Kerajaan Kuru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
 
(26 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:EpicIndiaMap of Vedic India.jpgpng|rightka|thumbjmpl|360px|Peta [[kerajaanIndia pada zamanmasa Indiakebudayaan kuno''[[Weda]]''. Kerajaan Kuru, Kurutampak Panchala,di danutara Kurubersama Utarabeberapa terletakkerajaan ditetangga wilayahyang utarautama.]]
[[Berkas:Ancient india.png|ka|jmpl|360px|Peta 16 ''Mahajanapada'' (Kerajaan besar) pada masa India Kuno, sekitar abad VII-III SM. Kerajaan Kuru termasuk dalam salah satu ''Mahajanapada''.]]
'''Kerajaan Kuru''' merupakan salah satu [[kerajaan India Kuno]] yang muncul dalam susastra Hindu dan diperintah oleh [[Wangsa Kuru]]. [[Pandawa]] dan [[Korawa]] merupakan Wangsa Kuru. Kerajaan Kuru yang lain berada di utara [[Himalaya]], dan disebut [[Uttara Kuru]]. Kerajaan Kuru terbentang di antara [[Sungai Saraswati]] dan [[Sungai Gangga]]. Kerajaan tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu Kurujangala dan Kuru asli.
 
Dalam [[sastra Hindu|sastra]] dan [[Itihasa|wiracarita India Kuno]], '''Kerajaan Kuru''' merupakan [[kerajaan]] yang diperintah oleh [[Dinasti Kuru|Wangsa Kuru]], keturunan Sang [[Kuru (raja)|Kuru]]. Tidak diketahui dengan pasti kapan kerajaan ini berdiri, dan hingga sekarang dikenal sebagai [[legenda]] dalam [[Itihasa|wiracarita India]], seperti misalnya ''[[Mahabharata]]''. Kerajaan Kuru yang lain berada di utara [[Himalaya]], dan disebut [[kerajaan Uttara Kuru|Uttara Kuru]]. Menurut [[sastra Hindu]], Kerajaan Kuru terbentang di antara [[sungai Saraswati]] dan [[sungai Gangga]]. Salah satu kitab yang dijadikan sumber keberadaan kerajaan Kuru adalah ''[[Mahabharata]]'', dan tokoh utama yang diceritakan dalam kitab tersebut merupakan keturunan Kuru. Menurut ''Mahabharata'', pada masa pemerintahan Raja [[Dretarastra]], Kerajaan tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu Kurujangala dan Kuru asli.
 
== Kurujangala ==
[[Berkas:EpicIndia.jpg|ka|jmpl|275px|Peta [[kerajaan pada zaman India kuno]]. Kerajaan Kuru, Kuru Panchala, dan Kuru Utara terletak di wilayah utara.]]
 
Kerajaan Kurujanggala, yang merupakan pecahan dari kerajaan Kuru asli, diperintah oleh [[Yudistira]], saudara tertua dari para [[Pandawa]], keturunan [[Pandu]]. Kerajaan ini diserahkan kepada para [[Pandawa]] karena adanya perselisihan di antara para putera Pandu ([[Pandawa]]) dengan para putera [[Dretarastra]] ([[Korawa]]). Perselisihan pecah sehingga kerajaan Kuru dibagi menjadi dua. Letak Kurujanggala di antara [[sungai Gangga]] dan [[sungai Yamuna]]. Ibu kota kerajaan ini adalah [[Indraprastha]], yang pada masa sekarang merupakan sebuah kota kecil bernama Indraprast, di sebelah selatan [[New Delhi]]. Di peta India pada masa kini, wilayah kerajaan tersebut kira-kira mencakup seluas negara bagian [[Haryana]].
* Ibukota: '''[[Indraprastha]]''' (Indraprast, [[Delhi]], sebelah selatan [[New Delhi]])
 
Kerajaan ini diperintah oleh [[Yudistira]], saudara tertua dari para [[Pandawa]]. Letaknya di antara [[Sungai Gangga]] dan [[Sungai Yamuna]]. Di peta India pada masa kini, wilayah kerajaan tersebut kira-kira mencakup seluas negara bagian [[Haryana]]. [[Indraprastha]] (kini dikenal sebagai Delhi, ibukota India) adalah ibukotanya.
 
== Kuru asli ==
 
Kerajaan Kuru yang asli berada dibawah pemerintahan [[Duryodana]], putera sulung [[Dretarastra]]. Letaknya di sebelah timur Kerajaan Kurujanggala yang dipimpin oleh para [[Pandawa]], yakni di antara [[Sungaisungai Gangga]] dan [[Sungaisungai Yamuna]]. Di peta [[India]] masa kini, luas kerajaan ini mencakup [[Uttara Pradesh]] bagian barat, membatasi [[Haryana]]. [[Hastinapura]] (kini merupakan kota kecil bernama [[Hastinapur]], 37 km sebelah timur laut dari kota Meerut, [[Uttar Pradesh]]) diidentifikasi sebagai ibukotanyaibu kotanya.
* Ibukota: '''[[Hastinapura]]''' (Hastinapur, [[Meerut]], [[Uttar Pradesh]])
 
Kerajaan Kuru yang asli dibawah pemerintahan [[Duryodana]]. Letaknya di sebelah timur Kerajaan Kurujanggala yang dipimpin oleh para [[Pandawa]], yakni di antara [[Sungai Gangga]] dan [[Sungai Yamuna]]. Di peta India masa kini, luas kerajaan ini mencakup [[Uttara Pradesh]] bagian barat, membatasi [[Haryana]]. Hastinapura (kini merupakan kota kecil bernama [[Hastinapur]], 37 km sebelah timur laut dari kota Meerut, Uttar Pradesh) diidentifikasi sebagai ibukotanya.
 
