Komando Pasukan Gerak Cepat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: pengguna baru menambah pranala merah kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru
UdinIbrahim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 19:
| size =Rahasia
| website = {{URL|https://kopasgat.tni-au.mil.id/}}
|commander1 = [[Marsda]] [[TNI]] [[WahyuYudi Hidayat SudjatmikoBustami]]
|commander1_label = [[Daftar komandan Korps Pasukan Khas|Komandan]]
|commander2 = [[Marsma]] [[TNI]] [[Deny Muis]]
|commander2_label = [[Wadan Korpaskhas|Wakil Komandan]]
|commander3 = [[Marsma]] [[TNI]] [[TriElia Bowo Setyo CahyonoAdriyanto]]
|commander3_label = Inspektur
| ceremonial_chief =
Baris 32:
| colours = [[Berkas:Baret_Kopasgat.png | 40px]] {{color box|#FF7F00|'''JINGGA'''}}
| colours_label = [[Baret]]
| garrison = [[Margahayu, Bandung]] [[JabarJawa Barat]]
| garrison_label =Markas
| march = Prajurit Baret Jingga / Ksatria Jingga (MARS PASGAT) <br /> Baret Jingga Perisai Bangsa (HIMNE PASGAT)
Baris 58:
| identification_symbol_3_label = Tambal Bahu Kiri
}}
'''Komando Pasukan Gerak Cepat''' (disingkat '''''Kopasgat''''', atau sebutan lainnya '''''Korps''''' '''''[[Baret]] Jingga'''''), merupakan pasukan khusus yang dimiliki [[TNI Angkatan Udara]]. Kopasgat merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat.
 
'''Komando Pasukan Gerak Cepat''' (disingkat '''''Kopasgat''''', atau sebutan lainnya '''''Korps''''' '''''[[Baret]] Jingga'''''), merupakan pasukan khusus yang dimiliki [[TNI Angkatan Udara]]. Kopasgat merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Pasgat diharuskan minimal memiliki kualifikasi para-komando (''Parako'') untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
 
Tugas dan tanggung jawab Kopasgat sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu Satuan Tempur Negara. Sebagai Pasukan Pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI., yang

Yang membedakannya adalah KorpasgatKopasgat mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu ''Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara'' (OP3U) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan.
 
Kopasgat bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan. Pasgat sebagai pasukan matra udara selalu siap operasional dalam melaksanakan segala misi operasi militer perang maupun non militer selain perang, perebutan sasaran, pertahanan objek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan [[Panglima TNI]].
Baris 237 ⟶ 240:
Gubernur Kalimantan Ir. Pangeran Muhammad Noor mengajukan permintaan kepada AURI agar mengirimkan pasukan payung ke [[Kalimantan]] untuk tugas membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di [[Kalimantan]], membuka stasiun radio induk untuk memungkinkan hubungan antara [[Yogyakarta]] dan [[Kalimantan]], dan mengusahakan serta menyempurnakan daerah penerjunan (''dropping zone'') untuk penerjunan selanjutnya. Atas inisiatif Komodor (U) [[Soerjadi Soerjadarma]] kemudian dipilih 12 orang putra asli [[Kalimantan]] dan 2 orang PHB AURI untuk melakukan penerjunan.<ref>Sutrisno. “Marsekal TNI Suryadi Suryadarma” Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan, Jakarta, 1985.</ref>
 
Tanggal 17 Oktober 1947, tiga belas orang anggota berhasil diterjunkan di Sambi, [[Kotawaringin Barat]], [[Kalimantan Tengah]]. Mereka adalah Hari Hadi Soemantri (montir radio AURI asal Semarang), FM Soejoto (juru radio AURI asal Ponorogo), Iskandar (pimpinan pasukan), Ahmad Kosasih, Bachri, J. Bitak, C. Williem, [[Imanuel Nuhan]], Amirudin, Ali Akbar, M. Dahlan, JH. Darius, dan Marawi.

Semuanya belum pernah mendapat pendidikan secara sempurna kecuali mendapatkan pelajaran teori dan latihan di darat (''ground training''). Seorang lagi yaitu Jamhani batal terjun karena takut.
 
Mereka diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota RI-002 yang diterbangkan oleh Bob Freeberg yang berkebangsaan Amerika sekaligus sebagai pemilik pesawat, ko-pilot Opsir (U) III Suhodo, dan ''jump master'' Opsir Muda (U) III Amir Hamzah. Bertindak sebagai penunjuk daerah penerjunan adalah Mayor (U) [[Tjilik Riwut]] yang putra asli Kalimantan. Ini adalah operasi lintas udara pertama dalam sejarah Indonesia.
 
Pasukan ini awalnya akan diterjunkan di [[Sepanbiha]], [[Kalimantan Selatan]] namun akibat cuaca yang buruk dan kontur daerah Kalimantan yang berhutan lebat mengakibatkan Mayor (U) [[Tjilik Riwut]] kebingungan saat memprediksi tempat penerjunan. Setelah bergerilya di dalam hutan pada tanggal 23 November 1947, pasukan ini disergap tentara Belanda akibat pengkhianatan seorang kepala desa setempat, yang mengakibatkan gugurnya Hari Hadi Sumantri, Iskandar, dan Ahmad Kosasih. Sedangkan yang lainnya berhasil lolos namun akhirnya setelah beberapa bulan mereka berhasil juga ditangkap Belanda.
 
Setelah bergerilya di dalam hutan pada tanggal 23 November 1947, pasukan ini disergap tentara Belanda akibat pengkhianatan seorang kepala desa setempat, yang mengakibatkan gugurnya Hari Hadi Sumantri, Iskandar, dan Ahmad Kosasih. Sedangkan yang lainnya berhasil lolos namun akhirnya setelah beberapa bulan mereka berhasil juga ditangkap Belanda.
Dalam pengadilan, Belanda tidak dapat membuktikan bahwa mereka adalah pasukan payung dan akhirnya mereka dihukum sebagai seorang kriminal biasa. Mereka dibebaskan setelah menjalani hukuman 1 tahun dan langsung diangkat menjadi anggota AURI oleh Komodor (U) [[Soerjadi Soerjadarma]].
 
Dalam pengadilan, Belanda tidaktAK dapat membuktikan bahwa mereka adalah pasukan payung dan akhirnya mereka dihukum sebagai seorang kriminal biasa. Mereka dibebaskan setelahseusai menjalani hukuman 1 tahun dan langsung diangkat menjadi anggota AURI oleh Komodor (U) [[Soerjadi Soerjadarma]].
Peristiwa Penerjunan yang dilakukan oleh ke tiga belas prajurit AURI tersebut merupakan peristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur pasukan darat [[TNI Angkatan Udara]]. Tanggal [[17 Oktober]] [[1947]] kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat), kemudian pada tahun 1997 dirubah menjadi Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas). Selanjutnya pada tahun 2022 sesuai Surat Keputusan PANGLIMA TNI Nomor Kep/66/I/2022 tanggal 19 Januari 2022 tentang validasi organisasi dari Korpaskhas kembali ke jatidiri awal pasukan komando dan pasukan payung pertama NKRI yaitu '''KOPASGAT'''.<ref>Sesuai keputusan MEN/PANGAU No.54 Tahun 1967, tanggal [[12 Oktober]] [[1967]].</ref>
 
