Pengaringan, Pejagoan, Kebumen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →top: perbaikan posisi templat stub |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(10 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{desa
|peta =
|nama =
|provinsi =
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =
|kecamatan =
|kode pos =54361
|nama pemimpin =Bejo
|luas =
|penduduk =
|kepadatan =
}}
'''Pengaringan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Pejagoan, Kebumen|Pejagoan]], [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
== Batas-batas Wilayah ==
[[Desa]] Pengaringan terletak di sebelah utara Kota Kebumen. Jarak dari kota Kebumen sekitar 20 km. Sekitar 25-40 menit ditempuh dengan [[mobil]] pribadi atau motor. Sedangkan jika ditempuh dengan [[angkutan]] kota sekitar 1 jam. Jalur transportasi melalui Jembatan [[Tembana]] (pertigaan) ke utara melewati jalur Kebumen-Peniron dan turun di Curug ataupun Peniron. Dari [[Curug]] dan Peniron bisa ditempuh dengan jalan kaki, motor, atau mobil melalui jalur jalan non-aspal (peluran/beton).▼
# Utara: [[Watulawang, Pejagoan, Kebumen|Desa Watulawang]] dan [[Peniron, Pejagoan, Kebumen|Desa Peniron]]
# Timur: [[Peniron, Pejagoan, Kebumen|Desa Peniron]]
# Selatan:[[Kebagoran, Pejagoan, Kebumen|Desa Kebagoran]]
# Barat: [[Kecamatan Sruweng]]
== Pembagian Wilayah ==
Desa Pengaringan terdiri dari 2 [[Rukun Warga]]/(RW) dan 6 [[Rukun Tetangga]]/(RT). [[Rukun Warga]](RW) 1
== Geografi ==
[[Penduduk]] Pengaringan tidak banyak karena wilayahnya yang cukup kecil dibandingkan desa-desa di sekitarnya. Dihuni oleh sekitar 100-an keluarga. Para pemuda desa banyak yang [[merantau]] dan berhasil meningkatkan taraf kehidupannya. [[PEWARING]] merupakan wadah silaturahmi warga Pengaringan di perantuan yang rutin mengadakan kegiatan di desanya, terutama saat [[mudik]] Idul Fitri.▼
Desa Pengaringan berada di atas Perbukitan yang masih merupakan bagian rangkaian Perbukitan Krewed-Condong-Tutukan dengan ketinggian dataran antara 100-400 meter di atas permukaan air laut ([[Mdpl]]).
== Aksesbilitas ==
▲
== Penduduk ==
Desa Pengaringan memiliki lokasi utama yang ramai dan bisa disebut sebagai "ibukota" desa, yaitu daerah GANG. Gang asalnya adalah pasar desa yang dulunya buka setiap Senin dan Kamis. Sekarang di daerah gang terdapat kios yang menetap. Gang merupakan pusat desa dimana terdapat [[Balaidesa]], Masjid Nurul Huda, Pasar (Gang), Gardu Desa, dan SDN Pengaringan. SDN Pengaringan sekarang dikepalai oleh "Putra Pengaringan" yaitu Bp. Warno. Wilayah Gang ini berada di RT 4. Di Gang ini terdapat pohon Ketapang yang sangat besar dan rimbun (berdiameter sekitar 3 meter) yang telah berumur ratusan tahun. Selain pohon [[Ketapang]] yang masih hidup dan dipelihata sampai sekarang, terdapat pula pohon Saman yang usia dan besarnya hampir sama dengan pohon Ketapang, namun sekarang sudah ditebang karena sudah lapuk.▼
▲
== Agama & Bahasa ==
Warga yang mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian [[Kristen]] hidup berdampingan dengan damai. Mereka hidup [[rukun]], saling bantu-membantu, dan bekerjasama dalam kehidupan sehari-hari sebagai "keluarga" warga desa. Perbedaan agam tidak menjadi penghalang untuk hidup bersama di masyarakat. Bahkan, banyak di antara warga yang keluarga besarnya beda agama (Islam dan Kristen). Dalam kesehariannya, warga Pengaringan berkomunikasi dengan bahasa Jawa dialek (logat) [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]] yang identik dengan aksen "a" dalam vokal dan "k" di akhir kata. Seperti kata "sego" (nasi) dalam dialek Bandhek (Solo-Jogja) diucapkan "sega" dalam dialek [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]]. Kata "bapak" diucapkan "bapa'" (huruf "k" tidak ditekan keras) dalam dialek Bandhek, diucapkan "bapak" (dengan huruf "k" diucapkan ditekan keras ("medhok") dalam dialek [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]].▼
== Sosial & Budaya ==
▲Desa Pengaringan memiliki lokasi utama yang ramai dan bisa disebut sebagai "
== Sarana & Prasarana ==
▲Dalam kesehariannya, warga Pengaringan berkomunikasi dengan bahasa Jawa dialek (logat) [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]] yang identik dengan aksen "a" dalam vokal dan "k" di akhir kata. Seperti kata "sego" (nasi) dalam dialek Bandhek (Solo-Jogja) diucapkan "sega" dalam dialek [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]]. Kata "bapak" diucapkan "bapa'" (huruf "k" tidak ditekan keras) dalam dialek Bandhek, diucapkan "bapak" (dengan huruf "k" diucapkan ditekan keras ("medhok") dalam dialek [[Banyumasan (bahasa)|Banyumasan]].
1. Sekolah
Wilayah desa Pengaringan yang berada di pegunungan memiliki bukit Gligir (di wilayah Gang RT 4), Tegal Wetan (RT 4 dan RT 6) dan Gunung Pranji di sebelah utara desa (di RT 1 dan 2). Gunung Pranji memiliki hidung dan mulut tampak seperti kepala menengadah jika dilihat dari kejauhan. Gunung Pranji merupakan salah satu keunikan dan [[pesona]] desa Pengaringan yang biasanya dikunjungi anak-anak muda untuk camping atau sekadar panjat gunung. Selain bukit dan gunung, desa pengaringan memiliki danau alami yang disebut Ceblungan (di RT 4) dan bendungan buatan (DAM) atau sering disebut Cekdam (di RT 2) yang cukup luas. Air Cekdam ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air warga Pengaringan dan desa sekitarnya, selain digunakan untuk memelihara ikan. Areal persawahan berada di Watu Barut (RT 4), Ceblungan dan Buda (RT 4), [[Cekdam]] dan Telar (RT 1 dan RT 2).▼
: Terdapat SD Negeri 1 Pengaringan yang menjadi tempat menuntut ilmu anak-anak desa Pengaringan dan desa di sekitarnya seperti anak-anak Dukuh Curug, [[Peniron, Pejagoan, Kebumen|Desa Peniron]], Dukuh Klantang dan Cawangan [[Kebagoran, Pejagoan, Kebumen|Desa Kebagoran]] dan [[Condongcampur, Sruweng, Kebumen|Desa Condongcampur]].
2. Tempat Ibadah
: Selain Masjid Nurul Huda, di Pengaringan terdapat [[Gereja]] Kristen Jawa (GKJ) di RT 1.
3. Pemakaman Umum
== Potensi ==
{{Pejagoan, Kebumen}}▼
▲Wilayah desa Pengaringan yang berada di pegunungan memiliki
▲{{Pejagoan, Kebumen}}
{{Authority control}}
|