== Uttara Kuru ==
: ''Artikel {{utama: [[|Kerajaan Uttara Kuru]]''}}
 
SelainDalam kitab ''[[Mahabharata]]'', selain kerajaan Kuru yang diperintah oleh para [[Pandawa]] dan [[Korawa]], terdapat kerajaan Kuru yang lain yang terletak di sebelah utara [[Himalaya]] dan disebut 'Uttara Kuru'. Beberapa sejarawan mengidentifikasi kerajaan tersebut sebagai [[KyrgiztanKirgizstan]], republik di [[Asia Tengah]]. DalamReferensi tentang kerajaan tersebut muncul dalam ''[[Mahabharata]]'', pada bagian yang menceritakan kisah [[Arjuna]] mengunjungi kerajaan tersebut dalam rangka menaklukkan kerajaan-kerajaan di penjuru [[Bharatawarsha]] untuk mendukung upacara [[Rajasuya]] yang diselenggarakan oleh Raja [[Yudistira]]. Mahābhārata''Mahabharata'' mendeskripsikan kerajaan tersebut sebagai wilayah para [[Dewa (Hindu)|Dewadewa]], dimana penduduknya tidak terkena dampak dari usia tua dan tidak pernah terkena penyakit.
: ''Artikel utama: [[Kerajaan Uttara Kuru]]''
 
Deskripsi mengenai kondisi kerajaan Uttara Kuru terdapat dalam kitab Mahābhārata''Mahabharata'', tepatnya dalam ''[[Bhismaparwa]]'' (kitab keenam dari seri ''Mahabharata''), dimana [[Sanjaya (mahabharataMahabharata)|Sanjaya]] menjelaskan dengan panjang lebar situasi wilayah di utara gumung [[Himalaya]] yang disebut Kuru Utara:
Selain kerajaan Kuru yang diperintah oleh para [[Pandawa]] dan [[Korawa]], terdapat kerajaan Kuru yang lain yang terletak di sebelah utara [[Himalaya]] dan disebut Uttara Kuru. Beberapa sejarawan mengidentifikasi kerajaan tersebut sebagai [[Kyrgiztan]], republik di [[Asia Tengah]]. Dalam [[Mahabharata]], [[Arjuna]] mengunjungi kerajaan tersebut dalam rangka menaklukkan kerajaan-kerajaan di penjuru [[Bharatawarsha]] untuk mendukung upacara [[Rajasuya]] yang diselenggarakan oleh Raja [[Yudistira]]. Mahābhārata mendeskripsikan kerajaan tersebut sebagai wilayah para [[Dewa (Hindu)|Dewa]], dimana penduduknya tidak terkena dampak dari usia tua dan tidak pernah terkena penyakit.
 
<blockquote>
Deskripsi mengenai Uttara Kuru terdapat dalam kitab Mahābhārata, tepatnya dalam [[Bhismaparwa]] (kitab keenam), dimana [[Sanjaya (mahabharata)|Sanjaya]] menjelaskan dengan panjang lebar situasi wilayah di utara gumung [[Himalaya]] yang disebut Kuru Utara:
Tepat di sebelah selatan gunung Nila dan di utara gunung [[Himalaya]] terletak sebuah wilayah yang disebut Kuru-Uttara. Di tempat itu bermukim para Siddha. Pepohonan kayu di sana menghasilkan buah yang manis rasanya dan pepohonan itu terus menerus berbunga sepanjang tahun. Bunganya harum dan buahnya terasa manis dan sangat nikmat dimakan. Beberapa jenis pohon dapat menghasilkan buah menurut kemauan pemetiknya. Terdapat lagi sejenis pohon yang menghasilkan susu. Pohon-pohon jenis ini menghasilkan susu dan enam jenis makanan yang rasanya bagaikan [[amerta]] itu sendiri. Dari pohon itu juga dapat dihasilkan berbagai kain dan dari buahnya dapat dibuat perhiasan.
 
{{cquote|Tepat di sebelah selatan gunung Nila dan di utara gunung Himalaya terletak sebuah wilayah yang disebut Kuru-Uttara. Di tempat itu bermukim para Siddha. Pepohonan kayu di sana menghasilkan buah yang manis rasanya dan pepohonan itu terus menerus berbunga sepanjang tahun. Bunganya harum dan buahnya terasa manis dan sangat nikmat dimakan. Beberapa jenis pohon dapat menghasilkan buah menurut kemauan pemetiknya. Terdapat lagi sejenis pohon yang menghasilkan susu. Pohon-pohon jenis ini menghasilkan susu dan enam jenis makanan yang rasanya bagaikan Amerta itu sendiri. Dari pohon itu juga dapat dihasilkan berbagai kain dan dari buahnya dapat dibuat perhiasan. <br /><br />Di seluruh tempat itu dapat ditemukan [[pasir]] yang berwarna keemasanke[[emas]]an. Terdapat juga dalam suatu wilayah itu sangat indah keadaan alamnya, karena memancarkan sinar seperti rubi atau berlian atau permata mulia lapis lazuli dan berbagai jenis batu permata lainnya. Sepanjang tahun wilayah itu terasa nyaman dan tidak dapat sepetak pun tanah yang gersang. Danau-danau berkilauan indah, airnya sejuk nikmat dan jernih bagaikan kristal. Manusia yang hidup di sana itu turun dari alam para [[Dewa (Hindu)|dewa]]. darahnya murni, dan berwujud tampan maupun cantik. Di wilayah itu sering lahir anak kembar lelaki maupun perempuan. Para wanita di sana secantik [[bidadari]]. Mereka meminum susu senikmat Amertaamerta yang dihasilkan oleh pepohonan penghasil susu. Adapun anak kembar yang lahir di sana, menjadi besar dengan sama cepatnya. Sama-sama cantik, sama-sama kuat dan sakti, dan saling cinta-mencintai bagaikan sepoasangsepasang chakrawakaCakrawaka. Rakyat di sana terbebas dari penyakit dan selalu gembira.}}
 
<div style="text-align:right"> -- ''[[Bhismaparwa]]''</div>
== Referensi tentang Kerajaan Kuru dalam Mahabharata ==
</blockquote>
 
== Referensi tentang Kerajaan Kuru dalam ''Mahabharata'' ==
[[Berkas:Brahma Sarovar at Kurukshetra.jpg|kiri|300px|jmpl|[[Kurukshetra]], sebuah daratan suci bagi umat [[Hindu]] di [[Haryana]], [[India]]. Konon tempat ini didedikasikan untuk Raja [[Kuru (raja)|Kuru]] sehingga disebut Kurukshetra, yang secara harfiah berarti "Medan Kuru" atau "Daratan sang Kuru".]]
 
=== Raja Kuru pertama ===
 
Dalam ''[[Mahabharata]]'' disebutkan bahwa para raja [[Dinasti Kuru]] merupakan keturunan [[Sambarana]]. Sambarana, seorang yang lahir dalam garis keturunan [[Pururawa Aila]], menikahi Tapati, dan memiliki seorang putera yang diberi nama [[Kuru (raja)|Kuru]]. Raja Kuru tersebut memiliki sifat kebaikan yang sangat tinggi, maka dari itu ia dilantik untuk mewarisi tahta kerajaan oleh rakyatnya. Namanya membuat dataran Kurujanggala menjadi masyur di seluruh dunia. Ia melakukan tapa di sebuah tempat bernama [[Kurukshetra]] dan semenjak itu tempat tersebut suci dan keramat.
 
