Pasukan Rasyidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(154 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
|active= 632 - 661 M
|ideology= [[Jihad]]
|leaders= [[Khulafaur Rasyidin|Khalifah]] (''Amirul Mukminin'', PemimpimPemimpin Orang-orang Beriman )
|headquarters=[[Madinah]], [[Kufah]]
|area= [[Timur Tengah]], [[AfrikaLevant]], Utara[[Mesopotamia]], [[Armenia]], [[Azerbaijan]], [[Kaukasus]], [[Transoxiana]], [[Anatolia]], [[Baktria]], [[Persia]], [[Balokhistan]], [[Afrika Utara]], [[Mesir]], [[Fezzan]], [[Laut Mediterania]], [[semenanjungSemenanjung Iberia]], [[Andalusia]].
|color=Putih dan hijau
|strength=Kekuatan awal: 13.000<br />
Jumlah terbesar: 120.000
|partof= [[Kekhalifahan Rasyidin]]
|previous=
|allies=
|opponents= [[Arab]], [[Kekaisaran Sassaniyah|Kekaisaran Persia Sassaniyah]], [[Kekaisaran Bizantium|Kekaisaran Romawi Bizantium]], [[Ghassaniyah]], [[Lakhmid]], [[Bangsa Berber|Berber]], [[Khazar|Kekhanan Khazar]], [[Kerajaan Visigoth]], dan lain-lain.
|general=
|general=[[Khalid bin Walid]]<br>[[Amru bin Ash]]<br>[[Abu Abeida]]<br>[[Saad bin Abi Waqas]]<br>[[Yazid bin Abu Sufyan]]<br>[[Dirar bin Azores]]<br>[[Asim bin Umar]]<br>[[Abdullah bin Saad]]
}}
'''Pasukan Kekhalifahan Rasyidin''' atau ''' Pasukan Rasyidin''' ([[bahasa Arab]]: جيش الخلفاء الراشدين) adalah kesatuan militer utama dalam [[angkatan bersenjata]] [[Kekhalifahan Rasyidin]] selama [[penaklukan Muslim]] pada abad ke-7. Pasukan Rasyidin bertugas bersama Angkatan[[Armada Laut Rasyidin]]. Pasukan Rasyidin merupakan pasukan tempur yang memiliki tingkat kedisiplinan, keunggulan strategi, dan organisasi yang tinggi.<ref name=spread/>
 
Pada masanya, pasukan Rasyidin merupakan salah satu pasukan militer yang paling kuat dan efektif di dunia. Jumlah prajurit dalam pasukan Rasyidin pada awalnya berjumlah sekitar 13.000 tentara pada tahun 632, namun seiring berkembangnya [[kekhalifahan]], jumlah tentaranya pun secara berangsur-angsur bertambah menjadi 100.000 orang pada tahun 657.<ref name=Fratini>{{cite web|url=http://www.militaryhistoryonline.com/muslimwars/articles/yarmuk.aspx|title=The Battle Of Yarmuk, 636|last=Fratini|first=Dan|date=04-01-2006|publisher=Military History Online|archiveurl = |archivedate =|deadurl=no}}</ref> Pasukan Rasyidin dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu [[infanteri]] dan [[kavaleri ringan]]. Dua jenderal tersukestersukses yang pernah memimpin pasukan Rasyidin antara lain [[Khalid bin Walid]], yang [[Penaklukan Muslim di Persia|menaklukanmenaklukkan Mesopotamia Persia]] dan [[Penaklukan Muslim di Suriah|Suriah Romawi]], serta [[AmruAmr bin Ash]], yang [[Penaklukan Muslim di Mesir|menaklukanmenaklukkan Mesir Romawi]].
 
Siasat utama yang digunakan oleh pasukan Rasyidin adalah pengerahan infanteri dan pemanah untuk melakukan dan menjaga kontak dengan pasukan musuh sementara kavaleri ditahan dulu hingga musuh sudah sepenuhnya bergerak. Setelah seluruh pasukan musuh dikerahkan, pasukan cadangan musuh ditahan oleh pasukan infanteri dan pemanah, sedangkan kavaleri digunakan sebagai penjepit untuk menyerang musuh dari arah samping atau bahkan dari perkemahan musuh.
 
Rekonstruksi perlengkapan militer yang digunakan oleh pasukan Rasyidin cukup problematik. Jika dibandingkan dengan [[pasukan Romawi]] atau pasukan Muslim [[Abad Pertengahan]] pada masa selanjutnya, jangkauan representasi visualnya sangat kecil dan sering kali tidak tepat serta sulit diketahui asal waktunya. Hanya sedikit bukti fisik yang masih tersisa dan bahkan sebagian besarnya sulit diketahui asal waktunya.<ref name=K168/> Para prajurit Rasyidin diketahui menggunakan [[helm perang|helm]] [[besi]] dan [[perunggu]] bersegmen yang berasal dari [[Irak]] dan merupakan helm jenis [[Asia Tengah]].<ref name=K183/> Bentuk standar untuk [[Baju zirah|zirah]] perlindungan tubuh pasukan Rasyidin adalah [[zirah cincin]]. [[Hauberk]] dan [[perisai]] [[anyaman]] kayu yang besar digunakan sebagai perlindungan dalam pertempuran.<ref name=K168/> Para prajurit Rasyidin biasanya dipersenjatai dengan [[pedang]] yang digantungkan di [[baldrik]]. Mereka juga dilengkapi dengan [[tombak]] dan [[belati]].<ref name=Angus>Nicolle, ''Armies of the Muslim Conquest''</ref>
 
