Kaligangsa Wetan, Brebes, Brebes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k jaman --> zaman
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Menambah referensi, removed stub tag
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 44:
'''''MAKAM MBAH BAPANG ADALAH PRABU GENDRAYANA BUKAN ANGLING DHARMA'''''
 
semenjak dulu makam tersebut sudah di keramatkan oleh warga sekitar. di juluki mbah bapang di ambil dari kata ngrebapangi yang artinya ngayomin. nama asli mbah bapang baru terungkap setelah kedatangan ibu suherni anak dari bupati karawang yang di titipkan kepada seorang pekatik kuda bupati brebes. saat orang tuanya di buru belanda. ibu suherni menjadi istri pa Toyi. dari dulu warga sekitar tidak tahu nama asli mbah bapang. karna sering muncul mliwis putih berukuran besar di pohon asem samping makam. dan saat itu tenar film angling dharma th 2000, maka warga sekitar mengaitkan makam tersebut petilasan angling dharma. sampai berita radar tegal mempost bahwa makam tersebut adalah angling dharma. kemudian th 2010 maraknya media sosial fb, seorang cucu paranormal dari pa Toyi bercerita secara turun temurun, mengenai siapa sebenarnya makam mbah bapang. wajar saja jika dalam pandangan gaib, cucu (angling dharma) berkunjung ke buyutnya (Gendrayana). menurut sepasang paranormal th 1970 di desa kaligangsa, yang bernama pa toyi & ibu suherni. makam tersebut adalah prabu gendrayana berdasarkan teropong mata batin mereka. di samping itu ibu suherni juga memiliki kelebihan mampu menguasai 182 bahasa dunia. dari zaman kuno sampai sekarang. sebelum makam mbah bapang di renovasi seperti sekarang ini, hanyalah makam biasa dengan nisan lama bertuliskan huruf kuno bhs paku. kemudian ibu suherni berziarah dan membaca tulisan nisan kuno menyebut nya prabu gendrayana dari kerajaan astina negeri india. prabu gendrayana adalah keturunan generasi ke 7 dari pandawa lima. Gendrayana bersalah karna menghukum potong tangan adiknya yang beranggapan telah berbuat senonoh kepada payudara istrinya. akhirnya dewata turun dan menugaskan untuk pergi ke pulau jawa. untuk mendirikan kerajaan mamenang kediri. sementara tahta astina di serahkan pada adiknya. hijrah prabu gendrayana untuk menurunkan raja raja jawa. prabu jaya baya dan angling dharma termasuk keturunannya. Gendrayana lah yang mengawali perubahan wayang bercerita india (wayang purwa) menjadi cerita raja jawa (wayang madya). menurut pandangan batin pa toyi & ibu suherni keraton kecil di simpan dalam alam gaib. makam di sebelah barat adalah jasadnya dan di sebelah timur adalah pusakanya. desa kaligangsa adalah tempat prabu gendrayana semadi dan moksa. pada th1965 pa toyi menemukan gong sebanyak satu truk di pekarangan yang sekarang masjid Baitul makmur. akhirnya di rampas dipolitisir sebagai harta untuk pemberontakan G 30 spki. zaman dulu jika menemukan harta karun tidak di serahkan ke penguasa politik, keluarga bisa di tuduh anggota pki. mereka bisa terciduk atau di hakimi masa. lalu untuk melengkapi cerita ini saya mencari sumber bacaan lain catatan pujangga rangga warsito dari google. saya memadukan antara cerita pa Toyi dan keterangan di google. tentang asal usul nama desa kaligangsa. menurut pa Toyi, mbah dawil selaku ketua desa sekaligus keturunan sunan kalijaga, yang pertama kali memberi nama desa kaligangsa. mbah dawil adalah seorang pemuka adat dan penjaga bendungan. pernah di temukan kayu balok jati berjejer, bekas bendungan mbah Dawil di sekolah SD kaligangsa 3. jejak jejak mbah dawil. makam mbah dawil di dekat makam mbah bapang. mbah dawil hidup dipada zaman empu banisem & empu