Kerajaan Sekar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(16 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 72:
|image_map2_alt =
|image_map2_caption =
|capital = [[Sekar, Kokas, Fakfak|Sekar]]
|capital_exile =
|latd= |latm= |latNS= |longd= |longm= |longEW=
|national_motto =
|national_anthem =
|common_languages =
|religion = [[Islam Sunni]]
|currency =
|leader1 =
| pages=294
|leader2 = Lakate Heremba (sementara)<ref name="Regeeringsalmanak 1904">{{cite book▼
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Regeeringsalmanak_voor_Nederlandsch_Indi/OFY9AQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Mohamad-Amin-Salawati&pg=PA294&printsec=frontcover
| title= Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie voor 1903
| contribution= Landsdrukkerij
| location= Batavia
| publisher= Dutch East Indies
| year= 1903
| issue= 2
| lg= nl
}}</ref>
|leader2 = Pandai Congan
| pages=296
| url= https://www.google.co.id/books/edition/Regeeringsalmanak_voor_Nederlandsch_Indi/zFU9AQAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Ganjoem+Waigeoe&pg=PA296&printsec=frontcover
Baris 91 ⟶ 102:
| issue= 2
| lg= nl}}</ref>
|
|
|
|
|
|year_leader1 =
|year_leader2 =
|year_leader3 =
|year_leader4 = 1911-1915
|year_leader5 = 1915-1942,1946-tidak diketahui |
|
|
|title_leader = Raja, [[Ratu (gelar)|Rat]]
|representative1 =
Baris 144 ⟶ 156:
}}
'''Kerajaan Sekar''', awalnya disebut '''Kerajaan Kabituwar''',
== Sejarah ==
Baris 155 ⟶ 167:
Sekitar tahun 1885 raja Atiati mengangkat seorang kepala daerah di Pikpik dengan tujuan untuk mendapatkan bantuan perang yang mengancam antara Rumbati di satu pihak, dengan Atiati dan Fatagar di pihak lainnya. Kepala daerah ini bernama Tatare dan mendapat gelar raja, walau tidak diakui jabatan ini oleh pemerintah Belanda, baru setelah putranya Kauat diakui menjadi kepala Pikpik. Akan tetapi semua hubungan Atiati dan Pikpik dihilangkan dan diletakkan di bawah kekuasaan kerajaan Sekar. Bisa dipastikan Kauat melakukan beberapa manuver untuk menjadi kerajaan sendiri tanpa dibawah Sekar. Akan tetapi keinginan para kepala daerah Pikpik tidak pernah didukung pemerintah kolonial Belanda. Berdasarkan pertimbangan praktis Pikpik merupakan daerah kekuasaan Sekar, walau secara adat posisi raja Sekar sebagai kepala daerah Pikpik masih diperdebatkan. Beberapa daerah lain yang tidak mengakui kekuasaan raja Sekar saat itu adalah kampung Sisir dan Kampung Ugar yang memiliki silsilah raja sendiri. Akan tetapi pemerintah kekuasaan Belanda mendukung sepenuhnya kekuasaan raja Sekar.<ref name="Usmany 2014">{{Cite book|last=Usmany|first=Dessy Polla|date=2014|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1001584|title=Kerajaan Fatagar dalam Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Fakfak Papua Barat|location=Yogyakarta|publisher=Kepel Press|isbn=978-602-1228-79-1|pages=83–85|url-status=live}}</ref>
[[Machmud Singgirei Rumagesan]] ditetapkan menjadi raja pada tahun 1915 dan diakui secara resmi oleh pemerintah Belanda. Namun kerap kali Raja Rumagesan justru memberontak dari Belanda. Pemberontakan Machmud Rumagesan diawaki dengan konflik yang menyangkut Maskapai Colijn, perusahaan penambangan minyak yang beroperasi di Kokas. Pada awal pendirian operasi di Kokas ini, sangat difasilitasi oleh Raja Rumagesan dan penduduk sekitar, sehingga perusahaan ini menyetujui ketika hasil gaji diberikan kepadanya untuk didistribusikan ke penduduk. Akan tetapi Bestuur Assistent lokal meminta Raja Rumagesan memberikan kembali uang tersebut kepadanya, namun ditolak Raja Rumagesan. Bestuur Assistent tersebut melapor ke Controleur van den Terwijk, yang kemudian terlibat dalam perkelahian dengan Raja Rumagesan. Penduduk sekitar mendukung Raja Rumagesan dan hampir membunuh van den Terwijk. Pemberontakan menjadi lebih luas sehingga pemerintahan kolonial Belanda yang berpusat di [[Fakfak]] kemudian mengirimkan pasukan. Pada akhirnya 73 warga
Setelah Raja Machmud Singgirei Rumagesan mangkat, pimpinan kerajaan diwariskan kepada putranya Amir Syahdan Rumagesan.<ref name="Sukamto 2004 p. 73">{{cite book | last=Sukamto | first=A.E. | title=Pemetaan peran & kepentingan para aktor dalam konflik di Papua | publisher=Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Riset Kompetitif Pengembangan Iptek, Sub Program Otonomi Daerah, Konflik, dan Daya Saing | year=2004 | isbn=978-979-3584-34-8 | url=https://books.google.com/books?id=wIR0AAAAMAAJ | language=id | access-date=2022-04-17 | page=73}}</ref> Tetapi setelah Amir meninggal terjadi konflik suksesi. Sehingga Rustuty Rumagesan anak Singgirei dari putri keturunan Gowa, menjadi pemimpin. Tetapi Rustuty menolak gelar raja dan mengambil
==Catatan==
{{reflist|group=Catatan|refs=
<ref name=Catatan01>Kemungkinan Raja Kapitan Sekar Mner, keturunan yang berbeda dari Raja Kabituwar.</ref>
}}
== Referensi ==
|