Pekojan, Tambora, Jakarta Barat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Pranala luar: Bot: Merapikan artikel, removed stub tag |
||
(36 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kelurahan
|
|
|foto = <!-- Tuliskan nama berkas lengkap. -->
|provinsi =Jakarta▼
|koordinat =
|nama dati2 =Jakarta Barat▼
|
|dati3 = Kecamatan
|kecamatan = Tambora
|
|
|luas = 0,78 km²<ref name="BPS Tambora 2017"/>
|penduduk = 27.188 jiwa (2000)<br/> 26.783 jiwa (2016)<ref name="BPS Tambora 2017"/><br/> 28.161 jiwa (2018)<ref name="BPS Tambora 2019">{{cite web|url= https://jakbarkota.bps.go.id/publication/2019/09/26/7c4bbcd01184899a025ba0da/kecamatan-tambora-dalam-angka-2019.html |title= Kecamatan Tambora dalam Angka 2019 |publisher= Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Barat |year= 2019 |language=id |access-date= 09-III-2020}}</ref>{{rp|5}}
|kepadatan = 36.104 jiwa/km² (2018)<ref name="BPS Tambora 2019"/>
|kemendagri = 31.73.04.1009<ref name="Permendagri-137-2017"/>
|RT = 144<ref name="BPS Tambora 2019"/>
|RW = 12<ref name="BPS Tambora 2019"/>
|KK = 9.260<ref name="BPS Tambora 2019"/>
|APBDesa = Rp. 6.274.421.193,- (2016)<ref name="BPS Tambora 2017"/><br/>Rp. 9.682.310.724,- (2018)<ref name="BPS Tambora 2019"/>
|bahasa = Indonesia
|BPS_code =
|situs web =
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee in Pekodjan Batavia TMnr 10016511.jpg|
[[
'''Pekojan''' adalah salah satu [[kelurahan]] di [[kecamatan]] [[Tambora, Jakarta Barat|Tambora]], [[Jakarta Barat]], [[Indonesia]]. Kelurahan ini berbatasan dengan ..... di sebelah utara, ..... di sebelah barat, [[Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat|Kelurahan Roa Malaka]] di sebelah timur dan ..... di sebelah selatan. Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 27.188 jiwa (sensus 2000)<ref>''[http://sp2010bpsdki.ueuo.com/JakartaBarat.htm Jumlah Penduduk Kota Jakarta Barat menurut Jenis Kelamin dan Sensus Penduduk 1990, 2000, dan Supas 2005]'', Website BPS SP 2010 BPS DKI Jakarta. Diakses 19 Oktober 2010.</ref> dan luas .... Ha.▼
▲'''Pekojan''' adalah salah satu [[kelurahan]] di [[kecamatan]] [[Tambora, Jakarta Barat|Tambora]], [[Jakarta Barat]], [[Indonesia]].<ref
== Sejarah ==
=== Kampung Arab ===
Pekojan merupakan salah satu tempat bersejarah di [[Jakarta]]. Nama Pekojan menurut Van den Berg berasal dari kata ''[[Khoja]]'', istilah yang masa itu digunakan untuk menyebut penduduk keturunan [[India-Indonesia|India]] yang beragama Islam.<ref>Shahab, Alwi. ''[http://alwishahab.wordpress.com/2009/08/07/kampung-koja-dan-komunitas-india/ Kampung Koja dan Komunitas India]'', situs web Djakarta Tempo Doeloe, 7 Agustus 2009. Diakses 27 September 2010.</ref>
[[Berkas:Jl Pekojan Tempo Dulu.jpg|
Daerah Pekojan pada era kolonial [[Belanda]] kemudian dikenal sebagai kampung [[Arab-Indonesia|Arab]]. Pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-18 menetapkan Pekojan sebagai kampung Arab. Kala itu, para imigran yang datang dari [[Hadramaut]] ([[Yaman Selatan]]) ini diwajibkan lebih dulu tinggal di sini. Baru dari Pekojan mereka menyebar ke berbagai kota dan daerah. Di Pekojan, Belanda pernah mengenakan sistem ''[[passen stelsel]]'' dan ''[[wijken stelsel]]''. Bukan saja menempatkan mereka dalam pemukiman khusus,
=== Jamiatul Kheir ===
Di Pekojan, pada awal abad ke-20 ([[1901]]), berdiri organisasi pendidikan Islam, [[Jamiat Kheir|Jamiatul Kheir]], yang dibangun dua bersaudara Shahab, Ali dan Idrus, di samping [[Muhammad Al-Mashur]] dan [[Syekh Basandid]]. Menurut buku Jakarta dari Tepian Air ke Kota Proklamasi yang diterbitkan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI, perkumpulan ini menghasilkan tokoh [[KH Ahmad Dahlan]] (pendiri [[Muhammadiyah]]) dan [[HOS Tjokroaminoto]] (pendiri [[Sarekat Islam|SI]]). Jamiatul Kheir mendatangkan Syeikh [[Ahmad Surkati]] dari Sudan yang kemudian mendirikan Perguruan Islam Al-Irsyad.