Peristiwa Penerjunan yang dilakukan oleh ke tiga belas prajurit AURI tersebut merupakan peristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur pasukan darat [[TNI Angkatan Udara]]. Tanggal [[17 Oktober]] [[1947]] kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat), kemudian pada tahun 1997 dirubah menjadi Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas). Selanjutnya pada tahun 2022 sesuai Surat Keputusan PANGLIMA TNI Nomor Kep/66/I/2022 tanggal 19 Januari 2022 tentang validasi organisasi dari Korpaskhas kembali ke jatidiri awal pasukan komando dan pasukan payung pertama NKRI yaitu '''KOPASGAT'''.<ref>Sesuai keputusan MEN/PANGAU No.54 Tahun 1967, tanggal [[12 Oktober]] [[1967]].</ref>
 
Selanjutnya pada tahun 2022 sesuai Surat Keputusan PANGLIMA TNI Nomor Kep/66/I/2022 tanggal 19 Januari 2022 tentang validasi organisasi dari Korpaskhas kembali ke jatidiri awal pasukan komando dan pasukan payung pertama NKRI yaitu '''KOPASGAT'''.<ref>Sesuai keputusan MEN/PANGAU No.54 Tahun 1967, tanggal [[12 Oktober]] [[1967]].</ref>
 
=== Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP) ===
[[Berkas:Pasukankhasparade.jpg|jmpl|240px|kiri|Paskhas dalam parade]]
Pada masa awal kemerdekaan, dalam konsolidasi organisasi Badan Keamanan Rakyat Oedara (BKRO) membentuk Organisasi Darat yaitu Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP).

PPP dibutuhkan untuk melindungi pangkalan-pangkalan udara yang telah direbut dari tentara Jepang terhadap serangan Belanda yang pada waktu itu ingin kembali menduduki wilayah Republik Indonesia. Pimpinan BKR saat itu baik Letjen Soedirman maupun Komodor (U) [[Soerjadi Soerjadarma]] berpendapat bahwa Belanda pasti akan menyerang ibu kota RI di Yogyakarta lewat udara.

PPP saat itu masih bersifat lokal, yang dibentuk di pangkalan-pangkalan udara seperti di Pangkalan Udara Bugis ([[Malang]]), Maospati ([[Madiun]]), Mojoagung ([[Surabaya]]), Panasan ([[Solo]]), Maguwo ([[Yogyakarta]]), Cibeureum ([[Tasikmalaya]]), Kalijati ([[Subang]]), Pamengpeuk ([[Garut]]), Andir dan Margahayu ([[Bandung]]), Cililitan dan Kemayoran ([[Jakarta]]) dan pangkalan-pangkalan udara di luar pulau Jawa seperti Talang Batutu ([[Palembang]]), Tabing ([[Padang]]) dll.
 
==== Agresi Militer I dan II Belanda ====
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Toeschouwers bij de voetbalwedstrijd die gespeeld wordt ter gelegenheid van het tweejarig bestaan van het KNIL Bataljon Infanterie V Andjing Nica TMnr 60054048.jpg|jmpl|Anggota Batalyon Infanteri V (KNIL) "Andjing NICA"]]
PPP sangat berperan saat terjadi Agresi Militer I dan Agresi Militer II, ketika hampir seluruh pangkalan udara mendapat serangan dari tentara [[Belanda]], baik dari darat maupun dari udara.

Serangan besar-besaran dilancarkan oleh [[Belanda]] pada tanggal 19 Desember 1948 terhadap Pangkalan Udara Maguwo [[Yogyakarta]]. Belanda mengerahkan pesawat P-51 Mustang, P-40 Kitty Hawk dan pembom B-25/B-26.

Selain itu diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota sekitar 600 pasukan payung gabungan dari trup tempur Para-1 pimpinan Kapten Eekhout. Pasukan payung ini merupakan bagian dari ''Tijger Brigade''/Divisi B (termasuk di dalamnya satuan "[[Batalyon Infanteri V (KNIL)|Andjing NICA]]" yang terkenal ganas serta brutal) pimpinan Kolonel Van Langen yang diperintahkan untuk menguasai [[Yogyakarta]].

Brigade ini masih ditambah satuan elit gabungan pasukan darat dan udara grup tempur M. Di Maguwo grup tempur M menerjunkan 2 kompi pasukan para komando ''[[Korps Speciale Troepen]]'' (KST) yang merupakan penggabungan dari baret merah dan hijau Belanda pada November 1948.<ref>Himawan Susanto. “Yogyakarta 19 Desember 1948. Jenderal Sudirman vs Jenderal Spoor”.</ref>
Pada saat itu PPP bersama kekuatan udara lainnya berusaha mempertahankan pangkalan. Maguwo dipertahankan oleh 150 pasukan PPP dan 34 teknisi AURI pimpinan Kadet Kasmiran. Dalam pertempuran tidak seimbang ini, gugur 71 personel AURI termasuk Kadet Kasmiran dan 25 orang lainnya yang tidak dikenal.
Baris 260 ⟶ 279:
PPP inilah yang merupakan cikal bakal dari Pasukan Payung (pasukan berparasut) setelah pada tanggal 12 Februari 1946 melakukan percobaan latihan penerjunan yang pertama kali di Pangkalan Udara Maguwo [[Yogyakarta]] dengan menggunakan payung (parasut) dan pesawat terbang peninggalan Jepang.
 
Penerjunan pertama yang semuanya dilaksanakan oleh 3 orang Indonesia baik penerbangnya maupun penerjunnya, berlangsung menggunakan tiga buah pesawat Churen. Penerbang Adisoetjipto menerjunkan Amir Hamzah, penerbang Iswahjoedi menerjunkan Legino dan penerbang M. Soehodo menerjunkan Pungut. Penerjunan pertama di alam Indonesia merdeka yang berlangsung di Pangkalan Udara Maguwo tersebut disaksikan oleh Kepala Staf BKRO Komodor (U) [[Soerjadi Soerjadarma]] dan Panglima Besar Letjen [[Soedirman]] serta petinggi BKR lainnya. Penerjunan yang dilaksanakan pada ketinggian 700 meter, sebagai pengawas kesehatannya adalah dr. Esnawan.
 
Penerjunan pertama di alam Indonesia merdeka yang berlangsung di Pangkalan Udara Maguwo tersebut disaksikan oleh Kepala Staf BKRO Komodor (U) [[Soerjadi Soerjadarma]] dan Panglima Besar Letjen [[Soedirman]] serta petinggi BKR lainnya.
Penerjunan kedua diadakan di Pangkalan Udara Maguwo tanggal 8 Maret 1947 pada saat ''wing day'' yang merupakan terjun bebas (''free fall'') pertama di Indonesia dilakukan oleh Opsir Udara I Soedjono dan Opsir Muda Udara I Soekotjo dengan penerbang Gunadi dan [[Adisucipto]]. Penerjunan ini disaksikan oleh Presiden [[Soekarno]], Wakil Presiden [[Mohammad Hatta]], para petinggi BKR serta masyarakat luas.<ref>Awal Kedirgantaraan di Indonesia. Perjuangan AURI 1945-1950. Yayasan Obor, 2008</ref>
 
Penerjunan yang dilaksanakan pada ketinggian 700 meter, sebagai pengawas kesehatannya adalah dr. Esnawan. Penerjunan kedua diadakan di Pangkalan Udara Maguwo tanggal 8 Maret 1947 pada saat ''wing day'' yang merupakan terjun bebas (''free fall'') pertama di Indonesia dilakukan oleh Opsir Udara I Soedjono dan Opsir Muda Udara I Soekotjo dengan penerbang Gunadi dan [[Adisucipto]]. Penerjunan ini disaksikan oleh Presiden [[Soekarno]], Wakil Presiden [[Mohammad Hatta]], para petinggi BKR serta masyarakat luas.<ref>Awal Kedirgantaraan di Indonesia. Perjuangan AURI 1945-1950. Yayasan Obor, 2008</ref>
 
Pada tanggal 24 Maret 1947, kembali dilaksanakan penerjunan oleh Soedjono dan Soekotjo dalam rangka peresmian Pangkalan Udara Gadut di [[Bukittinggi]].
 
