Ika Muda Group: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k mengubah istilah ke dalam bahasa Indonesia |
||
(15 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
'''IKA MUDA GROUP (IMG)''', sebuah perusahaan keluarga milik pribumi dari [[Kota Pekalongan|Pekalongan]], yang dalam waktu kurang dari 10 tahun menjelma menjadi sebuah konglomerat dengan lebih dari 30 anak perusahaan, dan dengan total penjualan dalam tahun 1988 tidak kurang dari 250 milyar rupiah.<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis, dan Manajemen|last=Lumbantoruan|first=Magdalena|last2=Soewartoyo|first2=B.|publisher=PT Cipta Adi Pustaka|year=1992|isbn=-|location=Jakarta|pages=250}}</ref>▼
{{cleanup-reorganize|date=Oktober 2018}}
Usaha ini dirintis [[Ahmad Bachir]], yang bersama istrinya mula-mula mendirikan sebuah perusahaan [[batik]] kecil dengan nama Bachir-Latifah (nama kecil nyonya Bachir), disingkat BL. Pada waktu Ahmad Bachir meninggal tahun 1973, produksi perusahaan batik BL masih terbatas pada kain sarung dan kain panjang yang dikerjakan oleh sekitar 50 orang karyawan. Usaha ini diteruskan oleh putra kedua, Kamaludin, yang memegang teguh petuah ayahnya: "uang hanya bisa didapat dengan kerja keras."▼
▲'''IKA MUDA GROUP (IMG)''', sebuah perusahaan keluarga milik pribumi dari [[Kota Pekalongan|Pekalongan]], yang dalam waktu kurang dari 10 tahun menjelma menjadi sebuah [[Konglomerat (perusahaan)|konglomerat]] dengan lebih dari 30 anak perusahaan, dan dengan total penjualan dalam tahun 1988 tidak kurang dari 250
▲Usaha ini dirintis [[Ahmad Bachir]], yang bersama istrinya mula-mula mendirikan sebuah perusahaan [[batik]] kecil dengan nama Bachir-Latifah (nama kecil nyonya Bachir), disingkat BL. Pada waktu Ahmad Bachir meninggal tahun 1973, produksi perusahaan batik BL masih terbatas pada kain sarung dan kain panjang yang dikerjakan oleh sekitar 50 orang karyawan. Usaha ini diteruskan oleh putra kedua, [[Kamaludin
Pada tahun yang sama BL memperoleh fasilitas Kredit Investasi Kecil (KIK) sebesar 4 juta rupiah. Dengan modal tambahan ini Kamaludin mencoba memperluas pasarnya ke luar Pekalongan. Mula-mula masih terbatas di Jawa Tengah, tapi diteruskannya sampai ke luar Jawa, bahkan ke [[Singapura]]. Omset penjualan melonjak menjadi 4 juta rupiah setahun. ketika omset mencapai 13 juta rupiah pada tahun 1976, Kamaludin mulai mempromosikan produknya dengan membuka sebuah ''show room'', masih di Pekalongan.▼
▲Pada tahun yang sama BL memperoleh fasilitas Kredit Investasi Kecil (KIK) sebesar 4 juta rupiah. Dengan modal tambahan ini Kamaludin mencoba memperluas pasarnya ke luar Pekalongan. Mula-mula masih terbatas di Jawa Tengah, tapi diteruskannya sampai ke luar Jawa, bahkan ke [[Singapura]].
Menyadari usaha batik sulit berkembang cepat, tahun 1977 Kamaludin mulai melirik usaha lain, yakni penangkapan ikan yang dipasarkannya hingga ke [[Kota Bandung|Bandung]] dan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Gagal dengan bisnis ikan, ia mencoba usaha jasa angkutan yang juga tidak bertahan lama. Dengan keyakinan "kegagalan hanyalah sukses yang tertunda", tahun 1978 dengan modal 25 juta rupiah, Kamaludin bersama saudara-saudaranya mendirikan Ika Muda (singkatan dari Iwan-Kamaludin), dan mulai terjun ke bisnis perumahan. Mula-mula mereka bereksperimen dengan 50 unit rumah kelas menengah kebawah, dengan memanfaatkan fasilitas [[Bank Tabungan Negara|BTN]]. Pada tahun 1981 jumlah rumah yang dibangunnya menjadi hampir 300 unit, dan pada tahun 1988 bahkan sampai 5000 unit lebih. Sampai Maret 1988 jumlah rumah yang berhasil dibangun dengan fasilitas BTN oleh grup ini sudah mencapai 16.890 unit rumah, sehingga IMG mendapat gelar "Raja BTN", dan penghargaan dari Bank Tabungan Negara. Hadiahnya: mereka boleh segera membangun rumah begitu urusan pembebasan tanah selesai, tanpa menunggu Surat Persetujuan Proyek dari BTN.
Bisnis perumahan ini tidak lagi terbatas di Pekalongan, tetapi menyebar di 14 kota di Jawa Tengah, Jawa barat, dan Jakarta. Dengan tiga perusahaan, masing-masing PT Ika Muda Graha, PT Ika Sarana Muda, dan PT Ika Bina Muda, mereka melaksanakan sendiri pembangunan rumah, tanpa melibatkan developer lain dari luar. Dengan cara ini biaya menjadi lebih efisien, dan standar mutu lebih terjamin. Dalam memasarkan rumah, mereka menggunakan teknik ''direct selling'', yakni dengan mengadakan presentasi langsung di kantor-kantor yang membutuhkan perumahan bagi karyawannya. Melalui ''direct selling,'' mereka mampu menjaring pembeli secara kolektif, pembeli dapat memperoleh gambaran lebih jelas, dan negosiasi pun menjadi lebih mudah.
pada tahun 1984 kembali Kamaludin mencoba usaha dari hasil laut, kali ini pertambakan [[udang]]. Dimulai dengan tambak seluas 25 hektar di [[Kabupaten Brebes|Brebes]], kemudian meluas ke [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]], [[Kota Cirebon|Cirebon]], [[Kabupaten Jepara|Jepara]], dan [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]], bisnis udang grup Ika Muda dewasa ini telah menjadi salah satu yang terbesar di [[Indonesia]]. Nilai ekspornya dari eman perusahaan yang bergerak dalam bidang perikanan ini telah mencapai sekitar 80
Peluang agribisnis lain yang kemudian dijajaki IMG adalah bidang perkebunan. Dengan PT Buah Harum, mereka mengubah 170 hektar lahan kritis di daerah Pekalongan Selatan menjadi perkebunan [[mangga]] dan [[jeruk]], yang kembali modal hanya dalam waktu empat tahun. Mereka juga menginvestasikan 20
Untuk memperluas jaringan usahanya, tahun 1987 IMG menanamkan dua
Diversifikasi yang demikian luas menuntut pengawasan yang intensif. Untuk itu tahun 1989 secara resmi dibentuklah Ika Muda Group yang berperan sebagai ''holding company'' bagi sekitar 33 perusahaan yang berada dalam kelompok ini.Perusahaan-perusahaan dalam kelompok IMG, yang jumlah investasinya sekitar 200
'''Kelompok Bisnis Ika Muda Group'''
Baris 36 ⟶ 39:
# PT Ika Cipta Fishtama
# PT Ika Chirza Putra
# PT Ika Muda Hatchery
# PT Sawojajar
# PT Bina Plasma Sarana
# PT Fishindo Plasmatama
# PT Buah Harum
# PT Guci Sari
Jasa
|