Balai Pustaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gibranalnn (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox publisher
| name = PT Balai Pustaka (Persero)
| image =
| image_size =
| alt =
| caption =
| parent = [[Danareksa]]
| status = Beroperasi
| traded_as =
| predecessor =
| founded = {{start date and age|19081917|0809|1522}}
| founder = Adviseur voor Inlandsch Zaken
| defunct =
Baris 17:
| distribution =
| keypeople = Achmad Fachrodji (Direktur Utama)
| publications = {{unbulleted list|Buku sastra|Buku pendidikan|Buku bacaan umum|Kamus|Pustaka Digital| Taman Bacaan Masyarakat}}
| topics =
| genre =
| imprints =
| revenue =
| owner = [[Pemerintah Indonesia]]
| numemployees =
| website = {{URL|www.balaipustaka.co.id}}
}}
 
'''Balai Pustaka''' ([[Ejaan Van Ophuijsen]]: ''Balai Poestaka'',) [[bahasaadalah Jawa|bahasaperusahaan Jawayang ejaanbergerak lama]]:di ''Balé Poestaka'') adalah sebuah perusahaanbidang [[penerbitan]], dan [[percetakan]] [[Badandan Usaha Milik Negara|milik negara]]multimedia.
 
PT Balai Pustaka telah resmi menjadi anggota Holding PT Danareksa (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa, dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 143/KMK.06/2022 tanggal 18 April 2022 tentang Penetapan Nilai Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) dengan pengalihan seluruh saham seri B milik Negara RI pada Perseroan kepada PT Danareksa (Persero) untuk dijadikan sebagai tambahan penyertaan modal Negara RI pada PT Danareksa (Persero) sebanyak 99% kepemilikan saham dan 1 lembar saham seri A Dwiwarna kepemilikan pemerintah Republik Indonesia.
== Sejarah ==
Balai Pustaka didirikan dengan nama ''Commissie voor de Inlansche School en Volkslectuur'' ([[bahasa Belanda]]: "Komisi untuk Bacaan Rakyat") oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda]] pada tanggal [[15 Agustus]] [[1908]]. Lembaga itu berada di bawah naungan ''Adviseur voor Inlandsch Zaken'', atau Biro Penasehat Urusan Pribumi, yang termasuk ke dalam ''Departement van Onderwijs en Eeredienst'', Departemen Pendidikan dan Keagamaan.<ref>Swantoro (2016), hlm.61</ref> ''Kantoor voor de Volkslectuur'' atau lebih dikenal dengan nama "Balai Poestaka" pada tanggal 17 September [[1917]].<ref name=":0">Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 116</ref> Balai Pustaka menerbitkan kira-kira 350 judul buku per tahun yang meliputi [[kamus]], buku referensi, keterampilan, sastra, sosial, politik, agama, ekonomi, dan penyuluhan.<ref name="90-tahun-BP">[http://kompas.com/kompas-cetak/0709/22/utama/3861579.htm "Si Tua yang Ingin Lahir Kembali"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100124091247/http://kompas.com/kompas-cetak/0709/22/utama/3861579.htm |date=2010-01-24 }}, ''[[KOMPAS]]'', 22 September 2007</ref>
 
== Sejarah ==
=== Era pendudukan JepangBelanda ===
{{Lihat pula|Angkatan Balai Pustaka}}
Balai Pustaka didirikan dengan nama ''CommissieKomisi vooruntuk deBacaan Inlansche School en Volkslectuur''Rakyat ([[bahasa{{Lang-nl|Commissie Belanda]]:voor "Komiside untukVolkslectuur}}, Bacaanselanjutnya Rakyat"KBR) oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda]] pada tanggal [[15 Agustus]] [[1908]]. Lembaga itu berada di bawah naungan ''Biro Penasehat Urusan Pribumi ({{Lang-nl|Adviseur voor Inlandsch Zaken'',}}) atauyang Birotermasuk Penasehatke Urusandalam Pribumi,Departemen yangPendidikan termasukdan keKeagamaan dalam ''({{Lang-nl|Departement van Onderwijs en Eeredienst'', Departemen Pendidikan dan Keagamaan}}).<ref>Swantoro (2016), hlm.61</ref> ''Kantoor voor de Volkslectuur''KBR atau lebih dikenal dengan nama "Balai Poestaka" pada tanggal 17 September [[1917]].<ref name=":0">Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 116</ref> Balai PustakaKBR menerbitkan kira-kira 350 judul buku per tahun yang meliputi [[kamus]], buku referensi, keterampilan, sastra, sosial, politik, agama, ekonomi, dan penyuluhan.<ref name="90-tahun-BP">[http://kompas.com/kompas-cetak/0709/22/utama/3861579.htm "Si Tua yang Ingin Lahir Kembali"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100124091247/http://kompas.com/kompas-cetak/0709/22/utama/3861579.htm |date=2010-01-24 }}, ''[[KOMPAS]]'', 22 September 2007</ref>
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM 'Kiosk van 'Balai Poestaka' te Poerwokerto.' TMnr 10000591.jpg|jmpl|300px|[[Kios]] Balai Poestaka di [[Purwokerto]] pada masa Hindia Belanda.]]
Baris 38 ⟶ 41:
Ada visi alternatif yang menyebutkan bahwa pendiriannya kala itu konon untuk mengantisipasi tingginya gejolak perjuangan bangsa [[Indonesia]] yang hanya bisa disalurkan lewat karya-karya tulisan. Berbagai tulisan masyarakat anti-Belanda bermunculan di [[koran|koran-koran]] daerah skala kecil, sehingga perusahaan penerbitan ini lalu didirikan Belanda dengan tujuan utama untuk meredam dan mengalihkan gejolak perjuangan bangsa Indonesia lewat media tulisan dan menyalurkan nya secara lebih manusiawi sehingga tidak bertentangan dengan kepentingan Belanda di Indonesia.
 
