Kerajaan Kuru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(37 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:EpicIndiaMap of Vedic India.jpgpng|rightka|thumbjmpl|360px|Peta [[kerajaanIndia pada zamanmasa Indiakebudayaan kuno''[[Weda]]''. Kerajaan Kuru, Kurutampak Panchala,di danutara Kurubersama Utarabeberapa terletakkerajaan ditetangga wilayahyang utarautama.]]
[[Berkas:Ancient india.png|ka|jmpl|360px|Peta 16 ''Mahajanapada'' (Kerajaan besar) pada masa India Kuno, sekitar abad VII-III SM. Kerajaan Kuru termasuk dalam salah satu ''Mahajanapada''.]]
'''Kerajaan Kuru''' merupakan salah satu [[kerajaan India Kuno]] yang muncul dalam susastra Hindu dan diperintah oleh [[Wangsa Kuru]]. [[Pandawa]] dan [[Korawa]] merupakan Wangsa Kuru. Kerajaan Kuru yang lain berada di utara [[Himalaya]], dan disebut [[Uttara Kuru]]. Kerajaan Kuru terbentang di antara [[Sungai Saraswati]] dan [[Sungai Gangga]]. Kerajaan tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu Kurujangala dan Kuru asli.
 
Dalam [[sastra Hindu|sastra]] dan [[Itihasa|wiracarita India Kuno]], '''Kerajaan Kuru''' merupakan [[kerajaan]] yang diperintah oleh [[Dinasti Kuru|Wangsa Kuru]], keturunan Sang [[Kuru (raja)|Kuru]]. Tidak diketahui dengan pasti kapan kerajaan ini berdiri, dan hingga sekarang dikenal sebagai [[legenda]] dalam [[Itihasa|wiracarita India]], seperti misalnya ''[[Mahabharata]]''. Kerajaan Kuru yang lain berada di utara [[Himalaya]], dan disebut [[kerajaan Uttara Kuru|Uttara Kuru]]. Menurut [[sastra Hindu]], Kerajaan Kuru terbentang di antara [[sungai Saraswati]] dan [[sungai Gangga]]. Salah satu kitab yang dijadikan sumber keberadaan kerajaan Kuru adalah ''[[Mahabharata]]'', dan tokoh utama yang diceritakan dalam kitab tersebut merupakan keturunan Kuru. Menurut ''Mahabharata'', pada masa pemerintahan Raja [[Dretarastra]], Kerajaan tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu Kurujangala dan Kuru asli.
==Kurujangala==
 
== Kurujangala ==
* Ibukota: '''[[Indraprastha]]''' (Indraprast, [[Delhi]], sebelah selatan [[New Delhi]])
[[Berkas:EpicIndia.jpg|ka|jmpl|275px|Peta [[kerajaan pada zaman India kuno]]. Kerajaan Kuru, Kuru Panchala, dan Kuru Utara terletak di wilayah utara.]]
 
Kerajaan iniKurujanggala, yang merupakan pecahan dari kerajaan Kuru asli, diperintah oleh [[Yudistira]], saudara tertua dari para [[Pandawa]], keturunan [[Pandu]]. LetaknyaKerajaan ini diserahkan kepada para [[Pandawa]] karena adanya perselisihan di antara para putera Pandu ([[Pandawa]]) dengan para putera [[Dretarastra]] ([[Korawa]]). Perselisihan pecah sehingga kerajaan Kuru dibagi menjadi dua. Letak Kurujanggala di antara [[Sungaisungai Gangga]] dan [[Sungaisungai Yamuna]]. Ibu kota kerajaan ini adalah [[Indraprastha]], yang pada masa sekarang merupakan sebuah kota kecil bernama Indraprast, di sebelah selatan [[New Delhi]]. Di peta India pada masa kini, wilayah kerajaan tersebut kira-kira mencakup seluas negara bagian [[Haryana]]. [[Indraprastha]] (kini dikenal sebagai Delhi, ibukota India) adalah ibukotanya.
 
== Kuru asli ==
 
Kerajaan Kuru yang asli berada dibawah pemerintahan [[Duryodana]], putera sulung [[Dretarastra]]. Letaknya di sebelah timur Kerajaan Kurujanggala yang dipimpin oleh para [[Pandawa]], yakni di antara [[sungai Gangga]] dan [[sungai Yamuna]]. Di peta [[India]] masa kini, luas kerajaan ini mencakup [[Uttara Pradesh]] bagian barat, membatasi [[Haryana]]. [[Hastinapura]] (kini merupakan kota kecil bernama [[Hastinapur]], 37 km sebelah timur laut dari kota Meerut, [[Uttar Pradesh]]) diidentifikasi sebagai ibu kotanya.
* Ibukota: '''[[Hastinapura]]''' (Hastinapur, [[Meerut]], [[Uttar Pradesh]])
 
== Uttara Kuru ==
Kerajaan Kuru yang asli dibawah pemerintahan [[Duryodana]]. Letaknya di sebelah timur Kerajaan Kurujanggala yang dipimpin oleh para [[Pandawa]], yakni di antara [[Sungai Gangga]] dan [[Sungai Yamuna]]. Di peta India masa kini, luas kerajaan ini mencakup [[Uttara Pradesh]] bagian barat, membatasi [[Haryana]]. Hastinapura (kini merupakan kota kecil bernama [[Hastinapur]], 37 km sebelah timur laut dari kota Meerut, Uttar Pradesh) diidentifikasi sebagai ibukotanya.
{{utama|Kerajaan Uttara Kuru}}
 
Dalam kitab ''[[Mahabharata]]'', selain kerajaan Kuru yang diperintah oleh para [[Pandawa]] dan [[Korawa]], terdapat kerajaan Kuru yang lain yang terletak di sebelah utara [[Himalaya]] dan disebut 'Uttara Kuru'. Beberapa sejarawan mengidentifikasi kerajaan tersebut sebagai [[Kirgizstan]], republik di [[Asia Tengah]]. Referensi tentang kerajaan tersebut muncul dalam ''[[Mahabharata]]'', pada bagian yang menceritakan kisah [[Arjuna]] menaklukkan kerajaan-kerajaan di penjuru [[Bharatawarsha]] untuk mendukung upacara [[Rajasuya]] yang diselenggarakan oleh Raja [[Yudistira]]. ''Mahabharata'' mendeskripsikan kerajaan tersebut sebagai wilayah para [[Dewa (Hindu)|dewa]], dimana penduduknya tidak terkena dampak dari usia tua dan tidak pernah terkena penyakit.
==Uttara Kuru==
 
Deskripsi mengenai kondisi kerajaan Uttara Kuru terdapat dalam kitab ''Mahabharata'', tepatnya dalam ''[[Bhismaparwa]]'' (kitab keenam dari seri ''Mahabharata''), dimana [[Sanjaya (Mahabharata)|Sanjaya]] menjelaskan dengan panjang lebar situasi wilayah di utara gumung [[Himalaya]] yang disebut Kuru Utara:
: ''Artikel utama: [[Kerajaan Uttara Kuru]]''
 
<blockquote>
Selain kerajaan Kuru yang diperintah oleh para [[Pandawa]] dan [[Korawa]], terdapat kerajaan Kuru yang lain yang terletak di sebelah utara [[Himalaya]] dan disebut Uttara Kuru. Beberapa sejarawan mengidentifikasi kerajaan tersebut sebagai [[Kyrgiztan]], republik di [[Asia Tengah]]. Dalam [[Mahabharata]], [[Arjuna]] mengunjungi kerajaan tersebut dalam rangka menaklukkan kerajaan-kerajaan di penjuru [[Bharatawarsha]] untuk mendukung upacara [[Rajasuya]] yang diselenggarakan oleh Raja [[Yudistira]]. Mahābhārata mendeskripsikan kerajaan tersebut sebagai wilayah para [[Dewa (Hindu)|Dewa]], dimana penduduknya tidak terkena dampak dari usia tua dan tidak pernah terkena penyakit.
Tepat di sebelah selatan gunung Nila dan di utara gunung [[Himalaya]] terletak sebuah wilayah yang disebut Kuru-Uttara. Di tempat itu bermukim para Siddha. Pepohonan kayu di sana menghasilkan buah yang manis rasanya dan pepohonan itu terus menerus berbunga sepanjang tahun. Bunganya harum dan buahnya terasa manis dan sangat nikmat dimakan. Beberapa jenis pohon dapat menghasilkan buah menurut kemauan pemetiknya. Terdapat lagi sejenis pohon yang menghasilkan susu. Pohon-pohon jenis ini menghasilkan susu dan enam jenis makanan yang rasanya bagaikan [[amerta]] itu sendiri. Dari pohon itu juga dapat dihasilkan berbagai kain dan dari buahnya dapat dibuat perhiasan.
 