=== Air Base Defence Troop (ABDT) ===
Selanjutnya sejak tahun 1950, Pasukan Payung yang saat itu masih bernama PPP berpusat di Jakarta dan mendapat sebutan Air Base Defence Troop (ABDT). Pasukan membawahi 8 kompi dan dipimpin oleh Kapten (U) [[RHA Wiriadinata]] dengan wakilnya Letnan I (U) R Soeprantijo. Kemudian pada pertengahan tahun 1950, dibentuk Inspektorat Pasukan Pertahanan Pangkalan (IPP) yang bermarkas di jalan Sabang, [[Jakarta]], yang pada bulan April 1952 dipindahkan ke Pangkalan Udara Cililitan, [[Jakarta Timur]].
 
Kemudian pada pertengahan tahun 1950, dibentuk Inspektorat Pasukan Pertahanan Pangkalan (IPP) yang bermarkas di jalan Sabang, [[Jakarta]], yang pada bulan April 1952 dipindahkan ke Pangkalan Udara Cililitan, [[Jakarta Timur]].

Pada tahun 1950 juga diadakan Sekolah Terjun Payung (Sekolah Para) yang diikuti oleh para prajurit, dalam rangka pembentukan Pasukan Para AURI. Sekolah Para ini dibuka di Pangkalan Udara Andir [[Bandung]], sebagai kelanjutan dari embrio Sekolah Para di Maguwo.

Hasil didik dari Sekolah Para inilah yang kemudian disusun dalam Kompi-Kompi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang dibentuk pada bulan Februari 1952, dengan Kapten (U) [[RHA Wiriadinata]] sebagai komandannya yang saat itu juga merangkap sebagai Komandan Pangkalan Udara Andir di [[Bandung]].
 
'''Pada tahun 1950-an, Pasukan AURI terdiri dari PPP, PGT dan PSU (Penangkis Serangan Udara) yang kekuatannya terdiri dari 11 Kompi Berdiri Sendiri (BS), 8 Pleton BS dan 1 Battery PSU'''.
 
=== Resimen Tim Pertempuran PGT (RTP-PGT) ===
Selanjutnya pada Tahun 1960-an PGT juga ditugaskan dalam rangka operasi pembebasan Irian Barat (Papua) yang berdasarkan perintah Men/Pangau, maka dibentuklah Resimen Tim Pertempuran PGT (RTP PGT) yang bermarkas di [[Bandung]] dan Kapten (U) [[Sugiri Sukani]] sebagai komandannya. RTP PGT membawahi 2 Batalyon PGT yaitu Batalyon A PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) Z. Rachiman dan Batalyon B PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) JO. Palendeng.
 
RTP PGT membawahi 2 Batalyon PGT yaitu Batalyon A PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) Z. Rachiman dan Batalyon B PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) JO. Palendeng.
Komodor (U) [[RHA Wiriadinata]] adalah komandan PGT pertama (1952) yang banyak membawa perkembangan terhadap pasukan payung di Indonesia, terutama dalam tubuh AURI. Konsep PGT sejak awal mulanya memang tertuju pada kemampuan para dan komando. Ia juga pernah menjadi Panglima Gabungan Pendidikan Paratroops (KOGABDIK PARA).
 
Komodor (U) [[RHA Wiriadinata]] adalah komandan PGT pertama (1952) yang banyak membawa perkembangan terhadap pasukan payung di Indonesia, terutama dalam tubuh AURI. Konsep PGT sejak awal mulanya memang tertuju pada kemampuan para dan komando. Ia juga pernah menjadi Panglima Gabungan Pendidikan Paratroops (KOGABDIK PARA).
Pada masa pemerintahan Orde Lama, PGT AURI bersama KKO ([[Marinir]]) ALRI dikenal loyal dan setia terhadap Presiden [[Sukarno]]. Kedua pasukan elit ini bahkan dianggap menjadi anak emasnya Presiden Soekarno. Hingga saat detik-detik kejatuhan Presiden [[Sukarno]], kedua pasukan ini tetap menunjukkan kesetiaannya pada Sang Proklamator tersebut.
 
Konsep PGT sejak awal mulanya memang tertuju pada kemampuan para dan komando. Ia juga pernah menjadi Panglima Gabungan Pendidikan Paratroops (KOGABDIK PARA).
 
Pada masa pemerintahan Orde Lama, PGT AURI bersama KKO ([[Marinir]]) ALRI dikenal loyal dan setia terhadap Presiden [[Sukarno]].
 
Pada masa pemerintahan Orde Lama, PGT AURI bersama KKO ([[Marinir]]) ALRI dikenal loyal dan setia terhadap Presiden [[Sukarno]]. Kedua pasukan elit ini bahkan dianggap menjadi anak emasnya Presiden Soekarno. Hingga saat detik-detik kejatuhan Presiden [[Sukarno]], kedua pasukan ini tetap menunjukkan kesetiaannya pada Sang Proklamator tersebut.
 
=== Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU) ===
Pada tanggal 15 Oktober 1962, berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor: 195 dibentuklah Komando Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara (KOPPAU). Panglima KOPPAU dirangkap oleh Men/Pangau dan sebagai wakilnya ditetapkan Komodor (U) [[RHA Wiriadinata]].

KOPPAU terdiri dari Markas Komando (Mako) berkedudukan di [[Bandung]], Resimen PPP di [[Jakarta]] dan Resimen PGT di [[Bandung]]. Resimen PPP membawahi 5 Batalyon yang berkedudukan di [[Jakarta]], [[Banjarmasin]], [[Kota Makassar|Makassar]], [[Biak]] dan [[Palembang]] (kemudian pindah ke [[Medan]]). Resimen PGT terdiri dari 3 Batalyon, yaitu Batalyon I PGT (merupakan Batalyon III Kawal Kehormatan Resimen Cakra Bhirawa) berkedudukan di [[Bogor]], Batalyon II PGT di [[Jakarta]] dan Batalyon III PGT di [[Bandung]].
 
Berdasarkan Surat keputusan Men/Pangau Nomor: III/PERS/MKS/1963 tanggal 22 Mei 1963, maka pada tanggal 9 April 1963 Komodor (U) [[RHA Wiriadinata]] dikukuhkan menjadi Panglima KOPPAU dan menjabat selama 1 tahun. Kemudian pada tahun 1964 digantikan oleh Komodor (U) Ramli Sumardi sampai dengan tahun 1966.
Baris 314 ⟶ 347:
 
=== KOMANDO PASUKAN GERAK CEPAT (KOPASGAT) ===
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor KEP/66/I/2022 tanggal 19 Januari 2022 tentang Validasi Organisasi dari KORPASKHAS kembali ke marwah asli awal pembentukan pasukan komando TNI Angkatan Udara dan pasukan payung pertama NKRI yaitu '''KOMANDO PASUKAN GERAK CEPAT''' ('''''KOPASGAT''''').

