Tulung, Tulung, Klaten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
||
(35 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:PrapatanTulung4.jpg|jmpl|420x420px|Foto Perkampungan Prapatan]]
{{desa
|peta =
Baris 7 ⟶ 8:
|kecamatan =Tulung
|desa =Tulung
|kode pos =57482
|nama pemimpin =-
|luas =
|penduduk =
|kepadatan =
}}
'''Prapatan Tulung''' adalah [[
Asal-muasal dukuh berdiri sekitar akhir tahun 1950-an, pada awalnya wilayah ini berupa persawahan di pinggir jalan. Status menempati tanah sewa dengan sebidang sawah, setelah kurun waktu tanah akhirnya dibayar. bermula dari para pendahulu generasi warga pertama dengan hijrahnya 4 keluarga yang mendiami Prapatan Tulung yaitu Hadi Sumarto (asal dari Dukuh Pepen), Keluarga Parto Rebo (asal dari Dukuh Tulung), Keluarga Yatno Sugito (Mbah Iman)-(asal dari Dukuh Tulung), Keluarga Ibu Sikus (asal dari Dukuh Tulung). Pada Masa itu Jalan perempatan Tulung masih berupa jalan Tanah/batu belum ber-aspal yang terkenal dengan pohon Pule (Pohon untuk obat/jamu), waru dan trembesi.
▲'''Dukuh Prapatan Tulung'''
▲Asal-muasal dukuh Berdiri sekitar akhir tahun 1950-an kebanyakan ingin berdagang, wilayah berbatasan: di sebelah Selatan dengan wilayah Dukuh Selogringging, di sebelah barat perbatasan dengan dukuh Tulung, Disebelah Utara perbatasan dengan Dukuh Delukan, dan di sebelah timur berpbatasan dengan wilayah kelurahan Pucang. bermula dari para pendahulu pendahulu hijrahnya 4 keluarga yang mendiami Prapatan Tulung yaitu Keluarga Hadi Sumarto (asal dari Dukuh Pepen), Keluarga Parto Rebo (asal dari Dukuh Tulung), Keluarga Yatno Sugito (Mbah Iman)-(asal dari Dukuh Tulung), Keluarga Ibu Sikus (asal dari Dukuh Tulung). Pada Masa itu Jalan perempatan Tulung masih berupa jalan Tanah/batu belum ber-aspal yang terkenal dengan pohon Pule (Pohon untuk obat/jamu). Tahun 1970-an sudah berkembang dengan datangnya keluarga baru yang ikut bermukim di dukuh Prapatan tulung. Akhir Tahun 1970 Keluarga Besar Prapatan Tulung Semakin berkembang dengan didiami dari keluarga besar Warga Prapatan Tulung. (Keluarga. Sahri, Bakdi, Kusnaini, Prapto Tarno, Amir, Ibu sisri, Sri Harmanto, Tatin, Bari, Darosi, Daroji, Nyodi, Ratno (Lor), Warsi, Ratno (Kidul), Salim, Darmo Kasdi, Warto, Wardi, Sarmo, Yono, Ibu Sikus, Yatno Sugito, Parto Rebo, Hadi Sumarto. Kasimin, Anwar, Kasimin, Ibu Darmo Mar. Selain itu ada non warga (Dul Rosid, Sujarwo)
Berbagai macam dagang diantaranya Toko Klontong (Hadi Sumarto, Sarmo, H. Sri
▲'''Aneka Usaha Dagang'''
'''Arsitektur Rumah Unik'''
▲Berbagai macam dagang diantaranya Toko Klontong (Hadi Sumarto, Sarmo, Sri Harmanto, Praptotarno), Soto (Salim, Warto, Parto Rebo, Darmo Mar), Sate (Darmo Kasdi, Yatno Sugito), Cukur Rambut (Mbah Jarwo).
Design Arsitektur Rumah hampir sama seluruhnya di perkampungan prapatan berbentuk Ruko (Karena untuk usaha baik dagang maupun jasa yang lainnya). Kala waktu itu kesadaran serta kebersamaan masyarakat akan arsitektur dengan ciri khasnya setiap blok bangunan terdiri 2 atau 3 rumah akan terdapat gang kecil, berfungsi sebagai jalan dan juga tempat sirkulasi udara serta tidak panas sehingga merupakan rumah yang ramah lingkungan. dengan terdapatnya Pohon besar masih tumbuh kala waktu itu seperti pohon waru, trembesi, dan lainnya, sehingga Air Sumur masih melimpah serta tanah resapan air masih banyak sehingga sampai dengan tahun 1990 adalah merupakan tempat tinggal yang nyaman.
▲'''Masjid An-Nur Prapatan Tulung.'''
'''Masjid An-Nur Prapatan Tulung'''
Berdiri Sekitar Tahun 1979, Area Tanah Masjid pada waktu itu merupakan tanah kosong yang dipakai oleh keluarga bapak BARDAN (Bermukin di Dukuh Selogringging). Takmir Masjid Kala itu Bapak Daroji, Bapak Bakdi. ▼
▲Berdiri Sekitar Tahun 1979, Area Tanah Masjid pada waktu itu merupakan tanah kosong yang dipakai oleh keluarga bapak BARDAN (Bermukin di Dukuh Selogringging) kemudian diwakafkan untuk masjid. Takmir
'''Perkembangan Islam'''
Sejarah perkembangan Islam di Prapatan bermula dari hijrahnya para penduduk pendahulu, Untuk kegiatan sholat masih dikerjakan di rumah masing-masing, Kala itu Sholat Jumat masih harus nebeng (Ikut) ke masjid yang terdekat seperti Masjid di Kampung Tegalan Tulung dan Masjid Selogringging.
Untuk belajar mengaji Anak-anak remaja biasa ke Masjid di Selogringging. Setelah Masjid didirikan tahun 1979 kegiatan baik sholat harian atau sholat jumat dan mengaji dikerjakan di Masjid Annur. Tokoh Penggerak Kegiatan Masjid era tahun 1979 - 2000 adalah (Pak Daroji, Pak Bakdi, Pak Nyodi, Pak Majdi)
'''Kegiatan Masjid Annur'''
Berkembangnya kegiatan Masjid mencapai puncaknya ketika era tahun 1980 s/d 1990an, dimana masjid Annur sebagai tempat kegiatan mengaji bagi anak-anak Prapatan dan sekitarnya (anak asal Pucang Kulon, Delukan). Selain itu juga sebagai tempat ketika Sholat Jumat dari berbagai kampung (Delukan, Selogringging, Tagalan) dan lainnya. yang kadang ikut sholat.
{{Tulung, Klaten}}
{{Authority control}}
|