Di seluruh tempat itu dapat ditemukan [[pasir]] yang berwarna ke[[emas]]an. Terdapat juga dalam suatu wilayah itu sangat indah keadaan alamnya, karena memancarkan sinar seperti rubi atau berlian atau permata mulia lapis lazuli dan berbagai jenis batu permata lainnya. Sepanjang tahun wilayah itu terasa nyaman dan tidak dapat sepetak pun tanah yang gersang. Danau-danau berkilauan indah, airnya sejuk nikmat dan jernih bagaikan kristal. Manusia yang hidup di sana itu turun dari alam para [[Dewa (Hindu)|dewa]]. darahnya murni, dan berwujud tampan maupun cantik. Di wilayah itu sering lahir anak kembar lelaki maupun perempuan. Para wanita di sana secantik [[bidadari]]. Mereka meminum susu senikmat amerta yang dihasilkan oleh pepohonan penghasil susu. Adapun anak kembar yang lahir di sana, menjadi besar dengan sama cepatnya. Sama-sama cantik, sama-sama kuat dan sakti, dan saling cinta-mencintai bagaikan sepasang Cakrawaka. Rakyat di sana terbebas dari penyakit dan selalu gembira.
Deskripsi mengenai Uttara Kuru terdapat dalam kitab Mahābhārata, tepatnya dalam [[Bhismaparwa]] (kitab kedelapanbelas), dimana [[Sanjaya (mahabharata)|Sanjaya]] menjelaskan dengan panjang lebar situasi wilayah di utara gumung [[Himalaya]] yang disebut Kuru Utara:
{{cquote|''Tepat di sebelah selatan gunung Nila dan di utara gunung Himalaya terletak sebuah wilayah yang disebut Kuru-Uttara. Di tempat itu bermukim para Siddha. Pepohonan kayu di sana menghasilkan buah yang manis rasanya dan pepohonan itu terus menerus berbunga sepanjang tahun. Bunganya harum dan buahnya terasa manis dan sangat nikmat dimakan. Beberapa jenis pohon dapat menghasilkan buah menurut kemauan pemetiknya. Terdapat lagi sejenis pohon yang menghasilkan susu. Pohon-pohon jenis ini menghasilkan susu dan enam jenis makanan yang rasanya bagaikan Amerta itu sendiri. Dari pohon itu juga dapat dihasilkan berbagai kain dan dari buahnya dapat dibuat perhiasan. <br><br>Di seluruh tempat itu dapat ditemukan pasir yang berwarna keemasan. Terdapat juga dalam suatu wilayah itu sangat indah keadaan alamnya, karena memancarkan sinar seperti rubi atau berlian atau permata mulia lapis lazuli dan berbagai jenis batu permata lainnya. Sepanjang tahun wilayah itu terasa nyaman dan tidak dapat sepetak pun tanah yang gersang. Danau-danau berkilauan indah, airnya sejuk nikmat dan jernih bagaikan kristal. Manusia yang hidup di sana itu turun dari alam para Dewa. darahnya murni, dan berwujud tampan maupun cantik. Di wilayah itu sering lahir anak kembar lelaki maupun perempuan. Para wanita di sana secantik bidadari. Mereka meminum susu senikmat Amerta yang dihasilkan oleh pepohonan penghasil susu. Adapun anak kembar yang lahir di sana, menjadi besar dengan sama cepatnya. Sama-sama cantik, sama-sama kuat dan sakti, dan saling cinta-mencintai bagaikan sepoasang chakrawaka. Rakyat di sana terbebas dari penyakit dan selalu gembira.''}}
 
<div style="text-align:right"> -- ''[[Bhismaparwa]]''</div>
==Referensi tentang Kerajaan Kuru dalam Mahabharata==
</blockquote>
 
== Referensi dalam ''Mahabharata'' ==
===Raja Kuru pertama===
[[Berkas:Brahma Sarovar at Kurukshetra.jpg|kiri|300px|jmpl|[[Kurukshetra]], sebuah daratan suci bagi umat [[Hindu]] di [[Haryana]], [[India]]. Konon tempat ini didedikasikan untuk Raja [[Kuru (raja)|Kuru]] sehingga disebut Kurukshetra, yang secara harfiah berarti "Medan Kuru" atau "Daratan sang Kuru".]]
 
=== Raja Kuru pertama ===
[[Sambarana]], seorang yang lahir dalam garis keturunan [[Pururawa Aila]], menikahi Tapati, dan memiliki seorang putera yang diberi nama [[Kuru]]. Raja Kuru tersebut memiliki sifat kebaikan yang sangat tinggi, maka dari itu ia dilantik untuk mewarisi tahta kerajaan oleh rakyatnya. Namanya membuat dataran Kurujanggala menjadi masyur di seluruh dunia. Ia melakukan tapa di sebuah tempat bernama [[Kurukshetra]] dan semenjak itu tempat tersebut suci dan keramat.
 
Dalam ''[[Mahabharata]]'' disebutkan bahwa para raja [[Dinasti Kuru]] merupakan keturunan [[Sambarana]]. Sambarana, seorang yang lahir dalam garis keturunan [[Pururawa]], menikahi Tapati, dan memiliki seorang putera yang diberi nama [[Kuru (raja)|Kuru]]. Raja Kuru tersebut memiliki sifat kebaikan yang tinggi, maka dari itu ia dilantik untuk mewarisi tahta kerajaan oleh rakyatnya. Namanya membuat dataran Kurujanggala menjadi masyur di seluruh dunia. Ia melakukan tapa di sebuah tempat bernama [[Kurukshetra]] dan semenjak itu tempat tersebut suci dan keramat.
===Keturunan dari Raja Puru===
 
=== Keturunan Raja Puru ===
Ketika [[Janamejaya]] ingin mengetahui siapa saja yang merupakan keturunan [[Puru]], [[Wesampayana]] menjelaskan garis keturunan Puru dengan panjang lebar.
 
