Kamesywara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Raden Salman (bicara | kontrib)
k Perbaikan nama resmi Kerajaan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Ibuku (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{infobox royalty
|name = KamesywaraKameswara
|image =
|title = Maharaja Sri KamesywaraKameswara Triwikramawatara AniwariwiryaAniwaryyawiryya AnindhitaParakrama Digjaya UttunggadewaDigjayotunggadewa
|birth_date = [[Daha]]
|birth_place = [[Jawa Timur]]
Baris 19:
| religion = [[Hindu]]
}}
'''KamesywaraKameswara''' adalah raja [[Kerajaan Panjalu]] yang memerintah sekitar tahun 1182-1194, dengan ''abhiseka'' bergelar '''Sri Maharaja Sri KamesywaraKameswara Triwikramawatara AniwariwiryaAniwaryyawiryya AnindhitaParakrama Digjaya UttunggadewaDigjayotunggadewa.[https://kediritourism.kedirikota.go.id/museumairlangga/produk/prasasti-cker/]'''.
 
 
Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Kamesywara naik takhta. Peninggalan sejarahnya antara lain [[Prasasti Semanding]], 17 Juni 1182, dan [[Prasasti Ceker]], 11 September 1185.
Baris 25 ⟶ 26:
Selain itu pada masa pemerintahan Sri Kameswara ini seorang pujangga bernama ''Mpu Dharmaja'' menulis ''[[Kakawin Smaradahana]]'', yang berisi kisah kelahiran [[Ganesha]], yaitu dewa berkepala gajah yang menjadi lambang [[Kerajaan Panjalu]] sebagaimana yang tertera pada prasasti - prasasti.
 
''[[Kakawin Smaradahana]]'' juga mengisahkan terbakarnya [[Kamajaya]] dan [[Ratih]], menjelang kelahiran [[Ganesha]]. Pasangan dewa-dewi tersebut kemudian menitis dalam diri Sri Kameswara raja Panjalu dan permaisurinya yang bernama '''Sri Kirana''', putri [[Janggala]].
 
Sejak berdiri tahun 1042, [[Kerajaan Panjalu]] dan [[Janggala]] selalu terlibat perang saudara. Pada tahun 1135 [[Jayabaya]] raja [[Kerajaan Panjalu]] berhasil menaklukkan [[Janggala]], berdasarkan [[Prasasti Ngantang]]. Ditambah lagi dengan perkawinan Sri Kameswara dengan Sri Kirana membuat persatuan kedua Negara lebih erat lagi.