kasilem, seorang keturunan kembar dari empu supa. sekitar th 1500 masehi sunan kalijaga melakukan dakwah dengan media wayang golek di sekitar makam mbah bapang. kemungkinan nisan tersebut di tulis dan di tancapkan oleh sunan kalijaga. sebagai tanda bukti bahwa di sini ada leluhur yang harus di hormati. nama candi gawe sendiri di ambil dari kata 'Candi' yang berarti makam kuno, dan 'gawe' yang artinya hajatan. jadi semenjak zaman dulu secara turun temurun warga kaligangsa selalu mengadakan wayang golek, sebagai bentuk melestarikan dakwah yang pernah di lakukan sunan kalijaga. sekaligus mengadakan sedekah bumi, ruwat bumi bentuk syukur kepada Allah swt, yaitu doa tolak balak agar di jauhkan dari malapetaka atau bencana. seiring perjalanan waktu, mengikuti perkembangan agama islam, maka acara sedekah bumi di tambahkan acara pengajian untuk mendoakan para leluhur yang membabat alas desa kaligangsa, termasuk sunan kalijaga sendiri. sunan kalijaga dan adik iparnya (mpu supa) datang ke kaligangsa pada saat pembangunan jalan besar margadana. cerita ini di kaitkan dengan berdirinya desa tetangga yaitu : desa margadana dalam satu waktu dengan desa krandon. lalu desa randusanga baru kemudian desa kaligangsa. semuanya berhubungan dengan sunan kalijag. sunan kalijaga memendam gong, sehingga desa ini dulunya bernama krandon. warga sekitar mengartikan 'krandon' yang artinya ndon ndonane barange sunan kalijaga. tempat sunan kalijaga menaruh barang alat gamelan pengiring wayang golek. setelah kemudian th 1965 di temukan oleh pa Toyi. nama kaligangsa di ambil dari kata 'gong' yang di kubur oleh sunan kalijaga. kemungkinan ketua desa mbah dawil, melihat dengan pandangan gaibnya. desa kaligangsa. yaitu sebuah desa yang terletak di perbatasan kali (sungai) antara wilayah tegal dan brebes, serta terdapat ada harta karun berupa 'gong' alat gamelan yang kelak akan di temukan titisan sunan kalijaga yaitu pa Toyi. zaman mbah Dawil hidup bersamaan dengan keturunan empu supa yang bernama banisem & kasilem. mpu banisem tinggal di sebelah timur sungai, dan empu kasilem di sebelah barat sungai. tepatnya th 1680 saat tumenggung martoloyo dan tumenggung martapura bertarung. keduanya membikin keris pada mpu banisem & mpu kasilem. keris kyai kasur yang terkenal itu yang bisa mendatangkan awan hitam dan kekuatan magis lainya. setelah kematian tumenggung martoloyo, kekuasaan wilayah kabupaten tegal kosong, akhirnya di berikan kepada adik adik martoloyo. sehingga wilayah kabupaten tegal terbagi dua. wilayah tegal dan brebes. bersamaan dengan itu perbatasan berubah nama dari desa krandon menjadi desa kaligangsa. empu banisem & kasilem juga membikin alat alat pertanian. sehingga warga desa sebelah menyebut desa kaligangsa kulon dan kaligangsa wetan. sekarang di wilayah krandon, karna pasarnya masih mempertahankan nama krandon. terbagi menjadi 'kaligangsa gawe'. yaitu kaligangsa gawe yang ada tempat 'candi gawe' artinya makam kuno berhajat, nanggap wayang golek acara sedekah bumi setiap bulan suro. wilayah kongsi tempat para nelayan terkenal menjadi 'kaligangsa wetan'. sebab sungai zaman mbah dawil bergeser ke barat menjadi 'kali lon' = sungai lon th 1920 ( umur mbok jenah). yaitu sungai yang di buat dan di perlebar oleh warga desa dengan menggunakan keranjang elon sejenis keranjang dari anyaman bambu. untuk memindahkan tanah bekas galian sungai.
 
sumber :
Baris 56:
4. cerita martoloyo membikin keris di empu banisem kaligangsa. oleh cakra rekso pratawa
 
5. kisah prabu gendrayana oleh wikipedia google.{{Brebes, Brebes}}
{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}