Paes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Han4299 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(55 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Desember 2022}}
'''Paes''' merupakaan salah satu jenis tata rias yang biasa digunakan untuk pengantin wanita dengan menggunakan alat-alat ''make-up'' tertentu.<ref>https://bahasa.site/paes/</ref>
 
Ada berbagai makna yang terkandung dalam paes:
[[Berkas:Javanese Surakarta Bride.jpg|jmpl|402x402px|Seorang perempuan mengenakan busana pengantin Surakarta lengkap dengan paesan di dahinya.]]
# Rerenggan tidak hanya untuk mempercantik saja melainkan mempunyai filosofi tersendiri yaitu do'a pada setiap lekukannya
'''Paes''' ({{lang-jv|ꦥꦲꦺꦱ꧀|''paès''}}; {{lang-ban|ᬲ᭄ᬭᬶᬦᬢ|''srinata''}}; [[bahasa Bugis]]-[[Bahasa Makassar|Makassar]]: ᨉᨉᨔ d''adasaʼ'') adalah [[Tata rias wajah|riasan]] pada bagian dahi hingga rambut yang biasa digunakan pengantin wanita. Paes mulanya menggunakan bahan semacam lilin bernama ''pidih'', tetapi dalam perkembangannya, banyak penata rias paes lebih memilih cairan [[celak]] karena lebih aman untuk kulit.<ref>{{Cite web|url=https://www.bridestory.com/id/blog/kenali-keistimewaan-makna-paes-riasan-pengantin-wanita-dari-jawa-tengah|title=Kenali Keistimewaan Makna Paes, Riasan Pengantin Wanita dari Jawa Tengah - Bridestory Blog|website=www.bridestory.com|language=id|access-date=2020-05-11}}</ref> Penerapan riasan semacam ini dikenal dalam kebudayaan Jawa, Osing, Madura, Banjar, Bugis-Makassar, dan Bali.
# Penunggul atau gajaham, mempunyai makna bahwa harapan seorang wanita ditinggikan derajatnya serta dihormati. dan sepasang pengantin selalu dihormati di lingkungan mereka. simbol dari penunggul ini adalah setengah bulatan seperti telur
 
# Pengapit,mempunyai makna mengontrol penunggul agar berada dalam jalan yang lurus. simbol tau bentuk dari pengapit ini berbentuk lekukan disamping penunggul
== Jenis-jenis ==
# Godheg, mempunyai makna agar sepasang mempelai selalu memperbaiki dirinya mmasing masing sehingga menjadi pribadi yang lebih baik lagi sertanmelaksanan sesuatu hal dengan baik dan tidak terburu buru. godheg ini merupakan lekukan yang memperindah cambang.
 
# Cithak,berfungsi memperindah paes yang bermakan penutup dan agar terhindar dari perbuatan tercela.<ref>https://www.vemale.com/cantik/80922-makna-di-balik-paes-pengantin-jawa.html</ref>
=== Paes Jawa ===
Beberapa kosakata dan maknanya dalam paes langgam Jawa adalah sebagai berikut:<ref>{{Cite web|url=https://www.fimela.com/beauty-health/read/3747036/makna-di-balik-paes-pengantin-jawa|title=Makna di Balik Paes Pengantin Jawa|last=Fimela.com|date=2015-04-28|website=fimela.com|language=id|access-date=2020-05-11}}</ref>
 
# *''Rerenggan'' tidak hanya untuk mempercantik saja melainkan mempunyai filosofi tersendiri yaitu do'adoa pada setiap lekukannya
*''Penunggul'' atau ''gajahan'', bulatan berbentuk seperti ujung telur
*''Pengapit'', lekukan yang berada di samping kanan dan kiri ''penunggul''
*''Godheg'', lekukan yang memperindah bentuk cambang
*''Cithak'', hiasan berbentuk belah ketupan yang berfungsi memperindah paes
 
==== Paes Yogyakarta ====
Paes Yogyakarta pada zaman dahulu hanya digunakan oleh kalangan bangsawan saja, tetapi lambat laun sudah tidak lagi digunakan sebagaimana aslinya. Misalnya Paes Ageng dahulunya hanya dipergunakan oleh keluarga bangsawan ketika acara ''mantu'' dalam lingkungan keraton. Sedangkan model ''Paes Ageng Jangan Menir'' dipergunakan ketika acara ''ngunduh mantu'' di luar lingkungan keraton, khususnya jika pengantin perempuan adalah anak atau cucu dari sultan. Sementara itu paes yang digunakan oleh rakyat biasa adalah corak paes Yogya Putri.<ref name=":2">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=uR1QDwAAQBAJ&pg=PT11&dq=sejarah+paes&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiS74Sy4q_pAhUS8XMBHZ5aCrkQ6AEISjAE#v=onepage&q=sejarah%20paes&f=false|title=Tata Rias Pengantin & Adat Pernikahan Gaya Yogyakarta Klasik - CORAK PAES AGENG|last=Murtiadji,R|first=R. Sri Supadmi|date=2013-08-16|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-8317-4|language=id}}</ref>
 
