Kepulauan Spratly: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. |
||
(11 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Location map+|South China Sea|float=right|width=250|alt=Spratly Islands|caption=Kepulauan Spratly|places=
{{Location map~|South China Sea|lat=10|long=114|position=left|label=<div style="position: relative; top: 0.4em;">'''Kepulauan Spratly'''</div>}}
}}
'''Kepulauan Spratly''' atau '''Kepulauan Nansha''' ({{lang-zh|s=南沙群岛|p=Nánshā qúndǎo}}, {{lang-tl|Kapuluan ng Kalayaan}}, {{lang-vi|Quần đảo Trường Sa}}) adalah gugus [[Pulau|kepulauan]] di [[Laut Tiongkok Selatan]] yang dipersengketakan beberapa negara di sekitarnya. Terdiri dari beberapa pulau, pulau kecil, ngarai,<ref name="Madrolle1939">{{cite journal |last=[[Claudius Madrolle]] |date=1939 |title=La question de Hai-nan et des Paracels |trans-title=The question of Hai-nan and Paracel |url=http://www.persee.fr/doc/polit_0032-342x_1939_num_4_3_5631 |language=fr |journal=Politique étrangère |volume=4 |issue=3 |pages=302–312 |doi=10.3406/polit.1939.5631 |access-date=7 May 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180605020349/https://www.persee.fr/doc/polit_0032-342x_1939_num_4_3_5631 |archive-date=5 June 2018 |url-status=live }}</ref> dan lebih dari 100 terumbu, kadang-kadang dikelompokkan dalam atol tua yang terendam;<ref name="ECO">{{WWF ecoregion|id=im0148|name=South China Sea Islands}}</ref> kepulauan ini terletak di lepas pantai [[Filipina]], [[Malaysia]], dan [[Vietnam]] selatan. Dinamakan berdasarkan nama kapten perburuan paus [[Inggris]] abad ke-19, Richard Spratly, yang melihat Pulau Spratly pada tahun 1843. Pulau-pulau tersebut memiliki luas kurang dari 2 km2 (490 acre) daratan alami, yang tersebar di area seluas lebih dari 425.000 km2 (164.000 sq mi).
Kepulauan Spratly merupakan salah satu kepulauan besar di [[Laut Tiongkok Selatan]] yang menyulitkan pemerintahan dan perekonomian di bagian [[Asia Tenggara]] karena letaknya yang berada di jalur pelayaran yang strategis. Pulau-pulau tersebut sebagian besar tidak berpenghuni, tetapi menawarkan daerah penangkapan ikan yang kaya dan mungkin mengandung cadangan minyak dan gas alam yang signifikan,<ref name="Owen2012a">Owen, N. A. and C. H. Schofield, 2012, ''Disputed South China Sea hydrocarbons in perspective.'' Marine Policy. vol. 36, no. 3, pp. 809–822.</ref><ref name=bbc20161712>{{cite news|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-13748349?piano-modal|title=Why is the South China Sea contentious?|date=July 12, 2016|newspaper=BBC}}</ref><ref>{{cite web |title=Q&A: South China Sea dispute |url=https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-13748349 |access-date=30 October 2013 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131017162612/http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-13748349 |archive-date=17 October 2013 |url-status=live }}</ref> sehingga penting bagi pengklaim dalam upaya mereka untuk menetapkan batas-batas internasional. Beberapa pulau memiliki pemukiman sipil, tetapi dari sekitar 45 pulau yang diduduki, semuanya ditempati oleh pasukan militer dari Malaysia, [[Republik Tiongkok|Taiwan]] (ROC), [[Tiongkok]] (RRC), Filipina atau Vietnam. Selain itu, Brunei telah mengklaim [[Zona Ekonomi Eksklusif|zona ekonomi eksklusif]] di bagian tenggara Kepulauan Spratly, yang mencakup Karang Louisa yang tidak berpenghuni.
== Etimologi ==
Penamaan kepulauan ini menuai kontroversi, tergantung dari negara yang mengeklaimnya. Publikasi Barat umumnya menyebutnya Kepulauan Spratly, berdasarkan kapten [[Richard Spratly]] dari [[Inggris]] yang melihat [[Pulau Spratly]] pada tahun 1843.
Tiongkok menamai kepulauan ini Kepulauan Pasir Selatan (''Nansha''). Filipina dan Vietnam juga memberi nama kepulauan ini sendiri-sendiri.
Baris 17 ⟶ 16:
[[File:Bajos_de_Paragua,_detail_in_Carta_Hydrographica_y_Chorographica_de_las_Yslas_Filipinas.jpg|thumb|Spratly diberi label sebagai "''Los Bajos de Paragua''" di lepas pantai Palawan (''Paragua'') pada [[Peta Velarde|peta Murillo Velarde]] tahun 1734. Beberapa beting di Spratly kemudian dianggap sebagai bagian dari Palawan dalam kasus arbitrase ''[[Filipina v. Tiongkok]]''.]]
Catatan menunjukkan pulau-pulau itu dihuni pada berbagai waktu dalam sejarah oleh para nelayan Tiongkok dan Vietnam. Pada tahun 1888 Perusahaan [[Kalimantan Tengah]] diberikan sewa untuk bekerja guano 'di pulau Sprattly dan pulau karang Amboyna'<ref>{{Cite web |url=https://discovery.nationalarchives.gov.uk/details/r/C3652759 |title=FO 881/5741 |access-date=20 February 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200220012213/https://discovery.nationalarchives.gov.uk/details/r/C3652759 |archive-date=20 February 2020 |url-status=live }}</ref> Selama [[Perang Dunia II|Perang Dunia Kedua]], pasukan dari [[Indochina Prancis|Indocina Perancis]] dan [[Jepang]] menduduki kepulauan ini.<ref>{{cite web|title=Timeline|url=http://www.spratlys.org/history/spratly-islands-history-timeline.htm|work=History of the Spratlys|publisher=www.spratlys.org|access-date=21 March 2014|url-status=dead|archive-url=https://archive.today/20140321055855/http://www.spratlys.org/history/spratly-islands-history-timeline.htm|archive-date=21 March 2014|df=dmy-all}}</ref><ref>{{cite book|last=Chemillier-Gendreau|first=Monique|title=Sovereignty Over the Paracel and Spratly Islands|year=2000|publisher=Kluwer Law International|isbn=978-9041113818}}</ref><ref>{{cite book|title=China Sea pilot|volume=1|edition=8th|year=2010|publisher=UKHO – United Kingdom Hydrographic Office|location=Taunton|url=https://www.ukho.gov.uk/PRODUCTSANDSERVICES/PAPERPUBLICATIONS/Pages/NauticalPubs.aspx|access-date=21 March 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20140321094148/https://www.ukho.gov.uk/PRODUCTSANDSERVICES/PAPERPUBLICATIONS/Pages/NauticalPubs.aspx|archive-date=21 March 2014|url-status=live}}</ref> Namun, tidak ada catatan pemukiman besar di pulau-pulau itu sampai tahun 1956, ketika petualang Filipina Tomás Cloma, Sr., memutuskan untuk "mengklaim" sebagian pulau Spratly menjadi miliknya dan menamakannya "[[Wilayah Bebas Freedomland]]".<ref>{{cite news|title=China and Philippines: The reasons why a battle for Zhongye (Pag-asa) Island seems unavoidable|url=http://chinadailymail.com/2014/01/13/the-reasons-why-a-battle-for-zhongye-pag-asa-island-seems-unavoidable/|access-date=21 March 2014|newspaper=China Daily Mail|date=13 January 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20140302121950/http://chinadailymail.com/2014/01/13/the-reasons-why-a-battle-for-zhongye-pag-asa-island-seems-unavoidable/|archive-date=2 March 2014|url-status=live}}</ref>
Bukti keberadaan manusia di wilayah tersebut sudah ada sejak hampir 50.000 tahun yang lalu di [[Gua Tabon]] di Palawan. Oleh karena itu, sulit untuk mengatakan kapan manusia pertama kali datang ke kepulauan ini. Dalam masa sejarah, beberapa kelompok mungkin telah melewati atau menduduki pulau-pulau tersebut. Antara 600 SM sampai 3 SM ada migrasi timur ke barat oleh anggota budaya pelaut [[Kebudayaan Sa Huynh|Sa Huynh]]. Mereka mungkin melewati Kepulauan Spratly dalam perjalanan mereka ke Vietnam. Para migran ini adalah nenek moyang orang-orang [[Suku Cham|Cham]], orang-orang berbahasa [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]] yang mendirikan [[Kerajaan Champa|kerajaan Champa Lama]] yang memerintah wilayah yang selama berabad-abad dikenal sebagai Laut Champa.<ref>{{Citation
Baris 43 ⟶ 42:
[[File:DaiNamNhatThongToanDo 1834-1838.jpg|thumb|Peta Unified Dai Nam tahun 1838 yang menandai Trường Sa dan Hoàng Sa, yang dianggap sebagai Kepulauan Spratly dan Paracel oleh beberapa sarjana Vietnam; namun mereka berbagi garis lintang, lokasi, bentuk, dan jarak yang berbeda.]]