== Pasukan ==
Hanya orang [[Muslim]] yang boleh bergabung dengan pasukan Rasyidin sebagai tentara reguler. Pada [[Perang Riddah]] pada masa pemerintahan Kalifah [[Abu Bakar]], pasukan Rasyidin banyak berisi korps yang berasal dari [[Madinah]], [[Mekkah]] dan [[Ta'if]].<ref name=personal>{{cite web
Hanya orang [[Muslim]] yang boleh bergabung dengan pasukan Rasyidin sebagai tentara reguler. Pada [[Perang Riddah]] pada masa pemerintahan Kalifah [[Abu Bakar]], pasukan Rasyidin banyak berisi korps yang berasal dari [[Madinah]], [[Mekkah]] dan [[Ta'if]]. Di kemudian hari pada [[Penaklukan Islam di Persia|penaklukan Irak]] pada tahun 633, banyak korps [[Suku Badui (Arab)|badui]] yang direkrut ke dalam pasukan sebagai tentara reguler. Selama penaklukan Islam terhadap [[Kekaisaran Sassaniyah|Persia Sassaniyah]] tahun 633-636, sekitar 12.000 prajurit elit [[Bangsa Persia|Persia]] memeluk agama Islam dan kemudian bertugas pada invasi berskala penuh terhadap kekaisaran tersebut. Selama penaklukan Muslim terhadap [[Suriah Romawi]] pada tahun 633-638, sekitar 4,000 prajurit [[Kekaisaran Bizantium|Bizantium]] [[Bangsa Yunani|Yunani]] di bawah komandan [[Joakhim]] (kemudian berganti nama menjadi Abdullah Joakhim) memeluk agama Islam dan bertugas sebagai pasukan reguler dalam penaklukan di [[Anatolia]] dan [[Mesir]]. Selama penaklukan Mesir pada tahun 641-644, banyak [[Koptik|orang Kristen Koptik]] yang memeluk Islam direkrut ke dalam pasukan. Mereka ikut membantu penaklukan di daerah tersebut. Selama penaklukan [[Afrika Utara]], banyak [[Bangsa Berber|orang Berber]] yang memeluk Islam dan kemudian direkrut sebagai pasukan reguler. Mereka kemudian menjadi bagian terbesar dalam Pasukan Rasyidin, dan di kemudian hari juga menjadi bagian terbesar dalam pasukan Umayyah di Afrika.
| url = http://www-personal.umich.edu/~vika/TeachPort/islam00/esposito/chapt2.html
| title = The Muslim Community in History
| first = John L.
| last = Esposito
| author =
| authorlink =
| coauthors =
| date =
| month =
| year =
| work = Islam: The Straight Path
| publisher =
| location =
| page =
| pages =
| at =
| language =
| trans_title =
| format =
| doi =
| archiveurl =
| archivedate =
| accessdate = 21-02-2012
| quote =
| ref =
| separator =
| postscript =
}}</ref> Di kemudian hari pada [[Penaklukan Islam di Persia|penaklukan Irak]] pada tahun 633, banyak korps [[Suku Badui (Arab)|badui]] yang direkrut ke dalam pasukan sebagai tentara reguler. Selama penaklukan Islam terhadap [[Kekaisaran Sassaniyah|Persia Sassaniyah]] tahun 633-636, sekitar 12.000 prajurit elite [[Bangsa Persia|Persia]] memeluk agama Islam dan kemudian bertugas pada invasi berskala penuh terhadap kekaisaran tersebut.<ref name=word/> Selama penaklukan Muslim terhadap [[Suriah Romawi]] pada tahun 633-638, sekitar 4.000 prajurit [[Kekaisaran Bizantium|Bizantium]] [[Bangsa Yunani|Yunani]] di bawah komandan Joakhim (kemudian berganti nama menjadi Abdullah Joakhim) memeluk agama Islam dan bertugas sebagai pasukan reguler dalam penaklukan di [[Anatolia]] dan [[Mesir]]. Selama penaklukan Mesir pada tahun 641-644, banyak [[Koptik|orang Kristen Koptik]] yang memeluk Islam direkrut ke dalam pasukan. Mereka ikut membantu penaklukan di daerah tersebut. Selama penaklukan [[Afrika Utara]], banyak [[Bangsa Berber|orang Berber]] yang memeluk Islam dan kemudian direkrut sebagai pasukan reguler. Mereka kemudian menjadi bagian terbesar dalam Pasukan Rasyidin, dan di kemudian hari juga menjadi bagian terbesar dalam pasukan Umayyah di Afrika.<ref name=spread/>
 
=== Infantri ===
Pasukan Rasyidin sangat mengandalkan [[infantri]] mereka yang disebut ''[[Mubarizun]]''. Infantri ini merupakan bagian khusus dalam pasukan Muslim dan terdiri atas para prajurit elit. Tugas mereka adalah membunuh para prajurit penting dalam pasukan musuh dengan tujuah melemahkan semangat pasukan musuh. Para prajurit infantri biasanya melakukan gerakan maju dan mundur secara berulang, yang dikenal sebagai ''karr wa farr'', dan menggunakan [[pedang]] dan [[tombak]] yang dikombinasikan dengan tembakan [[panah]] untuk membuat musuh lemah dan kelelahan. Akan tetapi, mereka biasanya juga menyimpan tenaga mereka untuk melakukan serangan balik yang didukung oleh pasukan kavaleri, yang bertujuan mengepung dan mengelilingi pasukan musuh. Jika dalam keadaan bertahan, para penombak Muslim, yang membawa tombak sepanjang dua setengah meter, akan merapatkan barisan dan membentuk tembok pertahanan yang disebut ''Tabi'a''. Dari balik tembok pertahanan ini, para [[Panahan|pemanah]] menembakkan panah-panah mereka. Salah satu penggunaan formasi rapat ini yang terkenal adalah ketika pasukan infantri Rasyidin bertahan selama empat hari pertama pada [[Pertempuran Yarmuk]].<ref name=Fratini/>
<!--[[File:Mohammad Adil Rais-Muslim warrior during rashidun caliphate.PNG|thumb|right|200px|Ini adalah kemungkinan pakaian pasukan elit Rasyidin.]]-->
Pasukan Rasyidin sangat mengandalkan [[infantri]] mereka yang disebut ''[[Mubarizun]]''. Infantri ini merupakan bagian khusus dalam pasukan Muslim dan terdiri atas para prajurit elit. Tugas mereka adalah membunuh para prajurit penting dalam pasukan musuh dengan tujuah melemahkan semangat pasukan musuh. Para prajurit infantri biasanya melakukan gerakan maju dan mundur secara berulang, yang dikenal sebagai ''karr wa farr'', dan menggunakan [[pedang]] dan [[tombak]] yang dikombinasikan dengan tembakan [[panah]] untuk membuat musuh lemah dan kelelahan. Akan tetapi, mereka biasanya juga menyimpan tenaga mereka untuk melakukan serangan balik yang didukung oleh pasukan kavaleri, yang bertujuan mengepung dan mengelilingi pasukan musuh. Jika dalam keadaan bertahan, para penombak Muslim, yang membawa tombak sepanjang dua setengah meter, akan merapatkan barisan dan membentuk tembok pertahanan yang disebut ''Tabi'a''. Dari balik tembok pertahanan ini, para [[Panahan|pemanah]] menembakkan panah-panah mereka. Salah satu penggunaan formasi rapat ini yang terkenal adalah ketika pasukan infantri Rasyidin bertahan selama empat hari pertama pada [[Pertempuran Yarmuk]].<ref>[http://www.militaryhistoryonline.com/muslimwars/articles/yarmuk.aspx Military History Online<!-- Bot generated title -->]</ref>
 
=== Kavaleri ===
[[Berkas:Cavalry-Rashidun.jpg|250px|jmpl|Prajurit [[kavaleri]] Rasyidin dalam salah satu mod untuk [[permainan video]] ''[[Mount&Blade: Warband|Mount & Blade: Warband]]''.]]
{{see also|Pengawal berkuda}}
Kavaleri Rasyidin merupakan salah satu pasukan [[kavaleri ringan]] tersukes sepanjang sejarah. Mereka bersenjatakan [[Ganjur|tombak]], yang dapat mencapai panjang sekitar lima setengah meter, dan ditambah dengan pedang. Para penunggang kuda yang tergabung dalam pasukan ini membawa tiga jenis pedang, yaitu pedang pendek Arab, pedang panjang Arab, dan [[Skimitar]] panjang Arab. Pada awalnya, kavaleri digunakan sebagai pasukan cadangan, dengan peran utamanya adalah menyerang musuh ketika musuh sudah melemah oleh serangan pasukan infantri. Pasukan kavaleri akan melakukan pergerakan untuk mengepung dan mengelilingi musuh, bisa dari sayap maupun langsung dari arah tengah, kemungkinan menggunakan formasi berbentuk baji dalam serangannya. Beberapa contoh terbaik dalam penggunaan kavaleri Rasyidin adalah ketika dipimpin oleh [[Khalid bin Walid]] pada [[Pertempuran Walaja]] melawan Kekaisaran Persia Sassaniyah serta pada Pertempuran YarmoukYarmuk melawan Kekasiaran Bizantium. Pada kedua pertempuran tersebut, resimen kavaleri pada awalnya ditempatkan di belakang sayap dan tengah pasukan.
 
