nurut Taqwa PegandonPenanggulan adalah [[masjid]] yang telah berusia cukup tua. Masjid ini, tak lepas dari salah satu tokoh dari [[Kesultanan Mataram]], Tumenggung Bahurekso. Tokoh ini pernah [[Penyerbuan di Batavia 1628|menyerbu Batavia]], walau akhirnya gagal. Tumenggung Bahurekso kemudian mundur ke Mataram; tapi, sebelum itu, dia sempat tinggal lama di Pegandon ini dan berdakwah di sana. Di situ, ada beberapa pengikutnya yang turut pula menyebarkan agama Islam, yaitu Kiai Jumerto yang pergi berdakwah ke kampung Jumerto, Kiai Srogo ke Srogo, Kiai Puguh di Puguh, dan Kiai Ploso ke Ploso. Daerah-daerah ini berdekatan dengan Pegandon.<ref name="masjidbersejarah">{{aut|Zein, Abdul Baqir}} (1999). ''[https://books.google.co.id/books?id=-NnF9Ryal0IC&pg=PA234 Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia]'' hlm. 234{{spaced ndash}}36. [[Jakarta]]:Gema Insani Press. ISBN 979-561-567-X.</ref> Tumenggung Bahurekso ini dikenal pula sebutannya dengan nama Mbah Sulaiman Singonegoro, yang punya ''trah''/keturunan Batara Katong, yang punya garis keturunan ke Raja [[Brawijaya]] yang bermakam di Kaliwungu. Sebuah sumber menyebut bahwa dia memang diutus untuk berdakwah ke Pegandon, dari [[Kesultanan Demak]]. Masjid ini berumur lebih tua dari [[Masjid Kramat Pekuncen]] yang dibangun [[Sunan Benowo]], yang juga murid dari Tumenggung Bahurekso. Sejak berdiri, masjid ini tidak dinamakan kecuali "Masjid Jami' Penanggulan" saja. Nama Nurut Taqwa itu baru, menurut penuturan takmir Masjid ini, Muhammad Abdul Ghofur Yasak. Masjid ini dipada masa Mbah Guru Sulaiman menjadi pusat penyebaran Islam di daerah Pegandon tersbeut.<ref name=masjidbersejarah/><ref name=radarpekalongan>{{cite news |url=httphttps://wwwhp.radarpekalonganonlinebassnations.com/29423p/peninggalanmasjid-mbahnurut-gurutaqwa-sulaimandi-singonegoropegandon-bangunan-mengandung-makna/ kendal.html|date=7 Juli 2014 |accessdate=15 Agustus 2015 |title=Peninggalan Mbah Guru Sulaiman Singonegoro, Bangunan Mengandung Makna |work=Radar Pekalongan |author={{aut|MS, Nur Kholid}}}}{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Masjid ini aslinya tidak seperti sekarang yang berukuran besar. Semua bagian masjid ini dari kayu [[jati]], mulai dari tiang hingga atap. Pemugaran besar dimulai dari tahun 1954. Adapun kini, yang tinggal hanyalah [[bedug]] saja di situ. [[Arit]] dan [[gentong]] sudah tidak ada; adapun gentong, sudah dipindahkan ke Masjid Pekuncen.<ref name=masjidbersejarah/> Ada benda lain yang ditemui di sini, yaitu [[Qur'an]] tulis tangan, kubah dari [[tanah liat]], dan kayu-kayu bekas masjid yang asli. Benda-benda ini rencananya akan dibuatkan [[museum]]. Pembangunan dilanjutkan dipada tahun 2006, yang mana, dana pemugaran sudah mencapai 3,4 miliar. Semua dananya berasal dari [[Banten]] hingga [[Banyuwangi]].<ref name=radarpekalongan/>
 
Konon di belakang Masjid ini dibangun sebuah [[penjara]]/bui. Namun, bui itu tak pernah ditemukan lagi karena terjangan [[banjir]].<ref>{{cite web |url=http://duniamasjid.islamic-center.or.id/1329/masjid-nurut-taqwa-pegandon/ |title=Masjid Nurut Taqwa Pegandon |work=Dunia Masjid |accessdate=16 Agustus 2015}}</ref>
 
== Arsitektur ==
Tidak berbeda dengan masjid-masjid lain seperti zaman ini, masjid Nurut Taqwwa ini dari mulai tiang hingga kubah terlihat kekinian. Tiang dalam terdiri dari 8 buah, dan tiang luarnya ada 6, seperti [[rukun iman]]. Pintunya ada 9, seperti jumlah [[Wali Songo]], dan kubah atas berjendela 25 seperti jumlah Nabi dan Rasul.<ref name=beritakendal>{{cite news |url=http://www.beritakendal.com/2014/07/05/makna-ajaran-islam-di-masjid-jami-pegandon/ |title=Makna Ajaran Islam di Masjid Jami' Pegandon |date=5 Juli 2014 |work=Berita Kendal |accessdate=16 Agustus 2015}}</ref>
 
== AktifitasAktivitas ==
Masjid ini digunakan untuk [[salat berjamaahberjemaah]] 5 waktu. Menjadi ramai manakala [[salatSalat magribMagrib]]. Pada saat [[Ramadhan]], masjid ini turut mengaji [[kitab kuning]] dan sering diramaikan di bulan Puasa dengan kegiatan keagamaan.<ref name=beritakendal/>
 
Untuk mengenang jasa-jasa Tumenggung Bahurekso dalam penyebaran Islam di daerah ini, tiap-tiap 27 Syawal, diadakan [[haul]]an yang dihadiri banyak orang darimasyarakat Kendal;sekitar dan bahkan ada yang datang dari [[Malaysia]] dan [[Singapura]]masjid.<ref name=masjidbersejarah/>
 
== Referensi ==
{{Reflist|2}}
 
[[Kategori:Masjid di IndonesiaJawa Tengah|Nurut Taqwa]]
{{masjid-stub}}
 
[[Kategori:Masjid di Indonesia]]