=== Keturunan dari Raja Puru ===
 
Ketika [[Janamejaya]] ingin mengetahui siapa saja yang merupakan keturunan [[Puru]], [[Wesampayana]] menjelaskan garis keturunan Puru dengan panjang lebar.
 
==== Keturunan Raja BharataPuru ====
 
Leluhur Dinasti Kuru adalah Sang Puru. [[Puru]] menikah dengan [[Paushti]]Pausti dan memiliki tiga putera, yaitu: Prawira, Iswara, dan RaudraswaRodraswa. Di antara mereka, [[Prawira]] merupakan penerus dinasti. Prawira menikah dengan [[Suraseni]] dan berputera [[Manasyu]]. Manasyu menikah dengan [[Sauwiri]] dan memiliki tiga putera bernama: Sakta, Sahana, dan Wagmi. RaudraswaRodraswa menikah dengan [[bidadari]] Misrakesi dan memiliki sepuluh putera. Mereka adalah: RicheyuRiceyu, Kaksreyu Wrikeyu, SthandileyuStandileyu, Waneyu, Jaleyu, Tejeyu, Satyeyu, Dharmeyu dan SannateyuSanateyu yang kesepuluh.
 
Di antara mereka semua, [[Richeyu]]Riceyu menjadi penguasa tunggal dan dikenal dengan nama AnadhrishtiAnadristi. [[Anadhristi]]Anadristi memiliki putera bernama [[Matinara]] yang kemudian menjadi seorang raja terkenal dan bijaksana dan menyelenggarakan [[Rajasuya]] dan [[Ashwamedha]]. Matinara memiliki empat putera, yaitu: Tansu, Mahan, AtirathaAtirata, dan Druhyu. (diDi antara mereka, Tansu denganyang keberanian besardipilih menjadi penerus keturunan Puru). [[Tansu]] memiliki putera bernama [[Ilina]]. Ilina menikah dengan RathantaraRatantara dan memiliki lima putera. Mereka adalah: Dushmanta[[Duswanta]], Sura, BhimaBima, Prabasu, dan Basu (Basu dikatakan sebagai pendiri Kerajaan[[kerajaan Chedi]]). Yang sulung di antara mereka adalah [[Dushmanta]]Duswanta, yang kemudian menjadi raja. Dushmanta menikah dengan [[Sakuntala]] dan memiliki putera yang sangat cerdas bernama [[Bharata (raja)|Bharata]], yang kemudian menjadi raja. Bharata memberikan namanya kepada setiap suku yang ia dirikan. Dari sanalah Dinastidinasti Bharata terkenal tersebar dengan luas. Bharata memiliki tiga istri dan sembilan putera. Namun di antara mereka tidak ada yang seperti ayahnya sehingga Bharata tidak senang kepada mereka. Ibu mereka akhirnya menjadi marah dan membunuh mereka semua. Raja Bharata sia-sia memiliki putera.
 
Kemudian diselenggarakan upacara besar dan atas rahmatbantuan [[Bharadwaja]], lahirlah putera bernama [[Bhumanyu]]Bumanyu. Kemudian Bharata, keturunan terbesar Sang [[Puru]], mengangkatnya sebagai anak dan memilihnya sebagai ahli waris. BhumanyuBumanyu menikah dengan PushkariniPuskarini dan memiliki enam putera bernama: Suhotra, Suhotri, SuhawihSuhawiha, Sujeya, DiwirathaDiwirata dan KichikaKicika. Suhotra menikah dengan AikshakiAikasaki dan memiliki tiga puterabernamaputera bernama AjamidhaAjamida, SumidhaSumida, dan PurumidhaPurumida. Yang sulung di antara mereka, [[Ajamidha]]Ajamida, menjadi pewaris kerajaan. Ia memiliki enam putera, antara lain: RikshaRiksa yang lahir dari DhuminiDumini; DushmantaDusmanta dan ParameshthinParamestina lahir dari Nili; Jahnu, Jala dan Rupina yang lahir dari Kesini.
 
==== Percabangan ke Panchala dan Kusika ====
 
* Semua suku di [[Kerajaan Panchala|Panchala]] diturunkan oleh DushmantaDusmanta dan ParameshthinParamestina, dua putera dari AjamidhaAjamida, Rajaraja [[Wangsa Puru]]
* Bangsa Kusika (yang memerintah Kerajaan Kanyakubja, wilayah sebelah selatan Panchala) merupakan para putera Jahnu.
 
==== Pengasingan sementara leluhur Dinasti Kuru ====
 
Pangeran dari Dinasti Bharata bernama [[Riksha]] (gunung di timur-tengah India juga bernama Gunung Riksha ([[Ramgarh hills]]))Riksa yang lebih tua daripada Jala dan Rupina menjadi raja dan memiliki putera bernama [[Sambarana]], penerus tahta kerajaan. Dikisahkan ketika Sambarana, putera dari Riksha, berkuasa, banyak penduduk yang meninggal karena kelaparan, penyakit pes, kekeringan, dan wabah. Kemudian kerajaannya mendapat serbuan dari [[Kerajaan Panchala]]. Para pengerankesatria Bharata terpukul mundur oleh tentara musuh. Panchala dengan sepuluh AkshauhiniAksauhini mengalahkan pangerandinasti Bharata. Kemudian Sambarana bersama istri, menteri, putera dan kerabatnya, melarikan diri, dan menempati sebuah hutan di tepi [[Sungaisungai Sindhu]], yang termasuk wilayah dari kaki pegunungan di sebelah barat.
 
Di sana para keturunan Bharata hidup selama seribu tahun penuh (untuk jangka waktu yang lama), dengan bentengnya. Setelah mereka tinggal di sana dalam jangka waktu yang cukup lama, suatu hari Rsi[[Resi]] [[Wasista]] datang mengunjungi tempat pengasingan tersebut.
 
Atas bantuan Wasista, pangeran Bharata merebut kembali kerajaannya dan sekali lagi membuat kerajaan di seluruh dunia membayar upeti kepadanya.
 
==== Asal mula Dinasti Kuru ====
 
[[Sambarana]] menikahi [[Tapati]] (yang tinggal di tepi [[Sungaisungai Tapati]] ([[Tapti]]), puteri [[MarashtraSurya]]), putera Surya (Rajaraja dari [[Dinasti MatahariSurya]]) dengan pertolongan [[WasisthaWasista]], pendeta para Rajaraja Dinasti MatahariSurya. Sambarana berputera Sang [[Kuru (raja)|Kuru]]. Raja Kuru tersebut memiliki sifat kebaikan yang sangat tinggi, maka dari itu ia dilantik untuk mewarisi tahta kerajaan oleh rakyatnya. Namanya membuat dataran Kurujanggala (sebelah timur [[HariyanaHaryana]]) menjadi masyur di seluruh dunia. Ia melakukan tapa di sebuah tempat bernama [[Kurukshetra]] dan semenjak itu tempat tersebut suci dan keramat.
 
