Sejarah homoseksualitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
 
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
=== Afrika ===
 
Meskipun sering diabaikan atau ditekan oleh penjelajah dan penjajah dari Eropa, penduduk asli Afrika memiliki berbagai bentuk ekspresi homoseksual. Antropolog [[Stephen O. Murray]] dan [[Will Roscoe]] melaporkan bahwa perempuan di [[Lesotho]] melakukan sanksi sosial berupa "hubungan erotis jangka panjang" yang disebut ''motsoalle''.<ref name=murrayroscoe>{{cite book|title=Boy Wives and Female Husbands: Studies of African Homosexualities|url=https://archive.org/details/boywivesfemalehu00murr|last=Murray|first=Stephen (ed.)|authorlink=Stephen O. Murray|coauthors=[[Will Roscoe|Roscoe, Will]] (ed.)|year=1998|publisher=[[St. Martin's Press]]|location=New York|isbn=0312238290}}</ref> [[E. E. Evans-Pritchard]] juga mencatat bahwa prajurit laki-laki suku [[Azande]] di [[Republik Demokratik Kongo|Kongo]] utara rutin mengambil kekasih laki-laki muda antara usia dua belas dan dua puluh, yang membantu tugas rumah tangga dan berpartisipasi dalam seks interkrural dengan suami mereka yang lebih tua. Namun, praktik ini telah mati sejak awal abad 20, setelah bangsa Eropa menguasai negara-negara Afrika, tetapi sempat diceritakan kalangan tetua kepada Evans-Pritchard.<ref name=evanspritchard>[[E. E. Evans-Pritchard|Evans-Pritchard, E. E.]] (December, 1970). Sexual Inversion among the Azande. American Anthropologist, New Series, 72(6), 1428–1434.</ref>
 
[[Khnumhotep dan Niankhkhnum]], pasangan homoseksual pertama yang tercatat dalam sejarah, adalah pasangan laki-laki dari [[Mesir Kuno]], hidup sekitar tahun 2400 SM. Pasangan ini digambarkan dalam posisi hidung mencium, pose paling intim dalam seni Mesir, dan dikelilingi oleh apa yang tampaknya menjadi warisan dan istri mereka. Penafsiran ini diragukan oleh arkeolog lain, seperti David O'Connor yang meyakini bahwa mereka berdua mungkin adalah saudara, kemungkinan saudara kembar.
 
=== Amerika ===
Baris 20:
Di antara [[penduduk asli Amerika]] sebelum masa penjajahan Eropa, bentuk umum hubungan sesama-jenis terjadi dalam sosok individu [[Dua-Roh]]. Biasanya individu ini dikenali sejak awal, masing-masing diberi pilihan oleh orang tua mereka untuk mengikuti jalan, dan setelah sang anak menentukan pilihannya, ia akan dibesarkan dengan cara yang sesuai dan akan mempelajari kebiasaan dari gender yang telah dipilih. Individu Dua-Roh umumnya adalah seorang dukun terpandang dan dihormati karena kekuatannya yang melampaui dukun-dukun lainnya. Mereka biasanya berhubungan seksual dengan anggota suku biasa dengan jenis kelamin yang sama.
Individu homoseksual dan transgender juga umum didapati di sejumlah peradaban pra-penaklukan di Amerika Latin, seperti [[Aztek]], [[suku Maya|Maya]], [[Quechua]], [[Moche]], [[Zapotek]], dan [[Tupinambá]] di [[Brasil]].<ref name=glbtqlatinamerica>{{citation |first=Ben |last=Pablo |year=2004 |url=http://www.glbtq.com/social-sciences/latin_america_colonial.html |title=Latin America: Colonial |periodical=[[glbtq.com]] |accessdate=2007-08-01 |archive-date=2007-12-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071211012339/http://www.glbtq.com/social-sciences/latin_america_colonial.html |dead-url=yes }}</ref><ref name=glbtqmex>{{cite encyclopedia |last=Murray |first=Stephen |authorlink=Stephen O. Murray |editor=Claude J. Summers |encyclopedia=glbtq: An Encyclopedia of Gay, Lesbian, Bisexual, Transgender, and Queer Culture |title=[[Mexico]] |url=http://www.glbtq.com/social-sciences/mexico.html |accessdate=2007-08-01 |year=2004 |publisher=[[glbtq.com|glbtq, Inc.]] |archive-date=2007-11-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071102132531/http://www.glbtq.com/social-sciences/mexico.html |dead-url=yes }}</ref>
 
[[Berkas:Balboamurder.jpg|jmpl|kiri|Balboa melepas anjing perangnya untuk menyerang pelaku cinta sesama jenis tahun 1513; gambar oleh New York Public Library]]
Baris 28:
Di [[Asia Timur]], cinta sesama-jenis telah tercatat sejak awal sejarah.
 
