Aesan gede: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Albertus Aditya memindahkan halaman Aesan Gede ke Aesan gede
Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(17 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{italic title}}
[[Berkas:Aesan Gede Songket Palembang.jpg|jmpl|417x417px|Busana Aesan Gede Songket Melayu Palembang.]]
'''''Aesan Gedegede''''' adalah [[pakaian]]salah [[adat]]satu [[masyarakat]]busana [[Sumatratradisional Palembang|Busana tradisional SelatanMelayu Palembang]], yangberasal dipergunakan dalamdari [[upacara]]Sumatra [[pernikahanSelatan]].<ref name=":0">{{Cite web|url=https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:_jYa_tmBtr0J:https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/criksetra/article/download/4927/2671+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id|title=SONGKET AESAN GEDE SEBAGAI PAKAIAN ADAT PERKAWINAN TRADISIONAL PALEMBANG (1966-1986)|website=webcache.googleusercontent.com|access-date=2019-03-11}}</ref> Aesan berarti perhiasan, sementara gde bermakna nenek atau leluhur. Penamaan aesan gede berkaitan dengan julukan [[Sumatra]] sebagai ''swarnadwipaSuwarna-dwipa'' atau [[({{lit|pulau]] [[emas]]}}).<ref name=":4">{{Cite web|url=http://m.tobapos.co/view/7/4367/Kebudayaan-Suku-Palembang-.html#|title=Kebudayaan Suku Palembang - Tobapos.co - Setia kepada Rakyat - Mobile Version|website=m.tobapos.co|access-date=2019-03-12}}{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Hal iniIndikasinya terlihat dari beberapa [[aksesoris]]kelengkapan yang dikenakan dalam aesan gede, yaitu berupa [[perhiasan]] bercitrakan keemasan.<ref name=":4" /> Pakaian ini termasuk ke dalam salah satu jenis [[kain]] [[songket]] yang dahulu sering dipergunakan oleh para kaum [[bangsawan]].<ref name=":0" /> Pakaian ini digunakandikenakan untukpada [[upacara]] [[adat]] [[pernikahan]] karena melambangkan kebesaran [[orang]] yang mengenakannya. <ref name=":0" /> Aesan gede dipakai pada [[acara]] ''munggah'', yaitu salah satu [[puncak]] upacara adat pernikahan yang harus dijalankan oleh kedua mempelai.<ref name=":2">{{Cite web|url=http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:N17l0lbKLTcJ:jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita/article/download/1297/1056+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id|title=1 Makna Simbol dalam Aesan Gede dan Pak Sangkong Pakaian Adat Pernikahan Melayu Palembang Eka Hikmawati Fakultas Adab dan Humaniora Uni|website=webcache.googleusercontent.com|access-date=2019-03-11|archive-date=2018-12-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20181206193734/http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita/article/download/1297/1056|dead-url=yes}}</ref> Unsur [[Hindu]] [[Budha]] sendiri terkandung pada [[pakaian]] adat aesan gede.<ref name=":2" /> Aesan gede berasal dari [[Kerajaan Sriwijaya]] yang menganut kepercayaan Hindu-Budha.<ref name=":2" /> Hal ini terbukti bahwa [[Bukit Siguntang]] di kawasan [[Bukit]] [[Kecil]] merupakan tempat pemujaan atau tempat beribadah [[umat]] Hindu -Budha pada saat itu.<ref name=":2" /> Pemakaian ''dodot'' pada aesan gede adalah sebuah [[akulturasi]] dari [[Jawa]] dengan [[kepercayaan]] yang sama yaitu Hindu Budha.<ref name=":2" />
 
== Makna motif ==
Pakaian hasil [[karya]] tenunan [[masyarakat]] [[tradisional]] [[Melayu Palembang]] itu ditenun dari [[benang]] emas atau disebut juga ''songket lepus'' dengan berbagai motif hiasan. Motif tersebut di antaranya, motif bunga [[melati]], motif bunga [[mawar]], motif [[pucuk [[rebung]], dan motif bunga tanjung.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Triyanto|first=Triyanto|last2=Sumaryanto|first2=Totok|last3=Shanie|first3=Arsan|date=2017-08-25|title=Busana Aesan Gede dan Ragam Hiasnya sebagai Ekspresi Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Palembang|url=https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis/article/view/17031|journal=Catharsis|language=en|volume=6|issue=1|pages=49–56|doi=10.15294/catharsis.v6i1.17031|issn=2502-4531}}</ref>
 