===== Paes Ageng =====
Ragam hiasan pada Paes Ageng terdiri dari bagian tengah dahi yang dinamakan ''penunggul'', sisi kanan dan kiri disebut ''pengapit'', dan ''penitis'' dan ''godeg'' di bagian pelipis. Salah satu pembeda dalam Paes Ageng terletak pada bentuknya yang lebih runcing dan warna hitam yang dibingkai garis emas beserta payet emas di setiap bagian tengah ''pidih''. Sebagai hiasan, pengantin berpaes Agung akan menggunakan mahkota cunduk mentul sebanyak lima buah, ditambah dengan aksesori lain seperti, ''pethat gunungan'', ''centung,'' dan ''bunga jebehan''.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://mahligai-indonesia.com/ragam-kecantikan/mengenal-ragam-pola-paes-pengantin-nusantara-1750|title=Mengenal Ragam Pola Paes Pengantin Nusantara - Mahligai Indonesia - Page 3|last=Intan|date=2017-01-24|website=Mahligai Indonesia|language=en-US|access-date=2020-05-11}}</ref>
 
===== Yogya Putri =====
[[Berkas:Foto Pernikahan Habibie - Ainun Adat Jawa.png|jmpl|250x250px|Pernikahan [[B. J. Habibie|Habibi]] dan [[Hasri Ainun Besari|Ainun]] dalam adat Jawa]]
Perbedaan antara Paes Ageng dan paes Yogya Putri terletak pada kerumitan ornamennya. Paes Yogya Putri memiliki bentuk yang lebih polos daripada Paes Ageng. Hiasannya dibuat tanpa menambahkan pernak-pernik emas. Aksesori rambut pun hanya menggunakan satu ''cunduk mentul'', ''sisir gunungan'', dan ''jebehan'' bunga mawar.<ref name=":0" />
 
==== Paes Surakarta ====
 
===== Solo Basahan =====
Paes Solo Basahan mudah dikenali karena warnanya yang kehijauan. Sementara itu, pola yang terkandung dalam paes Solo Basahan terdiri dari empat bentuk yaitu ''gajahan, pangapit, penitis,'' dan ''godheg.'' Ciri khas lainnya adalah adanya hiasan mahkota yang dikenal dengan nama ''cunduk mentul'' berjumlah sembilan buah di bagian atas kepala pengantin.
 
===== Solo Putri =====
Dari segi pola hias yang digunakan, paes Solo Putri sama dengan paes Solo Basahan, kecuali pada pewarnaannya saja. Solo Putri menggunakan warna hitam sepenuhnya.
 
=== Paes Madura ===
Paes Madura disebut paes ''tretep'' atau ''kacok.'' Paes Madura memiliki kemiripan dengan paes Dadasaʼ Makassar. Cara membedakannya yakni dengan melihat jumlah lengkungan pada paes. Paes Madura memiliki lebih banyak lengkungan daripada paes Dadasaʼ Makassar.<ref name=":0" /> Dalam pakem rias pengantin Sumenep ''Legha'', pengantin pria juga diberi paesan.<ref name=":1" />
 
=== Paes Osing ===
[[Berkas:Kemanten Using Memakai Dengan Baju Adat Nikah "Mupus Braen".jpg|jmpl|249x249px|Pengantin Osing memakai baju adat nikah "Mupus Braen", terlihat pengantin perempuan menggunakan paes.]]
Dalam pakem rias penganting Osing, atau ''Mupus Braen Blambangan'', paes juga dapat disebut dengan ''lotho''.Terdapat dua model paes yang terdokumentasikan, yakni paesan yang mirip dengan paesan Jawa pada umumnya yang disebut paes ''[[Gajah Oling|gajah olingan]]'' (data tahun 1994) dan paes yang memiliki ujung runcing di tengah dahi (data tahun 2000).<ref name=":1" />
 
=== Paes Bugis-Makassar ===
Paes juga digunakan dalam pakem pengantin Bugis-Makassar yang disebut sebagai Dadas atau ''Dadasaʼ''. Paes ini terilhami dari bentuk siluet bunga teratai. Hiasan yang membarengi riasan pengantin Bugis-Makassar biasanya adalah manik-manik dan bando.<ref name=":0" /> Dahulu kala, bentuk Dadasaʼ ini berbeda antara pengantin bangsawan dan pengantin dari kalangan masyarakat biasa.<ref>Nurlaelah. 2014. ''[http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7965/1/NURLAELAH.pdf Makna Simbolik Pakaian Adat Pengantin Bugis Sinjai Sulawesi Selatan (Tinjauan Sosial Budaya).]'' Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar.</ref>[[Berkas:Pengantin, Upacara Pernikahan, Pulau Selayar, Sulewesi Selatan, Indonesia.jpg|kiri|jmpl|249x249px|Pengantin di [[Pulau Selayar]], Sulawesi Selatan.]]
==== Dadasaʼ Makassar ====
Pola ukiran paes Dadasaʼ Makassar idealnya memiliki bagian runcing tepat di tengah-tengah dahi pengantin.<ref name=":0" /> Hiasan lain yang digunakan yaitu hiasan ''kutu-kutu'' (manik) pada rambut sebanyak tujuh belas buah. Ciri khas lainnya yaitu sanggul belakang ''simboleng patinraʼ'' dan ''jangka suaʼ'' (bando).<ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=DoRW_OoNSC0C&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false|title=Tata rias & busana pengantin seluruh Indonesia|last=Santoso|first=Tien|date=2010|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-6530-9|location=|pages=|language=id|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Mariage aux célèbes.jpg|jmpl|249x249px|Tiga kerabat pengantin terlihat juga menggunakan ''Dadasaʼ''.]]
 
