Rumah Bubungan Tinggi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) k Ariandi Lie memindahkan halaman Balay Bubungan Tinggi ke Rumah Bubungan Tinggi menimpa pengalihan lama tanpa membuat pengalihan: batalkan |
||
(44 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{italic title}}
[[Berkas:Fasade Bubungan Tinggi Teluk Selong Martapura.JPG|thumb|200px|'''Rumah Ba'anjung Pisang Sasikat Muka Ba'atap Sindang Langit Babubungan Tinggi''' disingkat '''Rumah Bubungan Tinggi''' di Desa [[Telok Selong, Martapura Barat, Banjar|Telok Selong]].]]▼
[[Berkas:
[[Berkas:
[[Berkas:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Paalwoningen langs de rivier Bandjermasin TMnr 10016913.jpg|jmpl|200px|rumah Bubungan Tinggi yang sederhana milik keluarga petani nelayan berdinding pelupuh/gedhek.]]
[[Berkas:Hiasan Samping Pamedangan Bubungan Tinggi.JPG|thumb|200px|Hiasan samping atas ruang [[Palatar]] atau Pamedangan pada Rumah Bubungan Tinggi di Desa [[Telok Selong, Martapura Barat, Banjar|Telok Selong]].]]▼
[[Berkas:Denah Rumah Bubungan Tinggi.JPG|jmpl|200px|Pola umum denah rumah Bubungan Tinggi.]]
▲[[Berkas:
▲[[Berkas:Hiasan Samping Pamedangan Bubungan Tinggi.JPG|
[[Berkas:Lalungkang dengan Jarajak.jpg|jmpl|200px|Lalungkang (jendela) dengan jarajak (teralis) pada rumah adat Banjar.]]
[[Berkas:Grendel jendela pada rumah adat Banjar.jpg|jmpl|200px|Grendel jendela pada rumah adat Banjar.]]
[[Berkas:Bujuran sampiran.jpg|jmpl|200px|Bujuran sampiran / balok ring tepi atas pada rumah Banjar.]]
'''
'''Rumah Bubungan Tinggi''' mirip Rumah tardisonal Betawi yang disebut [[Rumah Bapang]],<ref>{{Cite web |url=http://rumahnusa.blogspot.co.id/2012/08/rumah-tradisional-betawi.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-28 |archive-date=2016-08-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160829013927/http://rumahnusa.blogspot.co.id/2012/08/rumah-tradisional-betawi.html |dead-url=yes }}</ref> namun
== Makna Filosofis ==
Meskipun [[Suku Banjar]] sekarang adalah suku yang berdiri sendiri dengan adat budaya berlandaskan unsur keagamaan Islam yang kuat. Namun banyak sekali adat-istiadatnya yang masih mempertahankan tradisi leluhurnya ([[Dayak]] [[Kaharingan]]), diantaranya adalah Rumah Adat Bubungan Tinggi.
Rumah Adat Bubungan Tinggi merupakan lambang mikrokosmos dalam makrokosmos yang besar. Penghuni seakan-akan tinggal di [[dunia tengah]] yang diapit oleh [[dunia atas]] yang dilambangkan dengan atap / bubungan dan [[dunia bawah]] yang dilambangkan dengan bentuk rumah panggung / barumahan, dimana mereka hidup dalam keluarga yang besar sedang kesatuan dari dunia atas dan dunia bawah melambangkan Mahatala dan Jatha.
Rumah Banjar Bubungan Tinggi melambangkan persatuan dan harmoni dunia atas dan dunia bawah dalam Dwitunggal Semesta seperti halnya kepercayaan suku-suku [[dayak]].
Pada peradaban agraris, rumah dianggap sakral/keramat karena dianggap sebagai tempat bersemayam secara gaib oleh para Dewata seperti pada Rumah Balai [[Suku Dayak Meratus]] (Banjar arkhais) yang berfungsi sebagai rumah ritual.
Pada masa kerajaan Nagara Dipa, sosok nenek moyang diwujudkan dalam bentuk patung pria dan wanita yang dipuja dan ditempatkan dalam istana. Pemujaan arwan nenek moyang yang berwujud pemujaan Maharaja Suryanata dan Putri Junjung Buih merupakan simbol persatuan alam atas dan alam bawah dalam kepercayaan [[Kaharingan]]-[[Hindu]].