Sejarah mencatat dengan tinta emas penerjunan pasukan pertama kali di Kotawaringin, Kalimantan Tengah guna melaksanakan operasi gerilya melawan pasukan Belanda, serta sepak terjang KOPASGAT dalam melaksanakan operasi pembebasan Irian Barat melawan pasukan Belanda hingga menancapkan bendera merah putih di Irian Barat, dan masih banyak operasi militer yang dilaksanakan KOPASGAT.
 
== Spesialisasi ==
Baris 327 ⟶ 362:
== Komandan ==
{{utama|Daftar Komandan Komando Pasukan Gerak Cepat}}
Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) dipimpin oleh seorang Perwira Tinggi bintang dua [[Marsekal Muda]]. Saat ini jabatan Dankopasgat diduduki oleh [[Marsekal Muda]] [[TNI]] [[WahyuYudi Hidayat Sudjatmiko|Wahyu Hidayat SujatmikoBustami]].
 
== Struktur Organisasi KOPASGAT Hingga 2024 ==
Baris 506 ⟶ 541:
 
== Pengembangan Kedepan Struktur Organisasi Kopasgat (Dalam Semangat MEF Pasgat) ==
Tugas TNI Angkatan Udara makin Kompleks, dimulai pada tanggal 9 April 1946 hingga saat ini bukan perjalanan perjalanan yang singkat. Dengan tekad untuk menjadikan Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia yang menuntut keharusan TNI AL dan TNI AU untuk memperkuat organisasi dan Alutsistanya untuk menjadi pengawal Negara Poros Maritim Dunia.

TNI Angkatan Udara berbenah diri untuk memperkuat kekuatan tempurnya. Kekuatan TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan operasi udara bertumpu pada dua kekuatan inti yaitu ***Wing-Wing Udara dan Kopasgat***yang keduanya selalu bersama dalam melaksanakan operasi udara, baik itu operasi serangan udara, pertahanan udara, dukungan udara, maupun operasi kemanusiaan.

Momentum ini menjadi titik awal kebangkitan TNI Angkatan Udara dengan Perkuatan Alutsista dan peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pemenuhan personel sesuai DSP yang mengawaki menjadi "ANGKATAN UDARA YANG KUAT DAN DISEGANI" untuk mengawal Negara Indonesia sebagai POROS MARITIM DUNIA dan disegani di Kasawan.
=== Transformasi Kopasgat Hingga 2035 ===
Berkembangnya teknologi pertahanan yang sangat pesat dengan ancaman [[perang dunia maya]], maka Korpasgat sebagai salah satu Kotama Tempur TNI Angkatan Udara harus segera menyesuaikan dengan segala persenjataan modern yang berkembang termasuk didalamnya membuat perencanaan pembelian alutsista-alutsista yang dibutuhkan baik dari dalam negeri ataupun dari luar negeri.

Korpasgat diharuskan segera melaksanakan Transformasi menuju postur tahun 2035 untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit di segala bidang. Diharapkan TNI AU dapat melaksanakan operasi militer secara mandiri.
Trasformasi Korpasgat adalah dengan mengembangkan tugas yang menyatu dengan tugas pokok Angkatan Udara, Yaitu MENJAGA KEDAULATAN DAN HUKUM DI UDARA.

Kita membangun doktrin perang yang sekarang ini sudah bergeser dari Area Command menjadi namanya Battle Zone. Jadi beberapa wilayah diperkuat secara bertahap. Perbedaan antara Area Command dengan Battle Zone adalah, kalau Area Command itu berarti pertahanan merata mulai dari Indonesia barat hingga Indonesia timur dan sifatnya tidak tajam yang disebut dengan Capability Base Approach.

Sedangkan Battle Zone adalah membangun pertahanan yang menyatu dengan tugas pokok TNI AU artinya Lanud-Lanud Utama harus diperkuat dahulu, setelah itu memperkuat pangkalan aju atau pangkalan terdepan yang di peripheral-peripheral (perbatasan).

Pertahanan dalam masa damai harus Defence Indepth. Membangun pertahanan dari tengah yaitu Ibu kota dahulu sebagai Center Of Grafity, baru berkembang ke luar. Intinya pembangunan kekuatan pertahanan mengedepankan konsep New Generation Air Force yaitu doktrin pertahanan yang didukung dengan teknologi.
 
=== BRIGADE KOMANDO (BRIGKO) SERBU PASGAT ===
==== PENGEMBANGAN BATALYON KOMANDO PASGAT ====
Awal mula pada Tahun 1960-an PGT juga ditugaskan dalam rangka operasi pembebasan Irian Barat (Papua). Berdasarkan perintah Men/Pangau, maka dibentuklah Resimen Tim Pertempuran PGT (RTP PGT) yang bermarkas di Bandung dan Kapten (U) Sugiri Sukani sebagai komandannya. RTP PGT membawahi 2 Batalyon PGT yaitu Batalyon A PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) Z. Rachiman dan Batalyon B PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) JO. Palendeng. Komodor (U) RHA Wiriadinata adalah komandan PGT pertama (1952) yang banyak membawa perkembangan terhadap pasukan payung di Indonesia, terutama dalam tubuh AURI. Konsep PGT sejak awal mulanya memang tertuju pada kemampuan para dan komando. Ia juga pernah menjadi Panglima Gabungan Pendidikan Paratroops (KOGABDIK PARA).
 
RTP PGT membawahi 2 Batalyon PGT yaitu Batalyon A PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) Z. Rachiman dan Batalyon B PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) JO. Palendeng. Komodor (U) RHA Wiriadinata adalah komandan PGT pertama (1952) yang banyak membawa perkembangan terhadap pasukan payung di Indonesia, terutama dalam tubuh AURI.
Batalyon yang dibangun sekarang ini namanya Air Comandos. Didesain untuk tugas-tugas sebagai Strike Forces (Pasukan Pemukul). Oleh karenanya konsep operasi yang dibangun dan dikembangkan adalah COMBAT TEAM BATTALION (Batalion Tim Pertempuran). Jadi bagaimana Batalion-Batalion itu bergerak dengan bantuan-bantuan kesenjataannya. Dalam pertempuran dan serbuan Batalion Tim Pertempuran (BTP) merupakan gabungan kekuatan tempur dari Yonko Pasgat dan gabungan unsur bantuan tempur dari kompi-kompi Kavaleri Pasgat, Artileri Pasgat, Zeni Pasgat, Kesehatan lapangan Pasgat, Komlek Pasgat dan Bekang Pasgat yang kesemuanya merupakan Kesatuan Kesenjataan Terpadu.
 
Konsep PGT sejak awal mulanya memang tertuju pada kemampuan para dan komando. Ia juga pernah menjadi Panglima Gabungan Pendidikan Paratroops (KOGABDIK PARA).
 
Batalyon yang dibangun sekarang ini namanya Air Comandos. Didesain untuk tugas-tugas sebagai Strike Forces (Pasukan Pemukul). Oleh karenanya konsep operasi yang dibangun dan dikembangkan adalah COMBAT TEAM BATTALION (Batalion Tim Pertempuran).
 