Leluhur Dinasti Kuru adalah Sang Puru. [[Puru]] menikah dengan Pausti dan memiliki tiga putera, yaitu: Prawira, Iswara, dan Rodraswa. Di antara mereka, Prawira merupakan penerus dinasti. Prawira menikah dengan Suraseni dan berputera Manasyu. Manasyu menikah dengan Sauwiri dan memiliki tiga putera bernama Sakta, Sahana, dan Wagmi. Rodraswa menikah dengan [[bidadari]] Misrakesi dan memiliki sepuluh putera. Mereka adalah Riceyu, Kaksreyu Wrikeyu, Standileyu, Waneyu, Jaleyu, Tejeyu, Satyeyu, Dharmeyu dan Sanateyu yang kesepuluh.
====Raja Bharata====
 
Di antara mereka semua, Riceyu menjadi penguasa tunggal dan dikenal dengan nama Anadristi. Anadristi memiliki putera bernama Matinara yang kemudian menjadi seorang raja terkenal dan bijaksana dan menyelenggarakan [[Rajasuya]] dan [[Ashwamedha]]. Matinara memiliki empat putera, yaitu Tansu, Mahan, Atirata, dan Druhyu. Di antara mereka, Tansu yang dipilih menjadi penerus keturunan Puru. Tansu memiliki putera bernama Ilina. Ilina menikah dengan Ratantara dan memiliki lima putera. Mereka adalah [[Duswanta]], Sura, Bima, Prabasu, dan Basu (Basu dikatakan sebagai pendiri [[kerajaan Chedi]]). Yang sulung di antara mereka adalah Duswanta, yang kemudian menjadi raja. Dushmanta menikah dengan [[Sakuntala]] dan memiliki putera yang sangat cerdas bernama [[Bharata (raja)|Bharata]], yang kemudian menjadi raja. Bharata memberikan namanya kepada setiap suku yang ia dirikan. Dari sanalah dinasti Bharata terkenal tersebar dengan luas. Bharata memiliki tiga istri dan sembilan putera. Namun di antara mereka tidak ada yang seperti ayahnya sehingga Bharata tidak senang kepada mereka. Ibu mereka akhirnya menjadi marah dan membunuh mereka semua.
[[Puru]] menikah dengan [[Paushti]] dan memiliki tiga putera, yaitu: Prawira, Iswara, dan Raudraswa. Di antara mereka, [[Prawira]] merupakan penerus dinasti. Prawira menikah dengan [[Suraseni]] dan berputera [[Manasyu]]. Manasyu menikah dengan [[Sauwiri]] dan memiliki tiga putera bernama: Sakta, Sahana, dan Wagmi. Raudraswa menikah dengan bidadari Misrakesi dan memiliki sepuluh putera. Mereka adalah: Richeyu, Kaksreyu Wrikeyu, Sthandileyu, Waneyu, Jaleyu, Tejeyu, Satyeyu, Dharmeyu dan Sannateyu yang kesepuluh.
 
Kemudian diselenggarakan upacara besar dan atas bantuan [[Bharadwaja]], lahirlah putera bernama Bumanyu. Kemudian Bharata, keturunan terbesar Sang Puru, mengangkatnya sebagai anak dan memilihnya sebagai ahli waris. Bumanyu menikah dengan Puskarini dan memiliki enam putera bernama Suhotra, Suhotri, Suhawiha, Sujeya, Diwirata dan Kicika. Suhotra menikah dengan Aikasaki dan memiliki tiga putera bernama Ajamida, Sumida, dan Purumida. Yang sulung di antara mereka, Ajamida, menjadi pewaris kerajaan. Ia memiliki enam putera, antara lain Riksa yang lahir dari Dumini; Dusmanta dan Paramestina lahir dari Nili; Jahnu, Jala dan Rupina yang lahir dari Kesini.
Di antara mereka semua, [[Richeyu]] menjadi penguasa tunggal dan dikenal dengan nama Anadhrishti. [[Anadhristi]] memiliki putera bernama [[Matinara]] yang kemudian menjadi seorang raja terkenal dan bijaksana dan menyelenggarakan [[Rajasuya]] dan [[Ashwamedha]]. Matinara memiliki empat putera, yaitu: Tansu, Mahan, Atiratha, dan Druhyu. (di antara mereka, Tansu dengan keberanian besar menjadi penerus keturunan Puru). [[Tansu]] memiliki putera bernama [[Ilina]]. Ilina menikah dengan Rathantara dan memiliki lima putera. Mereka adalah: Dushmanta, Sura, Bhima, Prabasu, dan Basu (Basu dikatakan sebagai pendiri Kerajaan Chedi). Yang sulung di antara mereka adalah [[Dushmanta]], yang kemudian menjadi raja. Dushmanta menikah dengan [[Sakuntala]] dan memiliki putera yang sangat cerdas bernama [[Bharata]], yang kemudian menjadi raja. Bharata memberikan namanya kepada setiap suku yang ia dirikan. Dari sanalah Dinasti terkenal tersebar dengan luas. Bharata memiliki tiga istri dan sembilan putera. Namun di antara mereka tidak ada yang seperti ayahnya sehingga Bharata tidak senang kepada mereka. Ibu mereka akhirnya menjadi marah dan membunuh mereka semua. Raja Bharata sia-sia memiliki putera.
 
==== Percabangan ke Panchala dan Kusika ====
Kemudian diselenggarakan upacara besar dan atas rahmat [[Bharadwaja]] lahirlah putera bernama [[Bhumanyu]]. Kemudian Bharata, keturunan terbesar Sang [[Puru]], mengangkatnya sebagai anak dan memilihnya sebagai ahli waris. Bhumanyu menikah dengan Pushkarini dan memiliki enam putera bernama: Suhotra, Suhotri, Suhawih, Sujeya, Diwiratha dan Kichika. Suhotra menikah dengan Aikshaki dan memiliki tiga puterabernama Ajamidha, Sumidha, dan Purumidha. Yang sulung di antara mereka, [[Ajamidha]], menjadi pewaris kerajaan. Ia memiliki enam putera, antara lain: Riksha yang lahir dari Dhumini; Dushmanta dan Parameshthin lahir dari Nili; Jahnu, Jala dan Rupina yang lahir dari Kesini.
 
* Semua suku di Panchala diturunkan oleh Dusmanta dan Paramestina, dua putera dari Ajamida, raja Wangsa Puru
====Percabangan ke Panchala dan Kusika====
* Bangsa Kusika (yang memerintah Kerajaan Kanyakubja, wilayah sebelah selatan Panchala) merupakan para putera Jahnu.
 
==== Pengasingan sementara leluhur Dinasti Kuru ====
 
Pangeran dari Dinasti Bharata bernama Riksa yang lebih tua daripada Jala dan Rupina menjadi raja dan memiliki putera bernama Sambarana, penerus tahta kerajaan. Dikisahkan ketika Sambarana berkuasa, banyak penduduk yang meninggal karena kelaparan, penyakit pes, kekeringan, dan wabah. Kemudian kerajaannya mendapat serbuan dari [[Kerajaan Panchala]]. Para kesatria Bharata terpukul mundur oleh tentara musuh. Panchala dengan sepuluh Aksauhini mengalahkan dinasti Bharata. Kemudian Sambarana bersama istri, menteri, putera dan kerabatnya, melarikan diri, dan menempati sebuah hutan di tepi [[sungai Sindhu]], yang termasuk wilayah dari kaki pegunungan di sebelah barat.
 
Di sana para keturunan Bharata hidup selama seribu tahun penuh (untuk jangka waktu yang lama) dengan bentengnya. Setelah mereka tinggal di sana dalam jangka waktu yang cukup lama, suatu hari [[Resi]] [[Wasista]] datang mengunjungi tempat pengasingan tersebut.
====Pengasingan sementara leluhur Dinasti Kuru====
 
==== Asal mula Dinasti Kuru ====
Pangeran dari Dinasti Bharata bernama [[Riksha]] (gunung di timur-tengah India juga bernama Gunung Riksha ([[Ramgarh hills]])) yang lebih tua daripada Jala dan Rupina menjadi raja dan memiliki putera bernama [[Sambarana]], penerus tahta kerajaan. Dikisahkan ketika Sambarana, putera dari Riksha, berkuasa, banyak penduduk yang meninggal karena kelaparan, penyakit pes, kekeringan, dan wabah. Kemudian kerajaannya mendapat serbuan dari [[Kerajaan Panchala]]. Para pengeran Bharata terpukul mundur oleh tentara musuh. Panchala dengan sepuluh Akshauhini mengalahkan pangeran Bharata. Kemudian Sambarana bersama istri, menteri, putera dan kerabatnya, melarikan diri, dan menempati hutan di tepi [[Sungai Sindhu]], yang termasuk wilayah dari kaki pegunungan di sebelah barat.
 