* Motif bunga mawar merupakan perlambanganperlambang penawar dan menjauhkan [[diri]] dari marabahaya.<ref name=":0" />
* Motif bunga tanjung merupakan [[lambang]] keramahan sebagai [[istri]] tuan rumah dan sebagai ucapan selamat datang kepada para [[tamu]] undangan yang hadir.<ref name=":0" />
* Motif bunga melati melambangkan kesucian, keanggunan, dan [[sopan]] [[santun]] dari mempelai [[wanita]].<ref name=":0" />
* Motif [[pucuk rebung]] merupakan perlambang harapan yang baik untuk masa depan.<ref name=":0" />
 
== Bentuk busana ==
Baris 17 ⟶ 18:
'''Mempelai wanita'''
 
Bentuk Aesan gede pada mempelai wanita terdiri dari bagian [[kepala]], badan, tangan, dan kaki.<ref name=":1" /> Pada bagian kepala terdapat ''Bungo Rampai'' yang mempunyai bentuk seperti bunga cempaka bertangkai dan terbuat dari bahan emas.<ref name=":1" /> Gandik mempunyai bentuk seperti ikat kepala yang terbuat dari kain [[bludru]] bewarna [[merah]] pada bagian atasnya di hiasi ornamen melati.<ref name=":1" /> ''Gelung Malang'' berbentuk [[sanggul]] yang terbuat dari rambut asli yang dirangkai dengan bunga mawar dan melati. Tebeng Malu berbentuk [[bola]]-bola berbagai warna yang dirangkai dan dipasang disamping [[telinga]].<ref name=":1" /> Kesuhun, berbentuk mahkota dengan hiasan melati dan [[permata]] dibagian tengahnya. <ref name=":1" />Kelapo Standan berbentuk [[segitiga]] sama kaki yang terbuat dari emas dengan hiasan bunga yang bertangkai.<ref name=":1" /> Selanjutnya, pada bagian badan terdiri dari Taratai yaitu penutup [[dada]], Kalung Kebo Munggah berbentuk kalung tiga susun dengan ornamen bentuk kepala [[kerbau]] dan Songket Lepus merupakan jenis kain yang ditenun dengan benang emas dan memiliki motif tumpal.<ref name=":1" /> Pada bagian tangan dan kaki terdiri dari Gelang Kulit Bahu berbentuk belah [[ketupat]] dengan hiasan melati di tengah.<ref name=":1" /> Gelang Sempuru berbentuk [[bulat]] [[pipih]] dan terbuat dari lapisan emas atau [[kuningan]]. <ref name=":1" />Gelang Ulo Betapo berbentuk bulat dengan ornamen kepala [[ular]] di sekeliling gelang.<ref name=":1" /> Gelang Gepeng berbentuk bulat tipis dengan hiasan [[bunga]] dan [[tumbuhan]].<ref name=":1" /> Kemudian bagian alas kaki menngunakan cenela yang bentuknya seperti trompa atau [[Slop]].<ref name=":1" />
 
'''Ragam hias'''
 
Ragam hiasnya terdiri dari motif hias [[geometris]], motif hias tumbuhan dan motif hias [[binatang]].<ref name=":1" /> Motif hias geometris antara lain terdapat pada kain Songket, gelang dan kalung Kebo Munggah. <ref name=":1" /> Motif hias tumbuhan berupa motif hias bunga melati, motif hias bungai [[teratai]], motif hias bunga mawar, bunga [[cempaka]], dan motif hias tumbuhan menjalar.<ref name=":1" /> Motif hias melati antara lain terdapat pada ragam hias Terate, Gandik, Kesuhun pengantin perempuan.<ref name=":1" /> Motif hias bunga teratai terdapat pada Kesuhun pengantin laki-laki dan perempuan.<ref name=":1" /> Motif hias bunga cempaka terdapat pada Cempako limo, gelung malang, motif hias bunga mawar terdapat pada kesuhun [[pengantin]] laki-laki dan perempuan.<ref name=":1" /> Motif hias tumbuhan menjalar terdapat pada celana sutra dan Cenela.<ref name=":1" /> Motif hias binatang terdapat pada kalung kebo munggah.<ref name=":1" />
 