== Perlengkapan ==
Merekonstruksi perlengkapan militer pasukan Muslim awal cukup problematis. Dibandingkan dengan [[Angkatan darat Romawi|pasukan Romawi]] atau pasukan Muslim Abad Pertengahan pada masa selanjutnya, penggambaran visual untuk pasukan Rasyidin sangatlah sedikit, seringkalisering kali tidak tepat dan sulit diketahui asal waktunya. Secara fisik hanya sedikit bukti materi yang masih tersisa, dan bahkan sebagian besarnya sulit ditentukan asal waktunya.<ref>The Armies of the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State. Contributors: Hugh Kennedy - author. Publisher: Routledge. Place of Publication: London. Publication Year: 2001. Page Number:168<name=K168/ref> Sebagian besar perlengkapan militer Arab pra-Islam berasal dari [[Suriah]], [[Irak]], [[Armenia]], dan [[Yaman]]. Selama masa-masa awal penaklukan, para prajurit Muslim juga mengambil sejumlah banyak perlengkapan militer dari musuh.
 
[[Berkas:Mohammad Adil Rais-Muslim warrior during rashidun caliphate.PNG|jmpl|kiri|180px|Ini adalah kemungkinan perlengkapan pasukan elite Rasyidin. Untuk perlindungan, digunakan [[Helm perang|helm]] besi-perunggu, dan untuk [[zirah]]nya digunakan [[hauberk]] [[zirah cincin]], serta zirah kulit. Sementara [[baldrik]] dipakai sebagai tempat untuk menyimpan pedang.]]
=== Perlindungan ===
Pelindung kepala pasukan Rasyidin meliputi helm bersepuh, ada yang berbentuk bulat dan ada yang berbentuk runcing, mirip dengan helm perak Kekaisaran Sassaniyah. Helm yang berbentuk bulat, disebut juga ‘’Baidah’’ ("Telur"), adalah jenis helm standar Bizantium awal yang terdiri atas dua bagian. Sementara helm lancip merupakan helm dari daerah Asia Tengah yang disebut ‘’Tarikah’’. Pasukan Rasyidin memakai [[Zirah cincin|zirah cincin]] untuk melindungi wajah dan leher, bisa sebagai [[aventail]] dari helm atau sebagai [[koif]] zirah cincin seperti yang dipakai oleh pasukan Romawi-Bizantium sejak abad ke-5. Bagian wajah seringkalisering kali ditutup sebagian dengan menggunakan sebagian [[serban]], yang juga berguna untuk melindungi dari angin gurun yang kuat.
 
Pada awalnya, pasukan Rasyidin menggunakan [[Zirah sisik|zirah sisik kulit]] yang diperkuat atau [[zirah lamelarlamela]], yang kedua jenis itu diproduksi di [[Yaman]], Irak, dan di sepanjang [[Teluk Persia]]. Ketika pasukan Rasyidin mulai menaklukanmenaklukkan kekaisaran-kekaisaran tetangganya, mereka menjadi lebih suka menggunakan zirah cincin, yang biasanya diperoleh dengan cara mengambil dari musuh sebagai bagian dari [[Rampasan perang|harta rampasan]]. Baju zirah ini dikenal sebagai ''Dir'' dan terbuka sebagian di bawah dada. Supaya tidak karatan, baju zirah itu secara rutin dipoles dan disimpan dalam cairan campuran pasir dan minyak.<ref name=BBC>Yarmouk{{cite 636, Conquest of Syria by David Nicolle</ref>web
| url = http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/history/earlyrise_1.shtml
| title = Early rise of Islam (632-700)
| first =
| last =
| author =
| authorlink =
| coauthors =
| date =
| month =
| year = 03-09-2009
| work = BBC
| publisher =
| location =
| page =
| pages =
| at =
| language =
| trans_title =
| format =
| doi =
| archiveurl =
| archivedate =
| accessdate = 21-02-2012
| quote =
| ref =
| separator =
| postscript =
}}</ref> Baju zirah ini dikenal sebagai ''Dir'' dan terbuka sebagian di bawah dada. Supaya tidak karatan, baju zirah itu secara rutin dipoles dan disimpan dalam cairan campuran pasir dan minyak.<ref>Nicolle, ''Yarmouk 636, Conquest of Syria''</ref>
Prajurit infantri mengenakan lebih banyak baju zirah daripada prajurit berkuda.
Disebutkan juga bahwa ada prajurit yang mengenakan dua lapis baju zirah (dir’ayn), lapisan yang kedua biasanya lebhhlebih pendek dan seringkalisering kali dibuat dari kain atau kulit.
 
Sejumlah prajurit Rasyidin menggunakan [[perisai]] kayu atau perisai [[anyaman]], namun sebagian besar perisai yang digunakan terbuat dari kulit. Perisai jenis ini dibuat dari kulit [[unta]] atau [[sapi]] yang kemudian diminyaki, suatu praktik yang dilakukan sejak masa Yahudi.<ref name=K168>[http://www.questia.com/reader/action/gotoDocId/102802943 title<!--Kennedy, Bot''The generatedArmies titleof -->the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State'', hlm. 168.]</ref> Ketika pasukan Rasyidin menginvasi [[Levant]], mereka berhasil memperoleh perisai kulit [[gajah]] yang direbut dari pasukan Bizantium. Sejak itu, perisai kulit gajah banyak digunakan oleh para tentara Rasyidin.
 
=== Persenjataan ===
Untuk penyerangan, pasukan Rasyidin menggunakan senjata berupa tombak, pedang, dan panah. Tombak yang digunakan oleh pasukan Rasyidin merupakan tombak bergagang panjang yang dibuat secara lokal dari gelagah yang didapat di pesisir [[Teluk Persia]]. Tombak yang dibawa oleh pasukan infantri memiliki panjang sekitar dua setengah meter, sedangkan tombak untuk pasukan kavaleri dapat mencapai panjang sekitar lima setengah meter.
 
Pasukan Rasyidin dilengkapi dengan senjata tambahan berupa [[pedang]], yang dianggap sebagai senjata paling bergengsi oleh orang-orang Muslim awal. Pedang yang digunakan biasanya adalah pedang pendek infantri, mirip dengan pedang [[gladius]] dari [[Romawi kuno|Romawi]]. Pedang pasukan Rasyidin yang berkualitas tinggtinggi dibuat di Yaman dari besi ''[[wootz]]'' asal [[India]].<ref>Augus Mcbride<name=Angus/ref> Selain pedang tersebut, disebutkan juga bahwa ada prajurit Rasyidin yang membawa pedang India. Pedang yang lebih inferior dibuat di seluruh Arab. Baik pedang Arab maupun pedang panjang Sassaniyah digunakan oleh pasukan Rasyidin, namun sebagian besar pedang yang digunakan adalah [[skimitar]] (sejenis pedang dengan bilah melengkung). Seringkali para prajurit berkuda dan infantri digambarkan memiliki dua buah pedang, yaitu pedang pendek Arab dan pedang panjang Sassaniyah. PasukanPara Sassaniyahprajurit Rasyidin menyimpan menyimpan semua pedang mereka dalam [[baldrik]]. Senjata personal lainnya selain pedang adalah pisau belati di garis pertahanan terakhir.
 
Busur panah yang digunakan oleh pasukan Rasyidin dibuat secara lokal di berbagai tempat di Arab, dan yang paling terkenal adalah busur dari Hijaz. Busur panah dibuat dari satu atau dua potong kayu yang digabungkan menjadi satu. Panjangaya sekitar dua meter ketika tidak diikat, mirip dengan [[busur panjang Inggris]]. Jangkauan guna maksimal untuk busur Arab tradisional adalah sekitar 150 meter. Para pemanah Muslim awal merupakan pemanah infantri yang terbukti sangat efektif melawan pasukan kavaleri musuh.
 