Suryanata sebagai manifestasi Dewa Matahari ([[Dewa Surya]]) dalam unsur [[Hindu]]. Matahari yang selalu dinanti terbitnya dari ufuk timur sebagai sumber kehidupan. Sedang Putri Junjung Buih merupakan lambang air, sekaligus lambang kesuburan dan tanah dalam unsur [[Kaharingan]] Banjar.
Pada arsitektur Rumah Bubungan Tinggi pengaruh unsur-unsur itu masih dapat ditemukan. Bentuk ukiran burung [[enggang]] dan [[naga]] yang disamarkan (didestilir) juga merupakan simbol perpaduan alam atas dan alam bawah.
Wujud bentuk Rumah Bubungan Tinggi dengan atapnya yang menjulang ke atas merupakan citra dasar dari sebuah [[pohon hayat]] yang merupakan lambang kosmis. [[Pohon Hayat]] merupakan simbol kesatuan dimensi-dimensi dari satu-kesatuan semesta. Ukiran tumbuh-tumbuhan yang subur pada '''tawing halat''' (sekateng) merupakan perwujudan filosofi Pohon Kehidupan (Batang Garing) dalam kepercayaan suku [[Dayak]] [[Kaharingan]].
Selain itu, atap yang menjulang juga merupakan citra sebuah payung yang melambangkan orientasi kekuasaan ke atas. Payung juga merupakan perlambang kebangsawanan yang biasa menggunakan payung kuning sebagai perangkat kerajaan sebagai tanda martabat dan kemewahan Kerajaan Banjar.
Wujud bentuk Rumah yang simetris yang terlihat pada bentuk sayap bangunan (Anjung) yang terdiri atas Anjung Kanan dan Anjung Kiwa sekilas sangat mirip dengan bentuk rumah adat [[Suku Dayak Maanyan]]. Hal ini berkaitan dengan filosofi simetris (seimbang) dalam pemerintahan Kerajaan Banjar, yang membagi kementrian menjadi '''Mantri Panganan''' (Kelompok Menteri Kanan) dan '''Mantri Pangiwa''' (Kelompok Menteri Kiri) masing-masing terdiri atas empat menteri. Mantri Panganan bergelar '''Patih''' dan Mantri Pangiwa bergelar '''Sang''', tiap tiang menteri memiliki pasukan masing-masing.
== Ciri-Ciri ==
Menurut Tim Depdikbud Kalsel, ciri-cirinya
# Atap [[Sindang Langit]] tanpa plafon
# Tangga Naik selalu ganjil
Baris 16 ⟶ 40:
== Konstruksi ==
[[Konstruksi]] rumah adat Banjar atau rumah ba-anjung dibuat dengan bahan kayu. Faktor [[alam]] [[Kalimantan]] yang penuh dengan [[hutan]] [[rimba]] telah memberikan [[bahan]] konstruksi yang melimpah kepada mereka, yaitu [[kayu]]
Sesuai dengan bentuk serta konstruksi bangunan rumah adat Banjar tersebut maka hanya kayulah yang merupakan bahan yang tepat dan sesuai dengan konstruksi bangunannya.
=== Bagian Konstruksi Pokok ===
Konstruksi [[pokok]] dari rumah adat Banjar dapat dibagi atas beberapa bagian, yaitu
# Tubuh bangunan yang memanjang lurus ke depan, merupakan bangunan [[induk]].
# Bangunan yang menempel di kiri dan kanan disebut [[Anjung]].
# Bubungan atap yang tinggi melancip disebut [[Bubungan Tinggi]].
# Bubungan atap sengkuap yang memanjang ke depan disebut atap [[Sindang Langit]].
# Bubungan atap yang memanjang ke belakang disebut atap [[Hambin Awan]].
[[Tubuh]] bangunan induk yang memanjang terus ke depan dibagi atas ruangan-ruangan yang berjenjang lantainya.
=== Ruangan ===
Ruangan-ruangan yang berjenjang lantainya ialah
# [[Palatar]] ([[pendopo]] atau teras), ruangan depan yang merupakan ruangan rumah yang pertama setelah menaiki tangga masuk. Ukuran luas ruangan ini adalah 7 x 3 meter. Palatar disebut juga Pamedangan.