[[Homoseksualitas di Cina]], dikenal dengan sebutan "kenikmatan buah terlarang", "potongan lengan baju", atau "adat selatan", telah tercatat sejak tahun 600 SM. Istilah-istilah halus/eufemistik digunakan untuk menggambarkan perilaku, bukan identitas (baru-baru ini beberapa kalangan pemuda China cenderung halus menggunakan istilah "Brokeback,"断背duanbei yang merujuk kepada pria homoseksual, diadaptasi dari film [[Brokeback Mountain]] karya sutradara [[Ang Lee]]).<ref name=jongo>{{citation |url=http://news.jongo.com/articles/07/0820/30157/MzAxNTcoluZIoia.html |title=Most frequently used new coinages in daily Chinese |date=August 20, 2007 |accessdate=2007-09-07 |periodical=Jongo News |archive-date=2007-10-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071011175158/http://news.jongo.com/articles/07/0820/30157/MzAxNTcoluZIoia.html |dead-url=yes }}</ref> Hubungan homoseksual ditandai oleh perbedaan umur dan posisi sosial. Namun, contoh cinta dan interaksi seksual sesama-jenis tergambar dalam novel klasik [[Dream of the Red Chamber]] yang tampak familiar bagi pengamat sekarang seperti halnya cerita-cerita roman heteroseksual pada masa itu.
 
[[Homoseksualitas di Jepang]], dikenal sebagai [[shudo]] atau [[nanshoku]] telah didokumentasikan selama lebih dari seribu tahun dan memiliki beberapa kaitan dengan kehidupan monastik [[Buddhis]] dan tradisi [[samurai]]. Budaya cinta sesama jenis melahirkan tradisi yang kuat dalam [[Ukiyo-e|seni lukis]] dan sastra Jepang yang mendokumentasikan dan merayakan hubungan tersebut.
Baris 38:
Dokumen pertama dari Barat (dalam bentuk karya sastra, objek seni, dan [[mitologi Yunani|materi mitografik]]) yang menceritakan hubungan sesama jenis, berasal dari [[Yunani Kuno]].
 
Dalam dokumen-dokumen tersebut, homoseksualitas laki-laki digambarkan dalam sebuah dunia tempat hubungan dengan perempuan dan dengan para pemuda adalah fondasi penting kehidupan cinta seorang laki-laki. Hubungan sesama jenis dipandang sebagai bangunan institusi sosial yang berbeda dari waktu ke waktu dan antara satu kota dengan yang lainnya. Praktik formal homoseksualitas, seringkalisering kali berupa hubungan erotis (juga seringkalisering kali ditekan) antara laki-laki dewasa dan remaja lajang. Praktik ini dinilai atas keuntungan pedagogisnya dan sebagai alat kontrol populasi, meski kadang-kadang disalahkan karena menyebabkan gangguan. [[Plato]] sempat memuji manfaat hubungan homoseksual dalam tulisan-tulisan awalnya<ref name=plato1>[[Plato]], Phaedrus dalam ''[[Symposium]]''</ref> tetapi dalam karya-karya terakhirnya, ia mengusulkan pelarangan terhadap praktik hubungan homoseksual.<ref name=plato2>Plato, Laws, 636D & 835E</ref> Dalam Simposium (182B-D), Plato menyamakan penerimaan homoseksualitas dengan demokrasi, dan penindasan terhadapnya dengan despotisme, "..homoseksualitas dipandang sebagai aib yang memalukan oleh kaum barbar di bawah pemerintahannya yang lalim, seperti halnya filsafat dan atletik, karena tampaknya bukanlah kepentingan terbaik bagi para penguasa barbar untuk membiarkan pemikiran-pemikiran besar tersebut tertanam dalam diri rakyatnya, atau persahabatan yang kuat atau persatuan fisik, seperti kebanyakan cenderung dilakukan oleh kaum homoseksual."<ref name=boswell1/> Dalam karyanya ''Politik'', [[Aristoteles]] menolak ide-ide Plato tentang penghapusan homoseksualitas (2,4); Ia menjelaskan bahwa kaum barbar seperti bangsa [[Kelt]] menempatkan kalangan homoseksual secara terhormat (2.6.6), sedangkan bangsa [[Kreta]] menggunakan homoseksualitas sebagai alat untuk mengatur populasi (2.7.5).<ref name=boswell1/>
 
