Tau-tau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
55hans (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Lemo burial site.jpg|jmpl|Tau Tau di tebing [[Lemo]], [[Tana Toraja]], [[Sulawesi Selatan]].]]
'''Tau-tau''' (dalam [[Bahasa Toraja]] berarti orang) adalah patung yang dipahat dari kayu. Patung ini dikenal dalam masyarakat Toraja sebagai personifikasi orang yang telah meninggal.<ref name="Theodorus Kobong">{{id}}Theodorus Kobong. 2008. ''Injil dan Tongkonan''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 53.</ref> Pembuatan patung ini terikat pada berbagai ketentuan religius: mulai dari memilih dan menebang pohon nangka; ''manglassak'', sebuah ritus untuk menentukan jenis kelamin boneka yang dibuat; ''disabu'', sebuah ritus untuk menahbiskan tau-tau.<ref name="Theodorus Kobong"/> Pembuatan tau-tau tidak boleh dikerjakan oleh sembarang orang.<ref name="Theodorus Kobong"/> Sepanjang proses pembuatan ini, diwajibkan bagi yang membuat untuk mengerjakannya dekat dengan jenasah.<ref name="Theodorus Kobong"/> Patung yang dibuat harus menyerupai orang yang meninggal.<ref name="Theodorus Kobong"/> Patung ini hanya dapat dibuat bagi para bangsawan atau ''tana' bulaan'', alasannya ialah patung tersebut merupakan representasi dari orang yang meninggal dan oleh karena itu harus disembah menurut statusnya.<ref name="Theodorus Kobong"/> Melalui patung ini, interaksi dianggap tetap berlangsung karena tau-tau dianggap menampakkan persekutuan yang langgeng antara orang hidup dengan orang mati.<ref name="Theodorus Kobong"/>
 
== Bahan pembuatan ==
==Referensi==
Tau-tau terdiri dari bagian [[tubuh]], [[rambut]] dan [[mata]]. Bagian tubuhnya terbuat dari kayu pohon nangka. Lalu bagian rambutnya dibuat dari serat daun nanas. Sementara bagian matanya dibuat dari bagian tulang dan tanduk kerbau.<ref>{{Cite book|last=Tim Infografik Kompas|date=2014|title=Indonesia dalam Infografik|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-841-4|pages=12|url-status=live}}</ref> Bahan tubuh tau-tau dari kayu pohon nangka umumnya hanya digunakan untuk keturunan bangsawan dengan tingkatan yang tinggi. Bahan ini sifatnya lebih tahan lama. Bagi bangsawan yang tingkatannya lebih rendah, bagian tubuh tau-tau hanya dibuat menggunakan bambu atau kayu dari pohon kapuk.<ref>{{Cite book|last=Nugraha, S. W., dkk.|date=Maret 2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Potret_Negeriku_Kebudayaan_Unik/uiBQEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Tau-tau&pg=PA37&printsec=frontcover|title=Potret Negeriku: Budaya Unik|location=Jakarta|publisher=KIDDO|isbn=978-602-424-238-1|pages=36|url-status=live}}</ref>
 
== Proses pembuatan ==
Tau-tau hanya dibuat oleh seorang pemahat khusus yang disebut Topande. Pembuatan tau-tau diawali dengan penebangan kayu yang menjadi bahan pembuatannya. Lalu kayu tersebit dipahat menjadi tau-tau. Sebelum dipahat, Topande meminta kepada salah satu anggota keluarga yang berkerabat dengan orang yang meninggal untuk menceritakan kepribadiannya ketika masih hidup. Selama pemahatan, diadakan penyembelihan [[hewan]] dan pemberian sesajian kepada leluhur yang didewakan. Prosesi ini berlangsung hingga pemahatan tau-tau berakhir.<ref>{{Cite book|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Teologi_Kontekstual_dan_Kearifan_Lokal_T/OSoNEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Tau-tau&pg=PA189&printsec=frontcover|title=Bunga Rampai Teologi Kontekstual dan Kearifan Lokal Toraja|location=Jakarta|publisher=BPK Gunung Mulia|pages=189|url-status=live}}</ref>
 
Persembahan yang umum diberikan selama proses penebangan pohon untuk kayu tau-tau adalah seekor [[babi]]. Jumlah persembahan yang diberikan dapat mencapai lima ekor babi karena setiap sendi tubuh dari tau-tau harus diberi persembahan. Waktu pengerjaannya juga dapat mencapai 1,5 bulan jika tingkat kerumitan pemahatannya tinggi. Waktunya dapat bertambah hingga 2 bulan jika tau-tau dipahat lengkap dengan pakaiannya.<ref>{{Cite book|last=Dalidjo|first=Nurdiansyah|date=2020|url=https://www.google.co.id/books/edition/Rumah_di_Tanah_Rempah_Penjelajahan_Memak/WVvbDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Tau-tau&pg=PA345&printsec=frontcover|title=Rumah di Tanah Rempah: Penjelajahan Memaknai Rasa dan Aroma Indonesia|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-602-06-3967-3|editor-last=Intarina|pages=345|url-status=live}}</ref> Hasil pahatan tau-tau dibuat semirip mungkin dengan wajah asli dengan orang yang meninggal.<ref>{{Cite book|last=Kusumowidagdo, A., dkk.|url=https://www.google.co.id/books/edition/An_analysis_of_sense_of_place_in_Ke_te_K/2-ipDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Tau-tau&pg=PA58&printsec=frontcover|title=An Analysis of Sense of Place in Ke'te' Kesu' Shopping Corridor, North Toraja: A Study About Physical and Social Factors of Shopping Corridor in Cultural Village|publisher=Penerbit Universitas Ciputra|pages=58|url-status=live}}</ref>
 