Batalyon yang dibangun sekarang ini namanya Air Comandos. Didesain untuk tugas-tugas sebagai Strike Forces (Pasukan Pemukul). Oleh karenanya konsep operasi yang dibangun dan dikembangkan adalah COMBAT TEAM BATTALION (Batalion Tim Pertempuran). Jadi bagaimana Batalion-Batalion itu bergerak dengan bantuan-bantuan kesenjataannya. Dalam pertempuran dan serbuan Batalion Tim Pertempuran (BTP) merupakan gabungan kekuatan tempur dari Yonko Pasgat dan gabungan unsur bantuan tempur dari kompi-kompi Kavaleri Pasgat, Artileri Pasgat, Zeni Pasgat, Kesehatan lapangan Pasgat, Komlek Pasgat dan Bekang Pasgat yang kesemuanya merupakan Kesatuan Kesenjataan Terpadu.
=== RESIMEN ARTILERI PERTAHANAN UDARA (MENHANUD) PASGAT ===
Baris 524 ⟶ 577:
# Bateray Rudal ShoRAD
 
Hanud Jarak Medium (Medium Range Air Defence – MeRAD)atau Hanud Terminal saat ini diemban oleh Satuan Rudal (Satrudal) Kosekhanudnas TNI AU.

Pengadaan pertama adalah Satrudal 111 Kosekhanudnas I untuk pengamanan ibukota Jakarta dengan Alutsista berupa Bateray NASAMS (Norwegia) dengan jarak jangkau tembak antara 50–100&nbsp;km. Kedepan dibentuk Satrudal-Satrudal Hanud Jarak Jauh baru ditiap wilayah Kosehanudnas I,II,III, dan IV sebagai payung udara NKRI terutama rencana di Ibukota baru NKRI yang ada di Kalimantan dan di wilayah perbatasan udara NKRI sehingga membentuk Perisai Udara yang panjang saling menyambung disepanjang perbatasan udara NKRI.

Untuk lebih mengoptimalkan kekuatan Hanud, akan dikembangkan Sistem Hanud THAAD (Terminal High Altitude Air Defence) yaitu sistem Hanud yang saling terintegrasi antara Hanud titik Pasgat dan Hanud Terminal maupun Area Kosekhanudnas I,II,III,IV TNI Angkatan Udara untuk melindungi wilayah udara NKRI.
 
=== RESIMEN BANTUAN TEMPUR KORPASGAT ===
==== Pembentukan Batalyon Kavaleri Pasgat ====
Korpasgat dengan PT Pindad bekerjasama untuk membangun Batlion Kavaleri Pasgat dengan menggunakan Panser Produk dalam negeri sendiri. Korpasgat membutuhkan 90 unit Panser untuk melengkapi kebutuhan pengadaan alutsista Batalion Kavaleri Pasgat yang nantinya digelar di 3 Kotama Korpasgat.

Batalyon Kavaleri Pasgat berada dibawah Komando Resimen Bantuan Tempur Korpasgat. Tugas pokok dari batalion ini adalah untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat di darat dengan menggunakan kendaraan tempur angkut lapis baja guna mencari, mendekati, menghancurkan dan menawan musuh serta merebut, menguasai dan mempertahankan medan baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang lebih besar dalam rangka sebagai bantuan tempur bagi Pasukan Batalion Komando Pasgat yang berada digaris depan pertempuran. Batalion Kavaleri Pasgat dilengkapi berbagai Kendaraan Tempur Lapis Baja buatan dalam negeri (Ranpur) 6X6 jenis Panser Anoa buatan PT. Pindad.
Yonkav Pasgat, terdiri dari:
# 3 Kompi. Tiap kompi memiliki kedudukan, tugas serta fungsi sebagai bantuan tempur di tiap Batalyon Komando Pasgat. memiliki tugas pokok untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan di tiap Batalyon Komando Pasgat, yaitu melaksanakan operasi tempur & tugas pengamanan di darat dengan menggunakan ranpur lapis baja sebagai alutsista dalam rangka mewujudkan dan menunjang keberhasilan visi dan misi tugas Batalyon Komando Pasgat. Organisasi Kompi berpedoman pada Top Roi, dengan komposisi 100 Orang yang terdiri dari Kelompok Komando Kompi dipimpin oleh 1 Orang Komandan Kompi dan 3 Peleton. Dengan organisasi tersebut tiap Kompi memiliki alutsista berupa 1 unit Ranpur Komando jenis Anoa 6x6 buatan Pindad dan 12 unit ranpur AP jenis Anoa 6x6 buatan Pindad.
# Kompi Markas adalah salah satu kompi dari lima kompi yang ada di dalam kesatuan Yonkav Mekanis Paskhas dengan tugas pokok sebagai unsur pelayan dalam mendukung tugas operasional Yonkav Pasgat. Kompi Markas di pimpin oleh seorang perwira berpangkat Kapten berkedudukan di markas Batalyon.
# Kompi Bantuan merupakan satuan terkecil dari Batalyon yang memiliki keistimewaan senjata batuan yg terdiri dari Morse atau yang lebih dikenal dengan Senjata Lintas Lengkung Mortir 81 Tampela dan Sejata Lintas Datar berupa SLT (Senjata Lawan Tank) serta 1 (Satu) Regu Bakduk (Penembak Runduk). Kompi Bantuan merupakan kompi pendukung yang bertugas memberikan tembakan BANTEM (Bantuan Tempur) dan menganggu kosentrasi musuh saat anggota Regu Kompi Mekanis bergerak untuk menghancurkan musuh tersebut. Kompi Bantuan dipimpin oleh seorang Komandan Kompi (Danki Bant) yang berpangkat Kapten berkedudukan di markas Batalyon. Para anggota Kompi terbagi menjadi 2 Pleton (Morse dan SLT), 1 Regu Bakduk dan 1 Komando Kompi (Koki) atau unsur pelayan Kompi.
 
==== Pembentukan Batalyon Zeni Pasgat ====
Korps Zeni Tempur adalah pasukan yang sangat dibutuhkan dalam perang. Dalam situasi ekstrem Zeni berada di garis depan untuk membuka jalan gerak laju bagi satuan korps lain terutama Pasukan Pemukul Yonko Pasgat yang tergabung dalam beberapa Brigade Komando Pasgat.

Sementara pada situasi damai Zeni membantu pemulihan kerusakan pada objek-objek dan daerah. Zeni adalah bagian insinyur dari pasukan militer yang mengurus persenjataan dan perlengkapan. Zeni bertanggung jawab membuat konstruksi prasarana militer khususnya di daratan, seperti membangun perkubuan, konstruksi dan destruksi militer di medan tempur, penyamaran atau kamuflase dan pelaksanaan zeni tempur khususnya penyediaan fasilitas hidup di lapangan bagi pasukan.