# [[Pacira]], yaitu ruang antara (transisi) yang terbagi dua bagian yaitu pacira dalam dan pacira luar. Pacira Dalam berfungsi untuk menyimpan alat pertanian, menangkap ikan dan pertukangan. Kedua pacira ini hanya dibedakan oleh posisinya saja. Pacira Luar tepat berada di muka pintu depan (Lawang Hadapan).
# [[Panampik Kacil]], yaitu ruang tamu muka merupakan ruangan yang agak kecil setelah masuk melalui [[Lawang Hadapan]] yaitu pintu depan. Permukaan lantainya lebih tinggi daripada lantai palatar. Ambang lantai disini disebut [[Watun Sambutan]]. Luas ruangan ini adalah 7 x 3 [[meter]].
# [[Panampik Tangah]] yaitu ruang tamu tengah merupakan ruangan yang lebih luas dari panampik kacil. Lantainya juga lebih tinggi dari ruang sebelumnya. Ambang lantai ini disebut [[Watun Jajakan]].
# [[Panampik Basar]] atau [[Ambin Sayup]], yaitu ruang tamu utama merupakan ruangan yang menghadapi dinding tengah (Banjar: [[Tawing Halat]]). Permukaan lantainya lebih tinggi pula dari lantai sebelumnya. Ambang Lantainya disebut [[Watun Jajakan]], sama dengan ambang lantai pada Panampik Tangah. Luas ruangan 7 x 5 meter.
# [[Palidangan]] atau [[Ambin Dalam]], yaitu ruang bagian [[dalam]] rumah yang berbatas dengan panampik basar. Lantai palidangan sama tinggi dengan lantai panampik basar (tapi ada juga beberapa rumah yang membuat lantai panampik basar lebih rendah dari lantai palidangan). Karena dasar kedua pintu yang ada di tawing halat tidak sampai ke dasar lantai maka watun di sini disebut [[Watun Langkahan]]. Luas ruang ini 7 x 7 meter. Di dalam ruangan Palidangan ini terdapat tiang-tiang besar yang menyangga bubungan tinggi (jumlahnya 8 batang). Tiang-tiang ini disebut [[Tihang Pitugur]] atau [[Tihang Guru]].
# [[Panampik Dalam]] atau [[Panampik Bawah]], yaitu ruangan dalam yang cukup [[luas]] dengan permukaan lantai lebih [[rendah]] daripada lantai palidangan dan sama tingginya dengan permukaan lantai panampik tangah. Ambang lantai ini disebut pula dengan Watun Jajakan. Luas ruang 7 x 5 meter.
# [[Padapuran]] atau [[Padu]], yaitu ruangan terakhir bagian belakang bangunan. Permukaan lantainya lebih rendah pula dari panampik bawah. Ambang lantainya disebut [[Watun Juntaian]]. Kadang-kadang [[Watun Juntaian]] itu cukup tinggi sehingga sering di tempat itu diberi tangga untuk keperluan turun naik. Ruangan padapuran ini dibagi atas bagian [[atangan]] (tempat memasak) dan [[salaian]] (tempat mengeringkan kayu api), pajijiban dan [[pagaduran]] (tempat mencuci piring atau pakaian). Luas ruangan ini adalah 7 x 3 meter.
== Ukuran ==
[[Berkas:Tampak Belakang Rumah Banjar.JPG|
Tentang ukuran tinggi, [[lebar]] dan [[panjang]] setiap rumah adat Banjar pada umumnya relatif berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh karena ukuran pada [[waktu]] itu didasarkan atas [[ukuran]] [[depa]] atau jengkal.
Ukuran depa atau [[jengkal]] tersebut justru diambil dari [[tangan]] [[pemilik]] rumah sendiri; sehingga setiap rumah mempunyai ukuran yang berbeda.
Ada [[kepercayaan]] di sana yang mengatakan bahwa setiap ukuran haruslah dengan hitungan yang [[ganjil]] [[bilangan]] ganjil.
Penjumlahan ganjil tersebut tidak saja terlihat di dalam hal ukuran panjang dan lebar,
Jikalau diukur, maka panjang bangunan induk rumah adat Banjar pada umumnya adalah [[31]] meter sedang lebar bangunan induk adalah 7 meter dan lebar anjung masing-masing [[5]] meter.
