Kamesywara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rizkydns (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ibuku (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(17 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{infobox royalty
'''Kamesywara''' adalah raja [[Kerajaan Kadiri]] yang memerintah sekitar tahun 1180-1190-an, dengan bergelar '''Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawatara Aniwariwirya Anindhita Digjaya Uttunggadewa'''.
|name = Kameswara
|image =
|title = Maharaja Sri Kameswara Triwikramawatara Aniwaryyawiryya Parakrama Digjayotunggadewa
|birth_date = [[Daha]]
|birth_place = [[Jawa Timur]]
|death_date =
|death_place =
|place of burial =
|royal house = [[Wangsa Isyana|Isyana]]
|issue =
| succession = Raja [[Panjalu]]
| reign = 1182 - 1194
| predecessor = [[Sri Gandra]]
| successor = [[Kertajaya]]
| father =
| mother =
| spouse = Kirana (putri [[Janggala]])
| religion = [[Hindu]]
}}
'''KamesywaraKameswara''' adalah raja [[Kerajaan KadiriPanjalu]] yang memerintah sekitar tahun 11801182-1190-an1194, dengan ''abhiseka'' bergelar '''Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawatara AniwariwiryaAniwaryyawiryya AnindhitaParakrama Digjaya UttunggadewaDigjayotunggadewa.[https://kediritourism.kedirikota.go.id/museumairlangga/produk/prasasti-cker/]'''.
 
== Pemerintahan Sri Kameswara ==
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Kameswara naik takhta. Peninggalan sejarahnya antara lain [[Prasasti Semanding]], 17 Juni 1182, dan [[Prasasti Ceker]], 11 September 1185.
 
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri KameswaraKamesywara naik takhta. Peninggalan sejarahnya antara lain [[Prasasti Semanding]], 17 Juni 1182, dan [[Prasasti Ceker]], 11 September 1185.
Selain itu pada masa pemerintahan Sri Kameswara ini seorang pujangga bernama [[Mpu Dharmaja]] menulis ''[[Kakawin Smaradahana]]'', yang berisi kisah kelahiran [[Ganesha]], yaitu dewa berkepala gajah yang menjadi lambang [[Kerajaan Kadiri]] sebagaimana yang tertera pada prasasti-prasasti.
 
Selain itu pada masa pemerintahan Sri Kameswara ini seorang pujangga bernama ''Mpu Dharmaja'' menulis ''[[Kakawin Smaradahana]]'', jugayang mengisahkanberisi terbakarnya [[Kamajaya]] dan [[Ratih]], menjelangkisah kelahiran [[Ganesha]]., Pasanganyaitu dewa-dewi tersebutberkepala kemudiangajah menitisyang dalammenjadi diri Sri Kameswara rajalambang [[KadiriKerajaan Panjalu]] dan permaisurinyasebagaimana yang bernamatertera '''Sripada Kirana''',prasasti putri- [[Janggala]]prasasti.
 
''[[Kakawin Smaradahana]]'' juga mengisahkan terbakarnya [[Kamajaya]] dan [[Ratih]], menjelang kelahiran [[Ganesha]]. Pasangan dewa-dewi tersebut kemudian menitis dalam diri Sri Kameswara raja Panjalu dan permaisurinya yang bernama '''Sri Kirana''', putri [[Janggala]].
Sejak berdiri tahun 1042, [[Kerajaan Kadiri]] dan [[Janggala]] selalu terlibat perang saudara. Pada tahun 1135 [[Sri Jayabhaya]] raja [[Kadiri]] berhasil menaklukkan [[Janggala]], berdasarkan prasasti Ngantang. Ditambah lagi dengan perkawinan Sri Kameswara dengan Sri Kirana membuat persatuan kedua Negara lebih erat lagi.
 
Sejak berdiri tahun 1042, [[Kerajaan KadiriPanjalu]] dan [[Janggala]] selalu terlibat perang saudara. Pada tahun 1135 [[Sri JayabhayaJayabaya]] raja [[KadiriKerajaan Panjalu]] berhasil menaklukkan [[Janggala]], berdasarkan prasasti[[Prasasti Ngantang]]. Ditambah lagi dengan perkawinan Sri Kameswara dengan Sri Kirana membuat persatuan kedua Negara lebih erat lagi.
''[[Kakawin Smaradahana]]'' merupakan cikal bakal kisah-kisah Panji yang populer dalam masyarakat [[Jawa]]. Tokoh Panji Inu Kertapati Asmarabangun merupakan pangeran [[Janggala]] yang menikah dengan Galuh Candrakirana putri [[Kadiri]]. Dalam beberapa pementasan [[ketoprak]], tokoh Panji kemudian menjadi raja [[Janggala]] bergelar Kameswara. Hal ini tentu saja kebalikan dari fakta sejarah. Dari kisah ini pula, muncul cerita rakyat [[Ande Ande Lumut]] .
 
''[[Kakawin Smaradahana]]'' merupakan cikal bakal kisah-kisah Panji yang populer dalam masyarakat [[Jawa]]. Tokoh Panji Inu Kertapati Asmarabangun merupakan pangeran [[Janggala]] yang menikah dengan Galuh Candrakirana putri [[Kadiri]]Panjalu. Dalam beberapa pementasan [[ketoprak]], tokoh Panji kemudian menjadi raja [[Janggala]] bergelar Kameswara. Hal ini tentu saja kebalikan dari fakta sejarah. Dari kisah ini pula, muncul cerita rakyat [[Ande Ande Lumut]] .
Tidak diketahui kapan pemerintahan Sri Kameswara berakhir. Raja [[Kadiri]] selanjutnya berdasarkan [[Prasasti Kamulan]] (1194) adalah [[Kertajaya]].
 
Tidak diketahui kapan pemerintahan Sri Kameswara berakhir. Raja [[Kadiri]]Panjalu selanjutnya berdasarkan [[Prasasti Kamulan]] (1194) adalah [[Kertajaya]].
 
== Kepustakaan ==