'''Adapun tugas tambahan dari Batalyon Zeni Pasgat adalah membangun secara darurat dan cepat segala fasilitas lapangan udara yang porak poranda berupa runway, tower, aprron dan fasilitas penting pendukung penerbangan lainnya setelah berhasil direbut kembali agar dapat segera dapat difungsikan kembali'''.
Peralatan Persenjataan Zeni :
# IMR Obstacle Clearing Vehicle (Pembuka Jalan. IMR merupakan kendaraan sejenis buldoser dengan panjang 9 meter yang berfungsi membuka jalan. Kendaraan berbasis tank T-72 atau T-90 ini dilengkapi pisau buldoser dan telescopic boom (lengan teleskopik) dengan berbagai jenis pengencang. Kendaraan ini mampu membuka jalan di segala medan yang diinginkan. Di medan yang kasar, IMR dapat membuka jalan sepanjang 12&nbsp;km dengan kecepatan 5 – 8&nbsp;km per jam. Sementara di hutan rimba, kecepatan IMR berada di kisaran 300 – 400 meter per jam. Kabin IMR mampu menampung dua orang dan mereka dapat bertahan hidup selama tiga hari dalam kendaraan tersebut. Di dalam kabin terdapat perlengkapan untuk memasak air, memanaskan makanan, bahkan fasilitas toilet. Dengan kendaraan ini, tentara tak perlu takut melewati ladang ranjau atau bahkan radiasi sinar gamma. IMR juga merupakan satu-satunya kendaraan yang dapat bekerja dalam jarak sangat dekat dengan reaktor nuklir. Hal ini terbukti saat IMR digunakan pada hari-hari pertama setelah kecelakaan di stasiun nuklir Chernobyl.
# Penyapu Ranjau UR-77 (Slavic Dragon/Meteorit. Kendaraan UR-77 dirancang untuk ‘membuat celah’ pada ladang ranjau musuh. Menurut para ahli, UR-77 ini merupakan kendaraan penakluk ladang ranjau terbaik. UR-77 membawa dua amunisi hulu ledak yang tersambung oleh kabel sepanjang 90 meter. Setiap amunisi berisi lebih dari 700&nbsp;kg peledak plastik. Saat diluncurkan, roket amunisi akan terbang bersama kabel dan jatuh pada daerah yang ditentukan. Kemudian, amunisi tersebut diledakkan dan membuat ranjau di sekitarnya meledak sehingga terbentuklah jalan selebar 6 meter yang dapat dilalui. Julukan Slavic dragon atau meteorit didapat ‘penyapu ranjau’ ini karena aksi amunisinya terlihat seperti ular naga. Saat amunisi diluncurkan, roket meraung keras di atas tanah dan di belakangnya terdapat kabel panjang yang berliku-liku seperti ekor naga.
# Penanam Ranjau GMZ-3.Zeni juga mempunyai kendaraan yang memiliki fungsi berlawanan dengan UR-77 yakni penanam ranjau GMZ-3. Penanam ranjau generasi ketiga ini dapat menanam ranjau dalam jarak beberapa kilometer, baik dalam keadaan tenang ataupun saat perang. Jika dibutuhkan, GMZ-3 juga dapat menyembunyikan amunisi di dalam tanah. Pada modifikasi terbaru, kendaraan ini dilengkapi peralatan navigasi untuk menentukan titik koordinat setiap ranjau yang memudahkan pemetaan kontur lapangan. Pengendara tinggal menentukan langkah penanaman ranjau dan mekanisme pengiriman ranjau tersebut dengan transportasi darat lain. Setelah selesai, ranjau dapat diaktifkan dengan menggunakan peralatan khusus.
# Jembatan di atas roda’ TMM-6. Kendaraan berat ini hanya butuh waktu 50 menit untuk membentangkan jembatan mekanik TMM tanpa kesulitan yang berarti. Satu set TMM-6 memiliki panjang 102 meter yang terdiri dari 6 bagian sepanjang 17 meter. Tentara bisa menggunakan 6 set jembatan sepanjang 7 meter, 3 set jembatan sepanjang 34 meter, atau 1 set jembatan dengan panjang 100 meter.Jika tangki bahan bakar terisi penuh, TMM-6 dapat menempuh jarak 1.100&nbsp;km di jalan tol dengan kecepatan maksimum 70&nbsp;km/jam.
# Pengeruk TMK-2. Traktor TMK-2 dapat membuat parit sepanjang 700 meter dengan kedalaman 1,5 meter dalam waktu 1 jam. TMK-2 juga dapat digunakan untuk mengubah relief tanah seperti menimbun parit atau menggali kolam dengan bantuan buldoser tambahan. Selain itu, TMK-2 bisa pula digunakan untuk pemeliharaaan dan membersihkan jalan dari salju bila dilengkapi alat tambahan. Menurut para ahli, TMK-2 sangat mudah dikendalikan dan mempunyai kemampuan manuver yang tinggi. Hal tersebut membuat kendaraan ini tak tersaingi dalam pembuatan parit jalur pipa, pekerjaan saluran pembuangan air ataupun berbagai jalur lain.
Baris 548 ⟶ 611:
 
==== Pembentukan Batalyon Kesehatan Pasgat ====
Pembentukan Yonkes didasarkan pada perlunya satuan kesehatan lapangan yang mampu mendukung kesatuan operasional setingkat Kopur ke atas.

Yonkes tergabung dalam resimen bantuan tempur Pasgat yang tugas pokoknya mendukung tugas pasukan pemukul Yonko Pasgat dalam pertempuran maupun kemanusiaan. Yonkes terdiri atas Mayon, Kompi Markas, Kompi Rumah Sakit Lapangan, Kompi Evakuasi dan Kompi Kesehatan Bantuan. Tugas Pokok Yonkes Pasgat adalah:
# Menyelenggarakan segala bentuk pengobatan umum.
# Menyelenggarakan pengobatan spesialistik bedah, penyakit dalam, saraf dan jiwa serta Gilut.
Baris 562 ⟶ 627:
=== RESIMEN PERTAHANAN PANGKALAN KOPASGAT (MENHANLAN PASGAT)===
==== Detasemen Pertahanan Pangkalan (Denhanlan) Pasgat ====
Sejarah awal pembentukan Denhanlan Pasgat adalah Pada masa awal kemerdekaan, dalam konsolidasi organisasi Badan Keamanan Rakyat Oedara (BKRO) membentuk Organisasi Darat yaitu Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP). PPP dibutuhkan untuk melindungi pangkalan-pangkalan udara yang telah direbut dari tentara Jepang terhadap serangan Belanda yang pada waktu itu ingin kembali menduduki wilayah Republik Indonesia. Pimpinan BKR saat itu, Letjen Soedirman maupun Komodor (U) Soerjadi Soerjadarma berpendapat bahwa Belanda pasti akan menyerang ibu kota RI di Yogyakarta lewat udara. PPP saat itu masih bersifat lokal, yang dibentuk di pangkalan-pangkalan udara seperti di Pangkalan Udara Bugis (Malang), Maospati (Madiun), Mojoagung (Surabaya), Panasan (Solo), Maguwo (Yogyakarta), Cibeureum (Tasikmalaya), Kalijati (Subang), Pamengpeuk (Garut), Andir dan Margahayu (Bandung), Cililitan dan Kemayoran (Jakarta) dan pangkalan-pangkalan udara di luar pulau Jawa seperti Talang Batutu (Palembang), Tabing (Padang) dll dari agresi militer I dan II Belanda.
 
