Ahmad Dahlan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(25 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 23:
| death_date = {{Death date and age|1923|2|23|1868|8|1|df=y}}
| death_place = Yogyakarta, Kesultanan Yogyakarta, Hindia Belanda
| death_cause =
| resting_place = Makam Karangkajen, Yogyakarta
| nationality =
| other_names =
| education =
| occupation = {{hlist|[[Kyai]]|}}
| spouse = Siti Walidah
Baris 34:
| father = Haji Abu Bakar
| known_for = Pendiri [[Muhammadiyah]]
|influences={{hlist|[[Ibnu Taimiyyah]]|[[Muhammad Abduh]]|[[Rasyid Ridha]]|[[Jamaluddin al-Afghani]]|[[Ahmad Khatib al-Minangkabawi]]|Nawawi Al-Bantani}}<ref>{{Cite book|date=2010|url=https://www.worldcat.org/oclc/653499438|title=1 abad Muhammadiyah : gagasan pembaruan sosial keagamaan.|location=Jakarta|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-498-0|others=Penerbit Buku Kompas|oclc=653499438}}</ref>}}
'''Kyai Haji Ahmad Dahlan''' ({{lang-ar|أحمد دحلان}}; {{lahirmati|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]|1|8|1868|[[Yogyakarta]]|23|2|1923}}, lahir dengan nama '''Muhammad Darwis''') adalah seorang Ulama Besar bergelar [[Pahlawan Nasional Indonesia]] yang merupakan pendiri [[Muhammadiyah]].
== Kehidupan awal ==
[[File:Family tree of Ahmad Dahlan.png|jmpl|Silsilah keluarga Ahmad Dahlan]]
Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah '''Muhammad Darwis'''.
== Karier agama ==
Pada umur 15 tahun,
=== Muhammadiyah ===
[[File:K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923), p38.jpg|jmpl|K.H. Ahmad Dahlan]]
Pada tahun [[1903]],
Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, Dahlan juga dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga dia juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi [[Jamiat Kheir|Jam'iyatul Khair]], [[Budi Utomo]], [[Syarikat Islam]] dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad ({{Saw}}).
Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya.
Pada tanggal [[20 Desember]] [[1912]], Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah [[Hindia Belanda]] untuk mendapatkan [[badan hukum]]. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah [[Yogyakarta]] dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Maka dari itu kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti [[Srandakan]], [[Wonosari]], [[Imogiri]] dan lain-Iain telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya [[Nurul Islam]] di [[Pekalongan]], [[Al-Munir]] di [[Ujung Pandang]], Ahmadiyah<ref>Bukan [[Ahmadiyyah]] yang didirikan oleh [[Mirza Ghulam Ahmad]]. Lihat: Mubarok, Aceng Husni (2010), ''[http://acenghusni.wordpress.com/2010/08/21/menziarahi-batu-nisan-tajdid-refleksi-jelang-seabad-muhammadiyah/ Menziarahi Batu Nisan Tajdid: Refleksi Jelang Seabad Muhammadiyah]'', dalam "Satu Abad Muhammadiyah: Mengkaji Ulang Arah Pembaharuan", Dawam Rahardjo, dkk.</ref> di [[Garut]]. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam.
Baris 61 ⟶ 63:
=== Karier lain ===
Di samping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah [[Muhammadiyah]],
== Kehidupan pribadi ==
Sepulang dari Makkah,
== Kematian dan warisan ==
Dahlan meninggal pada tahun 1923 dan dimakamkan di [[Makam Karangkajen|pemakaman Karangkajen]], [[Yogyakarta]].<ref>{{Cite book
|title = Cerita Tentang Kiyai Haji Ahmad Dahlan Catatan Haji Muhammad Syoedja'
|year = 1993
Baris 106 ⟶ 109:
* Kutojo, Sutrisno, Mardanas Safwan (1991). ''K.H. Ahmad Dahlan: riwayat hidup dan perjuangannya''. Bandung: Angkasa.
* Ricklefs, M.C. (1994). ''A History of Modern Indonesia Since c. 1300'', 2nd ed. Stanford: Stanford University Press.
* {{cite book|last =Vickers|first =Adrian|authorlink =|coauthors =|title =A History of Modern Indonesia|publisher =Cambridge University Press|date =2005|location =New York|pages =|url =https://archive.org/details/historyofmoderni00adri|doi =|id = ISBN 0-521-54262-2 }}
== Pranala luar ==
Baris 126 ⟶ 129:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Ulama Indonesia]]
|