Ketika melakukan operasi pengepungan, pasukan Rasyidin mengerahkan sejumlah besar [[katapel tempur]]. Di bawah pimpinan [[Kalifah]] [[Umar bin Khattab]], suatu menara kepung yang dsiebutdisebut [[Menara kepung|Dababah]] juga digunakan. Menara kepung ini dibuat dari kayu, bergerak dengan menggunakan roda, dan terdiri atas beberapa tingkat. Untuk menerobos dinding pertahanan, pasukan Rasyidin menggunakan [[pelantak tubruk]]. Para tentara Rasyidin membawa pelantak tubruk ke bagian depan dinding pertahanan yang sedang dikepung, lalu dinding pertahanan tersebut akan berusaha dihancurkan dengan alat ini. Ketika usaha ini sedang dilakukan, para pemanah Rasyidin bertugas untuk menembakkan panah ke arah musuh dengan tujuan melindungi pelantak tubruk dan para tentara yang memdorongnyamendorongnya.<ref name=K183>[http://www.questia.com/reader/action/gotoDocId/102802958 title<!--Kennedy, Bot''The generatedArmies titleof -->the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State'', hlm. 183.]</ref>
 
== Organisasi ==
Pada rahun 637, dilakukan suatu reformasi dalam organisasi pasukan Muslim. Ketika itu [[Khalifah]] [[Umar bin Khattab]] menetapkan pasukan militer sebagai departemen negara. Dia adalah penguasa Muslim pertama yang melakukannya. Awalnya, kebijakan dimulai dengan [[suku Quraisy]] dan [[Anshar|kaum Anshar]], lalu sistem ini diperluas sampai ke seluruh Jazirah Arab serta kemudian mencakup orang-orang Muslim di daerah-daerah yang tekahtelah ditaklukanditaklukkan. Dibuat pula suatu sistem untuk mendaftar siapa saja pria dewasa yang dapat dipanggil untuk berperang, selain itu sistem dan skala pemberian gaji juga diperbaiki. Semua pria dewasa dapat masuk dalam pasukan tempur. Mereka dibagi menjadi dua kategori, yaitu mereka yang memang tergabung dalam pasukan tempur reguler, dan mereka yang tidak tergabung sebagai prajurit reguler namun dapat dipanggil masuk ke dalam pasukan jika dubutuhkan.
 
[[Berkas:Muslim soldiers.jpg|200px|ka|jmpl|Ilustrasi beberapa satuan prajurit Muslim.]]
Gaji dibayarkan pada awal bulan [[Muharram]], sedangkan [[tunjangan]] diberikan pada musim panen. Pasukan Rasyidin biasanya diberikan gaji berupa uang. Berlawanan dengan negara-negara di [[Eropa]] pasca-Romawi, pemberitan tanah, atau hak untuk mengumpulkan pajak secara langsung dari pembayar, tidak dianggap begitu penting. Konsekuensi penting dari hal ini adalah bahwa pasukan secara langsung bergantung pada negara untuk memperoleh nafkah, yang berarti bahwa militer harus mengendalikan peralatan negara.<ref>The Armies of the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State. Contributors: [[Hugh N. Kennedy|Hugh Kennedy]] - author. Publisher: Routledge. Place of Publication: London. Publication Year: 2001. Page Number:59</ref> Promosi dalam pasukan dilakukan berdasarkan lama masa tugas atau jasa yang istimewa. Perwira dipilih berdasarkan penunjukkan dan bukan merupakan suatu tingkat jabatan. Perwira ditugaskan untuk memimpin suatu pertempuran atau kampanye militer. Setelah operasi militer selesai, seorang perwira bisa saja dikembalikan ke pangkatnya yang sebelumnya.
Gaji dibayarkan pada awal bulan [[Muharram]], sedangkan [[tunjangan]] diberikan pada musim panen. Pasukan Rasyidin biasanya diberikan gaji berupa uang. Berlawanan dengan negara-negara di [[Eropa]] pasca-Romawi, pemberian tanah, atau hak untuk mengumpulkan pajak secara langsung dari pembayar, tidak dianggap begitu penting. Konsekuensi penting dari hal ini adalah bahwa pasukan secara langsung bergantung pada negara untuk memperoleh nafkah, yang berarti bahwa militer harus mengendalikan peralatan negara.<ref name=K59>Kennedy, ''The Armies of the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State'', hlm. 59.</ref> Promosi dalam pasukan dilakukan berdasarkan lama masa tugas atau jasa yang istimewa. Perwira dipilih berdasarkan penunjukkan dan bukan merupakan suatu tingkat jabatan. Perwira ditugaskan untuk memimpin suatu pertempuran atau kampanye militer. Setelah operasi militer selesai, seorang perwira bisa saja dikembalikan ke pangkatnya yang sebelumnya.
 
Izin cuti diberikan kepada pasukan secara berkala. Pasukan yang ditempatkan di daerah yang jauh boleh mengambil cuti setelah bertugas selama empat bulan. Tiap korps pasukan ditemani oleh seorang petugas perbendaharaan, [[akuntan]], [[kadi]], dan sejumlah [[penerjemah]] selain juga beberapa orang [[dokter]] dan [[ahli bedah]]. Ekspedisi dilakukan berdasarkan keadaan wilayah dan musim. Ekspedisi di negara yang dingin dilakukan pada musim panas, dan ekspedisi di negara yang panas dilakukan pada musim dingin. Pada musim semi, pasukan biasanya dikirim ke daerah yang memiliki iklim yang menyegarkan serta padang rumput yang bagus. Berdasarkan perintah, setiap prajurit diharuskan untuk membawa serta beberapa benda untuk keperluan pribadi. Benda-benda ini meliputi [[Jarum jahit|jarum]], [[kapas]], [[benang]], [[gunting]], dan kantung makanan. Khalifah Umar bin Khattab memberikan penekanan khusus kepara para prajuritnya bahwa mereka harus menguasai tiga keahlian, yaitu [[berkuda]], [[Panahan|memanah]], dan [[berenang]].
 
=== Pembagian ===
Pasukan Rasyidin diorganisir berdasarkan [[sistem desimal]].<ref>Al-Tabari, ''The History of al-Tabari: Vol. 3: The Children of Israel'', phlm. 8</ref> Dalam pertempuran, pasukan dibagi menjadi beberapa bagian atau seksi, yaitu:
# '''Qalb (قلب)''' atau Tengah
# '''Maimanah (ميمنه)''' atau [[Sayap kanan]]
# '''Maisarah (ميسرة)''' atau [[Sayap kiri]]
Tiap bagian dipimpin oleh seorang komandan dan masing-masing bagian saling terpisah sejauh kira-kira 150 meter. Setiap unitsatuan suku memiliki pemimpin tersendiri yang disebut '''Arif'''. Dalam unitsatuan semacam ini ada komandan untuk 10 prajurit, 100 prajurit, dan 1000 prajurit. UnitSatuan yang terdiri atas 1000 prajurit menjadi satu [[resimen]]. Pengelompokkan resimen untuk membentuk pasukan yang lebih besar cukup fleksibel, dan beragam tergantung pada keadaannya. Para Arif juga dikelmpokkan di bawah seorang komandan yang disebut '''Amir-ul-Ashar'''. Para Amir-ul-Ashar bertugas di bawah perintah seorang komandan seksi, yang juga berada di bawah komando panglima, yang disebut '''Amir-ul-jaish'''.
 
