Kenawat, Laut Tawar, Aceh Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Bot: PWDI - Merapikan artikel
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{gampongkampung
|peta =
|nama =Kenawat
Baris 10:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Kenawat''' merupakan salah satu [[gampongkampung]] yang ada di kecamatan [[LautLut Tawar, Aceh Tengah|LautLut Tawar]], Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tengah|Aceh Tengah]], provinsi [[Aceh]], [[Indonesia]].
 
== Pranala luar ==
'''Kenawat''' merupakan salah satu [[gampong]] yang ada di kecamatan [[Laut Tawar, Aceh Tengah|Laut Tawar]], Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tengah|Aceh Tengah]], provinsi [[Aceh]], [[Indonesia]].
{{RefDagri|2022}}
 
{{LautLut Tawar, Aceh Tengah}}
Tentang nama kampung Kenawat, menurut [[Mahyuddin Aman Darwin]] berasal dari ''Senawat'' yang maksudnya adalah Cambuk. “Dulu banyak gajah di Kenawat, dan nenek moyang ''Urang Kenawat'' saat itu mencambuk mengusir gajah-gajah tersebut. Lama kelamaan entah bagaimana Senawat berubah menjadi Kenawat.
 
[[Kategori:Kampung di Aceh]]
Menurut [[Salman Yoga S]], akademisi di Banda Aceh, Kenawat merupakan salahsatu kampung tua di sepanjang tepian [[Danau Laut Tawar|danau Lut Tawar]] Kabupaten Aceh Tengah. Kampung Kenawat sudah didiami sejak ratusan tahun silam, secara geografis hanya berjarak kurang lebih 2 kilometer saja dari bibir danau Lut Tawar dan 7 kilometer dari pusat Kota Takengon Aceh Tengah.
 
Kampung Kenawat Lut, kata Salman adalah sebuah pemukiman tua yang dipagari oleh ''sepuluh gunung'' (Bur) yang menancap kokoh kedalam tanah. Gunung-gunung tersebut adalah Bur Birah Panyang, Bur Pepilen, Bur Kapur Atu, Bur Mango, Bur Pintu Rime, Bur Genting Mik, Bur Reje Tiang, Bur Genencang, Bur Mulo dan Bur Pedemun.
 
Dari hamparan persawahan dan bentangan pegunungan kampung Kenawat inilah mengalir air tak henti melalui sebuah sungai kecil yang menjadi salah satu pemasok utama bagi danau Lut Tawar. Lebih jauh diungkapkan, arti “Kenawat” sendiri dalam masyarakatnya ada beberapa versi. Menurut salah seorang sumber yang mengutip tulisan seorang penulis Belanda, tanpa menyebut nama penulisnya, mengatakan bahwa ''Kenawat'' berarti rumah di atas kayu.
 
Kisahnya masyarakat Kenawat tempo dulu sebelum mengenal pemukiman dan rumah tinggal yang merapat ke tanah, awalnya mereka membuat rumah di atas pohon-pohon kayu besar. Menurut penduduk yang tinggal di Kampung Kenawat sendiri serta berdasar keterangan Tgk. Bilel Aman Syek Karim, diungkapkan Salman, kata ''Kenawat'' berasal dari kata ''senawat''yang berarti “pecut”. Karena pada zaman dahulu di sana banyak terdapat gajah, salah satu cara untuk mengusirnya masyarakat mengibaskan pecut dengan ''purih'' (lidi pohon aren). Versi lainnya mengatakan bahwa kata ''Kenawat'' asalnya dari nama sejenis kayu besar dan tinggi yang dijadikan sebagai tempat bernaung. (Sumber.Lintasgayo.co).
 
Salah seorang saksi sejarah, [[Mahyuddin Aman Darwin]], warga Kampung Hakim Kecamatan Lut Tawar Aceh Tengah mengungkapkan jika di kampung Kenawat Lut kecamatan Lut Tawar Aceh Tengah pernah dijadikan sebagai lokasi pembuatan uang di zaman penjajah [[Hindia Belanda]].
 
== Tokoh Gayo Kelahiran Kenawat ==
 
Dari sekian banyak [[Gayo|tokoh Gayo]] kelahiran Kenawat yang sudah meninggal dunia:
* Tgk. [[Ilyas Leube]]
* Tgk. [[Baihaki AK]]
* Tgk. [[Ibrahim Mantiq]]
* [[Aman Siti Rani]]
* [[Aman Mastani]]
* [[Iklil Ilyas Leube]] dan lain-lain.
 
Sementara [[Gayo|tokoh Gayo]] yang masih eksis saat ini diantaranya:
* Dr. [[Yusra Habib Abdul Ghani]]
* Dr. [[Al Misry]]
* [[Sirwandi Laut Tawar]]
* [[Ibnu Hajar Laut Tawar]]
* H. [[Hasbullah Mango]] dan lain-lain.
 
Selain itu, sejumlah tokoh di Gayo dan perantauan dengan berbagai profesi baik politik, akademisi, keagamaan, bahkan pilot pesawat [[Erwinda Sara Kenasih]] dan adiknya [[Endryss Diodena Winsa]] dimana ayahnya yang berdiam di Jakarta berasal dari Kenawat (Sumber.Lintasgayo.co).
 
{{Laut Tawar, Aceh Tengah}}
 
{{kelurahan-stub}}