Tujuan lain yang dilakukan oleh Komisi Bacaan Rakyat (KBR) yaitu menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa hal ini juga bertujuan agar rakyat Indonesia buta terhadap informasi yang berkembang di negaranya sendiri.
 
Tidak semua usaha yang dilakukan oleh KBR negatif. usaha Usaha-usaha yang positif antara lain: mengadakan perpustakaan di tiap-tiap sekolah, mengadakan peminjaman buku-buku dengan tarif murah secara teratur, memberikan bantuan kepada usaha-usaha swasta untuk menyelenggarakan taman bacaan, menerbitkan majalah-majalah Sari Pustaka dan Panji Pustaka dalam bahasa Melayu Kejawen dalam bahasa Jawa, dan majalah Parahiangan dalam [[bahasa Sunda]]. Selain itu, KBR menerbitkan majalah anak-anak dalam bahasa Melayu, Kanak-Kanak, dan dalam bahasa Jawa, Taman Botjah.<ref name=":0" />
 
Langkah maju yang dilakukan KBR, yang telah berhasil sebagai pencetak, penerbit, dan penjual majalah, adalah mengubah KBR menjadi Yayasan Resmi Balai Pustaka pada tahun 1917.
Baris 60 ⟶ 63:
-->
 
=== Era pendudukan Jepang - sekarang ===
Pada era [[Orde Baru]] sebagai sebuah perusahaan penerbitan, Balai Pustaka memasuki masa kejayaann dampak dari kebijakan yang mengharuskan instansi pemerintahan melakukan penerbitan buku dan sejenisnya melalui Balai Pustaka. Pada tahun [[1995]] atas inisiasi dari Ibu [[Tien Soeharto]], Balai Pustaka bersama [[Yayasan Supersemar]] akan membangun ''Taman Pustaka dan Literasi Indonesia'' atau TAMPUSINDO seluas 130 hektare di timur [[Taman Wisata Mekarsari]], Daerah [[Jonggol, Bogor]] yang kala itu menjadi kandidat [[Ibukota Indonesia]]. ''Taman Pustaka dan Literasi Nasional'' atau TAMPUSINDO, akan difungsikan sebagai objek wisata edukasi, museum, galeri pustaka, dan pusat gerakan literasi dan menulis di [[Indonesia]]. Selain itu dikawasan TAMPUSINDO juga akan dijadikan sebagai Kantor Pusat Balai Pustaka dan Sekretariat Nasional Himpunan Penerima Beasiswa Supersemar. Selain itu, juga Namun, rencana itu gagal akibat lahan tersebut yang masih dimiliki oleh [[Yayasan Supersemar]] menjadi objek sitaan [[Kejaksaan Agung]] karena [[Dugaan Korupsi Soeharto]].
Pasca Reformasi Balai Pustaka justru mengalami kemunduran. Menurut [[Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri BUMN]], [[Mustafa Abubakar]], Balai Pustaka kini terancam bangkrut dan akan dilikuidasi karena terus mengalami kerugian.<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2010/10/29/two-stateowned-firms-face-liquidation.html "Two state-owned firms face liquidation", ''[[The Jakarta Post]]'', 1 November 2010] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110919185634/http://www.thejakartapost.com/news/2010/10/29/two-stateowned-firms-face-liquidation.html |date=2011-09-19 }}.</ref>
 
== Era pendudukan Jepang ==
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Balai Pustaka tetap eksis namun menggunakan nama lain, yaitu {{nihongo|''Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku''|軍政監部国民図書局}}. Nama ini artinya kurang lebih adalah "Biro Pustaka Rakyat, Pemerintah Militer Jepang" dan merupakan terjemahan dari nama Belanda ''Commissie voor de Volkslectuur''.
 