Sambarana menikahi Tapati (yang tinggal di tepi [[sungai Tapati]]), puteri [[Surya]] (raja dari [[Dinasti Surya]]) dengan pertolongan [[Wasista]], pendeta para raja Dinasti Surya. Sambarana berputera Sang [[Kuru (raja)|Kuru]]. Raja Kuru tersebut memiliki sifat kebaikan yang sangat tinggi, maka dari itu ia dilantik untuk mewarisi tahta kerajaan oleh rakyatnya. Namanya membuat dataran Kurujanggala (sebelah timur [[Haryana]]) menjadi masyur di seluruh dunia. Ia melakukan tapa di sebuah tempat bernama [[Kurukshetra]] dan semenjak itu tempat tersebut suci dan keramat.
Di sana para keturunan Bharata hidup selama seribu tahun penuh (untuk jangka waktu yang lama), dengan bentengnya. Setelah mereka tinggal di sana dalam jangka waktu yang cukup lama, suatu hari Rsi [[Wasista]] datang mengunjungi tempat pengasingan tersebut.
 
Wahini, istri Sang Kuru, melahirkan lima putera, yaitu Awikesit, Bhawisyanta, Citrarata, Muni dan Janamejaya-1. Awikesit berputera Parikesit-1, Sawalaswa, Adiraja (lihat: [[Kerajaan Karusha]]), Wiraja, Salmali, Uccaihsrawa, Bhanggakara dan Jitari yang kedelapan. Parikesit-1 memiliki putera-putera yang bernama Kaksasena, Ugrasena, Citrasena, Indrasena, Susena dan Bimasena. Putera dari Janamejaya-2 adalah Dretarastra-1 yang tertua, Pandu-1, Balhika-1, Nishadha, Jambunada, Kundodara, Padati, dan Wasati yang kedelapan.
Atas bantuan Wasista, pangeran Bharata merebut kembali kerajaannya dan sekali lagi membuat kerajaan di seluruh dunia membayar upeti kepadanya.
 
====Asal mulaKelahiran DinastiSantanu, Raja Kuru ====
[[Berkas:Ravi Varma-Shantanu and Satyavati.jpg|kiri|180px|jmpl|Sosok [[Santanu]] dan [[Satyawati]], dalam lukisan [[India]] karya [[Raja Ravi Varma]]. Santanu dan Satyawati merupakan leluhur para [[Pandawa]] dan [[Korawa]], tokoh utama dalam ''[[Mahabharata]]''.]]
 
Di antara keturunan Janamejaya-2, Drestarastra-1 yang menjadi raja. Dretarastra-1 memiliki delapan putera, yaitu Kundika, Hasti, Witarka, Krata, Hawihsrawas, Indraba, dan Bumanyu. Dretarastra-1 memiliki cucu-cucu, dan hanya tiga orang yang terkenal. Mereka adalah [[Pratipa]], Dharmanetra, Sunetra. Di antara mereka bertiga, Pratipa menjadi seorang yang tak tersaingi di muka bumi. Pratipa memiliki tiga putera, yaitu [[Dewapi]], [[Santanu]] dan [[Bahlika]]-2. Putera sulung yang bernama Dewapi meninggalkan kerajaannya demi bertapa, sedangkan Bahlika meninggalkan kerajaannya karena berambisi menaklukkan suku [[Arya]] di wilayah [[Afganistan]]. Oleh karena keadaan tersebut, tahta diwariskan kepada [[Santanu]].
[[Sambarana]] menikahi [[Tapati]] (yang tinggal di tepi [[Sungai Tapati]] ([[Tapti]], [[Marashtra]]), putera Surya (Raja dari Dinasti Matahari) dengan pertolongan [[Wasistha]], pendeta para Raja Dinasti Matahari. Sambarana berputera Sang Kuru. Raja Kuru tersebut memiliki sifat kebaikan yang sangat tinggi, maka dari itu ia dilantik untuk mewarisi tahta kerajaan oleh rakyatnya. Namanya membuat dataran Kurujanggala (sebelah timur [[Hariyana]]) menjadi masyur di seluruh dunia. Ia melakukan tapa di sebuah tempat bernama [[Kurukshetra]] dan semenjak itu tempat tersebut suci dan keramat.
<!--
Raja Bahlika yang turut bertempur saat [[perang di Kurukshetra]] adalah Bahlika-3. Drestarastra yang merupakan ayah [[Duryodana]] merupakan Drestarastra-2. Pandu, ayah para [[Pandawa]] merupakan Pandu-2. ada banyak Raja yang bernama Janamejaya dan Parikesit dalam garis keturunan Dinasti Aila-Puru-Bharata-Kuru. [[Janamejaya]] yang mendengarkan kisah [[Wesampayana]] untuk mengetahui sejarah leluhurnya merupakan Janamejaya terakhir di antara Janamejaya yang lain, seperti Janamejaya-3 dan 4. ia merupakan putera terakhir di antara para Raja yang bernama Parikesit.
-->
 
=== Garis keturunan Daksa ===
Wahini, istri Sang Kuru, melahirkan lima putera, yaitu: Avikshit, Bhawishyanta, Chaitraratha, Muni dan Janamejaya 1. Avikshit berputera Parikshit 1, Sawalaswa, Adhiraja (lihat: Kerajaan Karusha), Wiraja, Salmali, Uchaihsrawas, Bhangakara dan Jitari yang kedelapan. Parikshit 1 memiliki putera bernama Kakshasena, Ugrasena, Chitrasena, Indrasena, Sushena dan Bhimasena. Putera dari Janamejaya 2 adalah Drestarastra 1 yang tertua, Pandu 1, Balhika 1, Nishadha , Jambunada, Kundodara, Padati, Wasati yang kedelapan.
{{DakshaLineage}}
Dalam ''[[Mahabharata]]'' diceritakan bahwa raja [[Janamejaya]] ingin mengetahui garis keturunan leluhurnya yang dimulai dari [[Manu (Hindu)|Manu]], yang konon merupakan raja pertama di dunia. [[Wesampayana]] kemudian menguraikan penjelasan dengan panjang lebar, dan dimulai dari [[Daksa (dewa)|Daksa]].
 
==== Dinasti Candra ====
===Garis keturunan dari Daksha sampai cucu Janamejaya===
 
[[Daksa (dewa)|Daksa]] menurunkan [[Aditi]], dan Aditi menurunkan [[Dewa Surya|Wiwaswat]] (Surya). Wiwaswat (golongan [[Dinasti Surya]]) melahirkan [[Waiwaswata Manu]], dan Manu menurunkan [[Ila (putri manu)|Ila]] dan Ila menurunkan [[Pururawa]]. Maka dari itu ia disebut Pururawa-Aila. Seorang dewa yang bernama [[Budha]] (Vudha) dikatakan sebagai ayahnya. Pururawa menikah dengan [[Urwasi]] dan menurunkan [[Ayu (mitologi)|Ayu]].
Dalam Mahabharata diceritakan, Raja [[Janamejaya]] ingin mengetahui garis keturunan leluhurnya, yang dimulai dari [[Manu (Hindu)|Manu]], yang konon merupakan Raja pertama di dunia. [[Wesampayana]] kemudian menguraikan dengan panjang lebar.
 