Jamiatul Kheir banyak mendatangkan surat kabar dan majalah dari Timur Tengah. Ia ikut menyebarkan gerakan [[Pan
=== Peninggalan Muslim-India dan Muslim-Pakistan ===
Sebelum ditetapkan sebagai kampung Arab, Pekojan merupakan tempat tinggal warga
Tidak sampai satu kilometer dari tempat ini, masih di Kelurahan Pekojan, terdapat [[Masjid Kampung Baru]] yang dibangun pertengahan abad ke-18. Warga Muslim India yang telah menyebar di Jakarta, setiap Lebaran salat Id di masjid ini. Sambil bernostalgia mengenang para leluhurnya yang tinggal di kawasan ini.{{fact}}▼
=== Peninggalan
Di Pekojan, sekalipun kini tidak tepat lagi disebut kampung Arab, peninggalan orang Arab ratusan tahun lalu banyak. Misalnya [[Masjid Langgar Tinggi]], dibangun abad ke-18. Masjid ini telah diperluas oleh [[Syeikh Said Naum]], seorang kapiten Arab. Ia memiliki beberapa kapal niaga dan tanah luas di Tanah Abang yang sebagian diwakafkan untuk pekuburan. Pekuburan ini oleh [[Ali Sadikin]] dibongkar dan di atasnya dibangun rumah susun.▼
▲Sebelum ditetapkan sebagai kampung Arab, Pekojan merupakan tempat tinggal warga Koja (Muslim [[India]]). Sampai kini, masih terdapat Gang Koja --yang telah berganti nama jadi Jl Pengukiran II. Di sini terdapat sebuah masjid kuno Al-Anshsor yang dibangun pada [[1648]] oleh para Muslim India.
Di dekat Masjid Langgar Tinggi terdapat [[Jembatan Kambing]]. Dinamakan demikian karena sebelum binatang dibawa ke pejagalan (kini Jl. Pejagalan), kambing melewati jembatan di Kali Angke ini. Para pedagang di sini sudah berdagang turun-menurun sejak 200 tahun lalu.▼
▲Tidak sampai satu kilometer dari tempat ini, masih di Kelurahan Pekojan, terdapat [[Masjid Kampung Baru]] yang dibangun pertengahan abad ke-18. Warga Muslim India yang telah menyebar di Jakarta, setiap Lebaran salat Id di masjid ini. Sambil bernostalgia mengenang para leluhurnya yang tinggal di kawasan ini.
Di depan pejagalan terdapat [[Masjid An-Nawier]], tempat ibadah terbesar di Pekojan. Menurut Abdullah Zaidan, masjid ini diperluas pada 1920-an oleh [[Habib Abdullah bin Husein Alaydrus]]. Ia seorang kaya raya, dan tempat kediamannya diabadikan menjadi Jl Alaydrus, di sebelah kiri Jl Hayam Wuruk. Ia juga banyak memasok senjata untuk para pejuang Aceh pada [[Perang Aceh]] ([[1873]]-[[1903]]).▼
▲[[Berkas:Langgartinggi.jpg|thumb|200px|Masjid Langgar Tinggi di Pekojan]]
▲Di Pekojan, sekalipun kini tidak tepat lagi disebut kampung Arab, peninggalan orang Arab ratusan tahun lalu banyak. Misalnya [[Masjid Langgar Tinggi]], dibangun abad ke-18. Masjid ini telah diperluas oleh [[Syeikh Said Naum]], seorang kapiten Arab. Ia memiliki beberapa kapal niaga dan tanah luas di Tanah Abang yang sebagian diwakafkan untuk pekuburan. Pekuburan ini oleh [[Ali Sadikin]] dibongkar dan di atasnya dibangun rumah susun.
