Kerajaan Sekar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Envapid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(16 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 72:
|image_map2_alt =
|image_map2_caption =
|capital = [[Sekar, Kokas, Fakfak|Sekar]]
|capital_exile =
|latd= |latm= |latNS= |longd= |longm= |longEW=
|national_motto =
|national_anthem =
|common_languages = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)<br>[[Bahasa Melayu Papua|Melayu Papua]], (utama)<br>[[bahasa daerah papua (asli) Sekar|Sekar]]
|religion = [[Islam Sunni]]
|currency =
|leader1 = PandaiKapita<ref Congangroup=Catatan name=Catatan01/><ref name="Regeeringsalmanak 1903">{{cite book
| pages=294
|leader2 = Lakate Heremba (sementara)<ref name="Regeeringsalmanak 1904">{{cite book
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Regeeringsalmanak_voor_Nederlandsch_Indi/OFY9AQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Mohamad-Amin-Salawati&pg=PA294&printsec=frontcover
| title= Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie voor 1903
| contribution= Landsdrukkerij
| location= Batavia
| publisher= Dutch East Indies
| year= 1903
| issue= 2
| lg= nl
}}</ref>
|leader2 = Pandai Congan
|leader2leader3 = Lakate Heremba (sementara)<ref name="Regeeringsalmanak 1904">{{cite book
| pages=296
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Regeeringsalmanak_voor_Nederlandsch_Indi/zFU9AQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Ganjoem+Waigeoe&pg=PA296&printsec=frontcover
Baris 91 ⟶ 102:
| issue= 2
| lg= nl}}</ref>
|leader3leader4 = Saban Pipi Rumagesan
|leader4leader5 = Machmud Singgirei Rumagesan
|leader5leader6 = Amir Syahdan Rumagesan
|leader6leader7 = Rustuty Rumagesan
|leader7leader8 = Arief Rumagesan
|year_leader1 = tidak14 diketahui–1898Juni 1896<ref name="Regeeringsalmanak 1903"/>
|year_leader2 = 1898–1911tidak diketahui–1899
|year_leader3 = 1911-19151899–1911
|year_leader4 = 1911-1915
|year_leader5 = 1915-1942,1946-tidak diketahui
|year_leader5year_leader6 = tidak diketahui
|year_leader6year_leader7 = 2009-2019
|year_leader7year_leader8 = 2019-sekarang
|title_leader = Raja, [[Ratu (gelar)|Rat]]
|representative1 =
Baris 144 ⟶ 156:
}}
 