PPP dibutuhkan untuk melindungi pangkalan-pangkalan udara yang telah direbut dari tentara Jepang terhadap serangan Belanda yang pada waktu itu ingin kembali menduduki wilayah Republik Indonesia. Pimpinan BKR saat itu, Letjen Soedirman maupun Komodor (U) Soerjadi Soerjadarma berpendapat bahwa Belanda pasti akan menyerang ibu kota RI di Yogyakarta lewat udara.
Disetiap Lanud dibentuk Detasemen Pertahanan Pangkalan (Denhanlan) Pasgat. Terutama Lanud Tipe A dan Lanud Tipe B. Sebagai pasukan tempur untuk pertahanan pangkalan, menjadi perisai setiap Lanud dan wilayah teritorial udara (Bandara/Airstrip). Denhanlan bertugas melindungi dan mempertahankan semua Pangkalan Udara Militer maupun Bandara/Airstrip NKRI beserta Aset yang ada didalamnya dari segala ancaman dan serangan guna untuk menjamin tetap berlangsung operasi udara. Salah satunya tugas yaitu menempatkan Sniper di tiap Tower Lanud/Bandara guna melaksanakan penindakan langsung terhadap ancaman drone tak berizin yang membahayakan operasi udara / penerbangan di Lanud dan Bandara NKRI. Denhanlan Pasgat dilengkapi Alutsista berupa Rantis-rantis serbu dengan senjata kaliber 12,7&nbsp;mm, Rantis Patroli dan kendaraan angkut pasukan. Denhanlan Pasgat dipimpin oleh seorang Pamen dengan kekuatan 1 kompi senapan, 1 tim aksi khusus, 1 peleton bantuan, dan 1 peleton markas. Denhanlan adalah Pasukan Kopasgat yang melaksanakan BKO Lanud untuk tugas tempur pertahanan pangkalan dan bandara.
 
PPP saat itu masih bersifat lokal, yang dibentuk di pangkalan-pangkalan udara seperti di Pangkalan Udara Bugis (Malang), Maospati (Madiun), Mojoagung (Surabaya), Panasan (Solo), Maguwo (Yogyakarta), Cibeureum (Tasikmalaya), Kalijati (Subang), Pamengpeuk (Garut), Andir dan Margahayu (Bandung), Cililitan dan Kemayoran (Jakarta) dan pangkalan-pangkalan udara di luar pulau Jawa seperti Talang Batutu (Palembang), Tabing (Padang) dll dari agresi militer I dan II Belanda.
 
Di setiap Lanud dibentuk Detasemen Pertahanan Pangkalan (Denhanlan) Pasgat. Terutama Lanud Tipe A dan Lanud Tipe B. Sebagai pasukan tempur untuk pertahanan pangkalan, menjadi perisai setiap Lanud dan wilayah teritorial udara (Bandara/Airstrip).
 
Disetiap Lanud dibentuk Detasemen Pertahanan Pangkalan (Denhanlan) Pasgat. Terutama Lanud Tipe A dan Lanud Tipe B. Sebagai pasukan tempur untuk pertahanan pangkalan, menjadi perisai setiap Lanud dan wilayah teritorial udara (Bandara/Airstrip). Denhanlan bertugas melindungi dan mempertahankan semua Pangkalan Udara Militer maupun Bandara/Airstrip NKRI beserta Aset yang ada didalamnya dari segala ancaman dan serangan guna untuk menjamin tetap berlangsung operasi udara. Salah satunya tugas yaitu menempatkan Sniper di tiap Tower Lanud/Bandara guna melaksanakan penindakan langsung terhadap ancaman drone tak berizin yang membahayakan operasi udara / penerbangan di Lanud dan Bandara NKRI. Denhanlan Pasgat dilengkapi Alutsista berupa Rantis-rantis serbu dengan senjata kaliber 12,7&nbsp;mm, Rantis Patroli dan kendaraan angkut pasukan. Denhanlan Pasgat dipimpin oleh seorang Pamen dengan kekuatan 1 kompi senapan, 1 tim aksi khusus, 1 peleton bantuan, dan 1 peleton markas. Denhanlan adalah Pasukan Kopasgat yang melaksanakan BKO Lanud untuk tugas tempur pertahanan pangkalan dan bandara.
 
Denhanlan Pasgat dilengkapi Alutsista berupa Rantis-rantis serbu dengan senjata kaliber 12,7&nbsp;mm, Rantis Patroli dan kendaraan angkut pasukan. Denhanlan Pasgat dipimpin oleh seorang Pamen dengan kekuatan 1 kompi senapan, 1 tim aksi khusus, 1 peleton bantuan, dan 1 peleton markas. Denhanlan adalah Pasukan Kopasgat yang melaksanakan BKO Lanud untuk tugas tempur pertahanan pangkalan dan bandara.
Organisasi terdiri dari :
# Kompi Senapan
Baris 576 ⟶ 649:
 
==== SATUAN BRAVO '90/AT ====
''Lihat Selengkapnya di Artikel: '''[[Satuan Bravo 90|Satuan Bravo '90]]'''''
Satuan Bravo 90 adalah pengembangan dari Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90) adalah pasukan khusus anti teror Indonesia dengan kemampuan khusus yang di bentuk di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada tahun 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara. Moto: Catya Wihikan Awacyama Kapala artinya Setia, Terampil, Berhasil
 
Satuan Bravo 90 adalah pengembangan dari Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90) adalah pasukan khusus anti teror Indonesia dengan kemampuan khusus yang di bentuk di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada tahun 1990, Bravo berarti yang terbaik.
 
Satuan Bravo 90 adalah pengembangan dari Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90) adalah pasukan khusus anti teror Indonesia dengan kemampuan khusus yang di bentuk di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada tahun 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara. Moto: Catya Wihikan Awacyama Kapala artinya Setia, Terampil, Berhasil
 
PENGUKUHAN SATBRAVO 90/AT.
 
Dikukuhkan pada tanggal 16 September 1999 oleh KSAU Marsekal Hanafie Asnan. Dalam melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga bergerak tanpa identitas. Bisa mencair di satuan-satuan Pasgat, atau seorang diri. Layaknya dunia intelijen Bukan main-main, Bravo-90 juga melengkapi personelnya dengan beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara), selam, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia.

Pasukan elit ini juga kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan menggunakan peluru tajam tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan reguler lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan kecepatan mereka untuk bertindak dalam waktu sepersekian detik.
 
Satuan Bravo '90 mempunyai Detasemen, yaitu:
Baris 586 ⟶ 665:
# Den 902/Aksi Khusus
# Den 903/Banniksus
 
Semua Detasemen mempunyai keahlian yang merata di bidang counter terrorism. Pasukan “inti” baret jingga ini juga kerap berlatih dengan pasukan khusus negara lain dan juga dengan pasukan khusus dalam negeri. Satuan Bravo saat ini sudah memiliki fasilitas pertempuran jarak dekat (CQB). Bahkan untuk latihan pembebasan sandera di pesawat, Satuan Bravo langsung melaksanakannya di dalam pesawat baik milik TNI-AU maupun PT. DI. Satuan Bravo juga menjadi pasukan khusus pertama di Indonesia yang mampu menguasai ilmu bela diri Systema yang merupakan ciri khas dari pasukan elit Rusia.
 
TAHAP PENDIDIKAN BRAVO 90/AT.
 