====Dinasti BulanKeturunan Raja Yayati ====
 
Raja [[Ayu (raja)|Ayu]] menurunkan [[Nahusa]], dan Nahusa menurunkan Yayati. Maharaja [[Yayati]] memiliki lima putera, yaitu [[Yadu]] dan [[Tuwasu]] dari [[Dewayani]] (puteri dari Usana atau Mahaguru Sukra); dan [[Anu]], [[Druhyu]], [[Puru]] dari [[Sarmishta]]. Di antara kelima orang tersebut, Puru-lah yang menurunkan keluarga [[Bharata]], yaitu keluarga besar [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Keturunan [[Yadu]] disebut [[Yadawa]] sedangkan keturunan [[Puru]] disebut [[Paurawa]].
[[Daksha]] menurunkan [[Aditi]] (salah satu dari 13 ibu terbesar pada zaman kuno), dan Aditi menurunkan Wiwaswat, Wiwaswat (golongan [[Dinasti Surya]]) melahirkan Manu, dan Manu menurunkan Ha dan Ha menurunkan [[Pururawa]]. (dalam referensi yang lain Pururawa dikatakan sebagai putera dari Ila (1,75), puteri Manu. Maka dari itu ia disebut Pururawa-Aila. Seorang pertapa yang bernama Budha (Vudha) (7,141) dari [[Dinasti Bulan]] yang datang dari wilayah utara menuju [[India Kuno]] untuk bertapa dikatakan sebgai ayahnya. Beberapa sejarawan menghubungkan [[Ila]] dengan Sungai Ili di [[Asia Tengah]] (Nama Ha diperkirakan berasal dari China). Pururawa menurunkan [[Ayus]] (dengan [[Apsari]] (Gandharwa wanita).
 
==== Dinasti Puru ====
====Kelahiran Yadu, Tuwasu, Anu, Druhyu, dan Puru====
 
[[Puru]] menikahi [[Kosalya]], kemudian menurunkan Janamaejaya-1, yang menyelenggarakan tiga upacara korban kuda, dan upacara tersebut bernama Wiswajit. Janamejaya-1 menikahi Ananta, puteri dari [[Kerajaan Madhawa]], yang kemudian menurunkan Pracinwata. Pracinwata disebut sebagai penakluk negara timur dimana matahari terbit ([[Arunachal Pradesh]]).
Raja [[Ayus]] menurunkan [[Nahusa]], dan Nahusa menurunkan Yayati. Maharaja [[Yayati]] memiliki lima putera, yaitu: [[Yadu]] dan [[Tuwasu]] dari [[Dewayani]] (puteri dari Usana atau Mahaguru Sukra); dan [[Anu]], [[Druhyu]], [[Puru]] dari [[Sarmishta]]. Di antara kelima orang tersebut, Puru-lah yang menurunkan keluarga [[Bharata]], yaitu keluarga besar [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Keturunan [[Yadu]] disebut [[Yadawa]] sedangkan keturunan [[Puru]] disebut [[Paurawa]].
 
====Dinasti PuruKeturunan Raja Bharata ====
 
Pracinwata menikahi Asmaki, puteri dari [[Yadawa|Wangsa Yadawa]], yang kemudian menurunkan Sanyati. Sanyati menikahi Waranggi, puteri dari Dresadwata, yang kemudian menurunkan Ahayanti. Ahayanti menikahi Bhanumati, puteri dari Kertawirya, yang kemudian menurunkan Sarwaboma. Sarwaboma menikahi Sunanda-1, kemudian menurunkan Jayatsena, yang kemudian menikahi Susrawa, puteri Raja [[Kerajaan Widarbha|Widarbha]], dan menurunkan Awacina. Awacina juga menikahi puteri dari Kerajaan Widarbha, bernama Maryada-1. Kemudian ia menurunkan Arihan-1. Arihan-1 menikahi Anggi, kemudian menurunkan Mahaboma.
Puru menikahi [[Kausalya]] (Koçalya), kemudian menurunkan Janamaejaya 1, yang menyelenggarakan tiga upacara korban kuda, dan upacara tersebut bernama Wiswajit. Janamejaya 1 menikahi [[Ananta]], puteri dari [[Kerajaan Madhawa]], yang kemudian menurunkan [[Prachinwat]]. Prachinwat disebut sebagai penakluk negara timur dimana matahari terbit ([[Arunachal Pradesh]]).
 
Mahaboma menikahi Suyadnya, puteri Prasenajit. Darinya lahirlah Ayutanayi. Ayutanayi menikahi Kama, puteri Pertusrawas. Darinya lahirlah Akrodana. Akrodana kemudian menikahi Karamba, puteri dari [[Kerajaan Kalinga]]. Mereka memiliki putera bernama Dewatithi, dan Dewatithi menikahi Maryada-2, puteri [[Kerajaan Wideha]]. Dewatithi menurunkan Arihan-2. Arihan-2 menikahi Sudewa, puteri dari [[Kerajaan Anga]], dan darinya lahirlah Riksa. Riksa menikahi Jwala, puteri dari [[Naga]] [[Taksaka]], dan menurunkan putera bernama Matinara. Matinara menikahi seorang puteri dari lembah [[sungai Saraswati]], kemudian menurunkan putera bernama Tansu. Tansu menikahi puteri dari [[Kerajaan Kalinga]], dan memiliki putera bernama Ilina. Ilina menikahi Ratantari, dan memiliki lima putera, yang tertua bernama [[Duswanta]]. Duswanta menikahi [[Sakuntala]], kemudian menurunkan [[Bharata]].
====Garis keturunan Raja Bharata====
 
==== Dinasti Bharata ====
Prachinwat menikahi [[Asmaki]], puteri dari [[Wangsa Yadawa]], yang kemudian menurunkan [[Sanyati]]. Sanyati menikahi [[Warangi]], puteri dari Drishadwata, yang kemudian menurunkan [[Ahayanti]]. Ahayanti menikahi [[Bhanumati]], puteri dari Kritawirya, yang kemudian menurunkan [[Sarwabhoma]]. Sarwabhoma menikahi Sunanda 1, kemudian menurunkan [[Jayatsena]], yang kemudian menikahi [[Susrawa]], puteri Raja [[Kerajaan Widarbha|Widarbha]], dan menurunkan [[Awachina]]. Awachina juga menikahi puteri dari Kerajaan Widarbha, bernama Maryada 1. Kemudian ia menurunkan Arihan 1. Arihan 1 menikahi [[Angi]] kemudian menurunkan [[Mahabhoma]].
 
Mahabhoma menikahi [[SuyajnaBharata (raja)|Bharata]] menikahi Sunanda-1, puteri [[Prasenajit]].Sarwasena, Darinyaraja lahirlahdari [[AyutanayiKerajaan Kasi]]. Ayutanayi menikahi Kama, puteridan [[Prithusrawas]].menurunkan Darinyaputera lahirlahbernama [[Akrodhana]]Bumanyu. Akrodhana kemudianBumanyu menikahi [[Karambha]]Wijaya, puteri dariDasarha, [[Kerajaankemudian Kalinga]]. Mereka memilikimenurunkan putera bernama [[Dewatithi]],Suhotra. dan DewatithiSuhotra menikahi Maryada 2Suwarna, puteri [[Kerajaan Wideha]]Ikswaku. DewatithiSuhotra menurunkan ArihanHasti, 2. Arihan 2 menikahipendiri [[SudewaHastinapura]]. Hasti menikahi Yasodara, puteri dari [[Kerajaan AngaTrigarta]],. danHasti darinyamenurunkan lahirlah [[Riksha]]Wikuntana. RikshaWikunthana menikahi [[Jwala]]Sudewa, puteri dari NagaKerajaan Takshaka,Dasarha. danWikuntana menurunkan putera bernama [[Matinara]]Ajamidha. MatinaraAjamidha menikahimemiliki seorangempat puteriistri, dariyaitu lembahKekayi, [[Sungai Saraswati]]Gandari, kemudianWisala menurunkandan putera bernama [[Tansu]]Riksa. TansuMereka menikahimelahirkan puteribanyak dariputera, [[Kerajaannamun Kalinga]],yang danpaling memiliki puteraterkemuka bernama [[IlinaSambarana]]. IlinaSambarana menikahi [[Rathantari]]Tapati, dan memiliki lima putera, yang tertua bernama [[DuswantaWiwaswat]]. Duswanta menikahi ([[SakuntalaDewa (Hindu)|Dewa]], kemudian menurunkan [[BharataSurya]]).
 