Wahini, istri Sang Kuru, melahirkan lima putera, yaitu: Avikshit, Bhawishyanta, Chaitraratha, Muni dan Janamejaya 1. Avikshit berputera Parikshit 1, Sawalaswa, Adhiraja (lihat: Kerajaan Karusha), Wiraja, Salmali, Uchaihsrawas, Bhangakara dan Jitari yang kedelapan. Parikshit 1 memiliki putera bernama Kakshasena, Ugrasena, Chitrasena, Indrasena, Sushena dan Bhimasena. Putera dari Janamejaya 2 adalah Drestarastra 1 yang tertua, Pandu 1, Balhika 1, Nishadha , Jambunada, Kundodara, Padati, Wasati yang kedelapan.
 
Wahini, istri Sang Kuru, melahirkan lima putera, yaitu: AvikshitAwikesit, BhawishyantaBhawisyanta, ChaitrarathaCitrarata, Muni dan Janamejaya -1. AvikshitAwikesit berputera Parikshit Parikesit-1, Sawalaswa, AdhirajaAdiraja (lihat: [[Kerajaan Karusha]]), Wiraja, Salmali, UchaihsrawasUccaihsrawa, BhangakaraBhanggakara dan Jitari yang kedelapan. Parikshit Parikesit-1 memiliki putera-putera yang bernama KakshasenaKaksasena, Ugrasena, ChitrasenaCitrasena, Indrasena, SushenaSusena dan BhimasenaBimasena. Putera dari Janamejaya -2 adalah Drestarastra Dretarastra-1 yang tertua, Pandu -1, Balhika -1, Nishadha , Jambunada, Kundodara, Padati, dan Wasati yang kedelapan.
* Terdapat seorang Gandharwa yang bernama Drestarastra
* Terdapat seorang bangsa Naga yang bernama Drestarastra
 
==== Kelahiran Santanu, Raja Kuru ====
[[Berkas:Ravi Varma-Shantanu and Satyavati.jpg|kiri|180px|jmpl|Sosok [[Santanu]] dan [[Satyawati]], dalam lukisan [[India]] karya [[Raja Ravi Varma]]. Santanu dan Satyawati merupakan leluhur para [[Pandawa]] dan [[Korawa]], tokoh utama dalam ''[[Mahabharata]]''.]]
 
Di antara merekaketurunan Janamejaya-2, Drestarastra -1 yang menjadi raja. Drestarastra Dretarastra-1 memiliki delapan putera, yaitu: Kundika, Hasti, Witarka, KrathaKrata, Hawihsrawas, IndrabhaIndraba, dan BhumanyuBumanyu. Drestarastra Dretarastra-1 memiliki cucu-cucu, dan hanya tiga orang yang terkenal. Mereka adalah [[Pratipa]], Dharmanetra, Sunetra. Di antara mereka bertiga, Pratipa menjadi seorang yang tak tersaingi di muka bumi. Pratipa memiliki tiga putera, yaitu: Devapi[[Dewapi]], [[Santanu,]] dan ksatria[[Bahlika]]-2. saktiPutera mandragunasulung yang bernama BalhikaDewapi 2meninggalkan kerajaannya demi bertapa, sedangkan Bahlika meninggalkan kerajaannya karena berambisi menaklukkan suku [[Arya]] di wilayah [[Afganistan]]. Oleh karena keadaan tersebut, tahta diwariskan kepada [[Santanu]].
<!--
''Raja Bahlika yang turut bertempur saat [[perang di Kurukshetra]] adalah Bahlika-3. Drestarastra yang merupakan ayah [[Duryodana]] merupakan Drestarastra -2. Pandu, ayah para [[Pandawa]] merupakan Pandu -2. ada banyak Raja yang bernama Janamejaya dan Parikesit dalam garis keturunan Dinasti Aila-Puru-Bharata-Kuru. [[Janamejaya]] yang mendengarkan kisah [[Wesampayana]] untuk mengetahui sejarah leluhurnya merupakan Janamejaya terakhir di antara Janamejaya yang lain, seperti Janamejaya -3 dan 4. ia merupakan putera terakhir di antara para Raja yang bernama Parikesit.''
---->
 
=== Garis keturunan dari Daksha sampai cucu JanamejayaDaksa ===
 
----
 
 
''Raja Bahlika yang turut bertempur saat [[perang di Kurukshetra]] adalah Bahlika-3. Drestarastra yang merupakan ayah [[Duryodana]] merupakan Drestarastra 2. Pandu, ayah para [[Pandawa]] merupakan Pandu 2. ada banyak Raja yang bernama Janamejaya dan Parikesit dalam garis keturunan Dinasti Aila-Puru-Bharata-Kuru. [[Janamejaya]] yang mendengarkan kisah [[Wesampayana]] untuk mengetahui sejarah leluhurnya merupakan Janamejaya terakhir di antara Janamejaya yang lain, seperti Janamejaya 3 dan 4. ia merupakan putera terakhir di antara para Raja yang bernama Parikesit.''
 
=== Garis keturunan dari Daksha sampai cucu Janamejaya ===
{{DakshaLineage}}
Dalam ''[[Mahabharata]]'' diceritakan, Rajabahwa raja [[Janamejaya]] ingin mengetahui garis keturunan leluhurnya, yang dimulai dari [[Manu (Hindu)|Manu]], yang konon merupakan Rajaraja pertama di dunia. [[Wesampayana]] kemudian menguraikan penjelasan dengan panjang lebar, dan dimulai dari [[Daksa (dewa)|Daksa]].
 