Pada era [[Orde Baru]] sebagai sebuah perusahaan penerbitan, Balai Pustaka memasuki masa kejayaannkejayaannya. dampakKarena darisaat itu terdapat kebijakan yang mengharuskan instansi pemerintahan melakukan penerbitan buku dan sejenisnya melalui Balai Pustaka. Pada tahun [[1995]] atas inisiasi dari Ibu [[Tien Soeharto]], Balai Pustaka bersama [[Yayasan Supersemar]] akan membangun ''Taman Pustaka dan Literasi Indonesia'' atau TAMPUSINDO seluas 130 hektare di timur [[Taman Wisata Mekarsari]], Daerah [[Jonggol, Bogor]] yang kala itu menjadi kandidat [[Ibukota Indonesia]]. ''Taman Pustaka dan Literasi Nasional'' atau TAMPUSINDO, akan difungsikan sebagai objek wisata edukasi, museum, galeri pustaka, dan pusat gerakan literasi dan menulis di [[Indonesia]]. Selain itu dikawasan TAMPUSINDO juga akan dijadikan sebagai Kantor Pusat Balai Pustaka dan Sekretariat Nasional Himpunan Penerima Beasiswa Supersemar. Selain itu, juga Namun, rencana itu gagal akibat lahan tersebut yang masih dimiliki oleh [[Yayasan Supersemar]] menjadi objek sitaan [[Kejaksaan Agung]] karena [[Dugaan Korupsi Soeharto]].
Pasca Reformasi Balai Pustaka justru mengalami kemunduran. Menurut [[Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia|Menteri BUMN]], [[Mustafa Abubakar]], Balai Pustaka kini terancam bangkrut dan akan dilikuidasi karena terus mengalami kerugian.<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2010/10/29/two-stateowned-firms-face-liquidation.html "Two state-owned firms face liquidation", ''[[The Jakarta Post]]'', 1 November 2010] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110919185634/http://www.thejakartapost.com/news/2010/10/29/two-stateowned-firms-face-liquidation.html |date=2011-09-19 }}.</ref> Pada tanggal 24 Januari 2022, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Danareksa]], sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di lintas sektor.<ref name="holding">{{Cite news|url=https://keuangan.kontan.co.id/news/danareksa-bertransformasi-sebagai-holding-pengelola-bumn-lintas-sektor|title=Danareksa Bertransformasi Sebagai Holding Pengelola BUMN Lintas Sektor|publisher=Kontan|first=Dina Mirayanti|last=Hutauruk|date= 7 Februari 2022|language=id|access-date=7 Februari 2022|editor-last=Winarto|editor-first=Yudho|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]}}</ref>
 
== Pegawai dan Kontributor<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 116-117</ref> ==
Ketika masih bernama ''Commisie voor de Inlansche School en Volkslectuur'', badan penerbitan ini dipimpin oleh G.A.J. Hazeu yang dibantu enam orang anggota. Pemimpin selanjutnya adalah D.A. Rinkes yang menjabat ketika badan ini sudah bernama ''Kantor voor de Volkslectuur''.
 
Sejumlah sastrawan Indonesia pernah menjadi redaktur Balai Pustaka, di antaranya [[Sutan Takdir Alisjahbana]], [[Nur Sutan Iskandar]], [[Achdiat K. Mihardja]], [[Pramoedya Ananta Toer]], [[Utuy Tatang Sontani]], [[Rusman Sutiasumarga]], Hammid[[Hamid Jabbar]], [[Abdul Hadi WMW.M.]], dan [[Subagio Sastrowardoyo]]
 
Setelah cendekiawan pribumi menulis untuk Balai Pustaka, kecurigaan semula tentang niat Pemerintah Hindia Belanda di balik Balai Pustaka berangsur berkurang. Beberapa cendekiawan itu adalah [[Mohammad Yamin]], Agus Salim, Sutomo, Mariah Ulfah Santoso, Amir Syarifuddin, Mangunsarkoro, Margonohadikumo, [[Soemanang|Sumanang]], dan Bahder Johan.
 
== Balai Pustaka Digital ==
Baris 78 ⟶ 81:
Audio Book (2017), Balai Pustaka meluncurkan Audio Book. Audio Book ini diangkat dari buku-buku back list serta buku baru Balai Pustaka yang kembali diterbitkan dan dibuat dalam format Audio Book.
 
edubp (2019), merupakan perpustakaan digital berbentuk ''Smartbox'' yang berisikan ''Platform'', Konten, Animasi, dan Video yang dikemas dengan menarik dan dapat dinikmati oleh pengguna ''Smartphone'' dan ''PC'' dekstopdesktop tanpa memakai kuota internet. ''Smartbox'' ini dapat digunakaan secara bersaman.
== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 90 ⟶ 93:
* {{en}} [http://play.google.com/store/apps/details?id=buqu.bp.android BP eStore at Google Play]
 
{{BUMNDanareksa}}
{{Mantan BUMN Indonesia}}
 
[[Kategori:Balai Pustaka| ]]
[[Kategori:Badan usaha milik negara di IndonesiaDanareksa]]
[[Kategori:Perusahaan yang didirikan tahun 1917]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1917 di Hindia Belanda]]