Komponen pasukan lainnya antara lain:
# '''Rijal (الرجال)''' atau [[Infantri]]
# '''Forsan (فرسان)''' atau [[Kavaleri]]
Baris 77 ⟶ 139:
 
=== Pusat militer ===
Pusat militer yang dikenal sebagai '''jund (جند)''' pertama kali didirikan oleh Khalifah Umar Bin Khattab untuk tujuan administrasi pasukan. Pusat militer ini didirikan di antaranya di [[Madinah]], [[Kufah]], [[Basrah]], [[Mosul]], [[Fustat]], [[Damaskus]], [[Yordania]] dan [[Palestina]]. Di pusat militer, dibangun [[barak]] untuk tempat bermukim bagi para prajurit. Di pusat militer juga dibangun [[kandang kuda]] besar untuk menyimpan sekitar empat ributribu ekor [[kuda]] yang terlengkapi penuh dan selalu dipersiapkan bahkan jika ada kebutuhan yang mendadak. Pasukan bantuan dikirimkan dari ''jund'' ini untuk menyokong pasukan utama. Semua catatan yang berkenaan dengan pasukan disimpan di tempat ini. Selain itu, pusat militer juga digunakan untuk menyimpan perbekalan makanan dari [[komisariat]], dan dari tempat inilah suplai makanan dikirim ke berbagai tempat.
 
Selain pusat militer, [[kantonmen]] juga didirikan di kota-kota besar dan tempat-tempat yang sangat strategosstrategis. Dalam mendirikan kantonmen dan membangun barak, keadaan iklim dan sanitasi di daerah yang bersangkutan amat diperhitungkan. Peraturan khusus dibuat berkenaan dengan jalanan di kantonmen, dan Khalifah Umar Bin Khattab mengeluarkan instruksi yang isinya adalah ketentuan mengenai lebar jalan di kantonmen.
 
== Pergerakan ==
Ketika pasukan Rasyidin melakukan perjalanan, mereka selalu berhenti dulu pada hari Jum'at. Dalam bergerak, perjalanan pada siang hari tidak boleh terlalu lama supaya tidak terlalu membuat pasukan kelelahan. Jalur perjalanan dipilih berdasarkan ketersediaan sumber air dan kebutuhan lainnya. Salah satu ciri penting dari pasukan Rasyidin adalah bahwa mereka merupakan pasukan yang tidak bergantung pada jalur [[komunikasi]]. Di belakang mereka tidak terbentang jalur suplai, karena mereka tidak memiliki basis logistik. Pasukan ini tidak dapat diputus dari suplainya, karena memang tidak memiliki depot suplai. Di bawah Departemen Pasukan, ada [[Departementalisasi|Departemen]] [[Komisariat]] tersendiri. Seluruh perbekalan makanan dikumpulkan di satu tempat dan dibawa bersama pasukan.
 
Pasukan Rasyidin tidak membutuhkan jalan khusus ketika melakukan perjalanan, karena mereka tidak menggunakan [[Kereta|gerobak]], dan segala barang-barang dibawa dengan menggunakan [[unta]]. Dengan demikian, pasukan Rasyidin dapat pergi ke manapun dan melintasi jenis [[medan (topografi)|medan]] apapun asalkan ada jalur yang dapat dilalui oleh manusia dan hewan. Ini memberikan pasukan Rasyidin keunggulan yang sangat penting atas pasukan Bizantium dan Persia dalam hal mobilitas dan kecepatan.<ref name=HW>{{cite web
| url = http://www.historyworld.net/wrldhis/PlainTextHistories.asp?groupid=135&HistoryID=aa18&gtrack=pthc
| title = HISTORY OF THE CALIPHS
| first = Bamber
| last = Gascoigne
| author =
| authorlink =
| coauthors =
| date =
| month =
| year =
| work = Historyworld
| publisher =
| location =
| page =
| pages =
| at =
| language =
| trans_title =
| format =
| doi =
| archiveurl =
| archivedate =
| accessdate = 21-02-2012
| quote =
| ref =
| separator =
| postscript =
}}</ref>
 
[[Berkas:Muslim Conquest.PNG|250px|kiri|jmpl|Peta penaklukan [[Muhammad]] (garis hijau) dan [[Khulafaur Rasyidin|Rasyidin]] (garis hitam).]]
Dalam melakukan pergerakan, pasukan Rasyidin berarak seperti rombongan [[kafilah]] dan memberikan kesan bagaikan gerombolan yang tak tertembus; dari sudut pandag keamanan militer, ini pada hakekatnya tidak dapat diserang dengan mudah. Rombongan pasukan dipimpin di bagian depan oleh pasukan pengawal yang terdiri atas satu atau lebih [[resimen]]. Kemudian di belakangnya ada rombongan inti pasukan, dan mereka diikuti oleh perempuan, anak-anak, serta barang perbekalan yang diangkut menggunakan unta. Bagian ujung belakang rombongan dijaga oleh pasukan pengawal lainnya. Pada perjalanan yang panjang, [[kuda]]-kuda dikerahkan untuk memimpin di depan; namun jika ada ancaman bahaya sergapan oleh musuh dalam perjalanan, kuda-kuda tersebut akan ditunggangi, dan pasukan [[kavaleri]] tersebut dengan demikian akan bertugas sebagai pengawal depan atau bisa juga menjadi [[pengawal belakang]] atau bahkan bisa diposisikan lebih melebar ke samping di bagian [[Manuver sayap|sayap]], semua tergantung pada arah dari mana kira-kira bahaya terbesar mengancam. Jika dibutuhkan, keseluruhan pasukan dapat menghilang dalam waktu sekitar satu jam dan mengamankan diri di daerah yang jauh yang medannya tidak dapat dijangkau oleh pasukan besar lainnya.
 
Ketika melakukan pergerakan, pasukan Rasyidin dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* '''Muqaddimah (مقدمة)''' atau Garda depan
* '''Qalb (قلب)''' atau Tengah
* '''Al-khalf (الخلف)''' atau Belakang
* '''Al-mou'akhira (المؤخرة)''' atau [[Pengawal belakang|Garda Belakang]]
Dalam perjalanan, sebagian besar orang menunggangi unta, dan yang lainnya menunggangi kuda. Ini membuat pergerakan mereka menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan musuh-musuhnya, yaitu pasukan Bizantium dan Persia.
 