==== Dinasti BulanCandra ====
 
[[DakshaDaksa (dewa)|Daksa]] menurunkan [[Aditi]] (salah satu dari 13 ibu terbesar pada zaman kuno), dan Aditi menurunkan [[Dewa Surya|Wiwaswat,]] (Surya). Wiwaswat (golongan [[Dinasti Surya]]) melahirkan [[Waiwaswata Manu]], dan Manu menurunkan Ha[[Ila (putri manu)|Ila]] dan HaIla menurunkan [[Pururawa]]. (dalam referensi yang lain Pururawa dikatakan sebagai putera dari Ila (1,75), puteri Manu. Maka dari itu ia disebut Pururawa-Aila. Seorang pertapadewa yang bernama [[Budha]] (Vudha) (7,141) dari [[Dinasti Bulan]] yang datang dari wilayah utara menuju [[India Kuno]] untuk bertapa dikatakan sebgaisebagai ayahnya. BeberapaPururawa sejarawan menghubungkan [[Ila]]menikah dengan Sungai Ili di [[Asia TengahUrwasi]] (Nama Ha diperkirakan berasal dari China). Pururawadan menurunkan [[Ayus]]Ayu (dengan [[Apsarimitologi)|Ayu]] (Gandharwa wanita).
 
==== KelahiranKeturunan Yadu,Raja Tuwasu, Anu, Druhyu, dan PuruYayati ====
 
Raja [[AyusAyu (raja)|Ayu]] menurunkan [[Nahusa]], dan Nahusa menurunkan Yayati. Maharaja [[Yayati]] memiliki lima putera, yaitu: [[Yadu]] dan [[Tuwasu]] dari [[Dewayani]] (puteri dari Usana atau Mahaguru Sukra); dan [[Anu]], [[Druhyu]], [[Puru]] dari [[Sarmishta]]. Di antara kelima orang tersebut, Puru-lah yang menurunkan keluarga [[Bharata]], yaitu keluarga besar [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Keturunan [[Yadu]] disebut [[Yadawa]] sedangkan keturunan [[Puru]] disebut [[Paurawa]].
 
==== Dinasti Puru ====
 
[[Puru]] menikahi [[KausalyaKosalya]] (Koçalya), kemudian menurunkan Janamaejaya -1, yang menyelenggarakan tiga upacara korban kuda, dan upacara tersebut bernama Wiswajit. Janamejaya -1 menikahi [[Ananta]], puteri dari [[Kerajaan Madhawa]], yang kemudian menurunkan [[Prachinwat]]Pracinwata. PrachinwatPracinwata disebut sebagai penakluk negara timur dimana matahari terbit ([[Arunachal Pradesh]]).
 
==== Garis keturunanKeturunan Raja Bharata ====
 
PrachinwatPracinwata menikahi [[Asmaki]], puteri dari [[Yadawa|Wangsa Yadawa]], yang kemudian menurunkan [[Sanyati]]. Sanyati menikahi [[Warangi]]Waranggi, puteri dari DrishadwataDresadwata, yang kemudian menurunkan [[Ahayanti]]. Ahayanti menikahi [[Bhanumati]], puteri dari KritawiryaKertawirya, yang kemudian menurunkan [[Sarwabhoma]]Sarwaboma. SarwabhomaSarwaboma menikahi Sunanda -1, kemudian menurunkan [[Jayatsena]], yang kemudian menikahi [[Susrawa]], puteri Raja [[Kerajaan Widarbha|Widarbha]], dan menurunkan [[Awachina]]Awacina. AwachinaAwacina juga menikahi puteri dari Kerajaan Widarbha, bernama Maryada -1. Kemudian ia menurunkan Arihan -1. Arihan -1 menikahi [[Angi]]Anggi, kemudian menurunkan [[Mahabhoma]]Mahaboma.
 
MahabhomaMahaboma menikahi [[Suyajna]]Suyadnya, puteri [[Prasenajit]]. Darinya lahirlah [[Ayutanayi]]. Ayutanayi menikahi Kama, puteri [[Prithusrawas]]Pertusrawas. Darinya lahirlah [[Akrodhana]]Akrodana. AkrodhanaAkrodana kemudian menikahi [[Karambha]]Karamba, puteri dari [[Kerajaan Kalinga]]. Mereka memiliki putera bernama [[Dewatithi]], dan Dewatithi menikahi Maryada -2, puteri [[Kerajaan Wideha]]. Dewatithi menurunkan Arihan -2. Arihan -2 menikahi [[Sudewa]], puteri dari [[Kerajaan Anga]], dan darinya lahirlah [[Riksha]]Riksa. RikshaRiksa menikahi [[Jwala]], puteri dari [[Naga]] Takshaka[[Taksaka]], dan menurunkan putera bernama [[Matinara]]. Matinara menikahi seorang puteri dari lembah [[Sungaisungai Saraswati]], kemudian menurunkan putera bernama [[Tansu]]. Tansu menikahi puteri dari [[Kerajaan Kalinga]], dan memiliki putera bernama [[Ilina]]. Ilina menikahi [[Rathantari]]Ratantari, dan memiliki lima putera, yang tertua bernama [[Duswanta]]. Duswanta menikahi [[Sakuntala]], kemudian menurunkan [[Bharata]].
 
==== Dinasti Bharata ====
 
[[Bharata (raja)|Bharata]] menikahi Sunanda -1, putriputeri [[Sarwasena]], Rajaraja dari [[Kerajaan Kasi]], dan menurunkan putraputera bernama [[Bhumanyu]]Bumanyu. BhumanyuBumanyu menikahi [[Wijaya]], puteri [[Dasarha]], kemudian menurunkan putraputera bernama [[Suhotra]]. Suhotra menikahi [[Suwarna]], puteri IkshvakuIkswaku. Suhotra menurunkan [[Hasti]], pendiri [[Hastinapura]]. Hasti menikahi [[Yasodhara]]Yasodara, puteri dari [[Kerajaan Trigarta]]. Hasti menurunkan [[Wikunthana]]Wikuntana. Wikunthana menikahi Sudewa, puteri dari Kerajaan Dasarha. WikunthanaWikuntana menurunkan [[Ajamidha]]. Ajamidha memiliki empat istri, yaitu: KaikeyiKekayi, GandhariGandari, Wisala dan RikshaRiksa. Mereka melahirkan banyak putera, namun yang paling terkemuka bernama [[Sambarana]]. Sambarana menikahi [[Tapati]], putera [[Wiwaswat]] ([[Dewa (Hindu)|Dewa]] [[Surya]]).
 
==== Dinasti Kuru ====
 
Sambarana menurunkan Sang [[Kuru (Mahabharataraja)|Kuru]]. Kuru menikahi [[Subhangi]]Subanggi, puteri dari [[Kerajaankerajaan Dasarha]], kemudian ia menurunkan putera bernama [[Widuratha]]Widurata. WidurathaWidurata menikahi [[Supriya]], puteri dari [[Kerajaan Madhawa]]. Darinya lahirlah putera bernama [[Anaswan]]. Anaswan menikahi [[Amrita]]Amerta, puteri dari [[Kerajaan Madhawa]]. Darinya lahirlah putera bernama Parikesit -1. Parikesit -1 menikahi [[Suwasa]], kemudian menurunkan Bhimasena -1. Bhimasena -1 menikahi [[Kumari]], puteri dari [[Kerajaankerajaan Kekaya]], dan menurunkan [[Pratisrawas]]. Pratisrawas menurunkan [[Pratipa]]. Pratipa menikahi Sunanda, puteri dari [[Kerajaan Siwi]], kemudian menurunkan 3tiga putera. Di antara ketiga putera tersebut, [[Santanu]] menjadi Raja.
 