'''Kerajaan Sekar''', awalnya disebut '''Kerajaan Kabituwar''', merupakanadalah satu di antara sembilan kerajaan yang masih eksis di [[Papua (wilayah Indonesia)| tanahTanah Papua]]. Delapan kerajaan lainnya adalah Ati-Ati, Patipi, Rumbati, [[Kerajaan Fatagar|Fatagar]], Arguni, Wertuar, Namatota, dan [[Kerajaan Kaimana|Komisi]].<ref>[https://batampos.co.id/2018/01/14/mengenal-rustuty-rumagesan-satu-satunya-perempuan-yang-bertakhta-di-papua/#:~:text=Kerajaan%20Sekar%20merupakan%20satu%20di,Fak-Fak%2C%20Papua%20Barat. https://batampos.co.id/2018/01/14/mengenal-rustuty-rumagesan-satu-satunya-perempuan-yang-bertakhta-di-papua/#:~:text=Kerajaan%20Sekar%20merupakan%20satu%20di,Fak-Fak%2C%20Papua%20Barat.]</ref> Kerajaan ini terletak di semenanjung Onin, Telukdis. Berau[[Kokas, Fakfak|Kokas]], kab. [[Fakfak,Kabupaten Fakfak|Fak FakFakfak]], provinsi [[Papua Barat]]. Awalnya merupakan kerajaan bawahan Kerajaan Rumbati bersama kerajaan Wertu(w)ar, namun kemudian diakui menjadi kerajaan sendiri.<ref name="Usmany 2014">{{Cite book|last=Usmany|first=Dessy Polla|date=2014|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1001584|title=Kerajaan Fatagar dalam Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Fakfak Papua Barat|location=Yogyakarta|publisher=Kepel Press|isbn=978-602-1228-79-1|pages=83–85|url-status=live}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 155 ⟶ 167:
Sekitar tahun 1885 raja Atiati mengangkat seorang kepala daerah di Pikpik dengan tujuan untuk mendapatkan bantuan perang yang mengancam antara Rumbati di satu pihak, dengan Atiati dan Fatagar di pihak lainnya. Kepala daerah ini bernama Tatare dan mendapat gelar raja, walau tidak diakui jabatan ini oleh pemerintah Belanda, baru setelah putranya Kauat diakui menjadi kepala Pikpik. Akan tetapi semua hubungan Atiati dan Pikpik dihilangkan dan diletakkan di bawah kekuasaan kerajaan Sekar. Bisa dipastikan Kauat melakukan beberapa manuver untuk menjadi kerajaan sendiri tanpa dibawah Sekar. Akan tetapi keinginan para kepala daerah Pikpik tidak pernah didukung pemerintah kolonial Belanda. Berdasarkan pertimbangan praktis Pikpik merupakan daerah kekuasaan Sekar, walau secara adat posisi raja Sekar sebagai kepala daerah Pikpik masih diperdebatkan. Beberapa daerah lain yang tidak mengakui kekuasaan raja Sekar saat itu adalah kampung Sisir dan Kampung Ugar yang memiliki silsilah raja sendiri. Akan tetapi pemerintah kekuasaan Belanda mendukung sepenuhnya kekuasaan raja Sekar.<ref name="Usmany 2014">{{Cite book|last=Usmany|first=Dessy Polla|date=2014|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1001584|title=Kerajaan Fatagar dalam Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Fakfak Papua Barat|location=Yogyakarta|publisher=Kepel Press|isbn=978-602-1228-79-1|pages=83–85|url-status=live}}</ref>
 
[[Machmud Singgirei Rumagesan]] ditetapkan menjadi raja pada tahun 1915 dan diakui secara resmi oleh pemerintah Belanda. Namun kerap kali Raja Rumagesan justru memberontak dari Belanda. Pemberontakan Machmud Rumagesan diawaki dengan konflik yang menyangkut Maskapai Colijn, perusahaan penambangan minyak yang beroperasi di Kokas. Pada awal pendirian operasi di Kokas ini, sangat difasilitasi oleh Raja Rumagesan dan penduduk sekitar, sehingga perusahaan ini menyetujui ketika hasil gaji diberikan kepadanya untuk didistribusikan ke penduduk. Akan tetapi Bestuur Assistent lokal meminta Raja Rumagesan memberikan kembali uang tersebut kepadanya, namun ditolak Raja Rumagesan. Bestuur Assistent tersebut melapor ke Controleur van den Terwijk, yang kemudian terlibat dalam perkelahian dengan Raja Rumagesan. Penduduk sekitar mendukung Raja Rumagesan dan hampir membunuh van den Terwijk. Pemberontakan menjadi lebih luas sehingga pemerintahan kolonial Belanda yang berpusat di [[Fakfak]] kemudian mengirimkan pasukan. Pada akhirnya 73 warga setempasetempat dan 5 kepala kampung ditangkap dan dijatuhi hukuman 2-10 tahun penjara. Sedangkan Raja Rumagesan sendiri dijatuhi hukuman 15 tahun penjara di Saparua, Maluku.<ref name="Patriot Irian Damai">{{cite book | last=Dajoh | first=Marius Ramis | title=Patriot Irian Damai | year=1957 | publisher=Grafica Jakarta | url=https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot%20irian%20damai,%201956.pdf | language=id | access-date=2022-04-16}}</ref> Di dalam penjara Rumagesan berhasil menulis surat meminta bantuan [[Muhammad Husni Thamrin]] anggota Volksraad saat itu. Thamrin berhasil menghadirkan kasus Rumagesan di pengadilan dimana bisa dibuktikan ia tidak bersalah sehingga dibebaskan tahun 1941. Machmud Singgirei Rumagesan sendiri kemudian terlibat dalam beberapa perlawanan Indonesia melawan Kolonial Belanda di Papua.<ref name="Kemdikbud 1983 p.42">{{Cite web|last1=Patiara|first1=John|last2=Renwarin|first2=Herman|last3=Soedharto|first3=Bondan|last4=Palangan|first4=M.|date=1983|title=Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialis dan Kolonialisme di Daerah Irian Jaya|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF|website=Kemdikbud|page=42| access-date=2021-11-03}}</ref><ref name="Damarjati 2020">{{cite webCite news| last=Damarjati | first=Danu | title=Mengenal Machmud Rumagesan, Pahlawan Berjuluk 'Jago Tua dari Irian Barat' | websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]] | date=2020-11-14 | url=https://news.detik.com/berita/d-5254543/mengenal-machmud-rumagesan-pahlawan-berjuluk-jago-tua-dari-irian-barat | language=id | access-date=2022-04-15}}</ref><ref name="Patriot Irian Damai">{{cite book | last=Dajoh | first=Marius Ramis | title=Patriot Irian Damai | year=1957 | publisher=Grafica Jakarta | url=https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20381101-Patriot%20irian%20damai,%201956.pdf | language=id | access-date=2022-04-16}}</ref>
 