Homoseksualitas perempuan pada zaman kuno jarang diketahui. [[Sappho]], lahir di pulau Lesbos, merupakan tokoh yang dimasukkan ke dalam daftar sembilan penyair lirik kanonik oleh bangsa Yunani. Kata sifat yang berasal dari nama dan tempat kelahirannya (Sapphic dan Lesbian) akhirnya diterapkan ke homoseksualitas perempuan pada abad ke-19.<ref name=lesbian>{{Cite web|url=http://www.etymonline.com/index.php?term=lesbian|title=Lesbian|accessdate=2009-02-07|publisher=Online Etymology Dictionary|year=2001|author=Douglas Harper}}</ref><ref name=sapphic>{{Cite web|url=http://www.etymonline.com/index.php?term=Sapphic|title=Sapphic|accessdate=2009-02-07|publisher=Online Etymology Dictionary|year=2001|author=Douglas Harper}}</ref> Puisi-puisi Sappho banyak bercerita tentang hasrat dan cinta tokoh-tokoh di dalamnya. Tokoh-tokoh di dalam banyak puisinya berbicara tentang cinta dan kegilaan pada perempuan (kadang berbalas, kadang tidak), tetapi hanya didapati sedikit deskripsi keintiman fisik antara perempuan yang kerap diperdebatkan.<ref>Denys Page, ''Sappho and Alcaeus'', Oxford UP, 1959, pp. 142–146.</ref><ref>{{harv|Campbell|1982|p=xi–xii}}</ref> Selain itu, tidak ada bukti bahwa Sappho mendirikan sekolah khusus perempuan.
Baris 44:
Pada zaman [[Romawi Kuno]], kemolekan tubuh kaum lelaki muda tetap menjadi objek seksual para pria dewasa, tetapi sebuah ikatan hubungan hanya terjadi antara pria lajang yang lebih tua dan budak atau pemuda yang dibebaskan yang mengambil peran 'penerima' dalam seks. Semua kaisar kecuali [[Claudius]] memiliki kekasih laki-laki. Kaisar [[Hadrianus]] terkenal karena hubungannya dengan [[Antinous]], tetapi kaisar Kristen [[Theodosius I]] menetapkan hukum pada 6 Agustus 390 M, mengutuk pasangan laki-laki pasif untuk dibakar di tiang. Menjelang akhir pemerintahannya, kaisar [[Yustinianus I|Yustinianus]], memperluas pelarangan praktik homoseksualitas hingga ke pasangan aktif (pada tahun 558 M), memperingatkan bahwa perilaku tersebut dapat mengarah pada kehancuran kota karena "murka Tuhan". Meskipun demikian, pemungutan pajak dari rumah pelacuran laki-laki yang diperuntukan bagi kaum homoseksual terus dikumpulkan sampai akhir pemerintahan [[Anastasius I]] pada 518 M.
 
Selama era [[Renaisans]], kota-kota kaya di utara [[Italia]] - [[Florence]] dan [[Venesia]] khususnya - terkenal karena praktik cinta sesama jenis, melibatkan sebagian besar populasi laki-laki dan terbentang di sepanjang pola klasik Yunani dan Roma.<ref>Rocke, Michael, (1996), ''Forbidden Friendships: Homosexuality and male Culture in Renaissance Florence'', ISBN 0-19-512292-5</ref><ref>Ruggiero, Guido, (1985), ''The Boundaries of Eros'', ISBN 0-19-503465-1</ref> Meskipun banyak penduduk laki-laki yang terlibat dalam hubungan sesama jenis, Gli Ufficiali di Notte (Polisi Malam), tetap menuntut, menjatuhkan denda, dan memenjarakan sebagian besar mereka. Runtuhnya masa-masa kebebasan artistik dan erotisme dibawa oleh pendeta [[Girolamo Savonarola]]. Di [[Eropa Utara]], diskursus artistik mengenai sodomi berbalik melawan pendukung awalnya seperti seniman [[Rembrandt]], yang dalam karya ''Pemerkosaan [[GanymedeGanimede (mitologi)|Ganymede]]'' tidak lagi menggambarkan GanymedeGanimede sebagai pemuda yang menyerahkan kesediaannya sebagai abdi, tetapi seorang bayi menangis yang diserang oleh burung pemangsa.
 