Sebuah peta Vietnam dari tahun 1834 menggabungkan Kepulauan Spratly dan Paracel menjadi satu wilayah yang dikenal sebagai "Vạn Lý Trường Sa", kepulauan yang biasa dimasukkan ke dalam peta zaman ({{script|Hani|萬里長沙}}), sama dengan nama pulau Tiongkok yang disebutkan sebelumnya ''Wanli Changsha''.<ref>{{cite web|url=http://www.nansha.org.cn/maps/7/da_nan_yi_tong_quan_tu.html|title=大南一统全图|work=nansha.org.cn|access-date=7 February 2009|archive-url=https://web.archive.org/web/20090303074856/http://www.nansha.org.cn/maps/7/da_nan_yi_tong_quan_tu.html|archive-date=3 March 2009|url-status=live}}</ref> Menurut [[Hanoi]], peta Vietnam mencatat Bãi Cát Vàng (Karang Pasir Emas, mengacu pada Kepulauan Spratly dan Paracel), yang terletak di dekat pantai Vietnam tengah, pada awal tahun 1838. Dalam Phủ Biên Tạp Lục (Kronik Perbatasan) oleh sarjana [[Lê Quý Đôn|Lê Quý n]], baik [[Kepulauan Paracel|Hoàng Sa]] dan
[[File:China Sea - Southern Portion - Eastern Sheet.png|thumb|Peta laut Inggris hitam putih besar yang memperlihatkan Kalimantan utara, pertama kali diterbitkan pada tahun 1881 dan dikoreksi hingga tahun 1935.]]
Baris 51 ⟶ 50:
Sebuah peta Eropa awal, ''Peta yang benar dari Laut Tiongkok'' tahun 1758 oleh William Herbert, memperlihatkan wilayah Kepulauan Spratly (dikenal kemudian sebagai Tanah Berbahaya) sebagian besar kosong, menunjukkan bahwa wilayah tersebut belum disurvei dengan benar, meskipun beberapa pulau dan beting di tepi baratnya ditandai (satu muncul di tempat yang sama dengan [[Pulau Thitu]]).<ref name="hancox">{{cite journal |journal=Maritime Briefing |volume=1 |issue=6 |pages=31–32 |author=David Hancox and Victor Prescott|year=1995 |title=A Geographical Description of the Spratly Islands and an Account of Hydrographic Surveys Amongst Those Islands }}</ref><ref>{{cite web |url=http://nla.gov.au/nla.obj-232145983/view |title=A correct chart of the China Seas : containing the coasts of Tsiompa Cochin China, The Gulf of Tonquin, Part of the coast of China and the Philippine Islands |work=Trove |publisher=National Library of Australia |access-date=19 July 2017 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180612140019/http://nla.gov.au/nla.obj-232145983/view |archive-date=12 June 2018 |url-status=live }}</ref> Sejumlah peta Laut Tiongkok Selatan kemudian dibuat, tetapi peta pertama yang memberikan penggambaran yang cukup akurat dari wilayah Kepulauan Spratly (berjudul Laut Tiongkok Selatan, Lembar 1) baru diterbitkan pada tahun 1821 oleh hidrografer dari Timur. Perusahaan India James Horsburgh setelah survei oleh Kapten Daniel Ross. Edisi peta tahun 1859 kemudian menamai Pulau Spratly sebagai Pulau Badai.<ref name="hancox"/> Pulau-pulau tersebut dikunjungi secara sporadis sepanjang abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh para pelaut dari kekuatan Eropa yang berbeda (termasuk [[Richard Spratly]] yang mengunjungi kepulauan tersebut pada tahun 1840-an dengan penangkap pausnya, ''Cyrus'', yang setelahnya nama kelompok pulau tersebut mendapatkan nama Inggrisnya yang paling dikenal).<ref>MARITIME BRIEFING, Volume I, Number 6: A Geographical Description of the Spratly Island and an Account of Hydrographic Surveys Amongst Those Islands, 1995 by David Hancox and Victor Prescott. Pages 14–15</ref> Namun, negara-negara ini menunjukkan sedikit minat terhadap pulau-pulau itu. Pada tahun 1883, kapal [[Jerman]] mensurvei Kepulauan Spratly dan Paracel tetapi akhirnya membatalkan survei tersebut setelah menerima protes dari pemerintah [[Guangdong]] yang mewakili [[dinasti Qing]]. Tiongkok mengirim pasukan angkatan laut pada tur inspeksi pada tahun 1902 dan 1907 dan menempatkan bendera dan penanda di pulau-pulau tersebut.<ref name=Severino2011>{{cite book |title=Where in the World is the Philippines?: Debating Its National Territory |first=Rodolfo |last=Severino |edition=illustrated |year=2011 |publisher=Institute of Southeast Asian Studies |url=https://books.google.com/books?id=83BIxG7Ig2cC&pg=PA76 |isbn=978-9814311717 |pages=74, 76 |access-date=29 June 2015 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160101102529/https://books.google.com/books?id=83BIxG7Ig2cC&pg=PA76 |archive-date=1 January 2016 |url-status=live }}</ref>
Pada 1950-an, sekelompok orang mengklaim kedaulatan atas pulau-pulau itu atas nama Morton F. Meads, yang diduga merupakan keturunan Amerika dari seorang kapten angkatan laut Inggris yang memberikan namanya ke Pulau Meads (Itu Aba) pada tahun 1870-an. Dalam pernyataan tertulis yang dibuat pada tahun 1971, kelompok tersebut mengklaim mewakili Kerajaan Kemanusiaan/[[Republik Morac-Songhrati-Meads]],<ref>{{cite book|last1=Samuels|first1=Marwyn|title=Contest for the South China Sea|date=1982|publisher=Methuen|location=UK|isbn=978-0-416-33140-0|page=81|url=https://books.google.com/books?id=8Qz8AQAAQBAJ|access-date=30 October 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20160101132938/https://books.google.com/books?id=8Qz8AQAAQBAJ|archive-date=1 January 2016|url-status=live}}</ref> yang mereka nyatakan sebagai entitas penerus Kerajaan Kemanusiaan yang didirikan antara dua perang dunia pada Pulau Meads, diduga oleh putra kapten Inggris. Klaim untuk calon [[bangsa mikro]] ini menjadi tidak aktif setelah tahun 1972, ketika beberapa anggota kelompok tenggelam akibat topan.<ref>{{cite book|last1=Samuels|first1=Marwyn|title=Contest for the South China Sea|url=https://archive.org/details/contestforsouthc0000samu|date=1982|publisher=Methuen|location=UK|isbn=978-0-416-33140-0|pages=
=== Konflik militer dan dialog diplomatik ===
Berikut ini adalah pembagian politik untuk Kepulauan Spratly yang diklaim oleh berbagai negara:
* [[Brunei Darussalam|Brunei]]: Bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif Brunei.<ref name="Brunei">[https://web.archive.org/web/20080228205656/http://www.icriforum.org/secretariat/press_061303.html Borneo Post: When All Else Fails](archived from [http://www.icriforum.org/secretariat/press_061303.html the original] on 28 February 2008) Additionally, pages 48 and 51 of "The Brunei-Malaysia Dispute over Territorial and Maritime Claims in International Law" by R. Haller-Trost, Clive Schofield, and Martin Pratt, published by the [http://www.dur.ac.uk/ibru/ International Boundaries Research Unit] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091018082015/http://www.dur.ac.uk/ibru/ |date=18 October 2009 }}, University of Durham, UK, points out that this is, in fact, a "territorial dispute" between Brunei and other claimants over the ownership of one above-water feature (Louisa Reef)</ref>
* [[Tiongkok]]: Bagian dari [[Sansha]], [[Hainan]].<ref>{{cite news|last=Romero|first=Alexis|title=China fishing boats cordon off Spratlys|url=http://www.philstar.com/headlines/2013/05/08/939648/china-fishing-boats-cordon-spratlys|access-date=29 October 2013|newspaper=The Philippine Star|date=8 May 2013|archive-url=https://web.archive.org/web/20140125134046/http://www.philstar.com/headlines/2013/05/08/939648/china-fishing-boats-cordon-spratlys|archive-date=25 January 2014|url-status=live}}</ref>
* [[Malaysia]]: Bagian dari negara bagian [[Sabah]]
* [[Filipina]]: Bagian dari [[Kalayaan, Palawan|Kalayaan]], [[Palawan|provinsi Palawan]]
* [[Republik Tiongkok|Taiwan]]: Bagian dari [[Kota Kaohsiung|kotamadya Kaohsiung]]
* [[Vietnam]]: Bagian dari [[Trường Sa]], [[Provinsi Khanh Hoa|Provinsi Khánh Hòa]]
Pada abad ke-19, orang Eropa menemukan bahwa nelayan Tiongkok dari Hainan setiap tahun singgah di kepulauan Spratly selama beberapa bulan, sementara pada tahun 1877 [[Inggris]] menyatakan klaim hukum modern pertama atas Kepulauan Spratly.<ref name=Kivimaki2002>{{cite book |title=War Or Peace in the South China Sea? |editor-first=Timo |editor-last=Kivimäki |issue=Issue 45 of NIAS reports |issn=0904-597X |edition=illustrated |year=2002 |others=Contributor: Nordic Institute of Asian Studies |journal=Nias Report |publisher=NIAS Press |url=https://books.google.com/books?id=CNVf9R_L5FAC&pg=PA9 |isbn=978-8791114014 |access-date=10 March 2014 |pages=9–11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140403224917/http://books.google.com/books?id=CNVf9R_L5FAC&pg=PA9 |archive-date=3 April 2014 |url-status=live }}</ref><ref name="Taylor & Francis">{{cite book |title=Security and International Politics in the South China Sea: Towards a co-operative management regime |editor1-first=Sam |editor1-last=Bateman |editor2-first=Ralf |editor2-last=Emmers |edition=illustrated |year=2008 |page=43 |publisher=Taylor & Francis |isbn=978-0203885246 |access-date=10 March 2014 |url=https://books.google.com/books?id=9VrMXX3CgBMC |archive-url=https://web.archive.org/web/20160424071301/https://books.google.com/books?id=9VrMXX3CgBMC |archive-date=24 April 2016 |url-status=live }}</ref>
Ketika Kepulauan Spratly dan Paracel disurvei oleh [[Jerman]] pada tahun 1883, Tiongkok mengeluarkan protes terhadap mereka. Konvensi Perbatasan Tiongkok-Vietnam tahun 1887 yang ditandatangani antara Prancis dan Tiongkok setelah [[Perang Tiongkok-Prancis|Perang Tiongkok-Perancis]] menyatakan bahwa Tiongkok adalah pemilik pulau Spratly dan Paracel.<ref name=Severino2011/><ref name="Wortzel"/> Tiongkok mengirim pasukan angkatan laut dalam tur inspeksi pada tahun 1902 dan 1907 dan menempatkan bendera dan penanda di pulau-pulau tersebut. Negara penerus Dinasti Qing, Taiwan, mengklaim pulau Spratly dan Paracel di bawah yurisdiksi Hainan.<ref name=Severino2011/>
Pada tahun 1933, Prancis menegaskan klaimnya atas Kepulauan Spratly dan Paracel atas nama jajahannya, [[Indochina Prancis]].<ref name=encarta>[http://encarta.msn.com/encyclopedia_761582978/Spratly_Islands.html Spratly Islands] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091029063837/http://encarta.msn.com/encyclopedia_761582978/Spratly_Islands.html |date=29 October 2009 }}{{full citation needed|date=January 2011}}, [http://encarta.msn.com/ Microsoft Encarta Online Encyclopedia 2008] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091031074236/http://encarta.msn.com/ |date=31 October 2009 }}. All Rights Reserved.</ref> Ia menduduki sejumlah Kepulauan Spratly, termasuk [[Pulau Taiping]], membangun stasiun cuaca di dua pulau, dan mengelolanya sebagai bagian dari Indocina Prancis. Pendudukan ini diprotes oleh pemerintah Taiwan (ROC) karena Prancis mengaku menemukan nelayan Taiwan di sana ketika kapal perang Prancis mengunjungi sembilan pulau.<ref>Todd C. Kelly, [http://www.hawaii.edu/cseas/pubs/explore/todd.html Vietnamese Claims to the Truong Sa Archipelago], Explorations in Southeast Asian Studies, Vol.3, Fall 1999. {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20130402164512/http://www.hawaii.edu/cseas/pubs/explore/todd.html |date=2 April 2013 }}</ref> Pada tahun 1935, pemerintah ROC juga mengumumkan klaim kedaulatan atas Kepulauan Spratly. [[Jepang]] menduduki beberapa pulau pada tahun 1939 selama [[Perang Dunia II]], dan menggunakan pulau-pulau tersebut sebagai pangkalan kapal selam untuk pendudukan Asia Tenggara. Selama pendudukan Jepang, pulau-pulau ini disebut ''Shinnan Shoto'' ({{lang|ja|新南諸島}}), secara harfiah Kepulauan Selatan Baru, dan bersama-sama dengan Kepulauan Paracel ({{lang|zh-hans|西沙群岛}}), mereka ditempatkan di bawah pemerintahan otoritas kolonial Jepang di Taiwan.