Masih di kawasan Pekojan, terdapat Masjid Zawiah yang dulu merupakan surau kecil. Masjid ini dibangun Habib Ahmad bin Hamzah Alatas, guru dari Habib Abdullah bin Muhsin Alatas, yang kemudian memimpin pengajian dan majelis taklim di Empang, Bogor. Beberapa rumah arsitektur Moor (sebutan Muslim India dan Timur Tengah), masih terdapat di sini.{{fact}}▼
▲Di dekat Masjid Langgar Tinggi terdapat Jembatan Kambing. Dinamakan demikian karena sebelum binatang dibawa ke pejagalan (kini Jl Pejagalan), kambing melewati jembatan di Kali Angke ini. Para pedagang di sini sudah berdagang turun-menurun sejak 200 tahun lalu.
== Demografi ==
▲Di depan pejagalan terdapat Masjid An-Nawier, tempat ibadah terbesar di Pekojan. Menurut Abdullah Zaidan, masjid ini diperluas pada 1920-an oleh Habib Abdullah bin Husein Alaydrus. Ia seorang kaya raya, dan tempat kediamannya diabadikan menjadi Jl Alaydrus, di sebelah kiri Jl Hayam Wuruk. Ia juga banyak memasok senjata untuk para pejuang Aceh pada Perang Aceh ([[1873]]-[[1903]]).
Pada tahun 2016, Kelurahan ini dihuni oleh 27.434 penduduk yang terbagi dari 13.541 laki-laki dan 13.557 perempuan dengan [[Rasio jenis kelamin manusia|seks rasio]] 102 dan 9.260 [[kepala keluarga]].<ref name="BPS Tambora 2017">{{cite web|url= https://jakbarkota.bps.go.id/publication/2017/09/25/07eacfec4fbcdc91dc60abcf/kecamatan-tambora-dalam-angka-2017.html |title= Kecamatan Tambora dalam Angka 2017 |publisher= Badan Pusat Statistik Indonesia |year= 2017 |language=id |access-date= 16-12-2018}}</ref> Angka berbeda ditunjukkan pada laporan yang sama, sebesar 26.783 penduduk.{{note|a}}
▲Masih di kawasan Pekojan, terdapat Masjid Zawiah yang dulu merupakan surau kecil. Masjid ini dibangun Habib Ahmad bin Hamzah Alatas, guru dari Habib Abdullah bin Muhsin Alatas, yang kemudian memimpin pengajian dan majelis taklim di Empang, Bogor. Beberapa rumah arsitektur Moor (sebutan Muslim India dan Timur Tengah), masih terdapat di sini.
== Referensi ==
{{reflist}}
===
# {{Note|a}} Lihat kotak info untuk data berbeda pada laporan yang sama.
== Pranala luar ==
{{Commonscat|Pekojan, Jakarta|Pekojan, Tambora, Jakarta Barat}}▼
* {{id}} [https://jakbarkota.go.id Situs Resmi Pemerintahan Kota Jakarta Barat]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [https://jakbarkota.bps.go.id BPS Kota Jakarta Barat]
* {{id}} [http://www.bappedajakarta.go.id/barat.html Bapeda Jakarta Barat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070707050349/http://www.bappedajakarta.go.id/barat.html |date=2007-07-07 }}
* {{id}} [http://books.google.co.id/books?id=HeIoTLPRNbcC&lpg=PA29&ots=nl5MwZTwy7&dq=%22Pekojan%20dan%20Gerakan%20Islam%22&pg=PA29#v=onepage&q=%22Pekojan%20dan%20Gerakan%20Islam%22&f=false Pekojan dan Gerakan Islam]
* {{id}} [http://
{{Tambora, Jakarta Barat}}
{{Authority control}}
▲{{Commonscat|Pekojan, Jakarta}}
|