== Intelijen dan spionaseStrategi ==
Strategi dasar dalam pasukan Muslim awal untuk menaklukkan musuh-musuhnya adalah dengan cara memanfaatkan segala kelemahan dan kekurangan yang dimiliki oleh lawannya dengan tujuan memperoleh kemenangan dengan mengurangi kerugian sampai seminimal mungkin. Ini karena dalam hal kualitas dan kekuatan, pasukan Rasyidin pada awalnya masih berada di bawah [[Pasukan Sassaniyah|pasukan Persia Sassaniyah]] maupun [[pasukan Bizantium]].<ref name=word>{{cite web|url = http://www.worldology.com/Iraq/arab_muslim_caliphate.htm|title = Arab Muslim Caliphate (633 - 930)|first = |last = |author = |authorlink = |coauthors = |date = |month = |year = |work = Worldology|publisher = |location = |page = |pages = |at = |language = |trans_title = |format = |doi = |archiveurl = https://web.archive.org/web/20170106030759/http://www.worldology.com/Iraq/arab_muslim_caliphate.htm|archivedate = 2017-01-06|accessdate = 21-02-2012|quote = |ref = |separator = |postscript = |dead-url = yes}}</ref> [[Khalid bin Walid]], jenderal Muslim pertama dalam [[Kekhalifahan Rasyidin]] yang menaklukkan daerah asing, selama kampanye militernya melawan [[Kekaisaran Sassaniyah|Kekaisaran Persia Sassaniyah]] (''Irak 633–634'') dan [[Kekaisaran Bizantium]] (''Suriah 634–638'') mengembangkan siasat brilian yang dia gunakan secara efektif baik dalam melawan pasukan Sassaniyah maupun pasukan Bizantium. Kelemahan utama pasukan Sassaniyah dan Bizantium adalah bahwa mereka kurang dalam hal mobilitas.<ref name="I. Akram 1970">Akram, ''The Sword of Allah: Khalid bin al-Waleed, His Life and Campaigns''.</ref> Khalid bin Walid memutuskan untuk menggunakan mobilitas pasukan Rasyidin untuk memanfaatkan kelemahan dalam pasukan Sassaniyah dan pasukan Bizantium. Meskipun hanya sebagian satuan dalam pasukan Rasyidin yang merupakan pasukan [[kavaleri]] murni, namun keseluruhan pasukan menggunakan [[unta]] ketika melakukan pergerakan. Khalid bin Walid, dan para jenderal Muslim setelahnya, juga berhasil memanfaatkan para prajurit Muslim yang memiliki kemampuan bertarung dan bertempur dengan kualitas yang sangat baik, ini terutama karena sebagian besar prajurit dalam pasukan Rasyidin merupakan [[Suku Badui (Arab)|suku Badui]] yang ahli dalam menggunakan pedang ataupun senjata lainnya.
Unit mata-mata merupakan departemen yang paling berkembang dalam pasukan. Unit ini terbukti memberikan banyak kontribusi selama kampanye pasukan Rasyidin. Unit [[spionase]] ('''جاسوسية''') dan [[Mata-mata|intelijen]] pertama kali diorganisir oleh jenderal Muslim yang brilian, [[Khalid ibn Walid]], ketika melaksanakan [[Penaklukan Islam di Persia|kampanye penaklukan di Irak]].<ref>Ibn Kathir, Al-Bidayah wan-Nihayah, Dar Abi Hayyan, [[Cairo]], 1st ed. 1416/1996, Vol. 6 P. 425.</ref> Di kemudian hari, ketika dia dipindahkan ke front [[Suriah]], dia kembali mengorganisir departemen spionase di sana;<ref>al-Waqdi ''Fatuh-al-sham'' page 61</ref> Seiring waktu, unit spionase ini menjadi bagian penting dalam pasukan dan menjadi satu departemen terpisah yang bertugas mencari informasi mengenai pergerakan dan kegiatan musuh. Unit ini terdiri atas penduduk lokal di daerah-daerah yang telah ditaklukan. Mereka sangat terorganisir dan imbalan diberikan sesuai hasil kerja para mata-mata itu. Para anggota unit spionase juga ada yang ditempatkan bersama tiap unit lainnya dalam pasukan Rasyidin. Mereka bertugas mengamati pasukan dan memberikan laporan kepada khalifah mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan pasukan Rasyidin.
 
[[Berkas:Khaled Ebn El-Walid Mosque3.jpg|200px|ka|jmpl|Makam [[Khalid bin Walid]] di [[Homs]], [[Suriah]]. Khalid bin Walid merupakan jenderal tersukes yang pernah memimpin pasukan Rasyidin.]]
Pasukan [[kavaleri ringan]] Muslim pada masa-masa akhir [[penaklukan Muslim di Suriah|penaklukan Islam di Levant]] menjadi bagian paling kuat dalam pasukan Rasyidin. Penggunaan terbaik dari kavaleri bergerak cepat yang berzirah ringan ini terjadi pada [[Pertempuran Yarmuk]] (636 M) yang ketika itu Khalid bin Walid, yang mengetahui kegunaan dan kemampuan kavalerinya, mengerahkan pasukan kavaleri itu untuk memutarbalikkan keadaan pada setiap kondisi kritis dalam pertempuran. Ini dapat dilakukan karena pasukan kavaleri Rasyidin memiliki kemampuan untuk mundur dan maju dan memutar balik dan menyerang lagi dari sayap ataupun dari belakang, dan semua manuver itu dapat dilakukan dengan cepat. Resimen kavaleri yang kuat dibentuk oleh Khalid bin Walid yang meliputi para veteran dalam [[Penaklukan Islam di Persia|kampanye Irak]] dan [[Penaklukan Muslim di Suriah|Suriah]]. Para sejarawan Muslim awal menamainya '''mutaharrik tulaiha''' ( متحرك طليعة ), atau ''pengawal berkuda''. Satuan ini dikerahkan sebagai garda terdepan dan berperang sebagai suatu pasukan penyerang yang kuat untuk memukul mundur pasukan musuh. Satuan ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi sehingga memperoleh keunggulan ketika bermanuver melawan pasukan musuh, misalnya pasukan Bizantium. Dengan pasukan penyerang berkuda ini, pasukan Rasyidin berhasil menaklukkan Suriah dengan cukup mudah.<ref name=BBC/><ref>Muir, ''Annals of the Early Caliphate''.</ref>
 
Strategi terkenal lainnya yang dikembangkan oleh Khalid bin Walid, dan kemudian diikuti oleh para jenderal lainnya, yaitu bahwa pasukan Rasyidin tidak boleh bergerak terlalu jauh dari gurun ketika ada pasukan musuh dalam jarak serang dari bagian belakangnya. Gagasannya adalah untuk melakukan pertempuran di dekat gurun, dengan jalur kabur yang aman jika seandainya pasukan Rasyidin dikalahkan.<ref>Al-Tabari, ''The History of al-Tabari Vol. 2: Prophets and Patriarchs'', hlm. 560.</ref> Daerah [[gurun]] bagi pasukan Rasyidin merupakan suatu daerah yang sangat aman karena pasukan Sassaniyah ataupun pasukan Bizantium tidak akan terlalu berani menjelajahi gurun. Selain itu, di gurun, pasukan Rasyidin, yang menggunakan unta, dapat bergerak dengan mudah, cepat, dan bebas ke tujuan manapun yang mereka inginkan. Menggunakan strategi yang sama selama penaklukan Irak dan Suriah, Khalid Bin Walid tidak mengerahkan pasukannya terlalu jauh ke Irak maupun Suriah sampai pasukan musuh tak lagi memiliki kemampuan untuk mengancam jalur pasukan Rasyidin menuju gurun. Alasan lainnya kenapa pasukan Rasyidin selalu berusaha memiliki jalur menuju gurun adalah karena itu memudahkan komunikasi dan pengerahan pasukan bantuan.
 