Lantai dari permukaan tanah sekitar 2 meter yaitu kolong di bawah anjung dan palidangan; sedangkan jarak lantai terendah rata-rata 1 meter, yaitu kolong lantai ruang palatar.
== Tata ruang dan kelengkapan ==
[[Berkas:Lawang Balakang Rumah Banjar.JPG|
Tata ruang rumah tradisional Bubungan Tinggi membedakan adanya tiga jenis ruang yaitu ruang terbuka, setengah terbuka dan ruang dalam.
Ruang terbuka terdiri dari pelataran atau serambi, yang dibagi lagi menjadi surambi muka dan surambi sambutan.
Ruang setengah terbuka diberi pagar rasi disebut [[Lapangan Pamedangan]].
Sedangkan ruang dalam dibagi menjadi Pacira dan [[Panurunan]] (Panampik Kacil), [[Paluaran]] (Panampik Basar), Paledangan (Panampik Panangah) yang terdiri dari [[Palidangan Dalam]], [[Anjung Kanan]] dan [[Anjung Kiwa]], serta [[Panampik Padu]] (dapur).
Secara ringkas berikut ini akan diuraikan situasi ruang dan kelengkapannya;
* [[Surambi]]
Di depan surambi muka biasanya terdapat lumpangan tempat air untuk membasuh kaki. Pada surambi muka juga terdapat tempat air lainnya untuk pembasuhan pambilasan biasanya berupa guci.
* [[Pamedangan]]
Ruangan ini lantainya lebih tinggi, dikelilingi pagar rasi. Biasanya pada ruang ini terdapat sepasang kursi panjang.
* [[Pacira]] dan Panurunan (Panampik Kacil)
Setelah masuk Pacira akan didapatkan tanggui basar dan tanggui kacil di arah sebelah kiri, sedangkan arah sebelah kanan terdapat pengayuh, dayung, pananjak dan tombak duha.
Di sayap kanan ruangan terdapat gayung, sandal dan terompah tergantung di [[Balabat Panurunan]].
Sebagai perlengkapan penerangan dalam ruangan ini terdapat dua buah lampu gantung.
* Paluaran (Panampik Basar)
Ruangan ini cukup besar digunakan untuk berbagai kegiatan keluarga dan kemasyarakatan apabila masih kekurangan ruang [[Tawing Halat]] yang memisahkan dengan Palidangan dapat dibuka.
Di bagian tengah di depan Tawing Halat ini terletak bufet.
Di atasnya agak menyamping ke kiri dan ke kanan terdapat gantungan tanduk rusa.
Di tengah ruangan terdapat dua buah lampu gantung.
Lantainya diberi [[lampit]] dan kelengkapan bergerak seperti paludahan, kapit dan [[gelas]], parapen, rehal.
* [[Palidangan]] ([[Panampik Panangah]])
Ruangan ini terdiri dari Paledangan Dalam dan Anjung Kiwa - Anjung Kanan.
Fungsi ruang sama dengan Paluaran, namun biasanya diperuntukkan bagi [[kaum]] [[wanita]].
Di sini terdapat kelengkapan lemari besar, lemari buta, kanap, kendi. Lantainya diberi hambal sebagai alas duduk.
* Anjung Kanan - Anjung Kiwa
Ruang Anjung Kanan merupakan ruang [[istirahat]] yang dilengkapi pula dengan alat rias dan perlengkapan [[ibadah]].
Sedangkan Anjung Kiwa merupakan tempat melahirkan dan tempat merawat jenazah.
Di sini juga di beri perlengkapan seperti [[lemari]], ranjang, meja dan lain-lain.
* [[Padu]] (dapur)
[[
Di samping untuk tempat perlengkapan masak dan kegiatannya, ruang padu ini juga digunakan untuk menyimpan bahan makanan.
Perlengkapan umum yang terdapat di dalamnya adalah dapur, rak dapur, pambanyuan, lemari, tajau, lampit dan ayunan anak.
Bentuk arsitektur dan pembagian ruang rumah tradisional Bubungan Tinggi mempunyai kesamaan prinsip antara satu dengan lainnya, dengan perbedaan-perbedaan kecil yang tidak berarti.