== Persimbolan ==
 
=== Rumah adat Banua Layuk ===
Di rumah adat Banua Layuk yang terletak di [[Kabupaten Mamasa]], terdapat dua tau-tau. Letaknya di bagian depan pintu masuk sebagai ukiran. Satu tau-tau ini mewakili laki-laki dan satunya lagi mewakili perempuan. Keberadaan keduanya merupakan persimbolan bahwa Rumah adat Banua Layuk selalu siap untuk menyelesaikan permasalah kehidupan penduduk di Kabupaten Mamasa dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Kedua tau-tau ini juga dijadikan simbol penolak bala berupa roh-roh jahat yang menggangu ketenangan pemilik rumah.<ref>{{Cite book|last=Ansar|date=2011|url=https://www.google.co.id/books/edition/Arsitektur_Tradisional_Daerah_Mamasa/NKeaCgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Tau-tau&pg=PA177&printsec=frontcover|title=Arsitektur Tradisional Daerah Mamasa|location=Jakarta|publisher=Direktorat Tradisi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata|isbn=978-602-9052-13-8|editor-last=Oesman|editor-first=Osrifoel|pages=177|url-status=live}}</ref>
 
=== Ritual kematian ===
Tau-tau hanya digunakan untuk ritual kematian bagi bangsawan suku Toraja. Kasta kebangsawanan yang dapat menggunakan tau-tau ialah tana'. Kasta ini dibedakan menjadi tana’-bula’an dan tana’ bassi.<ref>{{Cite journal|last=Tangkelayuk, C. D., Pratiknjo, M., H., dan Mamosey, W. E.|date=2021|title=Makna Simbolik "tau-tau" dalam Ritual Kematian pada Masyarakat Kelurahan Panta'nakan Lolo Kecamatan Kesu' Kabupaten Toraja Utara|url=https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/holistik/article/download/34881/32709|journal=Jurnal Holistik|volume=14|issue=3|pages=2-3|issn=1979-0481}}</ref> Penempatan tau-tau harus melalui ritual tertentu terlebih dahulu yang disebut rapasan.<ref>{{Cite journal|last=Serdianus|date=Januari 2022|title=Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Upacara Rambu Solo' di Tana Toraja|url=https://jurnal.arkainstitute.co.id/index.php/educenter/article/download/6/1/10|journal=Educenter: Jurnal Ilmiah Pendidikan|volume=1|issue=1|pages=4|issn=2827-7988}}</ref> Tau-tau ini dibawa beriringan dengan duba-duba hingga ritual Aluk rante akan dimulai.<ref>{{Cite journal|last=Anggraeni, A. S., dan Putri, G. A.|date=2020|title=Makna Upacara Adat Pemakaman Rambu Solo' di Tana Toraja|url=http://jim.unindra.ac.id/index.php/vhdkv/article/download/920/pdf|journal=Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya|volume=3|issue=1|pages=75|issn=2623-0305}}</ref> Dalam [[Aluk Todolo]], tau-tau akan diganti dan dibersihkan pakaiannya ketika diadakan [[ritual Ma'nene]].<ref>{{Cite journal|last=Rismayanti dan Nusarastriya, Y. H.|date=2020|title=Upacara Adat Pemakaman Mengenang Leluhur (Ma'nene) di Toraja, Lembang Bululangkan Kecamatan Rinding Allo Toraja Utara|url=https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JABI/article/download/30410/17297|journal=Jurnal Adat dan Budaya|volume=2|issue=2|pages=124|issn=2615-6113}}</ref>
 
== Perdagangan ==
Tau-tau telah diperdagangkan oleh penduduk suku Toraja di [[Rantepao, Toraja Utara|Rantepao]]. Perdagangannya sebagai suvenir bagi para turis, dijadikan pajangan, maupun objek penelitian oleh turis asing.<ref>{{Cite book|last=Pusat Data dan Analisa Tempo|date=2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Toraja_dan_Penghormatan_terhadap_Jenazah/G9_YDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Tau-tau&pg=PA24&printsec=frontcover|title=Toraja dan Penghormatan terhadap Jenazah hingga Banyaknya Pencurian Mumi|publisher=Tempo Publishing|isbn=978-623-262-901-1|pages=24|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Suku Toraja]]