Setelah Kekaisaran Bizantium menjadi lemah dan Kekaisaran Sassaniyah telah benar-benar dihancurkan, para jenderal Muslim pada masa selanjutnya bebas untuk menggunakan strategi dan siasat apapun untuk mengalahkan pasukan musuh lainnya tapi biasanya mereka tetap saja memanfaatkan keunggulan mobilitas pasukan Rasyidin untuk mencegah konstentrasi pasukan musuh dalam jumlah besar.<ref name="I. Akram 1970"/>
 
Sebelum kampanye militer dilakukan, Khalifah [[Abu Bakar]] biasanya memberikan informasi dan instruksi kepada para jenderalnya, terutama mengenai misi mereka, daerah geografis tempat misi akan dilakukan, serta sumber daya yang tersedia untuk tujuan tersebut. Setelah itu Abu Bakar akan memberikan kebebasan kepada para jenderalnya untuk menyelesaikan misi mereka dengan cara apapun yang mereka inginkan. Akan tetapi, Khalifah [[Umar bin Khattab]] pada masa-masa akhir kekhalifahannya biasanya mengarahkan para jenderalnya mengenai di mana mereka akan bertahan dan kapan mereka harus bergerak menuju sasaran mereka serta siapa saja yang akan memimpin sayap kanan dan sayap kiri pasukan dalam pertempuran-pertempuran tertentu. Ini menjadikan proses penaklukan menjadi lebih lambat namun membuat kampanye militer menjadi lebih terorganisir. Sementara Khalifah [[Utsman bin Affan]] menggunakan metode yang sama seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar. Dia memberikan misi kepada para jenderalnya kemudian memberi kebebasan kepada mereka mengenai bagaimana mereka akan melakukannya. Khalifah [[Ali bin Abi Thalib]] juga mengikuti metode tersebut.<ref name=personal/>
 
=== Intelijen dan spionase ===
Satuan mata-mata merupakan departemen yang paling berkembang dalam pasukan. Satuan ini terbukti memberikan banyak kontribusi selama kampanye pasukan Rasyidin. Satuan [[spionase]] ('''جاسوسية''') dan [[Mata-mata|intelijen]] pertama kali diorganisir oleh jenderal Muslim yang brilian, [[Khalid ibn Walid]], ketika melaksanakan [[Penaklukan Islam di Persia|kampanye penaklukan di Irak]].<ref>Ibnu Katsir, ''[[Al-Bidayah wan-Nihayah]]'', hlm. 425.</ref> Di kemudian hari, ketika dia dipindahkan ke front [[Suriah]], dia kembali mengorganisir departemen spionase di sana;<ref>Al-Waqidi, ''Fatuh Al-Sham'', hlm. 61.</ref> Seiring waktu, satuan spionase ini menjadi bagian penting dalam pasukan dan menjadi satu departemen terpisah yang bertugas mencari informasi mengenai pergerakan dan kegiatan musuh. Satuan ini terdiri atas penduduk lokal di daerah-daerah yang telah ditaklukkan. Mereka sangat terorganisasi dan imbalan diberikan sesuai hasil kerja para mata-mata itu. Para anggota satuan spionase juga ada yang ditempatkan bersama tiap satuan lainnya dalam pasukan Rasyidin. Mereka bertugas mengamati pasukan dan memberikan laporan kepada khalifah mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan pasukan Rasyidin.
 
== Aturan dan etika ==
{{main|Peraturan perang Islam}}
Prinsip utama dalam [[Al Qur'an]] yang berkenaan dengan pertempuran adalah bahwa komunitas lainnya harus diperlakukan seperti halnya komunitas sendiri. Pertempuran dibenarkan untuk [[pertahanan diri]],<ref name=spread>{{cite web
| url = http://history-world.org/islam4.htm
| title = Islam From The Beginning To 1300
| first =
| last =
| author =
| authorlink =
| coauthors =
| date =
| month =
| year =
| work = World History Project
| publisher =
| location =
| page =
| pages =
| at =
| language =
| trans_title =
| format =
| doi =
| archiveurl = https://web.archive.org/web/20140822165038/http://history-world.org/islam4.htm
| archivedate = 2014-08-22
| accessdate = 21-02-2012
| quote =
| ref =
| separator =
| postscript =
| dead-url = yes
}}</ref> untuk menolong Muslim lainnya dan jika musuh melakukan pelanggaran terhadap suatu kesepakatan. Pertempuran harus dihentikan jika alasan atau keadaan yang membenarkan pertempuran sudah tak ada lagi.<ref name="Crone">Crone, ''Encyclopedia of the Qur'an'', hlm. 456.</ref><ref>Ishay, ''The History of Human Rights: From Ancient Times to the Globalization Era'', hlm. 45.</ref><ref name="Boundries_Princeton">Miller, ''Boundaries and Justice: Diverse Ethical Perspectives'', hlm. 197</ref><ref>Johnston, ''Faith-Based Diplomacy: Trumping Realpolitik'', hlm. 48</ref> Selama hidupnya, [[Muhammad]] memberikan berbagai perintah kepada pasukannya dan mengadopsi praktik [[Hukum perang|peraturan perang]]. Peraturan-peraturan yang paling penting dirangkum oleh [[sahabat Nabi]], [[Abu Bakar]], dalam bentuk sepuluh peraturan bagi Pasukan Rasyidin.<ref>Zuhur, ''Islamic Rulings on Warfare'', hlm. 22.</ref> Peraturan tersebut adalah sebagai berikut:<ref>{{cite web
| url = http://www.islamicweb.com/history/bio_caliphs.htm
| title = The Rightly-Guided Caliphs
| first =
| last =
| author =
| authorlink =
| coauthors =
| date =
| month =
| year =
| work = Islamic Web
| publisher =
| location =
| page =
| pages =
| at =
| language =
| trans_title =
| format =
| doi =
| archiveurl =
| archivedate =
| accessdate = 21-02-2012
| quote =
| ref =
| separator =
| postscript =
}}</ref>
{{cquote|Dengarkan, wahai orang-orang, karena aku akan memberitahukan kepadamu sepuluh peraturan untuk membimbingmu dalam medan perang. Jangan melakukan pengkhianatan dan jangan menyimpang dari jalan yang benar. Kalian tidak boleh memutilasi mayat musuh. Jangan membunuh anak-anak, ataupun perempuan, ataupun orang tua. Jangan merusak pepohonan, dan jangan pula membakarnya, terutama pepohonan yang subur. Jangan membunuh hewan ternak musuh, kecuali untuk dijadikan makanan. Kalian harus mengampuni orang-orang yang mengabdikan diri mereka untuk urusan keagamaan; jangan ganggu mereka.}}
 
Peraturan ini dihormati oleh Khalifah kedua, [[Umar bin Khattab]], yang pada masa pemerintahannya (634–644) terjadi banyak [[penaklukan Muslim]] yang penting.<ref name=word/><ref name=BBC/><ref name=HW/><ref>Nadvi, ''Le Saint Coran '', hlm. 519</ref> Lebih jauh lagi, pada [[Pertempuran Shiffin]], Khalifah [[Ali bin Abi Thalib]] menyatakan bahwa Islam tidak mengizinkan Muslim untuk menghentikan pasokan air musuh.<ref>Bearman, ''Encyclopaedia of Islam'', hlm. 204</ref> Selain peraturan oleh para [[Khalifah]] [[Kekhalifahan Rasyidin|Rasyidin]], [[hadits]] dari Muhammad sendiri menunjukkan bahwa dia menyatakan hal berikut berkenaan dengan [[penaklukan Muslim di Mesir]]:<ref>Daly, ''Egyptology: The Missing Millennium: Ancient Egypt in Medieval Arabic Writings'', hlm. 18.</ref>
 
{{quote|"Kamu akan memasuki [[Mesir]] suatu tanah di mana ''qirat'' (satuan uang) digunakan. bersikap baiklah karena mereka memiliki hubungan kedekatan dan pernikahan dengan kita."}}
 
{{quote|"Ketika kamu memasuki Mesir setelah kematianku, rekrutlah banyak prajurit dari kalangan [[Bangsa Mesir|orang Mesir]] karena mereka adalah prajurit terbaik di bumi, karena mereka dan istri-istri mereka secara permanen bertugas hingga [[Yaumul Qiyamah|Hari Kiamat]]."}}
 