==== Keturunan Prabu Santanu ====
 
[[Santanu]] menikahi [[Dewi Gangga]], yang kemudian memberinya seorang putera bernama [[Dewabrata]], namun di kemudian hari bernama [[BhismaBisma]]. BhismaBisma yang ingin memberikan sesuatu yang terbaik bagi ayahnya, menikahkan ayahnya dengan [[Satyawati]], alias Durgandini atau GandhakaliGandakali atau GandhawatiGandawati. Sebelumnya Satyawati pernah menikah dengan [[Parasara]], yang memberinya seorang putera bernama [[Byasa|KrishnaKresna Dwaipayana Wyasa]]. Dengan Satyawati, Santanu memiliki dua orang putera bernama [[ChitrāngadaCitrānggada]] dan [[Wicitrawirya]]. ChitrāngadaSetelah Citrānggada dibunuh oleh seorang Gandharwa. [[WicitrawiryaGandarwa]], Wicitrawirya menjadi raja, dan menikahi dua orang puteri dari [[Kerajaan Kasi]], bernama [[Ambika]] dan [[Ambalika]]. Namun Wicitrawirya wafat di usia muda. tanpa memiliki keturunan.
 
==== KelahiranRiwayat Pandawa dan Korawa ====
 
Atas permohonan [[Satyawati]], Krishna[[Byasa|Kresna Dwaipayana VyasaWyasa]] memberikan tiga orang putera bernama [[DrestarastraDretarastra]], [[Pandu]], dan [[Widura]] kepada janda [[Wicitrawirya]]. Raja DrestarastraDretarastra menikah dengan [[Gandari]] dan memiliki seratus putera atas pertolongan dari [[Byasa|KrishnaKresna Dwaipayana VyasaWyasa]]. Di antara seratus putera DrestarastraDretarastra, hanya empat yang terkemuka. Mereka adalah [[Duryodana]], [[Dursasana]], [[Wikarna]], dan Citrasena. [[CitrasenaPandu]]. Pandu memiliki dua orang istri, bernama [[Kunti]] (yang juga disebut Partha) dan [[Madri]]. Setelah Pandu dan Madri wafat. Kemudian, Kunti menjadi kepala keluarga sesuai dengan harapan Pandu. Dari Dewa [[Dharma]] (Yamaraja), lahirlah [[Yudistira]]. Dari Marut ([[Bayu]]), lahirlah [[BhimaBima (tokoh Mahabharata)|Bima]]. Dari [[Indra|Sakra]] ([[Indra]]), lahirlah [[Arjuna]]. Dari Duadua [[Aswin]], lahirlah [[Nakula]] dan [[Sadewa]]. Kelima pangeran tersebut dikenal dengan sebutan [[Pandawa]]. Para Pandawa tinggal bersama para [[Korawa]] di [[Hastinapura]]. [[Duryodana]] yang selalu merasa cemburu dengan Pandawa, selalu berusaha membunuh mereka. Namun Pandawa selalu berhasil melewati segala upaya pembunuhan. Pandawa memerintah sebagian dari Kerajaan Kuru, dengan [[Indraprastha]] sebagai ibukotaibu kota.
 
==== ParaKeturunan puterapara Pandawa ====
[[Berkas:Pandavas.jpg|ka|240px|jmpl|Gambar para [[Pandawa]], dari sebuah lukisan India pada [[abad ke-18]].]]
 
Yudishtira[[Yudistira]] berputera Pratiwindya; [[PratiwindyaBima (tokoh Mahabharata)|Bima]]; Bhima berputera Sutasoma; [[SutasomaArjuna]]; Arjuna berputera [[Srutakriti]]; Nakula berputera [[Satanika]]; dan [[Sahadewa]]Sadewa berputera [[Srutakarma]]. Di samping itu, Yudishtira menikahi Dewika, puteri dari Gowasana dari suku Saibya, dan memiliki putera bernama [[Yaudheya]]Yodheya. BhimaBima menikahi [[Walandhara]]Walandara, puteri dari [[Kerajaan Kasi]], dan memiliki putera bernama [[Sarwaga]]. Arjuna menikahi [[Subadra]], adik [[Kresna|Vasudeva Krishna]] dari [[Dwarawati]], dan memiliki putera bernama [[Abimanyu]]. Nakula juga menikahi Karenumati, puteri dari [[Kerajaan Chedi]], dan memiliki seorang putera bernama Niramitra. SahadewaSadewa menikahi Wijaya, puteri Dyutimat, raja di [[Kerajaan Madra]], dan memiliki seorang putera bernama Suhotra. Di [[kerajaan Rakshasa]], BhimaBima menikahi [[HidimbaHidimbi]] dan memiliki putera bernama [[Gatotkaca]]. Arjuna juga memiliki putera bernama [[Irawan]] dari [[Ulupi]] dan putera yang lain bernama [[Babruwahana]] dari [[ChitrāngadāCitrānggadā]], puteri dari [[Manipura]].
 
==== Abimanyu, Parikesit, Janamejaya dan keturunannya ====
 
Di antara merekaketurunan semua[[Pandawa]], [[Abimanyu]] menjadi penerus keluarganya. Ia menikahi [[Utara (Mahabharata)|UtaraUtari]], puteri [[Wirata]] dari [[Kerajaan Matsya]], dan memiliki seorang putera bernama [[Parikesit]]. Ia tewas ketika masih kecil, namun kemudian dihidupkan kembali oleh Sri [[Kresna]], dan semenjak itu ia bernama “Parikesit” (''Parikshita''). Parikesit menikahi [[Madrawati]], dan memiliki seorang putera bernama [[Janamejaya]]. Janamejaya menikahi [[Wapushtama]]Wapustama alias Bamustiman, dan memiliki dua putera bernama Satanika -2 dan [[Sankukarna]]Sangkukarna. Satanika -2 menikahi puteri dari [[Kerajaan Wideha]] dan memiliki seorang putraputera bernama [[Aswamedhadatta]]Aswamedadatta.
 
