Suwardi M. S.: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 4 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
(23 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Februari 2023}}
{{Infobox person
|name = Prof. H. Suwardi Mohammad Samin
Baris 9 ⟶ 10:
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) -->
|death_place =
|nationality =
|other_names = Suwardi M.S
|parents = Mohammad Samin Chatib dan Siti Ramalah
|known_for = [[Sejarawan]] dan [[Budayawan]] [[Melayu Riau]]
|occupation =[[Guru Besar
|spouse = {{ubl|
Hj. Ruda Ani
Baris 21 ⟶ 22:
}}
==
Sejak kecil Suwardi memang sudah menyukai hal-hal yang berbau [[Budaya|kebudayaan]]. Ia dan teman-temannya gemar menyaksikan [[hikayat]], [[zikir]], dan pertunjukan musik tradisional Rarak, yang merupakan hiburan asli masyarakat Kuantan Sengingi. Kesenian musik ini merupakan [[Ansambel musik|ansambel]] alat musik yang terdiri oguang (gong), gendang, barabano ([[rebana]]) dan [[celempong]] yang dimainkan secara bersama-sama.<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/rarak-musik-tradisional-dari-kabupaten-kuantan-sengingi-riau/|title=Rarak: Musik Tradisional Dari Kabupaten Kuantan Sengingi, Riau|last=Arman|first=Dedi|date=6 Juni 2014|website=kemdikbud|access-date=5 April 2019|archive-date=2023-04-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230409213010/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/rarak-musik-tradisional-dari-kabupaten-kuantan-sengingi-riau/|dead-url=no}}</ref>
Suwardi merupakan anak dari dari pasangan Mohammad Samin Chatib dan Siti Ramalah. Kedua orang tuanya sama-sama berasal dari [[Pulau Komang, Kuantan Tengah, Kuantan Singingi|Desa Pulau Komang]], Sentajo.<ref name=":0" />
Pada tanggal 08 Agustus 1960 Suwardi menikahi Ruda Ani, yang menjadi istrinya sampai saat ini. Pernikanan Suwardi-Ruda dinyatakan "belum sepenuhnya selesai" menurut orang Riau, soalnya belum ada [[
=== Pendidikan ===
Pada tahun 1954 Suwardi kecil bersekolah di SR, atau setingkat [[Sekolah dasar|Sekolah Dasar]] pada era sekarang. Suwardi adalah anak yang tergolong pintar. Buktinya, SR yang harusnya dijalaninya selama 6 tahun, ternyata mampu diselesaikan hanya dalam tempo 5 tahun.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://metropekanbaru.com/mengenal-sejarawan-dan-profesor-kedua-di-riau-prof-suwardi-ms/|title=Mengenal Sejarawan dan Profesor Kedua di Riau, Prof. Suwardi MS|last=Bayu|first=|date=9 Desember 2018|website=metropekanbaru|access-date=5 April 2019}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Untuk diketahui, SGB kepanjangan dari Sekolah Guru B. Sekolah model ini didirikan untuk menanggulangi kekurangan guru pada tingkat pendidikan rendah (dasar) di masa-masa awal Kemerdekaan Indonesia. Masa belajar SGB adalah selama empat tahun.<ref>{{Cite book|title=Perkembangan Sekolah Guru B (Sgb) Di Sumedang Tahun 1950-1961|last=Badinah|first=Ayu Nenden Masden|publisher=Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta|year=2017|isbn=|location=Yogyakarta|page=|url=https://eprints.uny.ac.id/52990/2/TAS%20Halaman%20Depan%2013407144008.pdf|access-date=2019-04-05|archive-date=2023-04-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20230407132714/https://eprints.uny.ac.id/52990/2/TAS%20Halaman%20Depan%2013407144008.pdf|dead-url=no}}</ref>
Pada tahun 1960 Suwardi kemudian diterima dan bersekolah di sebuah SGA milik pemerintah di [[Kota Tanjungpinang|Tanjung Pinang]].<ref name=":1" />
Pada bulan Oktober 1964 Suwardi melanjutkan kuliahnya untuk mendapatkan gelar sarjana penuh di [[Universitas Pendidikan Indonesia|IKIP Bandung]] dan lulus pada tahun 1966.<ref name=":2" />
== Sumbangan Pemikiran ==
Pada tahun 1970 Suwardi mulai melakukan berbagai penelitian Sejarah dan Budaya Melayu. Suwardi memang bercita-cita mengungkapkan Sejarah Riau. Cita-citanya itu muncul atas pendapat berbagai tokoh Masyarakat Riau yang mendengar bahwa pada masa Pemerintahan Orde Lama dikatakan bahwa Riau tidak pernah berjuang. Suwardi pun melakukan penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan bersama-sama dengan dua orang rekannya (Drs. Nur Muhammad dan Drs. Said Mahmud) lalu diajukan kepada [[Universitas Riau]] (UNRI). Oleh pihak universitas disepakati untuk dibahas dalam suatu panel diskusi pada tahun 1970. Hasil penelitian tersebut disusun drafnya sebagai Sejarah Riau (''Summary of Riau History''). Pada tahun 1971 Suwardi dkk memaparkan penelitian tersebut dalam Konferensi Asosiasi Sejarawan Asia (International Asian Historian Association, disingkat IAHA) di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Beberapa tahun kemudian, penelitian dicetak dalam empat buku yang diterbitkan pertama kali oleh Pemerintah Provinsi Riau pada tahun 1977.<ref name=":0" />
Suwardi memang getol menuangkan pemikirannya terkait kebudayaan Melayu Riau lewat tulisan-
Belum ada kata lelah atau pensiun buat Suwardi demi kemajuan Budaya Melayu Riau. Saat ini ia masih tercatat sebagai Dosen Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNRI<ref name=":1" /> dan masih menjadi [[Rektor]] Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau.<ref>{{Cite web|url=http://www.stpriau.ac.id/index.php?view=isi&id_news=39|title=Sekolah Tinggi Pariwisata Riau, Tak Ingin Dilirik Sebelah Mata Lagi|last=|first=|date=26 Nopember 2015|website=stpriau|access-date=5 April 2019|archive-date=2023-04-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230409203931/https://www.stpriau.ac.id/index.php?view=isi&id_news=39|dead-url=no}}</ref>
== Referensi ==
<references />
{{Authority control}}
[[Kategori:Penulis Indonesia]]
[[Kategori:Sejarawan Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Pendidikan Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Macquarie]]
[[Kategori:Alumni Universitas Padjadjaran]]
[[Kategori:Tokoh Riau]]
[[Kategori:Tokoh dari Kuantan Singingi]]
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
|