Kubangwungu, Ketanggungan, Brebes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dickvanbrebezy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Bot: PWDI - Merapikan artikel
 
(15 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
|nama dati2 =Brebes
|kecamatan =Ketanggungan
|kode pos =52263
|nama pemimpin =-
|luas =- 556,60 km²
|penduduk =- jiwa
|kepadatan =-10.502. jiwa/km²
}}
'''Kubangwungu''' adalah sebuah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Ketanggungan, Brebes|Kecamatan Ketanggungan]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Terletak dibagiandi bagian timur wilayah Kecamatan Ketanggungan di jalur tengah alternatif ke arah Bumiayu dan [[Purwokerto]]Bumiayu, yang sebagian besar masyarakatnya membuat tali / tambang yang biasanya untuk digunakan pada [[kapalBrebes|Bumiayu]], disamping sebagai petani pada umumnya masyarakatdan [[desaPurwokerto]].
 
== PerajinMata [[Tali]]Pencaharian ==
Apabila melewati jalur alternatif Pejagan (Brebes)-Prupuk (Tegal) tepatnya di Desa Kubangwungu, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, pasti akan menyaksikan kegiatan masyarakat membuat tali.
 
MerekaSebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai perajin tali tambang. Masyarakat membuat tali tambang yang biasanya untuk digunakan pada [[kapal]], di samping sebagai petani pada umumnya masyarakat [[desa]]. Kegiatan masyarakat membuat tali ini dapat terlihat di sepanjang jalur alternatif [[Pejagan, Tanjung, Brebes|Pejagan]], (Brebes) sampai [[Prupuk Utara, Margasari, Tegal|Prupuk]] (Tegal). Masyarakat mengerjakan di pinggir jalan searah dengan jalan yang membujur dari timur ke barat. Tali dengan ukuran panjang puluhan meter dibentangkan persis di pinggir bahu jalan. Sementara pekerja lain memutar roda untuk mengerol tali tersebut. Terdapat puluhan perajin tali di desa ini yang ditekuni secara turun-temurun.
 
Dari kali pertama usaha membuat tali rami dari bahan pelepah pisang, namuntetapi seiring dengan kemajuan zaman kini berkembang menggunakan bahan baku [[limbah]] [[pabrik]]. Seperti limbah kemasan makanan anak dari [[plastik]] dan limbah pabrik tekstil. Yang jelas limbah yang bisa dimanfaatkan adalah limbah panjang, yang dimungkinkan bisa dijadikan tali atau tambang. Dari perjalanan waktu usaha kerajinan tersebut, mereka kini sedang dihadapkan kesulitan bahan baku. Diakui, belakangan ini muncul banyak order pesanan dari luar kota, tetapi kendalanya bahan baku yang sulit dicari.
Di desa yang terletak di pinggir jalur alternatif tengah [[Kabupaten Brebes]], itu terdapat puluhan perajin tali. Mereka menekuni usaha tersebut secara turun-temurun.
 
Saat menjelang bulan Ramadan, para perajin menerima order lebih banyak, dalam satu hari antara 40-60 gulung tali. Pemesan berasal dari berbagai daerah seperti [[Batang]], [[Pekalongan]], [[Semarang]], bahkan ada yang dari [[Jakarta]], [[Surabaya]], dan [[Pulau Madura]].
Dari kali pertama usaha membuat tali rami dari bahan pelepah pisang, namun seiring dengan kemajuan zaman kini berkembang menggunakan bahan baku [[limbah]] [[pabrik]]. Seperti limbah kemasan makanan anak dari [[plastik]] dan limbah pabrik tekstil. Yang jelas limbah yang bisa dimanfaatkan adalah limbah panjang, yang dimungkinkan bisa dijadikan tali atau tambang.
 
Semula para perajin di desa tersebut banyak yang memanfaatkan bahan dari plastik bekas yang kemudian dipotong-potong memanjang. Selain itu mereka memanfaatkan limbah kain yang dipesan dari pabrik tekstil. Bahan-bahan tersebut didaur ulang menjadi tali dengan berbagai ukuran. Seperti tali kapal panjang antara 30 dan 40 meter. Tapi, terkadang panjang ukuran disesuaikan dengan selera pesanan.
Dari perjalanan waktu usaha kerajinan tersebut, mereka kini sedang dihadapkan kesulitan bahan baku. Diakui, belakangan ini muncul banyak order pesanan dari luar kota, namun kendalanya bahan baku sulit dicari.
 
Saat menjelang bulan Ramadan, para perajin menerima order lebih banyak, dalam satu hari antara 40-60 gulung tali. Pemesan berasal dari berbagai daerah seperti [[Batang]], [[Pekalongan]], [[Semarang]], bahkan ada yang dari [[Jakarta]], [[Surabaya]], dan [[Pulau Madura]].
 
Semula para perajin di desa tersebut banyak yang memanfaatkan bahan dari plastik bekas yang kemudian dipotong-potong memanjang. Selain itu mereka memanfaatkan limbah kain yang dipesan dari pabrik tekstil.
 
Bahan-bahan tersebut didaur ulang menjadi tali dengan berbagai ukuran. Seperti tali kapal panjang antara 30 dan 40 meter. Tapi, terkadang panjang ukuran disesuaikan dengan selera pesanan.
 
'''Proses Pembuatan Tali'''
 
Proses pembuatan tali kapal adalah pada mulanya, [[nilon]] ( majun) disambung memanjang sambil ditarik dengan kincir (alat pemutar).
Kemudian sambil memutar kincir, dilanjutkan dengan membalutkan [[kain]] yang sudah dipotong-potong memanjang dan membentuk satu pintalan tali kecil. Proses itu kemudian diulang empat kali, sehingga didapatkan empat pintalan tali. Selanjutnya, keempat tali tersebut digulung ( pintal dipintal) secara bersamaan kemudian akan didapatkan satu gulung tali kapal.
 
'''Kendala'''
Untuk membuat tali kapal, para perajin tidak mengalami kesulitan yang berarti, namuntetapi hambatan yang ada adalah sulitnya mencari bahan baku. Untuk pemasaran tali kapal biasanya disesuaikan dengan order permintaan agar tidak terjadi penumpukan barang dagangan. Bahan baku untuk pembuatan tali biasayan didapatkan dari pabrik tekstil lokal serta dari pabrik tekstil sekitar [[Bandung]].
 
== Pranala luar ==
{{RefDagri|2022}}
 
{{Ketanggungan, Brebes}}
{{kelurahan-stub}}
 
{{Authority control}}
[[jv:Kubangwungu, Ketanggungan, Brebes]]
 
 
{{kelurahanKelurahan-stub}}