=== Akademi militer oleh Drona ===
Hastinapura, ibu kota kerajaan Kuru pada masa [[Mahabharata]] adalah pusat pendidikan militer. Bagawan [[Drona]] adalah yang paling utama dari semua guru dalam segala modus peperangan. Drona sendiri belajar ilmu perang dari ayahnya, Bharadwaja dan sang pendekar utama kala itu: Bhargawa Rama. Bhisma yang merupakan pendekar utama kaum Kuru juga siswa Bhargawa Rama. Krepa adalah ahli lainnya dalam ilmu peperangan. Di bawah bimbingan para dedengkot ilmu militer ini, kaum Pandawa dan Korawa menjadi sangat pandai dalam ilmu perang. Berkat akademi militer ini para Korawa dan Pandawa menjadi yang paling kuat di antara semua kerajaan kuna di India. Ilmu panah, pertempuran dengan gada, perang dengan pedang dan macam-macam senjata lainnya seperti lembing, ini semua bersama-sama dengan segala macam jenis peperangan, yaitu dengan kaki, di atas kuda, kereta atau gajah. Semua hal ini diajarkan oleh Drona kepada para siswanya di akademi ini. Ia juga mengajarkan ilmu membuat tata formasi barisan serdadu ([[bahasa Sansekerta|Sansekerta]] ''vyūha'' atau ''byūha'') dan strategi perang serta cara mengendalikan kereta perang. Ilmu memanah adalah spesialisasi Drona, terutama jika sang pemanah berada di kereta perang. [[Arjuna]] dan [[Karna]] adalah siswanya yang paling pandai dalam memanah. [[Bhima]] dan [[Duryodhana]] terutama pandai dalam menggunakan gada; [[Dhrestadyumna]], [[Nakula]] dan [[Sahadewa]] terutama pandai menggunakan pedang.
 
[[Hastinapura]], ibu kota kerajaan Kuru pada masa ''[[Mahabharata]]'', adalah pusat pendidikan [[militer]]. BagawanBhagawan [[Drona]] adalah yang paling utama dari semua [[guru]] dalam segala modus peperanganpe[[perang]]an. Drona sendiri belajar ilmu perang dari ayahnya, [[Bharadwaja]] dan sang pendekar utama kala itu:, [[Parasurama]] alias [[Parasurama|Bhargawa Rama]]. Bhisma[[Bisma]] yang merupakan pendekar utama kaum Kuru juga siswa Bhargawa Rama. [[Krepa]] adalah ahli lainnya dalam ilmu peperangan. Di bawah bimbingan para dedengkotahli ilmu militer ini, kaum [[Pandawa]] dan [[Korawa]] menjadi sangat pandai dalam ilmu [[perang]]. Berkat akademi militer ini para Korawa dan Pandawa menjadi yang paling kuat di antara semua [[kerajaan kunapada zaman India kuno|kerajaan kuno]] di [[India]]. Ilmu [[panah]], pertempuran dengan [[gada]], perang dengan [[pedang]] dan macam-macam senjata lainnya seperti [[lembing]], ini semua bersama-sama dengan segala macam jenis peperangan, yaitu dengan kaki, di atas [[kuda]], kereta atau [[gajah]]. Semua hal ini diajarkan oleh Drona kepada para siswanya di akademi ini. Ia juga mengajarkan ilmu membuat tata formasi barisan serdadu ([[bahasa SansekertaSanskerta|SansekertaSanskerta]]: ''vyūha'' atau ''byūha'') dan strategi perang serta cara mengendalikan [[kereta perang]]. Ilmu memanah adalah spesialisasi Drona, terutama jika sang pemanah berada di kereta perang. [[Yudistira]] pandai dalam menggunakan tombak, [[Arjuna]] dan [[Karna]] adalah siswanya yang paling pandai dalam memanah. [[BhimaBima (tokoh Mahabharata)|Bima]] dan [[DuryodhanaDuryodana]] terutama pandai dalam menggunakan gada; [[DhrestadyumnaDrestadyumna]], [[Nakula]] dan [[SahadewaSadewa]] terutama pandai menggunakan pedang.
Bahkan Dhrestadyumna, pangeran dari kerajaan Pancala yang paling kuat bertanding dengan kaum Kuru dalam menguasai Aryawarta, datang untuk mempelajari ilmu perang di akademi militer bagawan Drona di Hastinapura. Tokoh-tokoh lain yang datang ke Hastinapura untuk belajar adalah [[Ekalawya]], pangeran dari kerajaan Nisada dan Karna, dari kerajaan Angga yang diperintah oleh suku-suku Suta.
 
Bahkan Dhrestadyumna[[Drestadyumna]], pangeran dari [[kerajaan PancalaPanchala]] yang paling kuat bertanding dengan kaum Kuru dalam menguasai Aryawarta, datang untuk mempelajari ilmu perang di akademi militer bagawan Drona di Hastinapura. Tokoh-tokoh lain yang datang ke Hastinapura untuk belajar adalah [[Ekalawya]], pangeran dari [[kerajaan NisadaNishada]] dan [[Karna]], dari [[kerajaan AnggaAnga]] yang diperintah oleh suku-suku Suta.
=== Wilayah kekuasan Para Raja Dinasti Bulan ===
 
=== Wilayah kerajaan Kuru ===
 
Raja kerajaan Kuru pertama – [[Pururawa]] – selalu dikelilingi sekutu/tetangga yang merupakan ras manusia sakti. Kerajaannya kemungkinan terbentang dari wilayah [[Himalaya]] di [[Tibet]] atau di utara [[Xin Jiang]] atau di [[Kirgizstan]]. [[Nahusa]] disebutkan pernah memerintah wilayah para [[dewa (Hindu)|dewa]] (suatu tempat di [[Tibet]]). [[Yayati]] adalah raja pertama dalam generasi tersebut yang berinteraksi dengan anggota klan asura seperti misalnya Wresaparwa (kerajaan Wresaparwa terbentang di sebelah utara [[Uttarakhand]], di [[Tibet]]). Putera Yayati yang bernama [[Puru]] mendirikan [[Paurawa|Dinasti Paurawa]], salah satu cabang [[Dinasti Candra]]. Kemungkinan dia memerintah wilayah [[Himalaya]] selatan di Uttarakhand, [[Himachal Pradesh]] dan [[Punjab]].
 