{{quote|"Bersikap baiklah kepada [[Koptik|orang Koptik]] di Mesir; kamu akan menaklukkan mereka, tapi mereka akan menjadi pertolongan dan bantuan bagimu."}}
 
{{quote|"Bersikaplah benar kepada [[Allah]] tentang orang Koptik."}}
 
== Kekuatan ==
Baris 103 ⟶ 278:
!Tahun !! Jumlah prajurit
|-
| 632 || 13,.000
|-
| 633 || 18,.000
|-
| 634 || 41,.000
|-
| 635 || 37,.000
|-
| 636 || 70,.000
|-
| 640 || 74,.000
|-
| 648 || 80,.000
|-
| 652 || 120,.000
|-
| 657 || 100,.000
|-
| 661 || 80,.000
|}
 
== Jenderal ==
{{div col|2}}
*[[Khalid bin Walid]]
*[[Amr bin Ash]]
*[[Abu Ubaidah bin al-Jarrah]]
*[[Sa'ad bin Abi Waqqas]]
*[[Yazid bin Abi Sufyan]]
*[[Syurahbil bin Hasanah]]
*[[Al-Qa'qa' bin Amr at-Tamimi]]
*[[Dhirar bin Al-Azwar]]
*[[Abdullah bin Sa'ad]]
*[[Al-Mutsanna bin Haritsah]]
{{div col end}}
 
== Lihat pula ==
{{div col|2}}
* [[Pengawal berkuda]]
* [[Kekhalifahan Rasyidin]]
* [[Penaklukan Islam]]
* [[Keruntuhan Sassaniyah]]
* [[Perang Arab–Khazar]]
* [[Peperangan Romawi Timur-Arab]]
* [[Penaklukan Islam di Suriah]]
* [[Penaklukan Mesir oleh Muslim]]
* [[Penaklukan Persia oleh Muslim]]
* [[Penaklukan Afganistan oleh Islam]]
* [[Penaklukan Armenia oleh Arab]]
* [[Penaklukan India oleh Muslim]]
* [[Penaklukan Maghreb oleh Muslim]]
{{div col end}}
 
== Catatan kaki ==
{{reflist|2}}
 
== Referensi ==
[[Kategori:Kekhalifahan Rasyidin|Pasukan]]
* {{cite book
[[Kategori:Unit dan formasi militer Abad Pertengahan]]
|last = Nicolle
[[Kategori:Pasukan Medieval]]
|first = David
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = Armies of the Muslim Conquest
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url = https://archive.org/details/armiesofmuslimco0000nico
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 1993
|month =
|publisher = Osprey Publishing
|location = Oxford
|language =
|id = ISBN 978-1-85532-279-0
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Kennedy
|first = Hugh
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = The Armies of the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url = https://archive.org/details/armiesofcaliphsm0000kenn
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2001
|month =
|publisher = Routledge
|location = London
|language =
|id = ISBN 978-0-415-25093-1
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Nicolle
|first = David
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = Yarmouk, 636AD: The Muslim Conquest of Syria
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 1994
|month =
|publisher = Osprey Publishing
|location = Oxford
|language =
|id = ISBN 978-1-85532-414-5
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Akram
|first = A.I.
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = The Sword of Allah: Khalid bin al-Waleed, His Life and Campaigns
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 1970
|month =
|publisher = National Publishing House
|location = Rawalpindi
|language =
|id = ISBN 0-7101-0104-X.
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Muir
|first = Sir William
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = Annals of the Early Caliphate: From Original Sources
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 1883
|month =
|publisher = Cornell University Library
|location = New York
|language =
|id = ISBN 978-1-112-04507-3
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Ishay
|first = Micheline
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = The History of Human Rights: From Ancient Times to the Globalization Era
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url = https://archive.org/details/historyofhumanri0000isha
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2004
|month =
|publisher = University of California Press
|location = California
|language =
|id = ISBN 978-0-520-23497-0
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Miller
|first = David Leslie
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = Boundaries and Justice: Diverse Ethical Perspectives
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2001
|month =
|publisher = Princeton University Press
|location = Princeton
|language =
|id = ISBN 978-0-691-08800-6
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Johnston
|first = Douglas
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = Faith-Based Diplomacy: Trumping Realpolitik
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2003
|month =
|publisher = Oxford University Press
|location = New York
|language =
|id = ISBN 978-0-19-516089-5
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Daly
|first = Okasha El
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = Egyptology: The Missing Millennium. Ancient Egypt in Medieval Arabic Writings
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2005
|month =
|publisher = Routledge
|location = London
|language =
|id = ISBN 1-84472-063-2
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Crone
|first = Patricia, et al.
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = The Encyclopaedia of the Qur'an
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2001
|month =
|publisher = Brill Academic Pub
|location = Boston
|language =
|id = ISBN 978-90-04-11465-4
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Sherifa D.
|first = Zuhur
|authorlink =
|coauthors = Youssef H. Aboul-Enein
|editor =
|others =
|title = Islamic Rulings on Warfare
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2004
|month =
|publisher = CreateSpace
|location = North Charleston
|language =
|id = ISBN 978-1-4635-0862-3
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Nadvi
|first = Abbass
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = Le Saint Coran
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2000
|month =
|publisher = Islamic Book Service
|location = New York
|language =
|id = ISBN 978-81-7231-303-6
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Bearman
|first = P. J.
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = The Encyclopaedia of Islam
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2005
|month =
|publisher = Brill Academic Publishers
|location = Boston
|language =
|id = ISBN 978-90-04-13974-9
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Al-Tabari
|first =
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = The History of al-Tabari Vol. 3: The Children of Israel
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 1991
|month =
|publisher = SUNY Press
|location = New York
|language =
|id = ISBN 978-0-7914-0688-5
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Al-Tabari
|first =
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = The History of al-Tabari Vol. 2: Prophets and Patriarchs
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 1987
|month =
|publisher = SUNY Press
|location = New York
|language =
|id = ISBN 978-0-88706-313-8
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Al-Waqidi
|first =
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = Fatuh al-Sham
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 2000
|month =
|publisher = Ta-Ha Publishers
|location = London
|language =
|id = ISBN 978-1-84200-067-0
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
* {{cite book
|last = Ibnu Katsir
|first =
|authorlink =
|coauthors =
|editor =
|others =
|title = [[Al-Bidayah wan-Nihayah]]
|origdate =
|origyear =
|origmonth =
|url =
|format =
|accessdate =
|accessyear =
|accessmonth =
|edition =
|date =
|year = 1999
|month =
|publisher = Dar-us-Salam Publications
|location = Houston
|language =
|id = ISBN 978-1-59144-039-0
|doi =
|pages =
|chapter =
|chapterurl =
|quote =
}}
 
== Pranala luar ==
{{Link GA|ar}}
* {{en}} [http://www.iranchamber.com/history/islamic_conquest/islamic_conquest.php History of Iran: Islamic Conquest]
* {{en}} [http://www.zonu.com/detail-en/2010-01-01-11554/Conquests-of-Muhammad-and-the-Rashidun-630-641.html Peta penaklukan Muhammad dan Rasyidin]
* {{en}} [http://www.princeton.edu/~batke/itl/denise/right.htm The Four Righteous Caliphs]
 
[[Kategori:Kekhalifahan Rasyidin|Pasukan]]
[[ar:جيش الخلفاء الراشدين]]
[[Kategori:Satuan dan formasi militer Abad Pertengahan]]
[[en:Rashidun army]]
[[Kategori:Pasukan Abad Pertengahan]]