Dari sini dapat dilihat bahwa rumah tradisional Bubungan Tinggi tersebut mempunyai keterikatan dengan nilai tradisional masyarakatnya.
Jadi meskipun pada awalnya bentuk tersebut dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan fungsi dan adaptasi terhadap lingkungan, tetapi karena sifatnya yang berulang-ulang kemudian dari bentuk fungsional tersebut berubah menjadi bentuk yang tradisional.
== galeri ==
<gallery>
Berkas:Rumah Adat Banjar Tipe Rumah Bubungan Tinggi Desa Tarangan Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan.jpg|Rumah Bubungan Tinggi di [[Tarangan, Paringin Selatan, Balangan|Tarangan]].
File:Rumah Bubungan Tinggi Desa Habirau Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.jpg|Rumah Bubungan Tinggi Desa [[Habirau, Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan|Habirau]]
File:Rivier-bij-Bandjermasin.jpg|Litografi Rumah Adat Banjar Tipe Rumah Bubungan Tinggi di Banjarmasin
File:Rivier bij Bandjermasin.jpg|Litografi Rumah Adat Banjar Tipe Rumah Bubungan Tinggi di Banjarmasin
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aankomst van de Gouverneur-Generaal van Nederlands-Oostindië mr. Dirk Fock aan Martapoera tijdens zijn rondreis door de Zuider- en Oosterafdeling van Borneo TMnr 60013455.jpg|Bangunan berbentuk Rumah Adat Banjar Tipe Rumah Bubungan Tinggi menyambut kedatangan Gouverneur-Generaal van Nederlands-Oostindië mr. [[Dirk Fock]] di
</gallery>
== Rujukan ==
{{reflist}}
# Imam Santoso, gambar konstruksi Type Rumah Banjar Bubungan Tinggi [[Baruh Kembang, Daha Utara, Hulu Sungai Selatan|Baruh Kambang]], [[Museum Lambung Mangkurat]] [[Banjarbaru]] [[Kalsel]], [[11 Februari]] [[1984]].
# Budiarti, gambar konstruksi Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi [[Habirau, Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan|Habirau]], [[Distrik Negara|Negara]], Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Kalimantan Selatan, Kanwil Depdikbud Kalsel, 03-09-1994.
== Pranala luar ==
* http://pariwisata.banjarkab.go.id/berita-194-rumah-adat-banjar-.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160818105322/http://pariwisata.banjarkab.go.id/berita-194-rumah-adat-banjar-.html |date=2016-08-18 }}
* http://travel.detik.com/read/2015/12/09/134800/3080800/1025/rumah-adat-suku-banjar-kalimantan-ada-juga-di-sumut
* http://www.archipost.com/desain-arsitektur/rumah-banjar-rumah-bubungan-tinggi
* http://www.melayuonline.com/ind/culture/dig/1990/rumah-bubungan-tinggi {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140407142318/http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1990/rumah-bubungan-tinggi |date=2014-04-07 }}
* http://www.panoramio.com/photo/50750296 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140103172732/http://www.panoramio.com/photo/50750296 |date=2014-01-03 }} Rumah Adat Bubungan Tinggi Desa [[Lawahan, Tapin Selatan, Tapin|Lawahan]]
* http://www.radarbanjarmasin.co.id/berita/detail/56091/mengunjungi-satu-satunya-cagar-budaya-rumah-banjar-di-bumi-sanggam.html
* http://www.bapustarda-kalsel.go.id/assets/galeriphoto/lightbox/BubunganTinggi.jpg{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
*https://www.mediasiana.com/2020/06/rumah-adat-kalimantan-selatan.html
* http://www.metro7.co.id/2012/10/rumah-adat-banjar-bubungan-rusak-parah.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305004045/http://www.metro7.co.id/2012/10/rumah-adat-banjar-bubungan-rusak-parah.html |date=2016-03-05 }}
* http://rumahnusa.blogspot.co.id/2012/08/rumah-tradisional-betawi.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160829013927/http://rumahnusa.blogspot.co.id/2012/08/rumah-tradisional-betawi.html |date=2016-08-29 }}
{{Rumah Banjar}}
|