Pendidikan Satuan Bravo sekitar 6 bulan. Dilaksanakan di Pusdiklat Pasgat Satdik 02 Lanjut dan Satdik 04 Khusus. Anggotanya diseleksi dari siswa terbaik peringkat 1-40 lulusan sekolah komando Pasgat dan personel aktif di Resimen/Batalyon/Detasemen. Semua diseleksi ketat mulai dari IQ, kesemaptaan, keahlian spesialisasi militer yang dibutuhkan serta kesehatan. Semua dengan asistensi lembaga TNI-AU yang berkompeten dengan bidang masing – masing. Tampaknya para pelatih Detasemen Penanggulangan Teror “ala” Pasukan khusus TNI-AU ini tak main – main. Peluru tajam digunakan dalam latihan tahap akhir. Alhasil para calon Bravo juga penuh perhitungan, cermat, cepat sekaligus tepat dalam bertindak. Bertempur total dan habis – habisan. Itulah kesimpulan akhir pendidikan Bravo. Mereka tercetak menjadi prajurit elit Pasgat yang siap diterjunkan di mana saja baik di Luar Negeri maupun di seluruh Indonesia. Setelah lulus, para personel Bravo muda ini berhak atas brevet bravo, lambang, Call Sign dan perlengkapan tempur standard Bravo lainnya. Mereka juga dibagi ke dalam 3 Detasemen Khusus. Bagi para personel Bravo yang telah dianggap senior, bisa dipindahkan ke Tim khusus yang tak lain “berisi” prajurit Bravo berkemampuan di luar matra udara yaitu Frogmens yang mampu melakukan infiltrasi lewat laut, Selam Tempur, UDT, EOD, Zeni Demolisi, Penerbangan, elektronika dll.
 
RENTANG PENUGASAN BRAVO 90/AT.
 
Dimulai sejak 1992 dalam pengamanan KTT di Jakarta, Misi pemulangan TKI China, dan misi Geser Tim – Tim sebagai buntut lepasnya Tim – tim dari NKRI. Bravo ditugasi mengendalikan Bandara Komoro dalam satgas ITFET (Indonesian Task Force in East Timor), namun pengamanan pusat kota juga dipercayakan kepada komando Bravo. Mereka bertugas sampai detik-detik akhir turunnya merah-putih dari bumi Lorosae Setelah itu dalam konflik Ambon, Bravo mengalami berbagai peperangan frontal dari darat ke darat dalam menyekat 2 kubu yang bertikai. Bravo tergabung dalam Yon Gab 1 bersama Kopassus dan Taifib Marinir. Dalam konflik Aceh, Bravo ditugasi untuk mengamankan bandara dan lanud di seluruh wilayah NAD. Juga dalam operasi bertaraf Internasional di antaranya meliputi: Tim Khusus pasukan perdamaian PBB dan Operasi penyelamatan evakuasi WNI di Luar Negeri.
 
PERSENJATAAN BRAVO 90/AT.
 
Pistol Scorpion sudah tinggal kenangan. Kini Bravo memiliki senjata jagonya CQB yaitu MP 5. Sebagian adalah hibah dari Korea. Namun begitu masih bagus. Pistol pun pakai SiG Sauer. Anggota Bravo dilengkapi uniform full gears dengan peralatan terbaru. Mulai dari rompi anti peluru, NVG, GPS, pelindung kaki dan lutut, sepatu khusus, pelindung mata, pisau lempar sampai alat komunikasi point to point. Bahkan dalam situasi khusus, Bravo bisa memboyong pesawat – pesawat TNI-AU dari pesawat angkut sampai pesawat tempur untuk menyokong misi operasinya. Bravo juga kini telah memiliki senjata SAR-21 (Singapore Air Rifle). Kabarnya Bravo mendapat 50 buah senjata jenis ini dari Mabes TNI. Kedepan Bravo sebagai pasukan khusus andalan TNI akan dilengkapi dengan berbagai peralatan persenjataan termodern dan high teknologi untuk menyongsong perang masa depan yang lebih Global dan Moden. Dan Mendatang akan lebih lengkap, modern dan profesional menuju pasukan elite kelas dunia untuk menjadi pagar dan benteng NKRI.
 
KENDARAAN TEMPUR BRAVO 90/AT.
 
Satuan Bravo Pasgat saat ini setidaknya mengoperasikan beberapa jenis kendaraan tempur dan taktis yang selalu bertambah sesuai dengan tuntutan tugas era perang modern, antara lain:
# Land Rover Defender MRCV (multi role combat vehicle)
# Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T)
# Beberapa Ranpur dan Rantis Lainnya, terbaru sesuai dengan kebutuhan(amfibi,dll)
 
Markas Satuan Bravo-90/AT.
Pada tahun 2009, Sat Bravo telah menempati markas barunya seluas beberapa hektare di daerah Rumpin, Bogor. Daerah ini dinilai sangat strategis karena dekat dengan dua lanud utama TNI-AU yaitu Lanud Atang Sanjaya, Bogor dan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta sehingga mudah untuk menggerakkan pasukan keseluruh wilayah Indonesia. Daerah ini juga memiliki akses yang cepat ke pusat pemerintahan (khususnya Istana Negara Jakarta dan Istana Bogor, Gedung MPR-DPR serta Mabes TNI di Cilangkap) maupun dengan pintu gerbang negara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Selain itu Sat Bravo juga direncanakan untuk dapat melindungi Pusat Pengembangan dan Pengkajian Iptek (Puspiptek) milik BPPT dan fasilitas LAPAN di daerah Serpong, Tangerang
 
==== CCD (COMBAT CONTROL DETACHMENT) / DENDALPUR ====
Baris 704 ⟶ 759:
[[Berkas:Lambang Korpaskhas.png|150px|jmpl|'''''Lambang Lama Korps Paskhas''''']]
[[Berkas:Lambang Kopasgat TNI AU.png|jmpl|150x150px|'''''Lambang Baru Korps Paskhas''''']]
Berdasarkan Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Validasi Organisasi dan Tugas Korpaskhas dan Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 6 Tahun 2013 tanggal tentang Validasi Organisasi Korpaskhas,. maka

Maka tanggal 17 Oktober 2013 telah dilaksanakan pengukuhan atas organsasi dan tugas Korpaskhas yang baru yaitu peningkatan status Detasemen Bravo 90 menjadi Satuan Bravo 90, peningkatan Tim Aksus, Tim Intel dan Tim Baniksu masing-masing menjadi Detasemen,.

Perubahan status Wing III Diklat menjadi Pusdiklat Paskhas, pembentukan dua Detasemen Matra (berasal dari kompi matra Yon 461 dan 464), pembentukan satuan baru Detasemen Hanud, pembentukan satuan baru Wing III, pembentukan satuan baru Yon 469 dan perubahan status semua batalyon Paskhas yang selama ini bersifat komposit menjadi lebih spesifik yakni batalyon komando (yonko 461-469).
 
Semangat baru tumbuh seiring kekompakan yang terjalin di antara sesama Perwira dari '''2 (dua) Kotama Tempur TNI Angkatan Udara yaitu Korps Penerbang (Wing-Wing Udara) dan KOPASGAT'''.
 
Semangat baru tumbuh seiring kekompakan yang terjalin di antara sesama Perwira dari '''2 (dua) Kotama Tempur TNI Angkatan Udara yaitu Korps Penerbang (Wing-Wing Udara) dan KOPASGAT'''. Perhatian Pimpinan TNI AU yang ingin menjadikan TNI Angkatan Udara menjadi kekuatan yang disegani di Kawasan mengambil langkah nyata guna menjadikan Wing-Wing Udara, KOPASGAT, dan Wing-Wing Radar dengan Satuan-Satuan Rudal Hanud menjadi kekuatan yang handal dan kuat.
 
=== Hierarki ===