Hubungan yang dimiliki oleh tokoh-tokoh terkemuka, seperti Raja [[James I dari Inggris]] dengan [[George Villiers|Adipati Buckingham]], kerap menjadi sorotan. Pemberitaan tentang hubungan mereka tersebar di jalan-jalan dalam selebaran anonim bertuliskan: "Dunia ini b'rubah, entah gimana, sekarang pria mencumbu pria, tidak lagi wanita; ...Raja James I dan Buckingham: Benar adanya, ia telah melepaskan diri dari dekapan sang istri demi bermesraan dengan GanimedeGanymede tercintanya "(Mundus Foppensis, atau The Fop Display'd, 1691).
 
''Love Letters Between a Certain Late Nobleman and the Famous Mr. Wilson'' diterbitkan tahun 1723 di Inggris dan dianggap sebagai novel oleh beberapa pemikir modern. Pada novel populer, ''[[Fanny Hill]]'', edisi 1749 karya [[John Cleland]], terdapat adegan homoseksual, tapi konten tersebut dihapuskan pada edisi tahun 1750. Pada era perjuangan awal homoseksualitas di Inggris, sekitar tahun 1749, [[Thomas Cannon]] menerbitkan sebuah buku berjudul ''Ancient and Modern Pederasty Investigated and Exemplified'', tapi segera ditarik dari peredaran. Termasuk isi dalam buku yang menyebutkan, "Hasrat Tidak Wajar adalah Sebuah Istilah yang Kontradiktif; Sangat Tidak Masuk Akal. Hasrat adalah Dorongan Kasih Sayang yang Datang dari Bagian Terdalam Seorang Manusia."<ref>Gladfelder, Hal (May 2006) ''In Search of Lost Texts: Thomas Cannon's 'Ancient and Modern Pederasty Investigated and Exemplified"'', Institute of Historical Research</ref> Sekitar tahun 1785, [[Jeremy Bentham]] menulis pembelaan yang lain, tapi tidak pernah diterbitkan sampai tahun 1978.<ref>Journal of Homosexuality (ISSN 0091-8369) Volume: 3 Issue: 4, Volume: 4 Issue: 1</ref> Sementara itu, penghukuman mati untuk kasus-kasus sodomi terus berlanjut di Belanda hingga tahun 1803, dan di Inggris hingga 1835.
 
Antara tahun 1864 dan 1880 [[Karl Heinrich Ulrichs]] menerbitkan sebuah buku yang terdiri dari dua belas traktat, berjudul ''Research on the Riddle of Man-Manly Love''. Pada tahun 1867, Ulrichs menjadi pria homoseksual pertama yang secara terbuka membela homoseksualitas dengan mengajukan resolusi untuk mendesak pencabutan Undang-Undang Anti-Homoseksual di [[Kongres Pakar Hukum Jerman]] di [[Munich]]. Buku berjudul ''Sexual Inversion'' karya [[Havelock Ellis]], terbit pada tahun 1896, menantang teori yang menyatakan homoseksualitas adalah keabnormalan beserta stereotip-stereotip yang direkatkan pada individu-individu homoseksual, dan ia juga menekankan pada keberadaan homoseksualitas yang tersebar dimana-mana dengan prestasi intelektual dan prestasi di bidang seni.<ref name=sexualinversion>{{citation |title=Sexual Inversion |first=Havelock |last=Ellis |first2=John Addington |last2=Symonds |year=1975 |publisher=Arno Press |isbn=0405073631}} (reprint)</ref> Meskipun jurnal medis seperti ini (yang ditulis sebagian dalam bahasa Latin untuk mengaburkan rincian isi berbau seksual) tidak secara luas dibaca oleh masyarakat umum, tapi hal ini menjadi tonggak munculnya [[Komite Humanitarian Ilmiah]] [[Magnus Hirschfeld]] yang berkampanye selama tahun 1897-1933 melawan [[Paragraf 175|hukum anti-sodomi di Jerman]], serta sebuah gerakan informal tersembunyi di kalangan intelektual dan penulis Inggris yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti [[Edward Carpenter]] dan [[John Addington Symonds]]. Bermula pada tahun 1894 dengan ''Homogenic Love'', aktivis dan penyair sosialis Edward Carpenter menulis sejumlah artikel dan pamflet pro-homoseksual, dan mengaku sebagai homoseksual dalam bukunya ''My Days and Dreams'' tahun 1916. Pada tahun 1900, [[Elisar von Kupffer]] menerbitkan sebuah antologi puisi homoseksual dari zaman kuno sampai eranya pada masa itu berjudul ''[[Lieblingminne Freundesliebe und in der Weltliteratur]]''. Tujuannya adalah untuk memperluas sudut pandang publik terhadap homoseksualitas yang selama ini dipandang hanya sebagai masalah kedokteran dan biologi, tetapi juga dapat ditinjau sebgaisebagai kajian etika dan budaya. Sebagai bentuk penentangannya, [[Reich Ketiga]] menargetkan orang-orang LGBT dalam peristiwa [[Holocaust]].
 
=== Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Selatan ===
[[Berkas:Samarkand A group of musicians playing for a bacha dancing boy.jpg|jmpl|''Tarian [[bacha bazi|bacchá]]''.]]
Dalam sejumlah [[budaya Muslim]] di [[Timur Tengah]], praktik homoseksual yang bersifat [[egalitarianisme|egaliter]] dan tersebar di segala usia individu, masih tersebar luas dan terselubung. Di wilayah beriklim sedang dan sub-tropis yang membentang dari [[India Utara]] ke [[Sahara Barat]], pola hubungan sesama jenis tersebar, pada tiap gender atau tiap rentang usia atau keduanya. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan egaliter yang muncul pada pola hubungan barat menjadi lebih sering ditemui, meskipun mereka tetap langka. Pada hubungan seks sesama jenis di beberapa negara Muslim, pemerintahnya menerapkan hukuman mati seperti: [[Arab Saudi]], [[Iran]], [[Mauritania]], [[Nigeria]] utara, [[Sudan]], dan [[Yaman]].<ref>[{{Cite web |url=http://www.ilga.org/news_results.asp?LanguageID=1&FileID=1111&ZoneID=7&FileCategory=50 |title=ILGA:7 countries still put people to death for same-sex acts] |access-date=2011-09-13 |archive-date=2009-10-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20091029185853/http://www.ilga.org/news_results.asp?LanguageID=1&FileID=1111&ZoneID=7&FileCategory=50 |dead-url=yes }}</ref>
 
Tradisi seni dan sastra bermunculan membangun homoseksualitas di Timur Tengah. Di negara-negara Arab pada abad pertengahan dan [[Persia]], penyair muslim - kadang [[Sufi]] - menulis syair-syair pujian bagi para remaja lelaki tampan pembawa anggur yang melayani mereka di kedai-kedai minum. Di mayoritas daerah, praktik ini bertahan hingga masa modern, seperti yang didokumentasikan oleh [[Richard Francis Burton]], [[Andre Gide]], dan lain-lain.
Baris 100:
Melalui periode abad pertengahan, homoseksualitas pada umumnya dikutuk dan dianggap sebagai pesan moral dari kisah [[Sodom dan Gomora]]. Sejarawan memperdebatkan apakah ada tokoh homoseksual dan biseksual menonjol saat ini, tetapi juga masih diperdebatkan benar-tidaknya keterlibatan hubungan sesama jenis tokoh-tokoh seperti [[Edward II]], [[Richard si Hati Singa]], [[Philip II Augustus]], dan [[William Rufus]].
Sejarawan Allan A. Tulchin baru-baru ini berpendapat bahwa bentuk pernikahan sesama jenis oleh laki-laki terjadi di Prancis Abad Pertengahan, dan mungkin sejumlah daerah lainnya di Eropa. Ada kategori hukum yang disebut "enbrotherment" (affrèrement) yang memungkinkan dua orang untuk berbagi tempat tinggal, menggabungkan harta, dan hidup sebagai pasangan menikah. Pasangan berbagi "satu roti, satu anggur, satu tas."<ref>Allan A. Tulchin, "Same-Sex Couples Creating Households in Old Regime France: The Uses of the Affrèrement," ''The Journal of Modern History''. Volume 79, Issue 3, Page 613–647, Sep 2007. [http://www.journals.uchicago.edu/action/doSearch?searchText=tulchin&filter=all&x=0&y=0]</ref> Artikel ini mendapat perhatian cukup besar di pemberitaan berbahasa Inggris, mungkin karena Tulchin telah menemukan bentuk paling awal dari pernikahan sesama jenis.<ref>The Telegraph [http://my.telegraph.co.uk/go/tag/view/blog_post/humanity?num=10&pg=3] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090126082839/http://my.telegraph.co.uk/go/tag/view/blog_post/humanity?num=10&pg=3 |date=2009-01-26 }}, NPR [httphttps://web.archive.org/web/20081120150915/http://www.npr.org/blogs/news/2007/08/could_the_idea_of_civil_unions.html]</ref> Pandangan Tulchin telah juga memicu kontroversi, karena menentang pandangan umum bahwa periode abad pertengahan merupakan salah satu periode yang paling anti-gay dalam sejarah.
 
== Psikiatri - Ilmu Kejiwaan ==