Di antara keturunan Puru, [[Bharata (raja)|Bharata]] putera [[Duswanta]] adalah yang paling mahsyur yang telah mendirikan Dinasti Bharata. Selama masa itu, dinasti tersebut memerintah seluruh wilayah yang sekarang dikenal sebagai dataran Indo-Gangga dan menambah kekuasaan mereka di pegunungan [[Windhya]] di sebelah selatan. Dalam garis keturunan Bharata, lahirlah Sambarana. Selama pemerintahan Sambarana, dinasti tersebut diserbu oleh [[kerajaan Panchala]] di sebelah selatan dan barat. Kemudian mereka hidup di tepi [[sungai Sindhu]] dan di lembah pegunungan sebelah barat. [[Kuru (raja)|Kuru]] putera Sambarana mendirikan [[dinasti Kuru]] dan merebut kembali wilayah mereka yang dahulu di dataran Indo-Gangga. Mereka memerintah sebuah wilayah antara [[sungai Saraswati]] dan [[Sungai Gangga|Gangga]].
 
Kerajaan Kuru diwarisi oleh [[Pratipa]], [[Santanu]], [[Wicitrawirya]] dan [[Dretarastra]]. Selama pemerintahan [[Dretarastra]], karena kurangnya tanggapan pemerintah terhadap kebutuhan rakyatnya, disebutkan bahwa kemakmuran kerajaan Kuru menurun (9,41). Para [[Pandawa]] bersama [[Yudistira]] sebagai rajanya, mencoba membangkitkan keharuman nama kerajaan Kuru dengan melakukan kampanye militer oleh empat [[kesatria]] yaitu [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], [[Arjuna]], [[Nakula]] and [[Sadewa]]. Ia menaklukkan seluruh wilayah India Kuno dan mengumpulkan banyak upeti, kumpulan persembahan dari para raja yang telah tunduk. Namun kemakmuran tersebut hilang saat terjadi [[perang di Kurukshetra]], ketika para kesatria Kuru saling bantai satu sama lain, menghancurkan kerabat mereka, para pemimpin bangsa pada zaman India Kuno. Kehancuran besar yang tak terhitung mengakibatkan seluruh [[India]] pada masa itu mengalami depresi [[sosial|sosio]]-[[ekonomi]] yang panjang.
 
=== Tempat-tempat di Kerajaan Kuru ===
[[Berkas:Kurukshetra.jpg|ka|240px|jmpl|Ilustrasi pada kitab ''[[Mahabharata]]'' dari zaman India Kuno, menggambarkan suasana saat terjadi [[perang di Kurukshetra]].]]
: ''Artikel utama: [[Tempat-tempat di Kerajaan Kuru]]''
 
[[Hastinapura]] merupakan kota terbesar di kerajaan Kuru dan ibukotaibu kota para [[Korawa]] (keturunan [[Kuru (raja)|Kuru]]), dan ketika [[Pandawa]] memerintah di [[Indraprastha]], kota tersebut menjadi kota terbesar kedua. Selain kota utama tersebut, Kerajaan Kuru juga memiliki banyak desa seperti misalnya WardhamanaWardamana, Pramanakoti, Waranawati, WrikastaliWrekastali; provinsi seperti misalnya Makandi; hamparan [[Kurukshetra]] dan hutan-hutan seperti [[Hutanhutan Kamyaka]] dan [[Hutanhutan Dwaita]].
 
=== Para Kuru saat perang di Kurukshetra ===
: ''Artikel {{utama: [[|Perang di Kurukshetra]]''}}
 
[[Perang di Kurukshetra]] terjadi karena adanya perkara di antara dua keluarga dalam [[Dinasti Kuru]], yaitu [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Dalam pertempuran tersebut, hampir seluruh pemimpin [[kerajaan pada zaman India kuno]] berpartisipasi. Kehancuran yang didapat sebagai akibat dari pertempuran membawa India menuju zaman depresi sosial dan ekonomi ([[Kali YugaKaliyuga]] atau 'zaman kegelapankegelapa') yang dapat berakhir dalam jangka waktu yang lama.
: ''Artikel utama: [[Perang di Kurukshetra]]''
 
=== PendirianPemukiman para pemimpin Yadawa di Kurujanggala ===
[[Perang di Kurukshetra]] terjadi karena adanya perkara di antara dua keluarga dalam [[Dinasti Kuru]], yaitu [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Dalam pertempuran tersebut, hampir seluruh pemimpin kerajaan pada zaman India kuno berpartisipasi. Kehancuran yang didapat sebagai akibat dari pertempuran membawa India menuju zaman depresi sosial dan ekonomi ([[Kali Yuga]] atau zaman kegelapan) yang dapat berakhir dalam jangka waktu yang lama.
 
Setelah pemerintahan kaum [[Yadawa]] berakhir ketika pulau [[Dwaraka]] tenggelam dalam samudra, [[Arjuna]] membawa sisa kaum Yadawa dari sana ke Kuruksetra[[Kurukshetra]] dan menempatkannya di beberapa daerah sekitarnya.
=== Pendirian para pemimpin Yadawa di Kurujanggala ===
Setelah pemerintahan kaum Yadawa berakhir ketika pulau Dwaraka tenggelam dalam samudra, Arjuna membawa sisa kaum Yadawa dari sana ke Kuruksetra dan menempatkannya di beberapa daerah sekitarnya.
 
PutraPutera [[Kretawarma]] (sang pahlawan Wangsa Bhoja-Yadawa) ditaruh di kota Martikawata. Kota ini adalah ibu kota [[kerajaan Salwa]] yang terletak di barat daya Kurujanggala. Pahalwan [[Wresni]]-[[Yadawa]] atau putraputera Setyaki[[Satyaki]] ditaruh di tepi [[sungai Saraswati]]. Pangeran Bajra dari trah Basudewaketurunan Kresna ditaruh di [[Indraprastha]] (16,7).
 
Trah Kuru dilanjutkan oleh [[Parikesit dengan putranaya Abimanya, di Hastinapura]] setelah pemerintahan sang Pandawa; prabu [[Yudistira]]. PutraPutera Parikesit adalah prabu [[Janamejaya]] yang merupakan raja Kuru terkenal yang terakhir.
 
== Lihat pula ==
 
* [[Kerajaan pada zaman India kuno]]
* ''[[Mahabharata]]''
 
== Referensi ==
* '''''[[Mahabharata|Mahābhārata]]''''' oleh [[Byasa|Krishna Dwaipayana Vyāsa]].
 
 
{{kerajaan india kuno}}
{{tokoh mahabharata}}
 
 
{{tokoh mahabharata}}
 
[[Kategori:Kerajaan India Kuno]]
[[Kategori:Kerajaan Hindu kuno]]
[[Kategori:Kerajaan dalam Mahabharata]]
 
[[en:Kuru Kingdom]]