Jepang menduduki Kepulauan Paracel dan Spratly dari Februari 1939 hingga Agustus 1945.<ref name=king1979p43>{{harvnb|King|1979|p=[https://books.google.com/books?id=vY4tBfqGvZ4C&pg=PA43 43]}}</ref> Jepang mencaplok Kepulauan Spratly melalui yurisdiksi Taiwan dan Paracel melalui yurisdiksi Hainan.<ref name=Kivimaki2002/> Sebagian Kepulauan Paracel dan Spratly kembali dikuasai oleh Taiwan setelah Jepang menyerah pada 1945,<ref name="ed. Morley, Nishihara 1997">{{cite book|last1=Morley|first1=James W.|last2=Nishihara|first2=Masashi|title=Vietnam Joins the World|url=https://books.google.com/books?id=taOrjN83rLEC&pg=PA124|date=1997|publisher=M.E. Sharpe|isbn=978-0-7656-3306-4|page=124|access-date=16 December 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20160101132938/https://books.google.com/books?id=taOrjN83rLEC&pg=PA124|archive-date=1 January 2016|url-status=live}}</ref> karena kekuatan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu]] menugaskan Taiwan untuk menerima penyerahan Jepang di wilayah itu,<ref name=Severino2011/> namun tidak ada penerus yang ditunjuk untuk menggantikannya di kepulauan tersebut.<ref name="ed. Morley, Nishihara 1997"/>
[[File:1947_Nanhai_Zhudao.png|alt=Map of the South East China|thumb|290x290px|Klaim sembilan garis putus-putus Tiongkok (sekarang
Pada November 1946, Taiwan mengirim kapal angkatan laut untuk menguasai pulau-pulau tersebut setelah Jepang menyerah,<ref name=king1979p43 /> termasuk pulau terbesar dan mungkin satu-satunya yang dapat dihuni, [[Pulau Taiping]], yang dipilih sebagai pangkalannya, dan menamai pulau itu dengan nama kapal angkatan laut, Taiping. Juga setelah kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II, Taiwan mengklaim kembali keseluruhan Kepulauan Spratly (termasuk Pulau Taiping) setelah menerima penyerahan pulau-pulau tersebut oleh Jepang berdasarkan [[Deklarasi Kairo]] dan [[Deklarasi Potsdam|Potsdam]]. Taiwan kemudian
Setelah menarik garnisunnya pada tahun 1950 ketika Taiwan mengungsi ke wilayah saat ini, Tomas Cloma Filipina mencabut bendera Taiwan di Itu Aba dan mengklaim Kepulauan Spratly, namun Taiwan kembali merebut Itu Aba pada tahun 1956.<ref>{{Harvnb|Morley|Nishihara|1997|pp=125–126}}</ref> Pada tahun 1946, Amerika diduga mengingatkan Filipina pada saat kemerdekaannya bahwa Kepulauan Spratly bukan wilayah Filipina, baik untuk tidak membuat marah [[Chiang Kai-shek]] di Tiongkok maupun karena Kepulauan Spratly bukan bagian dari Filipina sesuai dengan [[Perjanjian Paris (1898)|perjanjian tahun 1898]] yang ditandatangani Spanyol dengan
Garnisun Taiwan dari tahun 1946 hingga 1950 dan 1956-sekarang di ''Itu Aba'' mewakili "pendudukan efektif" di Kepulauan Spratly.<ref name=Pak2000/><ref name=Lin2008>{{cite news |last=Lin |first=Cheng-yi |date=22 February 2008 |title=Buffer benefits in Spratly initiative |url=http://www.atimes.com/atimes/China/JB22Ad02.html |newspaper=Asia Times Online |access-date=14 May 2014 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131019105844/http://www.atimes.com/atimes/China/JB22Ad02.html |archive-date=19 October 2013 |url-status=unfit }}</ref> Tiongkok membentuk sistem pertahanan pantai melawan bajak laut atau penyelundup Jepang.<ref name=Pak2000p81>{{Harvnb|Pak|2000|p=81}}</ref>
[[File:Bia VNCH Truong Sa - Republic of Vietnam Spratly Islands Territorial Marker.JPG|thumb|Monumen teritorial Republik Vietnam ([[Vietnam Selatan]]) di
Pada tahun 1958, Tiongkok mengeluarkan deklarasi yang mendefinisikan perairan teritorialnya meliputi Kepulauan Spratly. Perdana Menteri [[Vietnam Utara]], [[Phạm Văn
Pada tahun 1987, Tiongkok
Pada tahun 1988, angkatan laut Vietnam dan Tiongkok terlibat dalam pertempuran kecil di daerah [[Karang Johnson
Di bawah Presiden [[Lee Teng-hui]], Taiwan menyatakan bahwa "secara hukum, historis, geografis, atau dalam kenyataan", semua Laut Tiongkok Selatan dan pulau-pulau Spratly adalah wilayah Taiwan dan di bawah kedaulatan Taiwan, dan mengecam tindakan yang dilakukan di sana oleh Malaysia dan Filipina, dalam sebuah pernyataan pada 13 Juli 1999 yang dikeluarkan oleh kementerian luar negeri Taiwan.<ref>{{cite news |author=STRATFOR |date=14 July 1999 |title=Taiwan sticks to its guns, to U.S. chagrin |publisher=Asia Times |work=STRATFOR's Global Intelligence Update |url=http://www.atimes.com/china/AG15Ad01.html |access-date=10 March 2014 |archive-url=https://archive.today/20140325150303/http://www.atimes.com/china/AG15Ad01.html |archive-date=25 March 2014 |url-status=unfit }}</ref> Klaim Taiwan dan Tiongkok "bercermin" satu sama lain; selama pembicaraan internasional yang melibatkan pulau-pulau Spratly, Tiongkok dan Taiwan
Tidak jelas apakah Prancis melanjutkan klaimnya atas pulau-pulau itu setelah Perang Dunia II, karena tidak ada pulau-pulau itu, selain Pulau Taiping, yang dapat dihuni. Pemerintah Vietnam Selatan mengambil alih pemerintahan Trường Sa setelah kekalahan Prancis pada akhir [[Perang Indochina Pertama|Perang Indocina Pertama]]. "Prancis menganugerahkan gelar, hak, dan klaimnya atas dua rantai pulau itu kepada Republik Vietnam (RoV) sesuai dengan [[Persetujuan Jenewa|Kesepakatan Jenewa]]", kata Nguyen Hong Thao,
Pada tahun 1999, sebuah kapal angkatan laut Filipina (Nomor 57 – ''[[BRP Sierra Madre]]'') sengaja kandas di dekat
Bersekutunya Taiwan dan Tiongkok
Taiwan melakukan latihan militer tembakan langsung di pulau Taiping pada September 2012; laporan mengatakan bahwa Vietnam secara eksplisit disebut oleh militer Taiwan sebagai "musuh imajiner" dalam latihan tersebut. Vietnam memprotes latihan
* {{cite news |date= 5 September 2012 |title= Photo: Taiwan military exercises with Vietnam as an imaginary enemy generals admit Taiping Island |url= http://www.newshome.us/news-2144953-Photo:-Taiwan-military-exercises-with-Vietnam-as-an-imaginary-enemy-generals-admit-Taiping-Island.html |publisher= newshome.us |access-date= 14 May 2014 |archive-url= https://web.archive.org/web/20140517134232/http://www.newshome.us/news-2144953-Photo:-Taiwan-military-exercises-with-Vietnam-as-an-imaginary-enemy-generals-admit-Taiping-Island.html |archive-date= 17 May 2014 |url-status= dead }}
* {{cite web |date= 23 April 2013 |title= Taiwan holds live-fire drill in Spratlys: official |url= http://www.roc-taiwan.org/LV/ct.asp?xItem=372040&ctNode=7925&mp=507 |publisher= Taipei Mission in the Republic of Latvia |access-date= 14 May 2014 |url-status= dead |archive-url= https://web.archive.org/web/20140814162557/http://www.roc-taiwan.org/LV/ct.asp?xItem=372040&ctNode=7925&mp=507 |archive-date= 14 August 2014 |df= dmy-all }}
Baris 117 ⟶ 115:
* {{cite news |date= 23 August 2012 |title= Vietnam protests Taiwan's fire drill exercise plan on island |url= http://thanhniennews.com/politics/vietnam-protests-taiwans-fire-drill-exercise-plan-on-island-5633.html |newspaper= Thanh Nien News |access-date= 14 May 2014 |archive-url= https://web.archive.org/web/20140517132601/http://thanhniennews.com/politics/vietnam-protests-taiwans-fire-drill-exercise-plan-on-island-5633.html |archive-date= 17 May 2014 |url-status= live }}</ref>