==== Dinasti BharataKuru ====
 
Sambarana menurunkan Sang [[BharataKuru (raja)|Kuru]]. Kuru menikahi Sunanda 1Subanggi, putri [[Sarwasena]], Rajaputeri dari [[Kerajaankerajaan KasiDasarha]], dankemudian ia menurunkan putraputera bernama [[Bhumanyu]]Widurata. BhumanyuWidurata menikahi [[Wijaya]]Supriya, puteri dari [[DasarhaKerajaan Madhawa]],. kemudianDarinya menurunkanlahirlah putraputera bernama [[Suhotra]]Anaswan. SuhotraAnaswan menikahi Amerta, puteri dari [[SuwarnaKerajaan Madhawa]],. puteriDarinya Ikshvakulahirlah putera bernama Parikesit-1. SuhotraParikesit-1 menurunkanmenikahi [[Hasti]]Suwasa, pendirikemudian [[Hastinapura]]menurunkan Bhimasena-1. HastiBhimasena-1 menikahi [[Yasodhara]]Kumari, puteri dari [[Kerajaankerajaan TrigartaKekaya]], dan menurunkan Pratisrawas. HastiPratisrawas menurunkan [[WikunthanaPratipa]]. WikunthanaPratipa menikahi SudewaSunanda, puteri dari [[Kerajaan Dasarha. Wikunthana menurunkan [[AjamidhaSiwi]]. Ajamidha memiliki empat istri, yaitu:kemudian Kaikeyi,menurunkan Gandhari,tiga Wisala dan Rikshaputera. MerekaDi melahirkanantara banyakketiga putera tersebut, namun yang paling terkemuka bernama [[SambaranaSantanu]]. Sambaranamenjadi menikahi [[Tapati]], putera Wiwaswat ([[Dewa Surya]])Raja.
 
====Dinasti KuruKeturunan Prabu Santanu ====
 
[[Santanu]] menikahi [[Dewi Gangga]], yang kemudian memberinya seorang putera bernama [[Dewabrata]], namun di kemudian hari bernama [[Bisma]]. Bisma yang ingin memberikan sesuatu yang terbaik bagi ayahnya, menikahkan ayahnya dengan [[Satyawati]], alias Durgandini atau Gandakali atau Gandawati. Sebelumnya Satyawati pernah menikah dengan [[Parasara]], yang memberinya seorang putera bernama [[Byasa|Kresna Dwaipayana Wyasa]]. Dengan Satyawati, Santanu memiliki dua orang putera bernama [[Citrānggada]] dan [[Wicitrawirya]]. Setelah Citrānggada dibunuh oleh seorang [[Gandarwa]], Wicitrawirya menjadi raja, dan menikahi dua orang puteri dari [[Kerajaan Kasi]], bernama [[Ambika]] dan [[Ambalika]]. Namun Wicitrawirya wafat di usia muda tanpa memiliki keturunan.
Sambarana menurunkan Sang [[Kuru (Mahabharata)|Kuru]]. Kuru menikahi [[Subhangi]], puteri dari [[Kerajaan Dasarha]], kemudian ia menurunkan putera bernama [[Widuratha]]. Widuratha menikahi [[Supriya]], puteri dari [[Kerajaan Madhawa]]. Darinya lahirlah putera bernama [[Anaswan]]. Anaswan menikahi [[Amrita]], puteri dari [[Kerajaan Madhawa]]. Darinya lahirlah putera bernama Parikesit 1. Parikesit 1 menikahi [[Suwasa]], kemudian menurunkan Bhimasena 1. Bhimasena 1 menikahi [[Kumari]], puteri dari [[Kerajaan Kekaya]], dan menurunkan [[Pratisrawas]]. Pratisrawas menurunkan [[Pratipa]]. Pratipa menikahi Sunanda, puteri dari [[Kerajaan Siwi]], kemudian menurunkan 3 putera. Di antara ketiga putera tersebut, [[Santanu]] menjadi Raja.
 
==== Riwayat Pandawa dan Korawa ====
====Keturunan Prabu Santanu====
 
Atas permohonan [[Satyawati]], [[Byasa|Kresna Dwaipayana Wyasa]] memberikan tiga orang putera bernama [[Dretarastra]], [[Pandu]], dan [[Widura]] kepada janda [[Wicitrawirya]]. Dretarastra menikah dengan [[Gandari]] dan memiliki seratus putera atas pertolongan dari [[Byasa|Kresna Dwaipayana Wyasa]]. Di antara seratus putera Dretarastra, hanya empat yang terkemuka. Mereka adalah [[Duryodana]], [[Dursasana]], Wikarna, dan Citrasena. [[Pandu]] memiliki dua orang istri, bernama [[Kunti]] (yang juga disebut Partha) dan [[Madri]]. Setelah Pandu dan Madri wafat, Kunti menjadi kepala keluarga sesuai dengan harapan Pandu. Dari Dewa [[Dharma]] (Yamaraja), lahirlah [[Yudistira]]. Dari Marut ([[Bayu]]), lahirlah [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]]. Dari [[Indra|Sakra]] ([[Indra]]), lahirlah [[Arjuna]]. Dari dua [[Aswin]], lahirlah [[Nakula]] dan [[Sadewa]]. Kelima pangeran tersebut dikenal dengan sebutan [[Pandawa]]. Para Pandawa tinggal bersama para [[Korawa]] di [[Hastinapura]]. Duryodana yang selalu merasa cemburu dengan Pandawa, selalu berusaha membunuh mereka. Namun Pandawa selalu berhasil melewati segala upaya pembunuhan. Pandawa memerintah sebagian dari Kerajaan Kuru, dengan [[Indraprastha]] sebagai ibu kota.
Santanu menikahi [[Dewi Gangga]], yang kemudian memberinya seorang putera bernama [[Dewabrata]], namun di kemudian hari bernama [[Bhisma]]. Bhisma yang ingin memberikan sesuatu yang terbaik bagi ayahnya, menikahkan ayahnya dengan [[Satyawati]], alias Durgandini atau Gandhakali atau Gandhawati. Sebelumnya Satyawati pernah menikah dengan [[Parasara]], yang memberinya seorang putera bernama [[Byasa|Krishna Dwaipayana Wyasa]]. Dengan Satyawati, Santanu memiliki dua orang putera bernama [[Chitrāngada]] dan Wicitrawirya. Chitrāngada dibunuh oleh seorang Gandharwa. [[Wicitrawirya]] menjadi raja, dan menikahi dua orang puteri dari [[Kerajaan Kasi]], bernama [[Ambika]] dan [[Ambalika]]. Namun Wicitrawirya wafat di usia muda.
 
====Kelahiran PandawaKeturunan danpara Pandawa Korawa====
[[Berkas:Pandavas.jpg|ka|240px|jmpl|Gambar para [[Pandawa]], dari sebuah lukisan India pada [[abad ke-18]].]]
 