Setelah Raja Machmud Singgirei Rumagesan mangkat, pimpinan kerajaan diwariskan kepada putranya Amir Syahdan Rumagesan.<ref name="Sukamto 2004 p. 73">{{cite book | last=Sukamto | first=A.E. | title=Pemetaan peran & kepentingan para aktor dalam konflik di Papua | publisher=Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Riset Kompetitif Pengembangan Iptek, Sub Program Otonomi Daerah, Konflik, dan Daya Saing | year=2004 | isbn=978-979-3584-34-8 | url=https://books.google.com/books?id=wIR0AAAAMAAJ | language=id | access-date=2022-04-17 | page=73}}</ref> Tetapi setelah Amir meninggal terjadi konflik suksesi. Sehingga Rustuty Rumagesan anak Singgirei dari putri keturunan Gowa, menjadi pemimpin. Tetapi Rustuty menolak gelar raja dan mengambil jalnjalan tengah bergelar “Ratu Petuanan Tanah Rata Kokoda”. Rustuty menikah dengan Sri Harijanto Tjitro Soeksoro, yang merupakan bangsawan keturunan [[Mangkunegara III]].<ref>[https://batampos.co.id/2018/01/14/mengenal-rustuty-rumagesan-satu-satunya-perempuan-yang-bertakhta-di-papua/#:~:text=Kerajaan%20Sekar%20merupakan%20satu%20di,Fak-Fak%2C%20Papua%20Barat. https://batampos.co.id/2018/01/14/mengenal-rustuty-rumagesan-satu-satunya-perempuan-yang-bertakhta-di-papua/#:~:text=Kerajaan%20Sekar%20merupakan%20satu%20di,Fak-Fak%2C%20Papua%20Barat.]</ref> Setelah Rustuty meninggal, Pamannya Arief Rumagesan, cucu ke-lima Singgirei menjabat menjadi raja dengan gelar “Raja Petuanan Pikpik Sekar”.<ref name="Janur 2020">{{cite webCite news| last=Janur | first=Katharina | title=Keberanian Machmud Singgirei Rumagesan, Kobarkan Semangat Persatuan Bangsa | websitework=liputan6[[Liputan6.com]] | date=2020-11-10 | url=https://www.liputan6.com/regional/read/4404859/keberanian-machmud-singgirei-rumagesan-kobarkan-semangat-persatuan-bangsa | language=id | access-date=2022-04-16| editor-last=Hida | editor-first=Ramdania El }}</ref>
 
==Catatan==
{{reflist|group=Catatan|refs=
<ref name=Catatan01>Kemungkinan Raja Kapitan Sekar Mner, keturunan yang berbeda dari Raja Kabituwar.</ref>
}}
 
== Referensi ==