Pada Mei 2011, kapal patroli Tiongkok menyerang dua kapal eksplorasi minyak Vietnam di dekat Kepulauan Spratly.<ref>{{cite web|url=http://www.wsws.org/articles/2011/may2011/chin-m31.shtml|title=Chinese patrol boats confront Vietnamese oil exploration ship in South China Sea – World Socialist Web Site|author=Joseph Santolan|date=31 May 2011|work=wsws.org|access-date=16 June 2012|archive-url=https://web.archive.org/web/20120727095155/https://www.wsws.org/articles/2011/may2011/chin-m31.shtml|archive-date=27 July 2012|url-status=live}}</ref> Juga pada Mei 2011, kapal angkatan laut Tiongkok menembaki kapal penangkap ikan Vietnam yang beroperasi di
Pada Juni 2011, Filipina mulai secara resmi menyebut bagian Laut Tiongkok Selatan sebagai "[[Laut Filipina Barat]]" dan Tepian Reed sebagai "Bank Recto".<ref>{{cite news |url=http://newsinfo.inquirer.net/13833/%E2%80%98it%E2%80%99s-west-philippine-sea%E2%80%99 |date=11 June 2011 |access-date=28 June 2012 |title=It's West Philippine Sea |newspaper=Inquirer.net |archive-url=https://web.archive.org/web/20111230122359/http://newsinfo.inquirer.net/13833/%E2%80%98it%E2%80%99s-west-philippine-sea%E2%80%99 |archive-date=30 December 2011 |url-status=live }}</ref><ref>{{cite news |url=http://newsinfo.inquirer.net/14685/name-game-ph-now-calls-spratly-isle-%E2%80%98recto-bank%E2%80%99 |date=14 June 2011 |access-date=28 June 2012 |title=Name game: PH now calls Spratly isle 'Recto Bank' |newspaper=Inquirer.net |archive-url=https://web.archive.org/web/20110807112049/http://newsinfo.inquirer.net/14685/name-game-ph-now-calls-spratly-isle-%E2%80%98recto-bank%E2%80%99 |archive-date=7 August 2011 |url-status=live }}</ref>
Pada Juli 2012, [[Majelis Nasional (Vietnam)|Majelis Nasional Vietnam]] mengesahkan undang-undang
Pada tahun 2010, dilaporkan bahwa mantan Perdana Menteri Malaysia, [[Mahathir Mohamad]], percaya bahwa [[Malaysia]] dapat memperoleh keuntungan dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok melalui kerjasama,<ref>{{cite news |url=http://biz.thestar.com.my/news/story.asp?file=/2010/4/27/business/6136931&sec=business |title=Mahathir: China no threat to Malaysia |newspaper=[[The Star (Malaysia)|The Star]] |date=27 April 2010 |access-date=14 May 2014 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20100430165347/http://biz.thestar.com.my/news/story.asp?file=%2F2010%2F4%2F27%2Fbusiness%2F6136931&sec=business |archive-date=30 April 2010 |df=dmy-all }}</ref> dan mengatakan bahwa Tiongkok "bukan ancaman bagi siapa pun dan tidak khawatir tentang agresi dari Tiongkok", serta menuduh [[Amerika Serikat]] memprovokasi Tiongkok dan mencoba membuat tetangga Tiongkok melawan Tiongkok.<ref>{{cite news|url=http://ajw.asahi.com/article/asia/around_asia/AJ2011110916910|title=Malaysia's Mahathir says China is no threat|author=Kazuto Tsukamoto|newspaper=[[The Asahi Shimbun]]|date=9 November 2011|access-date=14 May 2014|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20140517120553/https://ajw.asahi.com/article/asia/around_asia/AJ2011110916910|archive-date=17 May 2014|df=dmy-all}}</ref> Pihak berwenang Malaysia tidak menunjukkan kekhawatiran atas Tiongkok yang melakukan latihan militer di
* {{cite web|url=http://www.businessmirror.com.ph/index.php/en/news/world/18640-malaysia-splits-with-asean-on-china-sea-threat|title=Malaysia splits with ASEAN on China Sea threat|work=Bloomberg|publisher=Business Mirror|date=29 August 2013|access-date=14 May 2014|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20140517153540/http://www.businessmirror.com.ph/index.php/en/news/world/18640-malaysia-splits-with-asean-on-china-sea-threat|archive-date=17 May 2014|df=dmy-all}}</ref> Namun Malaysia tetap berusaha menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara yang terlibat dalam sengketa ini.<ref>{{cite news|url=http://www.philstar.com/headlines/2014/06/25/1338864/why-malaysia-unlike-philippines-keeps-quiet-sea-row|title=Why Malaysia, unlike Philippines, keeps quiet on sea row|author=Camille Diola|newspaper=[[The Philippine Star]]|date=25 June 2014|access-date=25 June 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20140627165932/http://www.philstar.com/headlines/2014/06/25/1338864/why-malaysia-unlike-philippines-keeps-quiet-sea-row|archive-date=27 June 2014|url-status=live}}</ref> Tetapi sejak Tiongkok mulai melanggar batas wilayah perairannya,<ref>{{cite news|url=http://www.theborneopost.com/2015/09/27/presence-of-china-coast-guard-ship-at-luconia-shoals-spooks-local-fishermen/|title=Presence of China Coast Guard ship at Luconia Shoals spooks local fishermen|newspaper=[[The Borneo Post]]|date=27 September 2015|access-date=28 September 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20150929005731/http://www.theborneopost.com/2015/09/27/presence-of-china-coast-guard-ship-at-luconia-shoals-spooks-local-fishermen/|archive-date=29 September 2015|url-status=live}}</ref> Malaysia menjadi aktif dalam mengutuk Tiongkok.<ref>{{cite web|url=http://www.therakyatpost.com/news/2015/08/15/malaysia-lodges-diplomatic-protest-against-intrusion-at-beting-patinggi-ali/|title=Malaysia lodges diplomatic protest against intrusion at Beting Patinggi Ali|work=[[Bernama]]|publisher=The Rakyat Post|date=15 August 2015|access-date=16 August 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20150929024442/http://www.therakyatpost.com/news/2015/08/15/malaysia-lodges-diplomatic-protest-against-intrusion-at-beting-patinggi-ali/|archive-date=29 September 2015|url-status=dead}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/malaysia-slams-china-s/2200744.html|title=Malaysia slams China's 'provocation' in South China Sea|author1=Ben Blanchard|author2=Richard Pullin|agency=Reuters|publisher=[[Channel News Asia]]|date=18 October 2015|access-date=20 October 2015|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20151019120244/http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/malaysia-slams-china-s/2200744.html|archive-date=19 October 2015|df=dmy-all}}</ref>
Editorial situs berita Taiwan ''Want
▲Editorial situs berita Taiwan Want Tiongkok Times menuduh Amerika berada di balik ledakan Mei 2014 di Laut Tiongkok Selatan, mengatakan bahwa Vietnam menabrak kapal Tiongkok pada 2 Mei di atas platform pengeboran anjungan minyak dan Filipina menahan 11 nelayan Tiongkok terjadi karena kunjungan Obama ke wilayah tersebut dan bahwa mereka dihasut oleh Amerika "di belakang layar". Want Tiongkok Times mengklaim Amerika memerintahkan Vietnam pada 7 Mei untuk mengeluh tentang platform pengeboran, dan mencatat bahwa latihan militer gabungan sedang terjadi saat ini antara Filipina dan Amerika, dan juga mencatat bahwa surat kabar American New York Times mendukung Vietnam.