[[Yudistira]] berputera Pratiwindya; [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] berputera Sutasoma; [[Arjuna]] berputera Srutakriti; Nakula berputera Satanika; dan Sadewa berputera Srutakarma. Di samping itu, Yudishtira menikahi Dewika, puteri dari Gowasana dari suku Saibya, dan memiliki putera bernama Yodheya. Bima menikahi Walandara, puteri dari [[Kerajaan Kasi]], dan memiliki putera bernama Sarwaga. Arjuna menikahi [[Subadra]], adik [[Kresna]] dari [[Dwarawati]], dan memiliki putera bernama [[Abimanyu]]. Nakula juga menikahi Karenumati, puteri dari [[Kerajaan Chedi]], dan memiliki seorang putera bernama Niramitra. Sadewa menikahi Wijaya, puteri Dyutimat, raja di [[Kerajaan Madra]], dan memiliki seorang putera bernama Suhotra. Di [[kerajaan Rakshasa]], Bima menikahi [[Hidimbi]] dan memiliki putera bernama [[Gatotkaca]]. Arjuna juga memiliki putera bernama [[Irawan]] dari [[Ulupi]] dan putera yang lain bernama [[Babruwahana]] dari [[Citrānggadā]], puteri dari [[Manipura]].
Atas permohonan [[Satyawati]], Krishna Dwaipayana Vyasa memberikan tiga orang putera bernama [[Drestarastra]], [[Pandu]], dan [[Widura]] kepada janda [[Wicitrawirya]]. Raja Drestarastra menikah dengan [[Gandari]] dan memiliki seratus putera atas pertolongan dari [[Byasa|Krishna Dwaipayana Vyasa]]. Di antara seratus putera Drestarastra, hanya empat yang terkemuka. Mereka adalah [[Duryodana]], [[Dursasana]], [[Wikarna]], dan [[Citrasena]]. Pandu memiliki dua orang istri, bernama [[Kunti]] (yang juga disebut Partha) dan [[Madri]]. Pandu dan Madri wafat. Kemudian Kunti menjadi kepala keluarga sesuai dengan harapan Pandu. Dari Dewa Dharma (Yamaraja), lahirlah [[Yudistira]]. Dari Marut (Bayu), lahirlah [[Bhima]]. Dari Sakra (Indra), lahirlah [[Arjuna]]. Dari Dua Aswin, lahirlah [[Nakula]] dan [[Sadewa]]. Kelima pangeran tersebut dikenal dengan sebutan [[Pandawa]]. Para Pandawa tinggal bersama para [[Korawa]] di [[Hastinapura]]. [[Duryodana]] yang selalu merasa cemburu dengan Pandawa, selalu berusaha membunuh mereka. Namun Pandawa selalu berhasil melewati segala upaya pembunuhan. Pandawa memerintah sebagian dari Kerajaan Kuru, dengan [[Indraprastha]] sebagai ibukota.
 
====Para puteraAbimanyu dan keturunannya Pandawa====
 
YudishtiraDi berputeraantara keturunan [[PratiwindyaPandawa]]; Bhima berputera, [[SutasomaAbimanyu]]; Arjunamenjadi berputerapenerus [[Srutakriti]];keluarganya. NakulaIa berputeramenikahi [[Satanika]];Utara dan [[Sahadewa(Mahabharata)|Utari]] berputera [[Srutakarma]]. Di samping itu, Yudishtira menikahi Dewika, puteri dari Gowasana dari suku Saibya, dan memiliki putera bernama [[YaudheyaWirata]]. Bhima menikahi [[Walandhara]], puteri dari [[Kerajaan KasiMatsya]], dan memiliki seorang putera bernama [[SarwagaParikesit]]. ArjunaParikesit menikahi [[Subadra]], adik [[Kresna|Vasudeva Krishna]] dari [[Dwarawati]]Madrawati, dan memiliki seorang putera bernama [[AbimanyuJanamejaya]]. Nakula jugaJanamejaya menikahi Karenumati,Wapustama puterialias dari [[Kerajaan Chedi]]Bamustiman, dan memiliki seorangdua putera bernama NiramitraSatanika-2 dan Sangkukarna. SahadewaSatanika-2 menikahi Wijaya, puteri Dyutimat, raja didari [[Kerajaan MadraWideha]], dan memiliki seorang putera bernama Suhotra. Di [[kerajaan Rakshasa]], Bhima menikahi [[Hidimba]] dan memiliki putera bernama [[Gatotkaca]]. Arjuna juga memiliki putera bernama [[Irawan]] dari [[Ulupi]] dan putera yang lain bernama [[Babruwahana]] dari [[Chitrāngadā]], puteri dari [[Manipura]]Aswamedadatta.
 
=== Akademi militer oleh Drona ===
====Abimanyu, Parikesit, Janamejaya dan keturunannya====
 
[[Hastinapura]], ibu kota kerajaan Kuru pada masa ''[[Mahabharata]]'', adalah pusat pendidikan [[militer]]. Bhagawan [[Drona]] adalah yang paling utama dari semua [[guru]] dalam segala modus pe[[perang]]an. Drona sendiri belajar ilmu perang dari ayahnya, [[Bharadwaja]] dan sang pendekar utama kala itu, [[Parasurama]] alias [[Parasurama|Bhargawa Rama]]. [[Bisma]] yang merupakan pendekar utama kaum Kuru juga siswa Bhargawa Rama. [[Krepa]] adalah ahli lainnya dalam ilmu peperangan. Di bawah bimbingan para ahli ilmu militer ini, kaum [[Pandawa]] dan [[Korawa]] menjadi sangat pandai dalam ilmu [[perang]]. Berkat akademi militer ini para Korawa dan Pandawa menjadi yang paling kuat di antara semua [[kerajaan pada zaman India kuno|kerajaan kuno]] di [[India]]. Ilmu [[panah]], pertempuran dengan [[gada]], perang dengan [[pedang]] dan macam-macam senjata lainnya seperti [[lembing]], ini semua bersama-sama dengan segala macam jenis peperangan, yaitu dengan kaki, di atas [[kuda]], kereta atau [[gajah]]. Semua hal ini diajarkan oleh Drona kepada para siswanya di akademi ini. Ia juga mengajarkan ilmu membuat tata formasi barisan serdadu ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''vyūha'' atau ''byūha'') dan strategi perang serta cara mengendalikan [[kereta perang]]. Ilmu memanah adalah spesialisasi Drona, terutama jika sang pemanah berada di kereta perang. [[Yudistira]] pandai dalam menggunakan tombak, [[Arjuna]] dan [[Karna]] adalah siswanya yang paling pandai dalam memanah. [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]] dan [[Duryodana]] terutama pandai dalam menggunakan gada; [[Drestadyumna]], [[Nakula]] dan [[Sadewa]] terutama pandai menggunakan pedang.
Di antara mereka semua, [[Abimanyu]] menjadi penerus keluarganya. Ia menikahi [[Utara (Mahabharata)|Utara]], puteri [[Wirata]] dari [[Kerajaan Matsya]], dan memiliki seorang putera bernama [[Parikesit]]. Ia tewas ketika masih kecil, namun kemudian dihidupkan kembali oleh Sri [[Kresna]], dan semenjak itu ia bernama “Parikesit” (''Parikshita''). Parikesit menikahi [[Madrawati]], dan memiliki seorang putera bernama [[Janamejaya]]. Janamejaya menikahi [[Wapushtama]], dan memiliki dua putera bernama Satanika 2 dan [[Sankukarna]]. Satanika 2 menikahi puteri dari [[Kerajaan Wideha]] dan memiliki seorang putra bernama [[Aswamedhadatta]].
 