== Ciri khas ==
Pengantin Palembang berbusana aesan gede biasanya menggunakan mahkota bernama ''kesuhuun''.<ref name=":3">{{Cite book|title=Untaian Ratna Mutu Manikam|url=https://books.google.co.id/books?id=4xdIDwAAQBAJ&pg=PA29&lpg=PA29&dq=aesan+gede+adalah&source=bl&ots=smz1SO8-l0&sig=ACfU3U308C9kylrV_LPoiOr7zrAaWue-rQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjBl8T65PzgAhUt7nMBHW2bDLY4HhDoATAJegQIARAB#v=onepage&q=aesan%20gede%20adalah&f=false|publisher=Gramedia Pustaka Utama|date=2015-06-15|isbn=9786020317632|language=id|first=M.|last=Deddy}}</ref> Mahkota ini juga dipercantik dengan hiasan [[rambut]] ''cempaka lima'' dan tusuk soeal berbunga.<ref name=":3" /> Selain itu, bentuk sumping terdiri dari [[benang]] bermacam warna yang dimodifikasi menjadi motif bunga melati yang menjuntai sampai ke [[bahu]].<ref name=":3" /> [[Sanggul]] yang dikenakan adalah gelung malang, yaitu sanggul yang merefrentasikan [[budaya]] Sriwijaya, [[Tiongkok]], dan [[India]].<ref name=":3" /> Sanggul ini diayakini dibawa oleh masyarakat [[Jawa]] tepatnya Laskar [[Majapahit]] pada abad ke-14.<ref name=":3" /> Sanggul ini diterapkan ''lungsen'' (rambut panjang imitasi) yang membentuk [[angka]] [[delapan]].<ref name=":3" /> Mempelai berbusana aesan gede tampil dengan mengenakan lilitan kain [[tenun]] atau disebut juga songket palembang serta penutup pada hiasan lainnya.<ref name=":3" /> Lilitan songket [[palembang]] yang digunakan harus menutupi sampai ke kaki.<ref name=":3" /> Untuk pengantin pria, menggunakan lilitan kain songket menutupi dada dan celana panjang yang berwarna [[kontras]].<ref name=":3" /> Sebagai hiasan tambahan biasanya menggunakan teratai dada, selendang pelangi jambon, pending emas, kalung, dan gelang.<ref name=":3" /> Penutup kepala menggunakan [[kopiah]] cupak dan ditambahkan sumping dari rangkaian bunga melati untuk menggantikan posisi sumping bola beraneka warna.<ref name=":3" />
 
== Penari ==
Baris 30 ⟶ 31:
Aesan Gede dalam [[Tari Gending Sriwijaya]] dikenakan oleh [[tiga]] [[penari]] yang berada paling depan.<ref name=":5">http://eprints.uny.ac.id/27695/1/Surtia%20Ningsih%2009209241032.pdf</ref> Pada [[zaman]] [[kesultanan Darussalam]], busana hanya dikenakan oleh [[putri]]-putri [[raja]] dan untuk penyambutan tamu agung kerjaaan saja, tidak diizinkan dipakai dalam [[upacara]] lainnya.<ref name=":5" /> Busana yang dikenakan penari pun mirip dengan pengantin ada ''kemben songket, kewet songket, karsuhun, sumping, cempako, gelung malang, gelang burung, gelang kano, gelang gepeng, kalung kebo munggah, teratai, selempang, pending, bunga rampai, tebeng, antingan, dan kelapo tandan''.<ref name=":5" />
 
== Lihat juga ==
* [[Aesan Paksangko]]