Dalam serangkaian berita pada 16 April 2015, terungkap, melalui foto-foto yang diambil oleh Airbus, bahwa Tiongkok telah membangun landasan terbang di Karang Fiery Cross
[[Kerajaan Champa|Champa]] secara historis memiliki pengaruh besar di Laut Tiongkok Selatan. Vietnam mengalahkan kekuasaan Champa dalam [[Perang Cham-Vietnam (1471)|invasi Champa pada tahun 1471]], dan akhirnya menaklukkan sisa-sisa terakhir [[Suku Cham|orang Cham]] dalam invasi pada tahun 1832. Seorang Cham bernama Katip Suma yang mengenyam pendidikan Islam di [[Kelantan]] menyatakan Jihad melawan Vietnam, dan berperang berlanjut sampai Vietnam menghancurkan sisa-sisa perlawanan pada tahun 1835. Organisasi ''Cham Front de Libération du Champa'' adalah bagian dari [[Front Persatuan untuk Pembebasan Ras Tertindas]], yang mengobarkan perang melawan Vietnam untuk kemerdekaan dalam [[Perang Vietnam]] bersama dengan [[Degar|Montagnard]] dan minoritas [[Khmer Krom]]. Pemberontak FULRO terakhir yang tersisa menyerah kepada PBB pada tahun 1992.
Pemerintah Vietnam khawatir bahwa bukti pengaruh Champa atas wilayah sengketa di Laut Tiongkok Selatan akan membawa perhatian pada pelanggaran hak asasi manusia dan pembunuhan etnis minoritas di Vietnam seperti pada pemberontakan 2001 dan 2004, dan menyebabkan isu otonomi Cham menjadi dibawa ke dalam perselisihan, karena Vietnam menaklukkan orang-orang Cham Hindu dan Muslim dalam perang pada tahun 1832.<ref name="Bray">{{cite journal |last= Bray |first= Adam |date= 16 June 2014 |title= The Cham: Descendants of Ancient Rulers of South China Sea Watch Maritime Dispute From Sidelines |url= http://news.nationalgeographic.com/news/2014/06/140616-south-china-sea-vietnam-china-cambodia-champa/ |archive-url= https://web.archive.org/web/20140924055038/http://news.nationalgeographic.com/news/2014/06/140616-south-china-sea-vietnam-china-cambodia-champa/ |archive-date= 24 September 2014 |journal= National Geographic News |access-date= 3 September 2014 |url-status= live }}</ref>
Sarjana Jepang Taoka Shunji mengatakan dalam sebuah jurnal bahwa asumsi di antara banyak orang Jepang tentang wilayah Filipina sedang diserang oleh Tiongkok, tidak benar. Dia menunjukkan bahwa pulau-pulau Spratly bukan bagian dari Filipina, ketika AS mengakuisisi Filipina dari Spanyol dalam [[Perjanjian Paris (1898)|Perjanjian Paris pada tahun 1898]], dan ketika Taiwan yang dikuasai Jepang sendiri telah mencaplok pulau-pulau Spratly pada tahun 1938, yang dikuasai AS. Filipina tidak menentang langkah tersebut dan tidak pernah menegaskan bahwa itu adalah wilayah mereka. Ia juga menunjukkan bahwa negara lain tidak perlu melakukan reklamasi tanah secara penuh karena mereka sudah menguasai pulau-pulau, dan alasan Tiongkok melakukan reklamasi lahan secara ekstensif adalah karena mereka membutuhkannya untuk membangun lapangan terbang sebab Tiongkok hanya menguasai wilayah berupa terumbu karang.<ref>{{cite journal |last=Taoka |first=Shunji |others=Translated by Rumi Sakamoto |date=21 September 2015 |title='China Threat Theory' Drives Japanese War Legislation |url=http://www.japanfocus.org/-Taoka-Shunji/4380/article.html |journal=The Asia-Pacific Journal: Japan Focus |volume=13 |issue=38–5 |access-date=26 September 2015 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151016034439/http://www.japanfocus.org/-Taoka-Shunji/4380/article.html |archive-date=16 October 2015 |url-status=live}}</ref>
"Moro" sebagai "rakyat", digunakan untuk menggambarkan Muslim Filipina dan tanah air mereka. Nenek moyang orang moro adalah pemilik Kepulauan Spratly sebelum kedatangan penjajah Spanyol pada abad ke-16, menurut Sultan Sulu di Filipina selatan yang dilaporkan dalam sebuah surat kabar lokal. "Tiongkok tidak memiliki hak atas Kepulauan Spratly yang disebut Laut Tiongkok Selatan karena itu adalah bagian dari wilayah leluhur kami," kata Majaraj Julmuner Jannaral, petugas informasi Kesultanan, kepada Philippine Star. Kepulauan Spratly adalah bagian dari [[Laut Sulu]] (daerah bagian dalam di sekitar pulau-pulau di Filipina selatan, yang merupakan bagian dari [[Laut Filipina Barat]] (sebutan bagian dari Laut Tiongkok Selatan yang diklaim Filipina sebagai bagian dari ZEE-nya). Jannaral menyimpulkan "Eksplorasi wilayah laut dan perairan di sekitar Kepulauan Spratly, Palawan di Filipina barat daya dan Filipina selatan, adalah milik penduduk di wilayah itu". [[Kesultanan Sulu]] mengklaim hak kepemilikan bersejarah atas wilayah Kepulauan Spratly sejak sebelum era penjajahan Spanyol.