Bahkan [[Drestadyumna]], pangeran dari [[kerajaan Panchala]] yang paling kuat bertanding dengan kaum Kuru dalam menguasai Aryawarta, datang untuk mempelajari ilmu perang di akademi militer bagawan Drona di Hastinapura. Tokoh-tokoh lain yang datang ke Hastinapura untuk belajar adalah [[Ekalawya]], pangeran dari [[kerajaan Nishada]] dan [[Karna]], dari [[kerajaan Anga]] yang diperintah oleh suku-suku Suta.
===Akademi militer oleh Drona===
 
=== Wilayah kekuasan Para Rajakerajaan DinastiKuru Bulan===
 
Raja kerajaan Kuru pertama – [[Pururawa]] – selalu dikelilingi sekutu/tetangga yang merupakan ras manusia sakti. Kerajaannya kemungkinan terbentang dari wilayah [[Himalaya]] di [[Tibet]] atau di utara [[Xin Jiang]] atau di [[Kirgizstan]]. [[Nahusa]] disebutkan pernah memerintah wilayah para [[dewa (Hindu)|dewa]] (suatu tempat di [[Tibet]]). [[Yayati]] adalah raja pertama dalam generasi tersebut yang berinteraksi dengan anggota klan asura seperti misalnya Wresaparwa (kerajaan Wresaparwa terbentang di sebelah utara [[Uttarakhand]], di [[Tibet]]). Putera Yayati yang bernama [[Puru]] mendirikan [[Paurawa|Dinasti Paurawa]], salah satu cabang [[Dinasti Candra]]. Kemungkinan dia memerintah wilayah [[Himalaya]] selatan di Uttarakhand, [[Himachal Pradesh]] dan [[Punjab]].
===Tempat-tempat di Kerajaan Kuru===
: ''Artikel utama: [[Tempat-tempat di Kerajaan Kuru]]''
 
Di antara keturunan Puru, [[Bharata (raja)|Bharata]] putera [[Duswanta]] adalah yang paling mahsyur yang telah mendirikan Dinasti Bharata. Selama masa itu, dinasti tersebut memerintah seluruh wilayah yang sekarang dikenal sebagai dataran Indo-Gangga dan menambah kekuasaan mereka di pegunungan [[Windhya]] di sebelah selatan. Dalam garis keturunan Bharata, lahirlah Sambarana. Selama pemerintahan Sambarana, dinasti tersebut diserbu oleh [[kerajaan Panchala]] di sebelah selatan dan barat. Kemudian mereka hidup di tepi [[sungai Sindhu]] dan di lembah pegunungan sebelah barat. [[Kuru (raja)|Kuru]] putera Sambarana mendirikan [[dinasti Kuru]] dan merebut kembali wilayah mereka yang dahulu di dataran Indo-Gangga. Mereka memerintah sebuah wilayah antara [[sungai Saraswati]] dan [[Sungai Gangga|Gangga]].
[[Hastinapura]] merupakan kota terbesar di kerajaan Kuru dan ibukota para [[Korawa]], dan ketika [[Pandawa]] memerintah di [[Indraprastha]], kota tersebut menjadi kota terbesar kedua. Selain kota utama tersebut, Kerajaan Kuru juga memiliki banyak desa seperti misalnya Wardhamana, Pramanakoti, Waranawati, Wrikastali; provinsi seperti misalnya Makandi; hamparan [[Kurukshetra]] dan hutan-hutan seperti [[Hutan Kamyaka]] dan [[Hutan Dwaita]].
 
Kerajaan Kuru diwarisi oleh [[Pratipa]], [[Santanu]], [[Wicitrawirya]] dan [[Dretarastra]]. Selama pemerintahan [[Dretarastra]], karena kurangnya tanggapan pemerintah terhadap kebutuhan rakyatnya, disebutkan bahwa kemakmuran kerajaan Kuru menurun (9,41). Para [[Pandawa]] bersama [[Yudistira]] sebagai rajanya, mencoba membangkitkan keharuman nama kerajaan Kuru dengan melakukan kampanye militer oleh empat [[kesatria]] yaitu [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], [[Arjuna]], [[Nakula]] and [[Sadewa]]. Ia menaklukkan seluruh wilayah India Kuno dan mengumpulkan banyak upeti, kumpulan persembahan dari para raja yang telah tunduk. Namun kemakmuran tersebut hilang saat terjadi [[perang di Kurukshetra]], ketika para kesatria Kuru saling bantai satu sama lain, menghancurkan kerabat mereka, para pemimpin bangsa pada zaman India Kuno. Kehancuran besar yang tak terhitung mengakibatkan seluruh [[India]] pada masa itu mengalami depresi [[sosial|sosio]]-[[ekonomi]] yang panjang.
===Para Kuru saat perang di Kurukshetra===
 
=== Tempat-tempat di Kerajaan Kuru ===
: ''Artikel utama: [[Perang di Kurukshetra]]''
[[Berkas:Kurukshetra.jpg|ka|240px|jmpl|Ilustrasi pada kitab ''[[Mahabharata]]'' dari zaman India Kuno, menggambarkan suasana saat terjadi [[perang di Kurukshetra]].]]
 
[[Hastinapura]] merupakan kota terbesar di kerajaan Kuru dan ibu kota para [[Korawa]] (keturunan [[Kuru (raja)|Kuru]]), dan ketika [[Pandawa]] memerintah di [[Indraprastha]], kota tersebut menjadi kota terbesar kedua. Selain kota utama tersebut, Kerajaan Kuru juga memiliki banyak desa seperti misalnya Wardamana, Pramanakoti, Waranawati, Wrekastali; provinsi seperti misalnya Makandi; hamparan [[Kurukshetra]] dan hutan-hutan seperti hutan Kamyaka dan hutan Dwaita.
[[Perang di Kurukshetra]] terjadi karena adanya perkara di antara dua keluarga dalam [[Dinasti Kuru]], yaitu [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Dalam pertempuran tersebut, hampir seluruh pemimpin kerajaan pada zaman India kuno berpartisipasi. Kehancuran yang didapat sebagai akibat dari pertempuran membawa India menuju zaman depresi sosial dan ekonomi ([[Kali Yuga]] atau zaman kegelapan) yang dapat berakhir dalam jangka waktu yang lama.
 
===Pendirian paraPara pemimpinKuru Yadawasaat perang di KurujanggalaKurukshetra ===
{{utama|Perang di Kurukshetra}}
 
[[Perang di Kurukshetra]] terjadi karena adanya perkara di antara dua keluarga dalam [[Dinasti Kuru]], yaitu [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Dalam pertempuran tersebut, hampir seluruh pemimpin [[kerajaan pada zaman India kuno]] berpartisipasi. Kehancuran yang didapat sebagai akibat dari pertempuran membawa India menuju zaman depresi sosial dan ekonomi ([[Kaliyuga]] atau 'zaman kegelapa') yang dapat berakhir dalam jangka waktu yang lama.
==Lihat pula==
* [[Kerajaan pada zaman India kuno]]
* [[Mahabharata]]
 
=== Pemukiman para Yadawa di Kurujanggala ===
==Referensi==
* '''[[Mahābhārata]]''' oleh [[Byasa|Krishna Dwaipayana Vyāsa]].
 
Setelah pemerintahan kaum [[Yadawa]] berakhir ketika pulau [[Dwaraka]] tenggelam dalam samudra, [[Arjuna]] membawa sisa kaum Yadawa dari sana ke [[Kurukshetra]] dan menempatkannya di beberapa daerah sekitarnya.
 
Putera [[Kretawarma]] (sang pahlawan Wangsa Bhoja-Yadawa) ditaruh di kota Martikawata. Kota ini adalah ibu kota [[kerajaan Salwa]] yang terletak di barat daya Kurujanggala. Pahalwan [[Wresni]]-[[Yadawa]] atau putera [[Satyaki]] ditaruh di tepi [[sungai Saraswati]]. Pangeran Bajra keturunan Kresna ditaruh di [[Indraprastha]] (16,7).
{{kerajaan india kuno}}
 
Trah Kuru dilanjutkan oleh [[Parikesit]] setelah pemerintahan prabu [[Yudistira]]. Putera Parikesit adalah prabu [[Janamejaya]] yang merupakan raja Kuru terkenal yang terakhir.
 
== Lihat pula ==
{{tokoh mahabharata}}
 
* [[Kerajaan pada zaman India kuno]]
* ''[[Mahabharata]]''
 
== Referensi ==
{{kerajaan india-stub}}
* '''''[[Mahabharata|Mahābhārata]]''''' oleh [[Byasa|Krishna Dwaipayana Vyāsa]].
 
 
{{kerajaan india kuno}}
{{mahabharata}}
 
[[Kategori:Kerajaan India Kuno]]
[[kategoriKategori:Kerajaan Hindu kuno]]
[[Kategori:Kerajaan dalam Mahabharata]]
 
[[en:Kuru Kingdom]]