==== Dadasaʼ Bugis ====
Agak berbeda dengan Dasasa Makassar, paes Dadasaʼ Bugis tidak memiliki ujung runcing di tengahnya (lengkungan tumpul). Memiliki dua buah sanggul, yakni sanggul ''simbohong patindra'' dan ''simpolong tettong'' (pada bagian belakang). Hiasan kepala berupa ''kutu-kutu'' (manik) dan ''pattenreʼ jakka'' (bando).<ref name=":1" />
 
==== Dadasaʼ Pulu Bunting Mangkasaraʼ ====
Dadasaʼ Pulu Bunting Mangkasara berbeda dengan Dadasaʼ Makassar yang memiliki ujung runcing di bagian tengah. Dadasaʼ Pulu Bunting Makassaraʼ mirip seperti Dadasaʼ Bugis, hanya saja pada bagian rongga di tengah dahi diberi lukisan berbentuk sisir yang disebut ''pasinete re'' atau ''jangka-jangka''.<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|url=https://kaltim.tribunnews.com/2017/09/18/riasan-pengantin-cantik-adat-bugis-ini-sempat-viral-berikut-penjelasan-sisir-yang-ada-di-dahinya|title=Riasan Pengantin Cantik Adat Bugis Ini Sempat Viral, Berikut Penjelasan 'Sisir' yang Ada di Dahinya|website=Tribun Kaltim|language=id-ID|access-date=2020-05-11}}</ref>
 
=== Paes Banjar ===
Paes Banjar dikenal juga dengan nama ''Gigi Haruan''. Paes ini berbentuk meruncing menyerupai gigi [[Ikan gabus|ikan haruan]]. Sebagai penghias tambahan, tiap ujung pola diberi aksen keemasan. Jumlah gerigi yang dibuat biasanya bergantung pada ukuran dahi pengantin.<ref name=":0" />
 
=== Paes Bali ===
[[Berkas:Merias mbak Nungki Kusumastuti, 50 thn LKB Saraswati.jpg|jmpl|346x346px|Menerapkan srinata pada riasan Bali.]]
Dalam adat pernikahan Bali, dikenal pula riasan hitam di bagian dahi yang lebih sering disebut sebagai ''srinata''. Srinata bentuknya tidak terlalu menonjol, lebih menyesuaikan bentuk garis rambut dengan sedikit lengkungan tambahan di kanan dan kiri dahi.<ref>{{Cite web|url=https://weddingmarket.com/artikel/pernikahan-adat/make-up-pengantin-bali|title=Ciri Khas Make Up Pengantin Bali yang Perlu Kamu Tahu! • Wedding Market Artikel|last=weddingmarket|date=2020-04-20|website=Wedding Market Artikel|language=id|access-date=2020-05-11}}</ref> Srinata biasanya digambar menggunakan pensil alis. Srinata menyesuaikan ukuran dahi pengantin. Jika dahinya terbilang agak lebar, srinata digambar sedikit turun mendekati ke arah alis, sedangkan jika dahinya agak sempit, srinata sedikit dinaikkan.<ref>{{Cite web|url=https://bali.tribunnews.com/2014/11/30/srinata-perindah-bentuk-dahi-pengantin|title=Srinata Perindah Bentuk Dahi Pengantin|website=Tribun Bali|language=id-ID|access-date=2020-05-11}}</ref>
 
== Juru paes ==
Dalam masyarakat Jawa tradisional, perias pengantin pada umumnya juga dapat disebut sebagai juru paes atau dukun paes. Juru paes dianggap tidak hanya sekadar penata rias pengantin, melainkan juga ahli dalam seluk-beluk pakem pernikahan adat Jawa dan bahkan kadang juga memberikan nasihat-nasihat tentang kehidupan rumah tangga kepada pemelai. Umumnya juru paes dianggap sebagai tokoh adat dalam hal pakem upacara perkawinan adat Jawa, baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta. Juru paes harus menguasai tahapan-tahapan upacara pernikahan adat Jawa serta berbagai perlengkapan yang dibutuhkan dan makna simbolis dari masing-masingnya. Akan tetapi artian ini sekarang mungkin telah bergeser khususnya dalam masyarakat perkotaan Jawa yang sekadar memandang juru paes sebagai penata rias belaka.<ref name=":2" />
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
 
{{budaya-stub}}
[[Kategori:Budaya Jawa]]
[[Kategori:Budaya Madura]]
[[Kategori:Budaya Bugis]]
[[Kategori:Budaya Makassar]]
[[Kategori:Budaya Bali]]
[[Kategori:Budaya Banjar]]
[[Kategori:Kecantikan]]