Berbagai insiden kapal penangkap ikan yang diganggu oleh kapal perang Tiongkok telah terjadi,<ref name="Archived copy">{{Cite news|last1=Chaudhury|first1=Dipanjan Roy|title=Chinese aggression in South China Sea & East China Sea face strong pushback|newspaper=The Economic Times|url=https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/chinese-aggression-in-south-china-sea-east-china-sea-face-strong-pushback/articleshow/75344181.cms|url-status=live|access-date=6 May 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200517092736/https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/chinese-aggression-in-south-china-sea-east-china-sea-face-strong-pushback/articleshow/75344181.cms|archive-date=17 May 2020}}</ref><ref>{{Cite web |url=https://www.aljazeera.com/news/2020/04/philippines-backs-vietnam-china-sinks-fishing-boat-200409022328432.html |title=Philippines backs Vietnam after China sinks fishing boat |access-date=6 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200423010710/https://www.aljazeera.com/news/2020/04/philippines-backs-vietnam-china-sinks-fishing-boat-200409022328432.html |archive-date=23 April 2020 |url-status=live }}</ref><ref>{{Cite web |url=https://asia.nikkei.com/Politics/International-relations/Vietnam-protests-China-s-new-South-China-Sea-districts |title=Vietnam protests China's new South China Sea districts |access-date=6 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200422220653/https://asia.nikkei.com/Politics/International-relations/Vietnam-protests-China-s-new-South-China-Sea-districts |archive-date=22 April 2020 |url-status=live }}</ref> setidaknya 2 kapal ditabrak atau tenggelam. Salah satunya adalah kapal Vietnam yang diserang oleh kapal penjaga pantai Tiongkok, dan yang lainnya adalah kapal Filipina yang ditabrak dan ditenggelamkan oleh kapal nelayan Tiongkok yang membiarkan para nelayan Filipina hanyut di laut tanpa memberikan bantuan. Para nelayan yang terdampar kemudian diselamatkan oleh kapal Vietnam.<ref>{{Cite news |url=https://www.nytimes.com/2019/06/13/world/asia/south-china-sea-philippines.html |title=Sinking of Philippine Boat Puts South China Sea Back at Issue |newspaper=The New York Times |date=13 June 2019 |access-date=6 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200422141850/https://www.nytimes.com/2019/06/13/world/asia/south-china-sea-philippines.html |archive-date=22 April 2020 |url-status=live |last1=Gutierrez |first1=Jason |last2=Beech |first2=Hannah }}</ref><ref>{{Cite web |url=https://news.abs-cbn.com/news/06/15/19/how-the-vietnamese-rescued-pinoy-fishermen-rammed-by-chinese-vessel |title=How the Vietnamese rescued Pinoy fishermen rammed by Chinese vessel |date=14 June 2019 |access-date=6 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200414012449/https://news.abs-cbn.com/news/06/15/19/how-the-vietnamese-rescued-pinoy-fishermen-rammed-by-chinese-vessel |archive-date=14 April 2020 |url-status=live }}</ref>
Pada tahun 2017, Amerika Serikat meskipun tidak menjadi penuntut dalam sengketa Spratly, dilaporkan menggunakan [[Kebebasan navigasi|operasi kebebasan navigasi]] (FONOPs) untuk menantang apa yang dianggapnya sebagai klaim maritim yang berlebihan dan ilegal dari beberapa negara Asia-Pasifik termasuk [[Kamboja]], Tiongkok, [[India]], [[Indonesia]] , Malaysia, [[Maladewa]], Filipina, [[Sri Lanka]], Taiwan, dan Vietnam.<ref>{{Cite web|last=Panda|first=Ankit|title=In 2017, US Freedom of Navigation Operations Targeted 10 Asian Countries — Not Just China|url=https://thediplomat.com/2018/01/in-2017-us-freedom-of-navigation-operations-targeted-10-asian-countries-not-just-china/|access-date=2021-12-08|website=thediplomat.com|language=en-US}}</ref>
Pada tahun 2022, Vietnam menuntut agar Taiwan berhenti melakukan latihan tembakan langsung di Kepulauan Spratly.<ref>{{cite web |last1=Vu |first1=Minh |title=Vietnam demands Taiwan cancel military drills in Spratlys |url=https://hanoitimes.vn/vietnam-demands-taiwan-cancel-military-drills-in-spratlys-320214.html |website=hanoitimes.vn |access-date=22 March 2022 |language=en |date=12 March 2022|quote='The fact that Taiwan continues to hold live-fire drills in the waters around Ba Binh in Vietnam’s Truong Sa Islands is a serious violation of Vietnam’s sovereignty over these islands, threatening peace, maritime stability, safety and security, causing tension, and complicating the situation in the East Sea (referring to the South China Sea),' Spokesperson Le Thi Thu Hang said Friday}}</ref>
=== Arbitrase 2016 ===
Pada Januari 2013, Filipina memulai proses [[arbitrase]] terhadap Tiongkok di bawah [[Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut|Konvensi PBB tentang Hukum Laut]] (UNCLOS) di berbagai masalah, termasuk klaim hak bersejarah atas sebagian atau seluruh Kepulauan Spratly di dalam [[sembilan garis putus-putus]].<ref name="pressrelease">{{cite web |url=https://pca-cpa.org/wp-content/uploads/sites/175/2016/07/PH-CN-20160712-Press-Release-No-11-English.pdf |title=Press Release: The South China Sea Arbitration (''The Republic of the Philippines v. The People's Republic of China'') |date=12 July 2016 |publisher=PCA |access-date=13 July 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160712201412/https://pca-cpa.org/wp-content/uploads/sites/175/2016/07/PH-CN-20160712-Press-Release-No-11-English.pdf |archive-date=12 July 2016 |url-status=dead }}</ref><ref>{{cite news |url=http://www.ft.com/cms/s/0/aa32a224-480e-11e6-8d68-72e9211e86ab.html |title=Timeline: South China Sea dispute |date=12 July 2016 |work=Financial Times |access-date=13 July 2016 |archive-url=https://archive.today/20161214224551/https://www.ft.com/content/aa32a224-480e-11e6-8d68-72e9211e86ab |archive-date=14 December 2016 |url-status=live }}</ref><ref>{{cite magazine |url=http://time.com/4400671/philippines-south-china-sea-arbitration-case/?xid=homepage |magazine=TIME |title=China's Global Reputation Hinges on Upcoming South China Sea Court Decision |first=Hannah |last=Beech |date=11 July 2016 |access-date=13 July 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160713195604/http://time.com/4400671/philippines-south-china-sea-arbitration-case/?xid=homepage |archive-date=13 July 2016 |url-status=live }}</ref> Sebuah pengadilan arbiter dibentuk berdasarkan Lampiran VII UNCLOS menunjuk [[Mahkamah Arbitrase Antarabangsa|Pengadilan Tetap Arbitrase]] (PCA) sebagai registri untuk proses.<ref>{{cite web |url=https://www.pcacases.com/web/sendAttach/227 |title=Press Release: Arbitration between the Republic of the Philippines and the People's Republic of China: Arbitral Tribunal Establishes Rules of Procedure and Initial Timetable |date=27 August 2013 |publisher=PCA |access-date=13 July 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160721161722/http://www.pcacases.com/web/sendAttach/227 |archive-date=21 July 2016 |url-status=live }}</ref>
Pada 12 Juli 2016, pengadilan arbitrase memutuskan mendukung Filipina pada sebagian besar pengajuannya. Meskipun tidak akan "mengatur masalah kedaulatan atas wilayah darat dan tidak akan membatasi batas maritim antara Para Pihak", pengadilan menyimpulkan bahwa Tiongkok secara historis tidak melakukan kontrol eksklusif dalam garis sembilan putus-putus, karenanya "tidak memiliki dasar hukum" untuk mengklaim "hak bersejarah" atas sumber daya.<ref name="pressrelease" /> Pengadilan juga menyimpulkan bahwa klaim hak historis Tiongkok atas wilayah maritim (sebagai lawan dari daratan dan perairan teritorial) di dalam garis sembilan putus tidak akan memiliki efek hukum di luar apa yang menjadi haknya berdasarkan UNCLOS.<ref name="PCA Award">{{cite web |url = http://www.pcacases.com/pcadocs/PH-CN%20-%2020160712%20-%20Award.pdf |title=PCA Case Nº 2013-19 |publisher=Permanent Court of Arbitration |date=12 July 2016 }}</ref>{{refn|PCA Award, Section V(F)(d)(264, 266, 267), p. 113.<ref name="PCA Award" />}}{{refn|PCA Award, Section V(F)(d)(278), p. 117.<ref name="PCA Award" />}} Hal ini mengkritik proyek reklamasi tanah Tiongkok dan pembangunan pulau buatan di Kepulauan Spratly, dengan mengatakan bahwa mereka telah menyebabkan "kerusakan parah pada lingkungan terumbu karang".<ref>{{cite news |url=https://www.theguardian.com/world/2016/jul/12/philippines-wins-south-china-sea-case-against-china |title=Beijing rejects tribunal's ruling in South China Sea case |authors=Tom Phillips, Oliver Holmes, Owen Bowcott |date=12 July 2016 |work=The Guardian |access-date=13 July 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160712220441/https://www.theguardian.com/world/2016/jul/12/philippines-wins-south-china-sea-case-against-china |archive-date=12 July 2016 |url-status=live }}</ref>
Pada akhirnya, Pulau Taiping dan lainnya dari Kepulauan Spratly ditetapkan sebagai "batuan" di bawah UNCLOS, dan karena itu tidak berhak atas zona ekonomi eksklusif 200 mil laut.<ref>{{cite news | url = http://www.straitstimes.com/asia/east-asia/taiwan-rejects-south-china-sea-ruling-says-will-deploy-another-navy-vessel-to-itu-aba | work = [[The Straits Times]] | date = 12 July 2016 | first = Jermyn | last = Chow | title = Taiwan rejects South China Sea ruling, says will deploy another navy vessel to Taiping | access-date = 13 July 2016 | archive-url = https://web.archive.org/web/20180617015244/https://www.straitstimes.com/asia/east-asia/taiwan-rejects-south-china-sea-ruling-says-will-deploy-another-navy-vessel-to-itu-aba | archive-date = 17 June 2018 | url-status = live }}</ref> Keputusan tersebut merupakan keputusan final dan tidak dapat diajukan banding oleh kedua negara.<ref>{{cite news |url=https://www.economist.com/news/china/21702069-region-and-america-will-now-anxiously-await-chinas-response-un-appointed-tribunal |title=A UN-appointed tribunal dismisses China's claims in the South China Sea |date=12 July 2016 |newspaper=The Economist |access-date=14 September 2017 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170913091610/https://www.economist.com/news/china/21702069-region-and-america-will-now-anxiously-await-chinas-response-un-appointed-tribunal |archive-date=13 September 2017 |url-status=live }}</ref><ref>{{cite news |url=https://www.nytimes.com/2016/07/13/world/asia/south-china-sea-hague-ruling-philippines.html?_r=0 |title=Beijing's South China Sea Claims Rejected by Hague Tribunal |first=Jane |last=Perez |date=12 July 2016 |work=The New York Times |access-date=28 February 2017 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160712152027/http://www.nytimes.com/2016/07/13/world/asia/south-china-sea-hague-ruling-philippines.html?_r=0 |archive-date=12 July 2016 |url-status=live }}</ref> Tiongkok menolak keputusan itu dengan menyebutnya "tidak berdasar".<ref name="BBC 2016">{{cite news |url=https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-china-36771749 |title=South China Sea: Tribunal backs case against China brought by Philippines |date=12 July 2016 |work=BBC |access-date=21 June 2018 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180620040633/https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-china-36771749 |archive-date=20 June 2018 |url-status=live }}</ref> Taiwan, yang saat ini mengelola Pulau Taiping, juga menolak keputusan tersebut.<ref>{{cite news |url=http://www.scmp.com/news/china/diplomacy-defence/article/1988990/taiwan-controlled-taiping-island-rock-says |title=Taiwan-controlled Taiping Island is a rock, says international court in South China Sea ruling |date=12 July 2016 |work=South China Morning Post |authors=Jun Mai, Shi Jiangtao |access-date=13 July 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160715074244/http://www.scmp.com/news/china/diplomacy-defence/article/1988990/taiwan-controlled-taiping-island-rock-says |archive-date=15 July 2016 |url-status=live }}</ref> Delapan pemerintah secara terbuka menyerukan agar putusan itu dihormati, 35 telah mengeluarkan pernyataan yang umumnya positif tanpa meminta pihak-pihak untuk mematuhinya, dan delapan secara terbuka menolaknya. Delapan pemerintah yang mendukung adalah [[Australia]], [[Kanada]], [[Jerman]], [[Jepang]], [[Selandia Baru]], Filipina, [[Inggris]], dan Amerika Serikat; delapan oposisi adalah Tiongkok, [[Montenegro]], [[Pakistan]], [[Rusia]], [[Sudan]], [[Suriah]], Taiwan, dan [[Vanuatu]].<ref>{{Cite web |url=https://amti.csis.org/arbitration-support-tracker/ |title=Arbitration Support Tracker |access-date=6 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200422151410/https://amti.csis.org/arbitration-support-tracker/ |archive-date=22 April 2020 |url-status=live }}</ref><ref>[https://web.archive.org/web/20180209060419/https://www.consilium.europa.eu/en/press/press-releases/2016/07/15/south-china-sea-arbitration/ Declaration by the High Representative on behalf of the EU on the Award rendered in the Arbitration between the Republic of the Philippines and the People's Republic of China] (archived from [https://www.consilium.europa.eu/en/press/press-releases/2016/07/15/south-china-sea-arbitration the original] on February 9, 2018)</ref> [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] sendiri tidak memiliki posisi atas dasar hukum dan prosedural dari kasus atau pada klaim yang disengketakan, dan [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa|Sekretaris Jenderal]] menyatakan harapannya bahwa konsultasi lanjutan tentang Kode Etik antara ASEAN dan Tiongkok di bawah kerangka kerja Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut Tiongkok Selatan akan mengarah pada peningkatan saling pengertian di antara semua pihak.<ref>{{cite web |url=https://www.un.org/press/en/2016/db160712.doc.htm |title=Daily Press Briefing by the Office of the Spokesperson for the Secretary-General |author=<!--Not stated--> |date=12 July 2016 |website=United Nations |publisher=United Nations |access-date=27 October 2020}}</ref>
== Letak geografis ==
|